Home / Romansa / Jaring Cinta Sang Bodyguard / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Jaring Cinta Sang Bodyguard : Chapter 61 - Chapter 70

114 Chapters

Bab 61 - Sekali Nolak Langsung Blacklist

Waktu terus berjalan. Pagi menjelang siang itu, kelompok pimpinan Zulfi tiba di bandara London. Lazuardi, Syafid dan Kurniawan yang menjemput kelompok itu menggunakan tiga mobil MPV. Namun, karena ternyata barang bawaan sangat banyak, Lazuardi menyewa satu mobil lainnya untuk mengangkut semua barang. Keempat mobil melaju keluar area bandara. Lazuardi yang menjadi sopir mobil pertama, mendengarkan penuturan Ilyas yang berada di samping kiri. Sekali-sekali, Zulfi, Qadry dan Aditya menimpali dari kursi tengah. Begitu pula dengan Puspa, Dita dan Erni yang berada di kursi belakang. "Kamu bisa berbagi kamar dengan Kak Dita dan Kak Erni, Puspa. Biar Kimora dan Gwenyth tidur di kamar Utari," terang Lazuardi menjawab pertanyaan gadis tersebut. "Kimora lagi off?" tanya Zulfi. "Ya. Nona Shaylin sedang ke rumah Grandpa-nya di Manchester," terang Lazuardi. "Fatma ikut ke sana. Pulangnya, dia off lima hari, dan Kimora yang gantiin," lanjutnya. "Apa masih ada pencegatan ke mereka?" "Enggak a
Read more

Bab 62 - Abang Pengkhianat!

Sepanjang malam itu, Jauhari menjadi bulan-bulanan ledekan teman-temannya. Gwenyth yang menempeli Jauhari ke mana-mana, tidak peduli disoraki yang lainnya. Dante menggeleng pelan menyaksikan tingkah kerabat jauhnya tersebut. Namun, kala Gwenyth memaksa mengajak Jauhari jalan-jalan, Dante mengambil tindakan tegas pada gadis itu. "Ari baru sampai. Kepalanya juga masih pusing. Jangan dipaksa keluar!" desis Dante dalam bahasa Mandarin. Gwenyth meringis. "Maaf," cicitnya. Meskipun tidak terlalu dekat, tetapi dia segan pada cucu tertua keluarga Bun atau Adhitama tersebut. "Ari ke sini buat kerja, Gwen. Bukan holiday." "Ya, Ko." "Kamu nanti ikut kami ke Swedia dan Swiss." "Kenapa?" "Ada tawaran proyek ke Adhitama dan klan lainnya. Kamu sama Yusuf dan Riaz yang pegang." "Bukan Bang Hisyam?" Dante menggeleng. "Dia sudah kebanyakan tugas. Rangga dan yang lainnya juga." "Bang Yusuf boleh ditukar sama kekasihku?" "No way!" "Ayolah, Ko!" Gwenyth menggamit lengan kanan Dante dengan man
Read more

Bab 63 - Menjebak

Suasana di sekitar kelab malam Black Friar terlihat ramai. Para pengunjung masuk dan keluar dengan berbagai tampilan. Deretan mobil mewah datang silih berganti. Menandakan tempat itu populer di kelas atas.Hisyam, Zulfi dan Lazuardi yang sudah berada di seberang kelab semenjak belasan menit lalu, tetap bersabar menunggu pergerakan dari Tommy. Sekali-sekali Hisyam mengecek arloji di pergelangan tangan kanan. Kemudian dia kembali memandang sekeliling. Menjelang jam setengah sebelas, ketiga orang yang ditunggu akhirnya keluar. Tommy melirik mobil seniornya sambil jalan cepat menuju mobil Kiano. Ketiganya memasuki kendaraan, kemudian Dandi melajukan mobil SUV abu-abu metalik menjauhi area kelab. Dua menit berikutnya, seunit SUV hitam melaju mengekori mobil Kiano. "Tetap di sini," tutur Zulfi. "Ya," jawab Hisyam. "Arah jam 3, ada mobil yang bergerak," sela Lazuardi. "Ikuti, Syam," pinta Zulfi. Hisyam mengangguk mengiakan. Dia menghitung dalam hati sembari mengawasi sedan hitam panj
Read more

Bab 64- Tukar Pengantin

Sabtu siang, sekelompok orang turun dari dua mobil MPV hitam. Mereka memindai sekitar, lalu mengikuti langkah Hisyam menuju bangunan besar berciri khas pedesaan, di pinggir Kota London.Seorang pria tua bertopi dan berkacamata, menyambut Hisyam dengan jabatan tangan tegas. Keduanya berbincang sesaat, sebelum Hisyam memperkenalkan Tio, Zulfi dan Ilyas sebagai bos dari kantor pusat. Sang pria tua mengajak semua orang mengelilingi bangunan. Sekali-sekali dia akan menjawab pertanyaan yang diajukan ketiga bos dengan lugas. "Ini barak pertama. Ada enam kamar dan bisa diisi maksimal 5 orang," terang pengelola tempat yang sering digunakan pendidikan dan pelatihan oleh perusahaan rekanan PBK. "Barak kedua di seberang. Jumlah kamar dan fasilitasnya sama," ungkap pria tua bertopi. "Untuk ladies, bisa mengunakan dua kamar di bagian belakang. Mereka punya akses sendiri dan tidak terganggu peserta pria," lanjutnya. "Bisa kami lihat ke sana?" tanya Zulfi. "Yes." Sang pengelola mengarahkan tang
Read more

Bab 65 - Seumur Hidup Terikat

Sabtu malam, Hisyam mengajak semua orang mengunjungi salah satu opera house di pusat Kota London. Mereka hendak menonton pertunjukan tari kontemporer yang dipimpin oleh seorang penari terkenal. Rombongan puluhan orang tersebut seketika menjadi pusat perhatian, karena mereka kompak mengenakan baju putih di balik jaket jin biru, yang senada dengan celana masing-masing. Utari menggandeng Hisyam di sebelah kanan, sedangkan Atalaric digandengnya di samping kiri. Hal serupa juga dilakukan Gwenyth yang mengaitkan lengannya pada Jauhari dan Dante. Setelah menempati kursi di deretan tengah, mereka memerhatikan sekeliling sembari memotret tempat itu. Tidak berselang lama, terdengar suara MC yang meminta penonton untuk tenang, karena pertunjukan akan segera dimulai. Lampu-lampu dipadamkan, dan semua lampu sorot mengarah ke panggung. Satu per satu penari muncul untuk membentuk formasi. Kemudian musik mengalun dan menjadi pembuka acara. Semua orang menonton tanpa mengeluarkan suara. Mereka te
Read more

Bab 66 - Nggak Akan Nyesal

Senin pagi, kelompok pimpinan Beni berangkat menuju tempat diklat dengan menumpang pada beberapa mobil MPV dan SUV. Utari dan yang lainnya menaiki dua mobil yang tersisa. Kemudian mereka pergi ke tempat tujuan masing-masing. Utari, Gwenyth, Agus dan Deri berangkat ke kantor. Sementara Lazuardi dan Rangga menemani Dante, Atalaric dan Hadrian mendatangi beberapa rekanan bisnis PG. Tio ikut dalam rombongan Beni, karena dia hendak memimpin upacara pembukaan diklat. Setelahnya, Tio akan kembali ke rumah dinas untuk beristirahat. Esok hari Tio akan bertolak ke Swedia bersama Dante, Hadrian, Atalaric, Gwenyth, Rangga dan Lazuardi, serta keempat ajudan muda. Matahari pagi bergerak cepat mengitari bumi. Siang nan cerah menjadi saksi kedatangan puluhan peserta diklat, yang diantarkan Juan, Carlos dan Leon dari kantor PBK, dengan menggunakan bus sewaan. Beni, Kurniawan, Syafid, Bimo, Izhar, Bintang, dan Ghozali, bergegas membagikan seragam diklat pada seluruh peserta. Kemudian mereka dimin
Read more

Bab 67 - Kenapa Tidak Dijodohkan Saja?

Jalinan waktu terus berjalan. Jumat pagi, Utari dan Agus mendatangi kantor Fillmore Company. Mereka mewakili Rangga yang masih dalam perjalanan pulang dari Swiss. Utari berusaha untuk bersikap tenang saat berjumpa Kiano. Dia membalas tatapan pria bersetelan jas abu-abu dengan memasang ekspresi wajah santai. Selama hampir 60 menit berikutnya, Utari memfokuskan pandangan pada manajer operasional perusahaan itu, yang tengah menjelaskan proyek mereka yang telah usai pengerjaannya. Utari turut bertepuk tangan ketika Patrick Fillmore menyalami sang manajer operasional, yang dianggap berhasil menuntaskan proyek tepat waktu. Setelah rapat dibubarkan, Utari berdiri dan mendatangi Patrick. Dia menyampaikan pesan dari Tio, yang tidak sempat bertemu dengan Patrick saat kunjungannya tempo hari. "Apa Tio sudah pulang ke Jakarta?" tanya Patrick. "Beliau sudah di pesawat, dalam perjalanan ke sana," terang Utari. "Tidak ke sini lagi?" "Tidak, Pak." "Kapan kira-kira dia akan datang kembali?"
Read more

Bab 68 - This Is Our First ....

Damsaz menggaruk-garuk dagunya yang ditumbuhi janggut pendek, sesaat setelah mendengar penuturan Heru, mengenai jadwal kunjungan kerja semua cucu keluarga Dewawarman. Tugas Damsaz kian bertambah, karena ada proyek baru di New Zealand, yang baru diikuti Sekar, selaku perwakilan Dewawarman Grup di sana. Kondisi Sulistiana yang berulang kali drop tiba-tiba, menjadikan Sekar terpaksa lebih sering berada di Jakarta. Sedangkan Maudy sudah terlalu banyak memegang proyek, begitu pula dengan Tohpati dan Heru. Nirpataka dan Naysila yang bertugas seputar Indonesia, sudah tidak bisa lagi bergerak dinas ke luar negeri. Hingga akhirnya Damsaz yang terpaksa menanggung beban kerja itu. Heru sudah sangat sibuk memegang tugas di Eropa. Demikian pula dengan Tohpati yang makin sering bolak-balik ke Kanada. Sedangkan Atalaric menangani wilayah Asia. "Tari diminta pulang aja, Mas. Biar dia nemenin Naysila di sini dan Nirpataka bisa ikut bantu dinas ke luar negeri," usul Damsaz. "Biarkan saja Tari di
Read more

Bab 69 - Kenapa? Takut?

"Va," panggil seorang pria dari belakang. Avariella spontan menoleh. Dia tertegun menyaksikan Damsaz tengah bersama seorang perempuan bermata besar, yang tengah menatapnya dengan penuh minat. "Hai." Avariella memaksakan menyapa, meskipun sebenarnya dia enggan untuk beramah tamah. "Sendirian?" "Enggak. Aku sama teman-teman. Mereka lagi ke toilet." "Oh, ya, perkenalkan. Ini, Kyle, temanku." Damsaz mengarahkan pandangan pada perempuan berkemeja kuning muda di sebelah kanannya. "Kyle, ini, Avariella. Adiknya Mas Reiga," ungkapnya. "Halo." Kyle menyalami perempuan muda yang tengah menyandar ke dinding."Hai, Kak. Salam kenal," balas Avariella. "Aku ke toilet dulu. Kalian lanjut aja ngobrolnya," papar Kyle."Jangan lama-lama, Honey. Kita ditunggu Mas Harry di bioskop," kelakar Damsaz yang menyebabkan Kyle memutar bola matanya. Avariella mengamati perempuan yang harus diakuinya cantik, hingga Kyle menghilang di balik pintu toilet. Avariella mengalihkan pandangan ke kiri dan sengaja m
Read more

Bab 70 - Bertahanlah

Grup Tim PBK London Hisyam : Selamat datang, @Justin, @Kamil, @Zaidan, @Azmari, @Darda. Beni : Selamat bergabung, Adik-adik. Valdi : Semoga betah. Syafid : @Azmari. Aku kangen! Azmari : Halo, @Syafid. Salam kenal buat para senior. Justin : Akhirnya bisa gabung dengan tim senior favoritku. Frank : @Justin, mau dikemplang lagi sama Hisyam? Justin : Enggak, @Bang Frank. Ampun! Aku sudah jadi anak saleh. Robi : Sejak kapan Papa mertuaku berubah nama dari Nazran ke Saleh? Kurniawan : Bang Robi, ngigau? Lazuardi : Mungkin Bang Robi stres nggak tidur dua hari. Fattah : Kenapa? Lagi tegangkah di rumah Pak Jerome? Frank : Enggak. Tapi Robi insomnia. Gara-gara nonton blue film. Fatma : Apalah ini para cowok? Ngeselin!Puspa : Ada ladies, Gaes. Kimora : Mas @Justin. Sudah di bandara Cengkareng? Justin : Ya, @Kim. Lagi nunggu masuk ke pesawat. Kimora : Pesananku dibawa? Justin : Ada. Tadi dipacking double sama Bang Qadry. Pake cooler box. Zaidan : Hai, salam kenal semuanya. Ka
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status