Home / Romansa / Jaring Cinta Sang Bodyguard / Bab 69 - Kenapa? Takut?

Share

Bab 69 - Kenapa? Takut?

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Va," panggil seorang pria dari belakang.

Avariella spontan menoleh. Dia tertegun menyaksikan Damsaz tengah bersama seorang perempuan bermata besar, yang tengah menatapnya dengan penuh minat.

"Hai." Avariella memaksakan menyapa, meskipun sebenarnya dia enggan untuk beramah tamah.

"Sendirian?"

"Enggak. Aku sama teman-teman. Mereka lagi ke toilet."

"Oh, ya, perkenalkan. Ini, Kyle, temanku." Damsaz mengarahkan pandangan pada perempuan berkemeja kuning muda di sebelah kanannya. "Kyle, ini, Avariella. Adiknya Mas Reiga," ungkapnya.

"Halo." Kyle menyalami perempuan muda yang tengah menyandar ke dinding.

"Hai, Kak. Salam kenal," balas Avariella.

"Aku ke toilet dulu. Kalian lanjut aja ngobrolnya," papar Kyle.

"Jangan lama-lama, Honey. Kita ditunggu Mas Harry di bioskop," kelakar Damsaz yang menyebabkan Kyle memutar bola matanya.

Avariella mengamati perempuan yang harus diakuinya cantik, hingga Kyle menghilang di balik pintu toilet. Avariella mengalihkan pandangan ke kiri dan sengaja m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
aamiiin semoga deh Ibunya Tarik bisa luluh dengan Hisyam
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
namanya juga orang iri hati mau di omongin kayak apa juga tetep aja ngga mempan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 70 - Bertahanlah

    Grup Tim PBK London Hisyam : Selamat datang, @Justin, @Kamil, @Zaidan, @Azmari, @Darda. Beni : Selamat bergabung, Adik-adik. Valdi : Semoga betah. Syafid : @Azmari. Aku kangen! Azmari : Halo, @Syafid. Salam kenal buat para senior. Justin : Akhirnya bisa gabung dengan tim senior favoritku. Frank : @Justin, mau dikemplang lagi sama Hisyam? Justin : Enggak, @Bang Frank. Ampun! Aku sudah jadi anak saleh. Robi : Sejak kapan Papa mertuaku berubah nama dari Nazran ke Saleh? Kurniawan : Bang Robi, ngigau? Lazuardi : Mungkin Bang Robi stres nggak tidur dua hari. Fattah : Kenapa? Lagi tegangkah di rumah Pak Jerome? Frank : Enggak. Tapi Robi insomnia. Gara-gara nonton blue film. Fatma : Apalah ini para cowok? Ngeselin!Puspa : Ada ladies, Gaes. Kimora : Mas @Justin. Sudah di bandara Cengkareng? Justin : Ya, @Kim. Lagi nunggu masuk ke pesawat. Kimora : Pesananku dibawa? Justin : Ada. Tadi dipacking double sama Bang Qadry. Pake cooler box. Zaidan : Hai, salam kenal semuanya. Ka

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 71 - Menghapus Jejak

    Mendekati perempatan, seunit mobil Jeep hitam muncul dari arah berlawanan. Tommy mengerutkan dahi ketika sopir mobil Jeep mengedip-ngedipkan lampu dengan cepat. Sedetik berikutnya barulah Tommy sadar bila orang itu tengah membentuk kode morse. Tommy merunut huruf, kemudian dia menepuk pundak kiri Dandi. "Mas, mobil di seberang meminta kita belok ke kanan," tuturnya. "Tapi, arah kantor Om Patrick di depan," sanggah Dandi. "Ikuti aja kode morsenya. Mungkin mereka orang kiriman Pak Patrick." Dandi berpikir cepat, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Tommy. Kondisi ban yang makin parah menyebabkan mobil kian sulit dikendalikan. Tiba di perempatan, Dandi membanting setir ke kanan. Mobil yang oleng menyebabkannya terpaksa menepi ke pinggir jalan. Tommy menoleh ke belakang. Dia membatin ketika mobil penguntit juga turut berhenti beberapa meter di belakang kendaraan mereka. Tommy menelan ludah, karena yakin jika sebentar lagi dia terpaksa bertarung dengan orang-orang tersebu

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 72 - Mamang Servis Payung

    Keempat pria berbeda tampilan, terlihat serius berdiskusi di ruang kerja kediaman Patrick Fillmore. Sementara pemilik rumah menunggu di ruang tengah bersama keluarganya. Irena berulang kali menggerutu saat melihat luka-luka dan lebam di tangan keponakannya serta Dandi. Perempuan paruh baya tersebut kian membenci kelompok Macaire yang berani menyerang Kiano, Dandi dan Tommy tadi siang. Ketiga anak Patrick juga turut marah, karena sepupu mereka terluka akibat dikeroyok para penguntit. Ketiga remaja itu saling melirik ketika mendengar percakapan Papa mereka dengan seseorang yang diduga sebagai Farabi, melalui sambungan telepon jarak jauh. Puluhan menit terlewati, keempat pria keluar dari ruang kerja. Mereka melangkah menuju ruang tamu dan duduk di beberapa kursi tunggal. Setelah Patrick, Irena, Kiano dan Dandi bergabung, Hisyam menerangkan hasil percakapannya dengan Keane, Samuel dan Carlos. "Ya, lakukan saja. Saya akan mengikuti rencana kalian," cakap Patrick. "Besok saya akan menem

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 73 - Bukan Gitu l! Dasar, Bences@

    Jalinan waktu terus berjalan. Sore itu, acara terakhir diklat dilaksanakan dengan serius. Semua peserta membentuk kelompok beranggotakan 5 orang, kemudian mereka diminta menunjukkan bela diri dengan disaksikan banyak orang. Selain pelatih dan panitia, beberapa pengusaha rekanan PBK juga turut diundang untuk menyaksikan acara tersebut. Hisyam sengaja melakukan itu sebagai cara promosi yang menurutnya paling efektif. Keyakinan Hisyam terbukti. Seusai acara, Philips Beauregard dan rekan-rekannya menyebut hendak menambah pengawal untuk keluarga mereka. Beni dan Lazuardi bergegas mencatat orderan. Mereka sangat senang dengan permintaan ajudan tersebut, karena akhirnya bisa menempatkan lulusan lainnya yang belum mendapatkan unit kerja. Puluhan menit terlewati. Semua tamu telah pulang. Nasir mengajak seluruh peserta untuk duduk bersila di rumput dan melakukan sesi sharing, sekaligus beristirahat. Tiba-tiba Anwar berdiri dan memberi hormat. "Komandan Hisyam, izin sparing!" serunya yang m

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 74 - Pria Bermata Hijau

    Hari berganti. Pagi itu upacara penutupan diklat dilaksanakan dengan khidmat. Semua peserta terlihat semringah, karena telah berhasil menyelesaikan pendidikan dan pelatihan yang berat selama 3 pekan full. Hisyam turut menyampaikan pidato. Dia memandangi seluruh peserta diklat, lalu meneriakkan slogan PBK yang dibalas semua orang dengan semangat. Selanjutnya, Aditya yang menjadi ketua panitia, membacakan urutan 10 peserta terbaik. Hadirin bersorak ketika satu per satu peserta maju sambil tersenyum lebar. Mereka akan mendapatkan piagam, uang tunai dan souvenir khas PBK.Sembilan laki-laki dan satu perempuan berseragam safari hitam, berbaris di depan podium. Mereka menerima hadiah dari Aswin dan Nasir yang mewakili petinggi PBK serta PB. Selanjutnya, semua panitia dan pelatih turut bergabung dengan kesepuluh lulusan terbaik. Mereka dipotret fotografer sewaaan, kemudian mereka berdiri berjejer untuk bersalaman dengan seluruh peserta. Isak tangis mewarnai acara tersebut. Banyak peserta

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 75 - Akibat Tingkah Masa Lalu

    Reigha tiba di rumah awal malam itu dengan raut wajah tegang. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dia menerobos memasuki kamar adiknya yang spontan bangkit dari kasur. Belum sempat Avariella bertanya alasan kakaknya masuk, Reigha telah meraup beberapa kertas dari saku celana dan melemparkan benda itu pada Avariella. Perempuan berambut panjang mengambil kertas yang ternyata berisi detail kegiatan dirinya, selama berada di Singapura sejak tiga tahun terakhir. Paras ayu Avariella seketika berubah pucat, kala menyadari ada beberapa foto yang menyertai laporan itu. Dalam gambar-gambar tersebut terlihat jika pergaulan Avariella sangat bebas. Hampir semua gaunnya terlihat minim. Bahkan ada satu foto yang memperlihatkan dirinya tengah menggunakan bikini hitam dan sedang berpelukan dengan Kiano, dalam posisi yang intim. "Aku benar-benar malu dengan tingkahmu!" desis Reigha sambil menatap tajam adiknya. "Mas, aku bisa jelasin ini," bujuk Avariella sembari beranjak untuk menyambangi lela

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 76 - Mau Kabur ke Antartika pun, kami pasti tahu

    Hari berganti. Pagi itu, Hisyam berpamitan pada Utari. Kemudian dia bergegas memasuki mobil yang dikemudikan Syafid. Kendaraan itu melaju menuju stasiun. Syafid mengantarkan Hisyam, Jauhari, Yusuf, dan Aditya yang hendak berangkat ke Perancis, Belgia dan Belanda. Sedangkan Rangga, Syuja, Hasbi dan Lazuardi hendak bertolak ke Irlandia serta Wales. Utari menaiki mobilnya bersama Gwenyth, Puspa, Agus dan Deri. Sementara Beni menaiki mobil lain bersama Fattah, Kurniawan dan Ghozali. Keempat pengawal itu akan mengecek beberapa unit kerja di sekitar Inggris. Sesampainya di tempat tujuan, Utari dan rekan-rekannya turun. Mereka bergegas memasuki lobi utama dan hendak menuju lift, ketika Utari dipanggil seseorang dari kursi tunggu. Perempuan berbaju krem memandangi pria yang tengah menyambanginya. Utari terkejut melihat lelaki tersebut, yang dikenalnya sebagai sahabat Kiano. "Akhirnya kamu datang juga. Aku nungguin dari tadi," tukas Ghaisan sambil menyalami Utari dan rekan-rekannya. "Ada

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 77 - Aku Nggak Sweet?

    Kesepuluh pria dan tiga perempuan berambut berseragam safari hitam, tiba di kantor PBK tepat jam 9 pagi. Mereka berbaris dan bersikap istirahat, sambil menunggu Ghozali serta Izhar membereskan berkas-berkas yang harus ditandatangani. Justin, Azmari, Zaidan, Kamil dan Darda yang baru memasuki ruangan, segera membantu kedua senior. Kemudian Ghozali menyampaikan pesan dari Hisyam agar ketiga belas orang tersebut bersedia menjadi pengawas unit kerja sekuriti, sambil menantikan posisi utama di unit kerja baru."Ada yang bersedia ditempatkan di Perancis?" tanya Ghozali sambil memandangi hasil lulusan diklat tempo hari. "Kami butuh 5 orang di sana," lanjutnya. "Izin bertanya, Komandan," tukas Coman. "Ya," balas Ghozali. "Di Perancis, kami harus mengawal siapa?" "Keluarga Lawrence. Tepatnya, Aaron dan Yardley. Mereka tinggal di pinggir Kota Paris. Yang dijaga hanya mereka dan kedua Adik Yardley." "5 orang itu, pengaturannya bagaimana?" "4 naik jaga dan 1 off. Nanti Izhar yang atur, kar

Latest chapter

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 114 - Berdiri Tegak Menantang Dunia

    114 Puluhan orang keluar dari belasan unit mobil berbagai tipe. Mereka mengepung rumah besar tiga lantai di kawasan elite Kota Paris. Kepala polisi melangkah cepat ke teras rumah itu. Dia memencet bel dan menunggu dibukakan. Detik berganti. Namun, pintu tetap tertutup. Kepala polisi tetap tenang dan menekan bel lagi. Dia memerhatikan sekeliling sambil berbicara pada wakilnya dengan suara pelan. Sekian menit berlalu, sang kepala polisi akhirnya menelepon seseorang. Tidak berselang lama, pintu belakang dan samping rumah itu dibongkar paksa. Belasan orang menerobos masuk. Mereka langsung ditembaki orang-orang dari lantai dua yang bersembunyi di sekitar tangga. Tim polisi membalas tembakan sembari bergerak maju. Mereka jalan cepat sesuai strategi yang telah dibuat sejak beberapa jam lalu. Selama hampir setengah jam baku tembak itu berlangsung. Banyak korban dari kedua belah pihak yang terluka. Selebihnya terpaksa melanjutkan perkelahian dengan tangan kosong. Tiga unit mobil MPV ber

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 113 - Menyerah! Atau Semuanya Dibantai!

    113 Hisyam mengaduh ketika tendangan Othello menghantam telinga kanannya. Hisyam menggeleng cepat untuk menghilangkan pusing, lalu dia memandangi Othello yang sedang tersenyum miring. "Cuma segitu saja kemampuanmu?" ledek Hisyam sambil memutar-mutar lehetnya supaya rasa tidak nyaman bisa segera hilang. "Itu baru separuh," jawab Othello. "Keluarkan semuanya." "Dengan senang hati." Othello maju dan meninju berulang kali. Hisyam menangkis sambil mendur beberapa langkah. Dia mencari titik kelemahan lawannya, lalu Hisyam menyusun rencana dengan cepat. Hisyam melompat dan menginjak paha kiri Lazuardi yang berada di sebelah kanannya, kemudian Hisyam menarik leher Othello dan mengepitnya dengan kedua kaki. Othello tidak sempat menjerit ketika tubuhnya terbanting keras ke tanah. Dia hendak berbalik, tetapi lengan kiri Hisyam telanjur mengepit lehernya dan memelintir dengan cepat. Edgar yang melihat rekannya rubuh, bergegas menyerang Hisyam dengan dua tendangan keras hingga pria itu ter

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 112 - Wirya, Lepas!

    112 Hugo meninju Felipe tepat di rahangnya. Lelaki tua bergoyang sesaat, sebelum dia menegakkan badan kembali. Felipe melirik kedua pistolnya yang tergeletak di tanah, dia hendak mengambil benda-benda itu, tetapi satu pengait besi muncul dari samping kanan dan berhasil menarik kedua senapan laras pendek. Felipe sontak menoleh dan kaget melihat dua perempuan yang rambutnya dicepol tinggi-tinggi, melesat untuk menarik kedua pistol. Felipe hendak menarik Gwenyth, tetapi gadis itu langsung berbalik dan melakukan tendangan putar. Felipe mengaduh saat badannya ambruk ke tanah. Dia hendak bangkit, tetapi Gwenyth telah menibannya dan memutar leher Felipe hingga berbunyi nyaring. "Uww! Pasti sakit," tukas Hugo sambil meringis. "Lempar dia ke sana, Bang." Gwenyth menunjuk ke kiri. "Aku mau naik ke situ," lanjutnya yang menunjuk dekat kantor pengelola. "Hati-hati." "Okay." Hugo mengamati saat kedua gadis berlari kencang. Dia kembali meringis ketika Gwenyth dan Puspa berduet untuk menjatu

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 111 - Final Battle

    111Hampir 200 orang berkumpul di depan sebuah rumah besar, di pinggir Kota San Sebastian. Mereka tengah mempersiapkan diri, sebelum memasuki puluhan mobil van dan MPV beragam warna. Mobil-mobil itu melaju melintasi jalan lengang. Salju tebal yang turun sejak semalam, menjadikan banyak tempat tertimbun. Hanya mobil-mobil dengan alat pemecah salju yang berani melintas. Selebihnya memilih tetap di tempat. Kota San Sebastian yang terkenal sebagai tempat wisata, terletak di utara Basque, tepatnya di tenggara Teluk Biscay. Kota tersebut dikelilingi oleh daerah perbukitan dan memiliki tiga pantai yang terkenal. Yakni Concha, Ondaretta dan Zurriola. Konvoi puluhan mobil menuju Igeldo, salah satu distrik yang menghadap Gunung Ulia. Mereka telah mendapatkan informasi akurat tentang keberadaan kelompok Hugo, yang tengah meninjau lokasi proyek. Laurencius yang berada di mobil pertama, berusaha tetap tenang. Meskipun adrenalinnya mengalir deras, tetapi dia harus mengendalikan diri. Sudah sang

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 110 - Diam, Kalian Semua!

    110Jalinan waktu terus bergulir. Pagi waktu setempat, Hisyam dan kelompoknya telah berada di bandara Kota Paris. Mereka dijemput Torin, ketua regu pengawal Perancis, dan asistennya, menggunakan dua mobil MPV. Kedua sopir mengantarkan kelompok pimpinan Yoga ke vila yang disewa Carlos, yang berada di sisi selatan Kota Paris. Sesampainya di tempat tujuan, semua penumpang turun. Mereka disambut Mardi dan Jaka di teras rumah besar dua lantai bercat hijau muda. Kemudian mereka diajak memasuki ruangan luas dan bertemu dengan banyak orang lainnya. Hisyam terperangah menyaksikan rekan-rekannya semasa perang klan Bun versus Han, telah berada di tempat itu. Hisyam melompat dan memeluk Loko, yang spontan mendekapnya erat. "Abang, aku kangen!" seru Hisyam, seusai mengurai dekapan. "Aku juga kangen, Mantan musuh," seloroh Loko. "Oh, nggak kangen ke aku?" sela Michael yang berada di samping kanan Loko. "Tentu saja aku kangen. Terutama karena sudah lama kita nggak sparing," balas Hisyam sembar

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 109 - 44

    109Rinai hujan yang membasahi bumi malam itu, menyebabkan orang-orang memutuskan untuk tetap di rumah ataupun tempat tertutup lainnya. Utari menguap untuk kesekian kalinya. Dia mengerjap-ngerjapkan mata yang kian memberat, sebelum menyandar ke lengan kiri suaminya. "Kalau sudah ngantuk, tidur," ujar Hisyam tanpa mengalihkan pandangan dari televisi yang sedang menayangkan film laga dari Jepang. "Lampunya matiin. Aku nggak bisa tidur kalau terang gini," pinta Utari. Hisyam menggeser badan ke kanan untuk menyalakan lampu tidur. Kemudian dia beringsut ke tepi kasur, dan berdiri. Hisyam jalan ke dekat pintu untuk memadamkan lampu utama. "Aku mau bikin teh. Kamu, mau, nggak?" tanya Hisyam. "Enggak," tolak Utari sambil merebahkan badannya. Sekian menit berlalu, Hisyam kembali memasuki kamar sambil membawa gelas tinggi. Dia meletakkan benda itu ke meja rias, lalu beranjak memasuki toilet. Kala Hisyam keluar, dia terkejut karena mendengar bunyi ponselnya. Pria berkaus hitam menyambar

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 108 - Bantai Para Begundal

    108Jalinan waktu terus bergulir. Deretan acara pernikahan sudah tuntas dilaksanakan di dua kota. Hisyam dan Utari telah kembali ke Jakarta. Mereka menetap di rumah baru bersama kedua Adik Hisyam. Pagi itu, Chalid menjemput Utari dan mengantarkannya ke kantor Dewawarman Grup. Sementara Hisyam melajukan kendaraan menuju kediaman Sultan. Jalan raya yang padat merayap menyebabkan Hisyam menggerutu. Dia sangat berharap kondisi lalu lintas di Ibu Kota bisa lebih tertata, seperti halnya di London. Sesampainya di tempat tujuan, ternyata sudah banyak orang berkumpul. Hisyam keluar dari mobil MPV mewah yang harganya sama dengan mobil Andri dan Haryono. Kemudian dia mendatangi orang-orang di gazebo dan teras, lalu menyalami semuanya dengan takzim. Tidak berselang lama, Yusuf dan teman-temannya datang. Sebab tidak mendapatkan tempat parkir, kedua sopir memarkirkan kendaraan mereka di pekarangan rumah Marley, yang berada di seberang. Alvaro mengajak semua orang untuk berpindah ke belakang. Hi

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 107 - Tumbak. Ombak. Mbak

    107 Ratusan orang memenuhi taman resor BPAGK di Bogor, yang telah diubah menjadi tempat pesta kebun nan mewah. Puluhan meja bernuansa putih, ungu muda dan fuchsia, mendominasi area kiri hingga tengah. Sementara bagian kanan sengaja dikosongkan untuk tempat pertunjukan. Pelaminan bersemu putih dan ungu, menambah keindahan tempat perhelatan akbar tersebut. Aroma bunga tercium di seputar area, terutama karena setiap sudutnya dipenuhi bunga beraneka warna, yang kian menambah kecantikan dekorasi hasil tim Mutiara.Pasangan pengantin baru menikmati hidangan di meja terdekat dengan pelaminan. Bersama hadirin, mereka menonton tiga video pre wedding yang telah disatukan. Hisyam mengusap tangan kiri Utari yang spontan menoleh. Keduanya sama-sama mengulum senyuman, karena mengingat saat pengambilan video, jauh sebelum mereka benar-benar menikah. "Kamu tahu? Waktu itu aku deg-degan banget. Terutama waktu kita adegan pelukan dari belakang," ujar Hisyam. "Aku ngerasa jantung Abang berdetak ken

  • Jaring Cinta Sang Bodyguard    Bab 106 - Until Jannah!

    106 "Syam, kamu apain Tari?" tanya Wirya sembari mengamati perempuan bergaun merah muda, yang sedang berbincang dengan istrinya. "Enggak diapa-apain, Bang," sahut Hisyam. "Jalannya aneh gitu." Hisyam meringis. "Mata Abang jeli banget." "Aku lebih pengalaman, jadi rada paham." Wirya melirik juniornya, lalu dia bertanya, "Berapa kali?" Hisyam tidak langsung menjawab, melainkan hanya tersenyum sembari menggaruk-garuk kepalanya. "Jawab!" desis Wirya sambil berpura-pura hendak mencekik pria yang lebih muda. "Dua," balas Hisyam dengan suara pelan. Wirya mengangkat alisnya, kemudian dia merangkul pundak sang junior. "Good. Aku dulu juga gitu." "Langsung dua set?" "Enggak. Malam dan pagi. Kamu?" "Siang dan sore. Entar malam sekali lagi." Keduanya saling melirik, sebelum terbahak bersama. Orang-orang di sekitar memandangi kedua pria yang sama-sama mengenakan kemeja biru tua, dengan tatapan penuh tanya. "Mereka ngakak begitu, aku jadi curiga," tutur Delany sambil memandangi suamin

DMCA.com Protection Status