All Chapters of Mawar Hitam Sang Presdir: Chapter 51 - Chapter 60

72 Chapters

51. Kau Milikku, Kuberi Segalanya Untukmu

Seketika saja Rex menyipitkan mata, menyeringai dan menggeleng samar usai mendengar penuturan sang Tutor. "Rosella, jangan membuatku kehilangan kendali diri, karena sekarang kau memohon penisku membuatku ingin melapisi dindingmu dan tak memikirkan konsekuensinya."Rosella hanya tersenyum karena kata-kata Rex itu. "Kau tahu, Rosella, penisku sakit untuk berada di dalammu," kata Rex dengan suara rendah. "Kalau begitu, bagaimana jika dengan mulutku? Apakah mulutku padamu akan membuatnya terasa lebih baik?" Rosella tersenyum smirk dan alisnya naik ke atas. "Astaga," Rex menggeram. Pertanyaan Rosella itu membuatnya menginginkan bibir Rosella yang cemberut di sekitar kejantanannya sejak hari ia muncul di rumahnya. Ya, ayah tiga orang putra ini ingin Rosella melihatnya saat ia menghisap dan menjilatinya sementara tangannya akan memelintir rambutnya yang panjang dan agak keriting. Lalu detik berikutnya, tatapan mata hijau Rosella bertemu dengan milik Rex lagi tatkala ia menelusuri jari-ja
Read more

52. Berbaring Dalam Kebahagiaan

Rosella menyapu lidahnya ke lidah Rex sementara ia melingkarkan satu lengan di punggung pria tampan itu, dan lengannya yang lain di rambutnya. Ketika Rosella melepaskan diri, ia menatap Rex di inti matanya sebelum ia melihat tubuhnya yang kekar nan berotot. Momen ini berlangsung selama beberapa detik... menit... Keduanya bahkan tidak tahu berapa lama itu.Namun kemudian, Rosella menggelengkan kepala sedikit dan merangkak ke bawah tubuh Rex sampai ia kini berada di antara paha lelaki tampan dan mapan itu lagi. "Katakan padaku bagaimana kau menyukainya, Rex." Kontan jantung Rex berdebar kencang di dadanya saat ia mengerang dengan pelan. "Rosella, kau tak harus membalasnya."Rosella mengulas senyum terbaiknya kepada Rex. "Aku bukannya membalas, Rex. Aku ingin melakukan ini untukmu ... dan untukku," terangnya tegas tetapi suaranya begitu pelan dan lembut. Terdengar sensual di telinga Rex. Sementata, ia memegang kejantanan Rex dan meremas batangnya dengan satu tangan. Rex pun membimbing
Read more

53. Tugasku Menemani Anak-anak

Saat memeluk Rosella, Rex juga membelai rambut ikalnya dengan malas, dan kemudian ia mencium pipinya dengan lembut. Bagi Rosella, ini tak terasa seperti berguling-guling santai di atas jerami. Baik pergulatan panas tadi malam maupun lagi ini terlalu intens untuk itu. Kendati begitu, Rosella tak akan menyebutkannya. Ia tidak ingin ada yang aneh di antaranya dan Rex. "Rosella, kau benar tadi malam," ucap Rex tiba-tiba, sehingga membuat kening Rosella berkerut dan wajahnya tampak bingung. "Tetang apa?" tanya Rosella karena otaknya terasa lembek. Ia tidak dapat mengingat banyak hal lain dari tadi malam. "Tentang anak-anak," jawab Rex. Bicaranya pelan. "Aku agak mengabaikan mereka. Karena itulah, aku ingin menjelaskannya pada mereka," imbuhnya. Rosella mendengus lemah dan menganggukkan kepala mengerti. "Jadi, bagaimana rencanamu?" balasnya sambil menjauh dari Rex hanya untuk menatapnya. Rex lalu mengarahkan mata c
Read more

54. Makan Malam Dengan Ayah Rex

Rex tahu apa yang coba dilakukan ayahnya, tetapi tentu saja ia tidak akan memberinya kesempatan untuk mempermalukan Rosella. Rosella melirik Rex, matanya dipenuhi rasa terima kasih. Sementara, ayah Rex tidak mengalihkan pandangan darinya. Ia terus mengamatinya. Ketika Rex tidak dapat menahan keheningan yang menegangkan lebih lama lagi, ia pun berdeham pelan dan berkata, "By the way, aku punya proyek baru yang sedang berjalan dengan baik." Penuturan Rex itu berhasil menarik perhatian ayah Rex. Buktinya, pria paruh baya dengan rambut berubannya itu dengan cepat mengalihkan matanya yang berbinar ke arah Rex. "Benarkah?" ucap ayah Rex sambil memasang raut wajah senang. "Ya," jawab Rex sambil menusuk salad asam dan gurih di piringnya ke dalam mulutnya. "Proyeksinya bagus, dan aku yakin itu akan mencapai titik impas," jelasnya. Setelah itu, Rex terus berbicara tentang bisnisnya dengan ayah
Read more

55. Mari Kita Urus Kebutuhanmu

Saat Rex mendekati Rosella, wanita nan cantik dan seksi itu menggelengkan kepalanya lagi. "kurasa aku tidak bisa terus melakukan ini," ucap Rosella, pelan. "Di bawah tatapan tajam pengawasan dan ketidaksetujuan ayahmu, aku merasa semuanya salah," imbuhnya. Rex berdiri di belakang Rosella, cukup dekat untuk disentuh, tapi tidak sepenuhnya. "Saat aku menyentuhmu, apakah kau merasa jijik, Rosella?" Rex bergumam dengan nada suara rendah. Tanpa ragu sedikit pun, dan bahkan dengan cepat, Rosella menggelengkan kepalanya tegas. Sesaat usai Rosella menjawab dengan gelengan kepala, Rex melangkah lebih dekat kepadanya. Kemudian, tangannya bergerak ke rambut yang ia kagumi beberapa menit sebelumnya. Ketika Rex menyibakkan rambut panjang Rosella ke samping, getaran kecil saat ia menyentuhnya tak luput dari perhatiannya. Lalu detik berikutnya, Rex menjatuhkan bibirnya yang tiba-tiba haus akan tubuh Rosella ke bahunya yang sempurna dengan bintik
Read more

56. Terbawa Suasana Panas Dan Liar

Lidah Rosella meluncur di bibirnya. "Rex, kau suka bicara kotor?" tanyanya dengan suara sensual. Rex tersenyum smirk. "Itu karena kau membuatku merasa liar, Rosella," jawab Rex. Selanjutnya, ia menarik celana dalam Rosella dan melemparkannya bersama gaunnya ke lantai. Rosella menggigil. "Aku lebih membutuhkannya sekarang daripada sebelumnya," aku wanita ini tanpa ragu. Sesaat setelah mendengar penuturan Rosella, ia melepas pakaiannya dan berlutut di tempat tidur. "Buka kakimu, biarkan aku melihatmu," perintah Rex pada Tutor dan Pengasuh ketiga putranya, yang menjadi favoritnya. Segera, Rosella menuruti perintah Rex. Buktinya, ia melebarkan kedua kakinya. Lalu, Rex menekan mulutnya ke liang senggama wanita 40an nan cantik dan seksi itu. "Aaaaaaaggghh...." Rosella mengerang bersamaan dengan punggungnya yang melengkuk ke atas, membuat mulut Rex semakin dekat dengan liang senggamanya. "Oh Ya Tuhan ... Re
Read more

57. Bekas Luka Bedah Jantung

Tidak berselang lama, Rosella menarik Rex ke atas, berbalik dan memperlihatkan pantatnya yang benar-benar indah kepadanya yang menunjukkan bahwa ia ingin bercinta. Menyadari hal itu, Rex mendorong Mr. P nya yang keras seperti batu tepat ke dalam vagina Rosella yang lagi-lagi telah basah, kencang, dan panas. Lalu, ia meniduri si Tutor dan Pengasuh cantik dan seksi tersebut. "Aaaagghh...." Rosella mencoba untuk tak berisik saat bercinta dengan Rex. Namun, ia gagal. Sama seperti biasanya, ia selalu berisik saat mereka bersenggama. Rex meniduri Rosella selama beberapa menit, dan Rosella akhirnya gemetar di bawah pancuran shower saat sang Presdir memijat klitorisnya sambil menidurinya dari belakang. Namun kemudian, Rosella berbalik lagi dan Rex dengan Mr. P nya menyelinap keluar dari vagina Rosella yang ketat dan masih berdenyut hebat tapi sangat hangat. "Cum for me now," kata Rosella, tegas kepada Rex. Lalu detik berikutnya, ia berlutut dan mulai mengisap Mr. P milik Rex sambil m
Read more

58. Mungkinkah Aku Jatuh Cinta?

Joy pun tertawa. "Tapi kau memikirkannya, bukan? Jelas sekali, Rosella, kau menyukainya. Kau mencintainya. Aku yakin seratus persen!" Joy mengangkat bahu lalu ia menatap Rosella sedikit serius. "Kuharap kau tidak terluka. Apa yang terjadi saat dia memutuskan untuk mengakhiri perjanjian yang saling menyenangkan ini?" "Hhhh ...." Rosella menghela napasnya, kemudian ia mengalihkan pandangannya dari Joy. Ia terkejut dengan tusukan yang dirasakan di dadanya tatkala ia memikirkan perjanjian kecil di antaranya dan Rex berakhir. "Mungkin aku jatuh cinta pada miliarder yang sombong itu," ujarnya, bergumam dalam hati. "Ya Tuhan," gumam Rosella sambil menundukkan wajahnya ke tangannya dan menutup matanya. "Rosella," gumam Joy dengan cemas. "Kurasa kau benar, Joy," cetus Rosella dari balik tangannya. Suaranya teredam dan serak karena emosi yang saat ini mengalir melalui dirinya. "Mungkin aku mulai mengembangkan perasaan yang dalam untuk Rex." Sesaat usai bicara, Rosella mengintip Joy. Wanit
Read more

59. Terungkapnya Sosok Anonim

"Jadi, kau—""Ya," ujar Alexa. Nadanya dingin saat ia memotong bicara Rosella yang terbata-bata. "Tidak kusangka kalian akan menemukanku secepat ini." Alexa menatap Rosella, Joy, dan Daka silih berganti. "Sepertinya alam semesta yang mengatur semua ini," balas Rosella. Nada bicaranya tidak kalah dingin dari nada bicara Alexa. "Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau mengirimiku pesan dan menyuruh orang lain menemuiku di rumah sakit Mars waktu itu?" cercanya dengan rasa tak sabar di hatinya. Kontan Alexa yang memakai kacamata hitam itu tersenyum miring. "Aku tidak akan memberitahumu siapa aku sebenarnya sampai kau sendiri berhasil menangkap orang-orang biadab itu," tegas wanita berusia 30an ini. Seketika saja Rosella mengernyitkan wajah, dan ia menatap Alexa bingung."Dia juga mengatakan hal yang sama padaku, Ro," sahut Daka. Nada dan raut wajahnya kesal. Ia kemudian menatap Alexa yang duduk di sebelahnya. "Karena itu, aku membawamu kemari. Rosella perlu informasi. Da
Read more

60. Hal Magis Yang Terjadi

Pernyataan Alexa itu kontan membuat Rosella dan Daka juga Joy terkejut, terbelalak, dan tercekat. "Ada satu hal lagi yang perlu kau ketahui, bahwa malam itu aku dibayar oleh Dr. Raksa. Tetapi, nomornya sudah kuhapus karena aku ingin melupakannya," tambah Alexa. Nada bicara dan raut wajahnya penuh sesal. "Dr. Raksa?" tanya Daka dengan kening berkerut. "Ya, ahli jantung andal di rumah sakit Mars," jawab Alexa. ***Usai bertemu Alexa, keesokan harinya Daka pergi ke kantor Dr. Raksa setelah mendapatkan alamatnya dari Alexa. "Maaf, Tuan, hari ini Dr. Raksa tidak ada," ungkap seorang wanita dengan rambut hitam yang digulung ke atas dari balik meja resepsionis kepada Daka yang berdiri di hadapannya. "Bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" tanya Daka dengan tenang dan sopan. "Ini darurat," terangnya. "Hm..." Wanita itu mengalihkan pandangannya dari Daka ke komputer di depannya, melihat jadwal kegiatan Dr. Raksa. "Besok Dr. Raksa ada satu operasi.
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status