Home / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Mawar Hitam Sang Presdir: Chapter 71 - Chapter 80

119 Chapters

71. Mandi Basah Di Malam Hari

Suasana rumah tampak sepi saat Rex dan Rosella tiba di rumah. Sepertinya semua orang sedang di kamar tidur mereka masing-masing. Karena saat mereka sampai di rumah, hari sudah gelap dan sudah lewat jam makan malam. Suasana rumah yang begitu sepi lantas membuat gairah Rex bangkit perlahan. Ia menggoda Rosella dengan menyisirkan jemarinya ke belakang rambut Rosella. "Terima kasih untuk hari ini, Rosella," ungkap Rex, yang langsung dibalas Rosella dengan senyumnya yang menawan yang mampu mengikat hati sang Presdir. Lalu detik berikutnya, Rex mencium Rosella tepat di bibirnya, menuangkan banyak cinta dan pengampunan ke dalamnya hingga akhirnya ia menyambar Tutor cantik dan seksi tersebut dan membawanya ke kamar tidurnya. Namun sebelum Rex dapat membaringkan Rosella, wanita 40an yang sebentar lagi akan menjadi istri kontrak dan pura-puranya itu bertanya kepadanya, "Bolehkah aku mandi dulu? Aku merasa lengket sekali."
Read more

72. Momen Terkuat Rex Alba

Rex yang tidak bisa menahan diri tatkala melihat Rosella yang seksi, mencengkeram kedua pantatnya dan membukanya lebar-lebar. Kemudian, ia mengeluarkan air liur di atas liang senggama Rosella yang lezat. "Agh!" Rosella tersentak saat Rex menyentuh liang senggamanya yang basah, ketat dan hangat dengan ujung batangnya, dan ia perlahan-lahan memasukkan batangnya ke dalamnya. "Terlalu ketat, tapi sangat pas dengan milikku," aku Rex sambil memperhatikan bagaimana liang senggama si Tutor dan Pengasuh cantik dan seksi itu menelan setiap inchi batangnya, seperti tubuhnya dibuat hanya untuknya. Ya, menyatu menjadi satu untuk menciptakan mahakarya yang sempurna. Berpegangan pada pinggul Rosella, Rex perlahan-lahan mulai bergerak. Sementara, Rosella menatapnya di cermin. Rambutnya yang basah menetes di satu bahunya, saat ia selesai menggosok giginya. Tidak dapat menahan tatapan, Rex tertarik ke titik di mana tubuhnya dan Rosella terhubung. "Fuck, Rex!" Rosella mengerang sambil meraih sisi w
Read more

73. Wawancara Dadakan!

"Jadi, kau dan ayahku berteman sejak lama?" kata Jovin, yang mengenakan baju pasien dan duduk dengan berhadapan dengan Rosella di ruang rawat inapnya. Yang ditanya hanya menganggukkan kepala tegas."Kalian bertemu saat belajar di luar negeri?" tanya Jovin pada Rosella, dingin."Ya," jawab Rosella tegas. "Lalu, kalian bertemu lagi di sini setelah beberapa tahun kemudian?" Jovin menelisik ke dalam mata Rosella, mencari kejujuran di sana. Dan Rosella menganggukkan kepalanya tegas. Jovin mengangguk dan tersenyum miring dan tipis. "Pasti sulit membangun hubungan dengan ayahku secara diam-diam," cicit Jovin. Kemudian ia mengatur napasnya dahulu. "Aku sangat tahu ayahku. Tidak mudah baginya untuk memutuskan menikah lagi," katanya pada Rosella. Yang diajak bicara menatapnya dalam diam. "Apakah kau benar-benar mencintai ayahku?" tanya remaja tampan ini. "Ya, aku mencintainya," jawab Rosella lugas, tetapi Jovin dapat melihat sedikit keraguan di matanya tatkala mereka be
Read more

74. Hadiah Setelah Wawancara

"Apakah aku boleh bertanya beberapa hal?" tanya petugas sosial kepada Rex dan Rosella sambil menatap mereka silih bergantian. "Tentu saja," jawab Rex dan Roselle serentak. "Nona Rosella, pekerjaanmu di daftar ini sebagai seorang koki. Kau tahu kapan dia mendapatkan sertifikat memasaknya?" Petugas sosial menatap Rex. "Sertifikat memasak? Itu dua tahun lalu. Dan, dia mendapatkan sertifikat memasak masakan barat saat kami mulai berpacaran," beber Rex pada petugas sosial. Setelah itu..."Sayang...." Rex menatap Rosella dan meletakkan tangannya di atas tangan wanitanya itu lalu meremasnya pelan dan lembut. Rosella agak terkejut saat tangannya diremas Ben. Tetapi, ia menoleh ke arah pria itu dengan tenang."Kau juga dapat sertifikat memasak masakan Korea sebelumnya, kan?" tanya Rex pada Rosella. "Ya, Sayang," jawab Rosella dengan tenang sambil mengangguk. Seketika saja petugas sosial tersenyum setelah ia mendengar obrolan singkat Rex dan Rosella. "Ast
Read more

75. Momen Yang Emosional

Mata Rosella tampak liar, mengikuti gerakannya di milik Rex, dan dengan seluruh kekuatan yang Rex miliki, ia meraih ke bawah dan menghentikan Rosella. "Mulutmu sangat luar biasa, Rosella, tapi itu belum apa-apa!" kata Rex disertai dengan seringainya. Rosella berdiri dan Rex membanting punggungnya ke dinding. Rosella mencengkeram kejantanan Rex lalu ia menariknya ke arahnya, dan Rex mendorong miliknya itu masuk ke dalam liang senggama Rosella. "Aahh..." Rosella mendesah sementara setiap inchi matanya menutup sedikit lebih rapat, dan Rex tahu bahwa Rosella menikmatinya sama seperti dirinya. Itu adalah tempat di mana hanya Rex dan Rosella pergi untuk meredam rasa lelah usai wawancara dadakan. Rosella melingkarkan kakinya di sekeliling pinggang Rex, dan Rex mengangkat Rosella, memeluknya saat mereka bekerja sama. Api berkobar dari kepala hingga jari kaki Rex saat ia dan Rosella bercinta. Mata Rosella tertutup rapat dan itu membuat Rex tersesat, Presdir tampan itu mengisap leher Ros
Read more

76. Ibu Baru Anak-Anak

Rosella melihat sekeliling dapur seolah bertanya-tanya apa yang bisa ia buat sendiri sebelum menatap Rex dan berseri-seri. “Hotteok pasti enak,” kata Rosella. “Bagus!" sahut Jovan yang sejak tadi hanya duduk di bangku bar sambil memperhatikan adik kecilnya yang merengek, ingin makan es krim. "Aku tahu truk makanan enak hanya beberapa blok dari sini yang bisa kita coba.” “Biarkan aku ganti baju sebentar,” terang Rosella kepada Rex sambil berlari ke kamar tidurnya. Tidak, tetapi kamar tidurnya bersama Rex. Ya, sekarang mereka telah tinggal di satu kamar tidur yang sama. “Waktunya ganti baju!” Jiro meraih tangan Rex dan Jovan, membawa mereka ke kamar tidur masing-masing. Lalu, Jiro pergi ke kamar tidurnya dan berlari ke lemarinya, mengeluarkan t-shirt dan celana panjang berwarna oranye dan biru tua. Oranye merupakan warna favorit ibu Jiro, dan itu membuat Rex berhenti sejenak ketika Jiro bersama Jovan menghampirinya di kamar tidurnya. “Lihat, bagaimana menurutmu, Ayah?” dengan ra
Read more

77. Service Dari Sang Presdir

Rex meraih tangan Rosella dan merasakan tubuh kekarnya menjadi dirinya yang mentah dan liar. Rex selalu membayangkan malam ini jutaan kali dalam pikirannya, dan akhirnya tibalah waktunya, siap menjadi pengalaman nyata yang kesian kalinya bagi mereka berdua. Sekian detik berikutnya, Rex membawa Rosella ke kamar tidurnya. Di kamar tidur itu, Rex berdiri di samping laci samping tempat tidur dan ia mengeluarkan kondom. Sementara, Rosella berdiri dan menatap mata Rex dalam-dalam. “Aku sudah minum pil sejak aku berusia enam belas tahun untuk mengatur menstruasiku, jadi kita aman melakukannya secara alami, jika kau mau.” Pernyataan Rosella itu membuat Rex merasakan tarikan kepadanya. Rex masih tidak percaya jika Rosella akan membiarkannya memenuhi dirinya tanpa pengaman tambahan. Bahkan sejak awal permainan panas dan liar mereka dimulai. Tanpa kondom? Sungguh seperti mimpi. Rosella tampak cantik dan sangat naif, dan Rex akan menunjukan padanya bagaimana rasanya dipuaskan dengan benar.
Read more

78. Gelombang Kenikmatan

Mata Rosella terpaku pada junior Rex yang besar. Sementara, Rex menggenggam sembari membelai dirinya sendiri dengan lebih keras. Rosella mencondongkan tubuhnya ke depan dan ia mempersiapkan diri untuk memberi Rex seks oral. Istri kontrak Rex ini ingin memasukkan junior Rex yang gagah itu ke dalam mulutnya yang hangat. Namun dengan tegas Rex memerintahkan Rosella untuk membalikkan tubuh dan merangkak. Rosella pun berbalik dan bersandar pada lengan bawahnya. Lalu, dengan bebas, Rex mendorong pinggulnya ke arah Rosella, dan Rosella merasakan tangan berotot Rex menekan dan mendorong kepala juniornya yang sekeras batu masuk ke dalam liang senggamanya. "Aaaaggh!" Rex mengerang saat ia membenamkan ujung juniornya ke dalam liang senggama Rosella. Sementara, Rosella membenamkan kepalanya ke bantal yang montok kemudian mengerang dengan jeritan kenikmatan yang teredam. Lalu detik berikutnya, Rosella memiringkan kepala ke samping dan melihat jari-jarinya yang memutih saat ia mencengkera
Read more

79. Kencan Sebelum Tindakan

Pagi esok harinya, Rex dan Rosella bangun sekitar waktu. Rosella tampak sempurna dengan penampilannya di pagi hari. Rambutnya disisir menutupi wajahnya dengan kusut. Matanya yang seperti rusa betina menatap tubuh Rex. Rosella sedang di kamar mandi menyisir rambut panjangnya. Piyamanya memeluk tubuhnya seperti tidak ada urusannya dengan siapa pun. Melihat itu, yang sangat ingin Rex lakukan hanyalah membawanya ke kama tidur dan menidurinya seperti orang gila. Memang, baru tadi malam Rex meniduri Rosella. Tetapi rasanya seperti sudah terlalu lama sejak terakhir kali ia meniduri istri kontraknya tersebut. Dan, pergulatan panas dan kemesraan mereka tadi malam membuat Rex sangat terangsang. Saking terangsangnya, ia pikir bahwa buah zakarnya akan meledak. “Aku akan di sana sebentar, lalu kau bisa mandi,” kata Rosella, meraih sikat giginya. “Jangan terburu-buru, Sayang," kata Rex. "Sengaja aku bangun pagi untuk menikmati pemandangan,” ujarnya, yang
Read more

80. Di Publik Bersama Istri Kontrak

Jiro menjerit nyaring saat Rex menggelitik sisi tubuhnya. "Tidak, Ayah. Aku suka saat Ayah menidurkanku, tetapi aku sudah terbiasa dengan Ibu Rosella yang melakukannya pada hari Jumat," bebernya. Yah, kata-kata Jiro sangat masuk akal karena Rex biasanya akan pulang terlambat pada hari kerja tetapi menyenangkan untuk menyelimuti putranya sendiri. "Aku mencintaimu Jiro," kata Rex. "Aku juga mencintaimu ayah. Jaga Ibu Rosella malam ini. Aku pikir dia kesepian," dengan itu Jiro lantas berguling dan mulai bernapas berat, ia memberi tahu Rex bahwa ia telah tertidur. Kata-kata Jiro itu menusuk dada Rex dalam-dalam. Rosella kesepian? Ia berharap bahwa ia dapat membantu Rosella mengatasi kesepiannya dan membuatnya merasa lebih betah. Begitu Rex memastikan bahwa Jiro tidak bergerak selama beberapa menit, ia bangun dan menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Malam ini, Rex mengenakan celana panjang hitam dan kemeja kancing
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status