“Kau ingin menyenangkanku, bukan?” tanya Rex pada Rosella. Rosella menganggukkan kepalanya tegas. Rex pun menyeringai. “Naik ke tempat tidur kalau begitu. Merangkaklah, Sayang.” Rosella menggigil karena nafsu mendengar suara Rex yang dalam, perintah-perintahnya. Ia merasa sedikit seperti pelacur. Pelacur idaman Rex. Meski pun Rex ingin ia menjadi wanita yang baik, ia merasa sangat buruk. Tapi apa yang Rex inginkan, Rex dapatkan, jadi ia merangkak ke arah tempat tidur, lalu di atasnya, pantat terlihat jelas, gunung kembarnya berayun saat ia bergerak, sementara Rex memperhatikan, batangnya keluar, tetapi berpakaian lengkap. Lalu detik berikutnya, Rosella berbalik dan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur dan menunggu Rex. Dengan alis yang terangkat, Rex memberi tahu Rosella tentang apa yang diinginkannya, bahwa ia sedang menunggunya. Rosella merentangkan kedua kaki jenjangnya lebar-lebar, honey pot-nya terbuka dan siap untuk Rex, men
Baca selengkapnya