Home / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Mawar Hitam Sang Presdir: Chapter 101 - Chapter 110

119 Chapters

101. Suasana Canggung Usai Pesta

Rosella berusaha setengah hati untuk mengobrol. Ia merasa canggung di antara para wanita yang membicarakan tren tata rias dan barang-barang mode terkini.Akhirnya Rosella menatap Rex dari seberang ruangan dan melihatnya mengangguk pelan ke arah pintu. Ia menghela napas lega dan mengikutinya keluar, tetapi tidak sebelum mengucapkan selamat tinggal kepada beberapa wanita itu."Wah, itu bagus," kata Rosella setelah Rex membukakan pintu mobil untuknya dan masuk ke sisi pengemudi."Aron adalah teman lamaku. Aku perlu datang untuk mencari kontak, dan, tentu saja, untuk membicarakan bisnis," kata Rex. Rosella mengangguk saat mereka mulai keluar dari tempat acara. Pikiranku sedikit teralihkan oleh mantan istri Rex, dan tidak berpikir untuk mengobrol ringan. Rex memperhatikan. Perjalanan mobil itu hening tetapi tidak menegangkan."Apa kau menikmatinya?" tanya Rex, sambil melirik Rosella. Samar-samar, Rosella menganggukkan kepalanya. "Ya," kataku padanya. Itu kebohongan kecil."Kau tampak se
Read more

102. Kenyataan Menyakitkan

“Aku bertemu ibu anak-anak di perguruan tinggi. Kami dipasangkan untuk mengerjakan proyek kelompok, dan kisah cinta kecil kami dimulai dari sana. Kami berdua adalah mahasiswa muda yang ingin keluar dan menjelajahi berbagai kemungkinan yang ditawarkan dunia. Namun, kami tetap meluangkan waktu untuk satu sama lain," ungkap Rex pada Rosella. Tatapan mata Rex sedikit menerawang. Ada raut kekaguman yang murni dan putus asa di wajahnya saat mengingat wanita yang pernah dicintainya.“Dia belahan jiwaku,” tambah Rex dengan penuh hormat.Nah, itu menjawab pertanyaan apakah dia masih mencintainya atau tidak.“Kami menikah segera setelah lulus kuliah, dan kami mulai membuat rencana untuk memulai hidup bersama. Keuangan kami tidak stabil, tetapi aku punya tujuan besar dan aku tahu semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya. Aku hanya butuh waktu," terang Rex lagi. Rex bangkit dan berjalan menuju bar anggur mini. “Kau mau minum?” tanya Rex pada Rosella. Rosella mengangguk tegas. Mereka berdua b
Read more

103. Menolak Tanpa Menyakiti

Tanpa mengalihkan pandangan dari mata Rosella, Rex menundukkan kepala dan mencium bibirnya dengan perlahan dan sensual. Tidak terburu-buru. Ia meluangkan waktu untuk menunjukkan kepada Rosella betapa ia peduli padanya karena memang begitu. Namun, Rex rasa ia belum sepenuhnya bisa mencintai Rosella. Rex tahu bahwa, mungkin, suatu hari nanti ia harus melepaskan Rosella. Ia adalah barang rusak, tidak pantas untuknya dan semua yang bisa diberikannya. Namun, yah, bagian otaknya yang serakan menolak. Beberapa minggu terakhir ini adalah perubahan besar dari kesuraman rutin yang pernah Rex alami. Yah, ia merasa lebih hidup bersama Rosella daripada yang pernah ia rasakan. Ia menginginkan sinar mataharinya. Ia menginginkan kehangatannya. Ia ingin dengan rakus mengambil semua yang bisa diberikannya dan membenamkan dirinya di dalamnya.Rex terus mencium Rosella, tangannya bergerak di atas gaun indah yang dikenakannya."Terima kasih untuk ini." Bisik Rosella kepada Rex saat mereka berhenti berci
Read more

104. Cerita Mengerikan

Rosella yang awalnya terkejut, kini mengernyitkan wajahnya dan menatap Rex bingung. "Lantas untuk apa?" tanyanya. "Untuk membahas apa yang terjadi di antara kita, dan sulit untuk dijelaskan," jawab Rex sembari tersenyum pada Rosella. Yang disenyumi tampak semakin bingung. "Jujur, aku tak paham apa pun. Tapi, jelas sangat terjadi." Rex memberi jeda pada bicaranya. Ia mengatur nafasnya dahulu sebelum melanjutkan bicaranya kembali. "Kau tahu, sejak malam pertama kita melewati batas aku tidak yakin jika kita bercinta karena kita sama-sama mabuk. Kemampuanku minum alkohol sangat baik selama ini. Karena itu, aku benar-benar percaya bahwa malam itu aku melakukannya dalam keadaan sadar," ungkap Rex. Seketika saja Rosella terkejut kala mendengarnya. Matanya terbelalak dan mulutnya sedikit terbuka. Bahkan, dadanya pun kembali sesak dan berdenyut sakit. Hampir sulit untuk Rosella dapat bernafas dengan normal. "Ya, aku memang lepas kendali setiap bersamamu. Aku menyadari itu. Tapi, itu bu
Read more

105. Kenyataan Menyakitkan

Sedikit penasaran, Rosella melangkah ke arahnya. Itu adalah foto potret, berkilauan dengan warna emas mengilap di kayu yang membungkusnya. Itu adalah foto seorang wanita pirang cantik, sangat mirip dengan Jiro. Rosella terkesiap karena sepertinya ia aedang menatap Jiro versi lama. Rosella tahu ini adalah mantan istri Rex, wanita yang setelah berkhianat masih mencekik Rex. Matanya berwarna hijau muda yang indah dan senyumnya lebar dan tulus. Ia tampak sempurna. Ia tampak seperti tipe wanita yang akan dibayar mahal untuk ditampilkan di sampul majalah. Rosella meletakkan potret itu kembali ke dalam lemari dan mulai menggesernya hingga tertutup. Namun sebelum ia menutupnya, ada hal lain yang menarik perhatiannya. Sebuah artikel berisi gambar seorang pria yang sangat familiar. Itu adalah gambar Rimba, mendiang kekasih Rosella. Rosella mengambil artikel itu dan membacanya. Isi berita yang tertulis di sana membuat Rosella ternganga. Ia berkedip beberapa kali dan bertanya-tanya apa mantan
Read more

106. Mari Pulih Bersama

"Rosella saat aku bertemu denganmu aku tidak tahu apa-apa. Dan, saat aku tahu apa yang menghubungkan kita, aku coba memberitahumu ribuan kali," kata Rex yang baru menyeka air matanya dengan tangan kosongnya. "Aku percaya padamu, Rex," tegas Rosella dengan raut wajah sungguh-sungguh. "Kapan kau tahu semua ini? Katakan," pintanya. "Baru dua pekan ini," jawab Rex. "Rosella, semua yang kita miliki benar-benar nyata." Rex menundukkan pandangannya. "Sejak bertemu denganmu, aku ingin selalu ada di sisimu. Mengobrol denganmu, ke restoran, mendengar kabarmu, dan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu," ungkap Rex. Ia lalu menatap Rosella tepat di manik matanya lekat-lekat. Yang ditatap dan diajak bicara hanya diam. "Rosella... Berada di sisimu memberiku kedamaian. Dan, itulah yang membuat ini jadi masalah. Itu yang gila. Karena, kini aku tak tahu apakah yang aku rasakan adalah diriku. Mungkin itu dia. Mungkin itu... Rimba," imbuh Rex, terisak dalam tangisnya. "Apa maksudmu, Rex?" Rosel
Read more

107. Pencuri Cantik Di Kantor Rex

"Dan... Aku merindukanmu, Sayang," ungkap Rex. Ia kemudian mencium Rosella tepat di bibirnya. Awalnya, ciuman Rex ini adalah ciuman sederhana. Namun, makin lama itu berubah menjadi ciuman yang dalam, lama, dan panjang. "Aku juga, Rex. Aku sangat merindukanmu," balas Rosella saat ia mengambil napas di tengah-tengah ciumannya. "Tapi—" "Sebentar saja, Sayang. Aku juga akan sangat hati-hati saat melakukannya. Aku tidak akan menyakitimu, aku janji," kata Rex, memotong bicara Rosella cepat. Rosella pun tersenyum dan mengangguk pelan. Keduanya lantas bercinta kembali. Kendati demikian, usai mengetahui kebenarannya, tetap saja, Rex Alba lebih menyebalkan dari yang Rosella sadari. Rosella bahkan tidak tahu mengapa ia peduli pada Rex. Namun kini ia di sini hanya untuk satu hal: membalas dendam. Ia harus mengingat itu. Bahwa tidak ada hal lain yang penting. Yang perlu ia fokuskan adalah permainan terakhir. Ia akan tertawa terakhir pada akhirnya. Saat makan siang, Rosella yang mengunjungi
Read more

108. Sobekan Di Ban Mobil Alba

Rosella membuka pintu mobil untuk keluar. Tetapi Chris meraih lengannya, menghentikannya. “Rimba pasti sangat bangga padamu, Rosella.”“Terima kasih,” ucap Rosella, dan Chris perlahan melepaskan lengannya.“Pria ini adalah alasan mengapa keponakan dan kekasihmu tidak lagi bersama kita. Istri dan orang tua Rex memilihnya dan menghabisinya. Sebagai gantinya, jebak dia. Dia pantas mendapatkan semua yang didapatnya, dan kau bisa memastikan dia tak akan pernah melakukan apa yang dia lakukan pada keluarga kita kepada jiwa lain,” kata Chris kepada Rosella, tegas dan dingin. Rosella punya firasat ketika semua ini dikatakan dan dilakukan, bahwa ialah yang akan kehilangan jiwanya sendiri.***“Sobekan ban ini dibuat dengan pisau kecil, kemungkinan pisau lipat. Lihat ini?” Petugas keamanan berjongkok dan menunjuk ke garis yang hampir tidak terlihat pada karet. “Tidak perlu banyak hal untuk merusak ban mobil, tidak jika kau melakukannya dengan sengaja. Ini seharusnya mudah
Read more

109. Jangan Lari Dariku

Rex memaksakan pandangannya ke depan. “Aku mengatakannya. Kau tak mendengarkan. Ada seseorang yang berlarian memotong ban mobilku di dekat kantor, dan kita harus meningkatkan keamanan. Kau karyawan baru di kantor hari ini, jadi aku di sini untuk memastikan kau sampai di tempat kerja dengan aman dan tidak ditikam saat masuk. Itu akan buruk untuk bisnisku, dan agen tenaga kerja sementara mungkin akan berhenti mengirimiku orang,” jelas Rex pada Rosella. “Kau tahu siapa yang melakukannya?” tanya Rosella pada Rex pelan.“Tidak, tapi aku akan tahu pada akhir hari dan siapa pun yang bertanggung jawab akan membayar mahal.” Rex meretakkan buku-buku jarinya. Orang itu bisa saja menusuk Jovan, Jovin, Jiro atau Rosella, jadi saat ia menemukan mereka, tentu saja mereka akan tenggelam dalam kehancuran. "Tidak ada ampun."***Apakah Rex mempermainkannya? Pasti begitu pikir Rosella. Jika tidak, kenapa Rex ada di sini menjemputnya? Gadis yang bahkan tidak tahan melihatnya. Tetap saja, Rosella tidak y
Read more

110. Wanita Temporer Tuan Alba

"Kau sangat mengganggu," akhirnya Rex berkata, memecah kesunyian. "Itu sebabnya aku tak peduli dengan penampilanmu. Tak peduli apa niatmu padaku sekarang. Tak peduli dengan kekecewaanmu. Aku ingin mengubah kesakitan ini. Aku ingin menebus kesalahanku, mantan istriku dan orang tuaku padamu dan Rimba. Aku ingin menajagmu. Kau telah mengambil semua perhatianku, Rosella." Rex menggeram di bagian terakhir saat pikiran Rosella membungkus apa yang Rex katakan. "Tapi—" Rosella tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena Rex mencengkeramnya. Rex menarik Rosella ke tubuhnya, dan mulutnya turun ke mulutnya. Untuk sesaat Rosella bersandar pada Rex, dan menikmati kehangatan juga kenyamanan tubuhnya. Ia membiarkan semua yang lain terlepas saat Rex mendorong lidahnya ke dalam mulutnya. Ketukan di pintu membuat Rosella melompat mundur. Semuanya membanjiri kembali padanya tentang kenyataan tentang siapa Rex Alba juga bagaimana orang tuanya. Dan seberapa banyak yan
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status