"Rosella saat aku bertemu denganmu aku tidak tahu apa-apa. Dan, saat aku tahu apa yang menghubungkan kita, aku coba memberitahumu ribuan kali," kata Rex yang baru menyeka air matanya dengan tangan kosongnya. "Aku percaya padamu, Rex," tegas Rosella dengan raut wajah sungguh-sungguh. "Kapan kau tahu semua ini? Katakan," pintanya. "Baru dua pekan ini," jawab Rex. "Rosella, semua yang kita miliki benar-benar nyata." Rex menundukkan pandangannya. "Sejak bertemu denganmu, aku ingin selalu ada di sisimu. Mengobrol denganmu, ke restoran, mendengar kabarmu, dan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu," ungkap Rex. Ia lalu menatap Rosella tepat di manik matanya lekat-lekat. Yang ditatap dan diajak bicara hanya diam. "Rosella... Berada di sisimu memberiku kedamaian. Dan, itulah yang membuat ini jadi masalah. Itu yang gila. Karena, kini aku tak tahu apakah yang aku rasakan adalah diriku. Mungkin itu dia. Mungkin itu... Rimba," imbuh Rex, terisak dalam tangisnya. "Apa maksudmu, Rex?" Rosel
Read more