Home / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Mawar Hitam Sang Presdir: Chapter 81 - Chapter 90

119 Chapters

81. Kencan Sebelum Transplantasi

Rex melihat Rosella menegang dan matanya turun ke bibirnya mendengar nada bicaranya. Tatapannya tetap di mulutnya lebih lama dari yang seharusnya. Mungkin Rosella sangat menginginkan Rex, sama buruknya seperti Rex yang menginginkannya. Senyum mengembang di wajah tampan Rex saat menyadarinya. Malam ini jadi jauh lebih mengasyikkan. "Maaf," gumam Rosella. Rex meraih tangan Rosella lembut. "Sayang, tidak perlu minta maaf. Dan ingat saja bahwa rahasia ini ada di antara kita dan harus tetap seperti itu." Rosella mengangguk tapi tidak menarik tangannya. Mata Rosella dan Rex bertemu, dan Rex menatap mata Rosella yang dalam. Ia memiliki mata paling indah yang pernah dilihatnya. Ia tenggelam dalam tatapannya. "Apakah kau tahu apa yang akan kau dapatkan?" tanya Rosella, memutus kontak mata mereka dan melihat ke bawah pada menunya. "Chicken Parmigiana-nya enak sekali," ungkap Rex, berusaha untuk tidak fokus pada
Read more

82. Momen Bergairah Setelah Kencan

"Aku akan memeriksa Jiro tetapi aku akan berada di kamar tidur kita dalam lima menit. Bersiaplah untukku," tuntut Rex kepada Rosella dengan satu ciuman terakhir di bibirnya sebelum ia pergi untuk memeriksa putranya. Rosella diliputi oleh keinginan dan kebutuhan saat ia bergegas ke kamarnya. Begitu tiba di kamar tidurnya, Rosella cepat-cepat menanggalkan gaun merah dan sepatu hak tinggi yang ia kenakan. Kini, ia hanya mengenakan bra strapless dan celana dalam berwarna nude. Kemudian, ia berbaring di tempat tidur dengan kedua kaki terbuka tatkala ia mulai menggosok dirinya melalui celana dalamnya. Rosella sangat basah dan bersemangat untuk Rex. Sambil menyandarkan kepalanya ke bantal dengan mata tertutup, ia membiarkan jari-jarinya terus mengusap maju mundur bagian tengah tubuhnya yang terbungkus kain. Erangan rendah keluar dari mulutnya. "Sekarang apa yang kita miliki di sini?" tanya Rex saat ia bersandar di kusen pintu.Seketika saja mata Rosella terbuka dan
Read more

83. Rosella Syok Pasca Transplantasi

Rex mengedipkan mata pada Rosella sebelum ia mulai menghujamnya dengan bebas. Rosella bergerak ke atas ranjang dengan kekuatan dorongannya hingga kepalanya menyentuh bantal. Rosella dapat merasakan junior Rex jauh di dalam dirinya dan ia tahu bahwa ia sudah dekat. Karena itulah, ia mengulurkan tangan di antaranya dan Rex untuk menekan klitorisnya, tetapi dengan cepat Rex menepis tangannya dan menggantinya dengan tangannya sendiri. Ia bergerak di atas klitorisnya dengan gerakan melingkar dan percikan api menyambar di balik kelopak matanya. Perasaan jari Rex di kuncup Rosella yang paling sensitif dan juniornya di dalam dirinya terlalu kuat sehingga wanita 40an itu orgasme. Rosella mengencangkan junior Rex dan ia merasakannya berkedut di dalamnya sebelum ia mencapai klimaks di dalamnya. Kemudian, Rex dan Rosella melepaskan cairan cinta mereka bersama. Keduanya mengeluarkan erangan yang dalam. "Oh Rex..."
Read more

84. Pekan Raya Ceria!

Tiga bulan setelah operasi transplantasi Jovin, Rex membawa ketiga putranya dan Rosella pergi ke pameran. Pameran adalah sesuatu yang sangat disukai Jovin dan kedua saudaranya. Dengan tangan Rosella di lengan Rex akan membuat malam di akhir pekan ini semakin ajaib.Rosella menunduk melihat celana pendek jins dan tank top kuning yang ia kenakan, ia bertanya-tanya apakah ia berpakaian kurang pantas untuk acara itu. Untungnya, pekan raya yang didatangi tak begitu besar. Hanya seperti pesta blok yang bisa dihadiri semua orang. Sepatu bot koboi cokelat Rosella mengingatkan ia pada rumah dengan cara yang baik tetapi juga membuat ia merasa terlalu kecil untuk kota besar, sebesar Seoul. Ia mengibaskan rambut panjang yang agak keritingnya saat keluar dari kamar tidur."Ibu terlihat cantik," kata Jiro sambil berlari ke arah Rosells dan memegang kakinya."Terima kasih. Begitu juga denganmu. Kau terlihat sangat tampan." Rosella tersenyum pada Jiro. Jiro sama seperti kedua
Read more

85. Pijatan Lembut Di Kaki Memanas

Rosella perlahan menarik dan mengembuskan napasnya sebelum membuka mata dan melihat ke arah Rex. Tatapan Rex benar-benar menatap Rosella. Presdir tampan itu tersenyum pada Rosella dan seringai muncul di wajah cantiknya sendiri. "Kau baik-baik saja?" Rex bertanya pada Rosella. Rosella mengangguk. "Aku baik-baik saja."Rex dan Rosella saling menatap mata dan hati Rosella terasa seperti terbakar oleh emosi yang tidak ingin ia pikirkan. Ada sesuatu tentang Rex yang membuatnya merasakan hal-hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dan meskipun itu membuatnya takut, saat ini hal itu membuatnya begitu bersemangat.Rosella bertanya-tanya apakah Rex merasakan hal yang sama?Mereka akhirnya mulai bergerak lagi dan Rosella memutuskan kontak matanya dengan Rex untuk melihat Jiro dan kedua kakaknya yang memiliki senyum lebar di wajah mereka saat mereka melihat sekeliling. Melihat ketiga putra Rex begitu bahagia membuat hati Rosella yang sudah membara semakin membara
Read more

86. Gangguan Kecil Datang

Rosella bisa merasakan Rex menyeringai padanya saat ia terus mengisap klitorisnya sebelum ia melakukan sesuatu yang membuat lidahnya bergetar dan membuatnya mencapai puncak kenikmatan.Rosella mencapai klimaks dengan keras dan bintik-bintik itu memenuhi pandangannya. Rex melepaskan jari-jarinya dan menurunkan mulutnya, menjilati semua cairan Rosella dan untuk beberapa alasan itu adalah hal terpanas yang pernah Rosella lihat.Rosella berbaring di sana saat Rex menjilatinya hingga bersih selagi ia mencoba mengatur napas.Wanita 40an itu tidak menyangka pijat kaki akan berubah menjadi seks oral terbaik yang pernah dialaminya dalam hidupnya. Setelah itu, Rex bergerak ke atas tubuh Rosella dan mencondongkan tubuh untuk menciumnya.Untuk sesaat Rosella berpikir untuk menoleh karena mulut Rex berada tepat di area paling intimnya. Rex dapat merasakan diri Rosella di lidah Rex dan rasanya benar-benar manis. "Kau terasa sangat lezat," kata Rex sambil menarik dir
Read more

87. Memanjakan Satu Sama Lain

Kaki Rosella menyentuh kaki Rex saat mereka menonton nomor terakhir, dan aliran listrik di antara mereka terasa sangat kuat. Rex hanya menatap Rosella. Ia tidak peduli dengan para wanita yang berparade di atas panggung dengan pakaian minim.Rex dan Rosella menikmati tiram dan kaviar serta steak fillet scotch spesial yang memiliki rasa paling lezat di seluruh dunia. Itu adalah malam terseksi dan paling menyenangkan yang pernah ia alami dalam waktu yang lama. Rex merasa seperti akan memulai pertunjukannya sendiri saat ia dan Rosella kembali ke rumah. Mereka bisa melakukannya di mana saja di rumah karena Jiro, Jovin, dan Jovan menginap bersama nenek mereka sementara Wendy dan keluarganya menginap bersama orang tua dari suaminya. Karena itulah, Rex sangat berterima kasih pada Ibu dan adiknya. Saat lampu akhirnya redup dan tirai diturunkan, mata Rex tidak pernah lepas dari Rosella. Beberapa saat kemudian, pertunjukan selesai. Rex dan Rosella lantas naik taksi pulang da
Read more

88. Satu-Satunya Wanita Yang Berbagi Ranjang

"Aaaagghh!" Rosella mengerang dan tubuhnya ikut mengejang tatkala Rex mengisap gunung kembar sebelah kanannya dan memasukkan mainan itu perlahan ke dalam liang senggamanya. Mainan itu hampir sebesar junior Rex, jadi mainan itu memenuhi dinding liang senggam Rosella dengan baik. Tubuh Rosella menggeliat saat Rex mempercepat tempo, dan putingnya semakin tegak saat ia menikmati Rex menidurinya dengan alat yang tampak seperti junior Rex yang asli.Saat Rosella klimaks lagi, Rex pikir ia akan datang hanya dengan melihatnya. Rosella menggigit bibir bawahnya dengan keras sementara Rex menarik dildo setelah ia selesai klimaks. Kemudian, Rex melepaskan ikatan lengan Rosella, memijat bahunya sebentar, dan membalikkannya. Presdir tampan ini menempatkan Rosella dalam posisi doggy style sehingga ia bisa memasukkan juniornya yang padat ke dalam liang senggamanya, dan merasakan cairannya di juniornya. Rosella melakukan apa yang Rex perintahkan. Ia tetap mengangkat pantatnya
Read more

89. Si Patuh Dan Si Dominan

Rex mengernyitkan mulutnya lagi dan mendesah. “Jovan, Jovin, dan Jiro. Apalagi, kondisi kesehatan Jovin yang saat itu sedang tidak baik-bakk saja. Mereka alasan untuk segalanya. Tidak ada yang tidak akan aku lakukan untuk melindungi mereka dari apa pun—tidak lebih dari paparazzi yang menyebalkan itu.”“Ohhh! Sekarang aku mengerti maksudmu. Aku pasti pernah mengalami salah satu momen bodoh itu. Aku tidak pernah melibatkannya,” jawab Rosella, merasa sedikit bodoh karena tidak melakukannya sebelumnya. Ia lebih fokus pada alasan mengapa Rex tak melakukannya daripada mengapa ia tidak mau."Ayo," kata Rosella pada Rex dengan nada riang. Ia menyingkirkan seprai dan tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik tubuh Rex yang seksi. Enak sekali!Rex mengayunkan kakinya dari tempat tidur dan mengenakan kaus longgar dan celana pendek seksi. "Kita mau ke mana?" tanyanya."Aku yang traktir. Sekarang giliranku membuat kopi," jawab Rosella sambil mengenakan salah satu kaus lamanya d
Read more

90. Katak Di Tubuh Jiro?

Makan malam berlangsung dengan tenang. Jiro kesulitan makan. Ia menghabiskan sekitar setengah dari makanannya sebelum tidur lebih awal setelah mandi air hangat dan minum obat batuk yang sangat dibutuhkannya. Pileknya tampak semakin parah di pagi dan sore hari. Dan, begitu juga dengan Jovan dan Jovin. Tetapi, Rex merasa sangat bersyukur Rosella ada untuk ketiga putranya karena pekerjaan adalah tempat yang harus ia datangi saat itu.Saat itu adalah puncak perusahaan Rex, masa yang bersejarah. Menjadi CEO sungguh luar biasa ketika klien berbondong-bondong datang untuk bergabung dengan perusahaannya. Itu adalah masa terbaik dalam seluruh kariernya di perusahaan. Meski pun asistennya mungkin tidak setuju dengan semua itu.Rex menunggu Rosella selesai di kamar Jiro. Ia telah membaca cerita itu malam ini, tentang seekor ulat yang berlomba dengan burung unta ke pasar. Rosella sibuk dengan tugas-tugasnya, menyimpan beberapa pakaian, dan baru saja menyelesaikannya.Tidak lama
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status