Beranda / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / 82. Momen Bergairah Setelah Kencan

Share

82. Momen Bergairah Setelah Kencan

Penulis: Ms Iced Coffee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku akan memeriksa Jiro tetapi aku akan berada di kamar tidur kita dalam lima menit. Bersiaplah untukku," tuntut Rex kepada Rosella dengan satu ciuman terakhir di bibirnya sebelum ia pergi untuk memeriksa putranya.

Rosella diliputi oleh keinginan dan kebutuhan saat ia bergegas ke kamarnya.

Begitu tiba di kamar tidurnya, Rosella cepat-cepat menanggalkan gaun merah dan sepatu hak tinggi yang ia kenakan. Kini, ia hanya mengenakan bra strapless dan celana dalam berwarna nude. Kemudian, ia berbaring di tempat tidur dengan kedua kaki terbuka tatkala ia mulai menggosok dirinya melalui celana dalamnya.

Rosella sangat basah dan bersemangat untuk Rex. Sambil menyandarkan kepalanya ke bantal dengan mata tertutup, ia membiarkan jari-jarinya terus mengusap maju mundur bagian tengah tubuhnya yang terbungkus kain. Erangan rendah keluar dari mulutnya.

"Sekarang apa yang kita miliki di sini?" tanya Rex saat ia bersandar di kusen pintu.

Seketika saja mata Rosella terbuka dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mawar Hitam Sang Presdir   83. Rosella Syok Pasca Transplantasi

    Rex mengedipkan mata pada Rosella sebelum ia mulai menghujamnya dengan bebas. Rosella bergerak ke atas ranjang dengan kekuatan dorongannya hingga kepalanya menyentuh bantal. Rosella dapat merasakan junior Rex jauh di dalam dirinya dan ia tahu bahwa ia sudah dekat. Karena itulah, ia mengulurkan tangan di antaranya dan Rex untuk menekan klitorisnya, tetapi dengan cepat Rex menepis tangannya dan menggantinya dengan tangannya sendiri. Ia bergerak di atas klitorisnya dengan gerakan melingkar dan percikan api menyambar di balik kelopak matanya. Perasaan jari Rex di kuncup Rosella yang paling sensitif dan juniornya di dalam dirinya terlalu kuat sehingga wanita 40an itu orgasme. Rosella mengencangkan junior Rex dan ia merasakannya berkedut di dalamnya sebelum ia mencapai klimaks di dalamnya. Kemudian, Rex dan Rosella melepaskan cairan cinta mereka bersama. Keduanya mengeluarkan erangan yang dalam. "Oh Rex..."

  • Mawar Hitam Sang Presdir   84. Pekan Raya Ceria!

    Tiga bulan setelah operasi transplantasi Jovin, Rex membawa ketiga putranya dan Rosella pergi ke pameran. Pameran adalah sesuatu yang sangat disukai Jovin dan kedua saudaranya. Dengan tangan Rosella di lengan Rex akan membuat malam di akhir pekan ini semakin ajaib.Rosella menunduk melihat celana pendek jins dan tank top kuning yang ia kenakan, ia bertanya-tanya apakah ia berpakaian kurang pantas untuk acara itu. Untungnya, pekan raya yang didatangi tak begitu besar. Hanya seperti pesta blok yang bisa dihadiri semua orang. Sepatu bot koboi cokelat Rosella mengingatkan ia pada rumah dengan cara yang baik tetapi juga membuat ia merasa terlalu kecil untuk kota besar, sebesar Seoul. Ia mengibaskan rambut panjang yang agak keritingnya saat keluar dari kamar tidur."Ibu terlihat cantik," kata Jiro sambil berlari ke arah Rosells dan memegang kakinya."Terima kasih. Begitu juga denganmu. Kau terlihat sangat tampan." Rosella tersenyum pada Jiro. Jiro sama seperti kedua

  • Mawar Hitam Sang Presdir   85. Pijatan Lembut Di Kaki Memanas

    Rosella perlahan menarik dan mengembuskan napasnya sebelum membuka mata dan melihat ke arah Rex. Tatapan Rex benar-benar menatap Rosella. Presdir tampan itu tersenyum pada Rosella dan seringai muncul di wajah cantiknya sendiri. "Kau baik-baik saja?" Rex bertanya pada Rosella. Rosella mengangguk. "Aku baik-baik saja."Rex dan Rosella saling menatap mata dan hati Rosella terasa seperti terbakar oleh emosi yang tidak ingin ia pikirkan. Ada sesuatu tentang Rex yang membuatnya merasakan hal-hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dan meskipun itu membuatnya takut, saat ini hal itu membuatnya begitu bersemangat.Rosella bertanya-tanya apakah Rex merasakan hal yang sama?Mereka akhirnya mulai bergerak lagi dan Rosella memutuskan kontak matanya dengan Rex untuk melihat Jiro dan kedua kakaknya yang memiliki senyum lebar di wajah mereka saat mereka melihat sekeliling. Melihat ketiga putra Rex begitu bahagia membuat hati Rosella yang sudah membara semakin membara

  • Mawar Hitam Sang Presdir   86. Gangguan Kecil Datang

    Rosella bisa merasakan Rex menyeringai padanya saat ia terus mengisap klitorisnya sebelum ia melakukan sesuatu yang membuat lidahnya bergetar dan membuatnya mencapai puncak kenikmatan.Rosella mencapai klimaks dengan keras dan bintik-bintik itu memenuhi pandangannya. Rex melepaskan jari-jarinya dan menurunkan mulutnya, menjilati semua cairan Rosella dan untuk beberapa alasan itu adalah hal terpanas yang pernah Rosella lihat.Rosella berbaring di sana saat Rex menjilatinya hingga bersih selagi ia mencoba mengatur napas.Wanita 40an itu tidak menyangka pijat kaki akan berubah menjadi seks oral terbaik yang pernah dialaminya dalam hidupnya. Setelah itu, Rex bergerak ke atas tubuh Rosella dan mencondongkan tubuh untuk menciumnya.Untuk sesaat Rosella berpikir untuk menoleh karena mulut Rex berada tepat di area paling intimnya. Rex dapat merasakan diri Rosella di lidah Rex dan rasanya benar-benar manis. "Kau terasa sangat lezat," kata Rex sambil menarik dir

  • Mawar Hitam Sang Presdir   87. Memanjakan Satu Sama Lain

    Kaki Rosella menyentuh kaki Rex saat mereka menonton nomor terakhir, dan aliran listrik di antara mereka terasa sangat kuat. Rex hanya menatap Rosella. Ia tidak peduli dengan para wanita yang berparade di atas panggung dengan pakaian minim.Rex dan Rosella menikmati tiram dan kaviar serta steak fillet scotch spesial yang memiliki rasa paling lezat di seluruh dunia. Itu adalah malam terseksi dan paling menyenangkan yang pernah ia alami dalam waktu yang lama. Rex merasa seperti akan memulai pertunjukannya sendiri saat ia dan Rosella kembali ke rumah. Mereka bisa melakukannya di mana saja di rumah karena Jiro, Jovin, dan Jovan menginap bersama nenek mereka sementara Wendy dan keluarganya menginap bersama orang tua dari suaminya. Karena itulah, Rex sangat berterima kasih pada Ibu dan adiknya. Saat lampu akhirnya redup dan tirai diturunkan, mata Rex tidak pernah lepas dari Rosella. Beberapa saat kemudian, pertunjukan selesai. Rex dan Rosella lantas naik taksi pulang da

  • Mawar Hitam Sang Presdir   88. Satu-Satunya Wanita Yang Berbagi Ranjang

    "Aaaagghh!" Rosella mengerang dan tubuhnya ikut mengejang tatkala Rex mengisap gunung kembar sebelah kanannya dan memasukkan mainan itu perlahan ke dalam liang senggamanya. Mainan itu hampir sebesar junior Rex, jadi mainan itu memenuhi dinding liang senggam Rosella dengan baik. Tubuh Rosella menggeliat saat Rex mempercepat tempo, dan putingnya semakin tegak saat ia menikmati Rex menidurinya dengan alat yang tampak seperti junior Rex yang asli.Saat Rosella klimaks lagi, Rex pikir ia akan datang hanya dengan melihatnya. Rosella menggigit bibir bawahnya dengan keras sementara Rex menarik dildo setelah ia selesai klimaks. Kemudian, Rex melepaskan ikatan lengan Rosella, memijat bahunya sebentar, dan membalikkannya. Presdir tampan ini menempatkan Rosella dalam posisi doggy style sehingga ia bisa memasukkan juniornya yang padat ke dalam liang senggamanya, dan merasakan cairannya di juniornya. Rosella melakukan apa yang Rex perintahkan. Ia tetap mengangkat pantatnya

  • Mawar Hitam Sang Presdir   89. Si Patuh Dan Si Dominan

    Rex mengernyitkan mulutnya lagi dan mendesah. “Jovan, Jovin, dan Jiro. Apalagi, kondisi kesehatan Jovin yang saat itu sedang tidak baik-bakk saja. Mereka alasan untuk segalanya. Tidak ada yang tidak akan aku lakukan untuk melindungi mereka dari apa pun—tidak lebih dari paparazzi yang menyebalkan itu.”“Ohhh! Sekarang aku mengerti maksudmu. Aku pasti pernah mengalami salah satu momen bodoh itu. Aku tidak pernah melibatkannya,” jawab Rosella, merasa sedikit bodoh karena tidak melakukannya sebelumnya. Ia lebih fokus pada alasan mengapa Rex tak melakukannya daripada mengapa ia tidak mau."Ayo," kata Rosella pada Rex dengan nada riang. Ia menyingkirkan seprai dan tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik tubuh Rex yang seksi. Enak sekali!Rex mengayunkan kakinya dari tempat tidur dan mengenakan kaus longgar dan celana pendek seksi. "Kita mau ke mana?" tanyanya."Aku yang traktir. Sekarang giliranku membuat kopi," jawab Rosella sambil mengenakan salah satu kaus lamanya d

  • Mawar Hitam Sang Presdir   90. Katak Di Tubuh Jiro?

    Makan malam berlangsung dengan tenang. Jiro kesulitan makan. Ia menghabiskan sekitar setengah dari makanannya sebelum tidur lebih awal setelah mandi air hangat dan minum obat batuk yang sangat dibutuhkannya. Pileknya tampak semakin parah di pagi dan sore hari. Dan, begitu juga dengan Jovan dan Jovin. Tetapi, Rex merasa sangat bersyukur Rosella ada untuk ketiga putranya karena pekerjaan adalah tempat yang harus ia datangi saat itu.Saat itu adalah puncak perusahaan Rex, masa yang bersejarah. Menjadi CEO sungguh luar biasa ketika klien berbondong-bondong datang untuk bergabung dengan perusahaannya. Itu adalah masa terbaik dalam seluruh kariernya di perusahaan. Meski pun asistennya mungkin tidak setuju dengan semua itu.Rex menunggu Rosella selesai di kamar Jiro. Ia telah membaca cerita itu malam ini, tentang seekor ulat yang berlomba dengan burung unta ke pasar. Rosella sibuk dengan tugas-tugasnya, menyimpan beberapa pakaian, dan baru saja menyelesaikannya.Tidak lama

Bab terbaru

  • Mawar Hitam Sang Presdir   119. Pengkhianat Tertangkap!

    "Apa yang coba kau katakan?" tanya Rosella pada Chris. "Jangan seperti anak kecil. Aku akan menunggu informasi lebih lanjut besok." Chris mengakhiri panggilan. Rosella menyeka pipinya, tidak menyadari bahwa ia mulai menangis. Rosella pikir bahwa ia harus keluar. Pergi. Tapi ke mana ia akan pergi? Ke mana pun lebih baik daripada penjara, ia rasa.Rosella memeriksa tasnya, memastikan setidaknya ia membawa dompet. Ia bisa meninggalkan semua yang lain. Ia berputar kembali saat matahari mulai terbenam. Ia yakin semua orang sudah menjauh dari pandangan sekarang. Bahkan Rex. Ia bertanya-tanya apakah Rex keluar mencarinya atau apakah Rex kembali ke rumah.Butuh waktu hampir satu jam untuk kembali; kaki Rosella mulai sakit. Satu-satunya cahaya datang dari bulan purnama saat ia mendekati gedung itu. Rosella memeriksa sekeliling gedung dan mencetak skor saat ia melihat kayu di atas celah yang kemungkinan akan mereka pasang pintu. Rosella menyelinap masuk, dan ia berkeliaran di tem

  • Mawar Hitam Sang Presdir   118. Si Paling Tidak Cerdik

    Rex berhenti sejenak karena Rosella kesal, yang membuatnya terkejut. Rex pikir mereka akan segera bertemu, tetapi cara Rosella menuduh Rex bersikap mencurigakan, membuatnya bertanya-tanya apakah Rosella atau seseorang yang ia kenal kehilangan uang dalam transaksi tanah spekulatif.“Tidak. Itu penting. Ada beberapa orang yang kacau dalam bisnis real estat dan jika ada seseorang yang menurutku tidak mampu, aku mencoba memperingatkan mereka. Tetapi banyak orang tidak menginginkan bantuan, Rosella. Seperti beberapa minggu atau bulan yang lalu, seseorang bunuh diri setelah menginvestasikan seluruh tabungan hidupnya dalam skema investasi untuk membeli properti hotel ini. Orang yang menjalankan skema itu tidak memiliki cukup uang untuk tawaran minimum. Alih-alih memberi tahu investornya, dia kabur membawa uangnya,” beber Rex. “Tempat ini? Yang sedang kita lihat?” Rosella berputar pelan di tengah lobi yang penuh debu. Kaca untuk unit ritel sedang dipasang, dan meja resepsionis marm

  • Mawar Hitam Sang Presdir   117. Miliarder Real Estate

    Rosella memberitahu Chris tentang kesepakatan Park Hill. Ia mengambil file yang disimpan dan melampirkannya sebelum ia menghapus jejak informasi apa pun dari ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku. Rasa bersalah mulai menggerogoti Rosella.Rasa bersalah itu menyusup dari sekeliling Rosella. Rasa bersalah terhadap Rimba dan tidak bisa menjaga performanya. Rasa bersalah atas apa yang mungkin ia lakukan pada Hugo Kenyataan.Rex berkata dulu itu perusahaannya adalah milik ayahnya. Dan yang mengejutkan Rosella, bagian yang paling membuatnya merasa tidak enak adalah kenyataan bahwa ia mengkhianati Rex.Rosella seharusnya tidak merasa bersalah atas hal itu, tetapi ia merasa bersalah. Tidak peduli seberapa sering ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sedang membalas kematian Rimba, rasa bersalah itu tetap ada.Rosella meraih handuk untuk menyeka wajahnya. Satu-satunya saat rasa bersalah dan amarah itu tidak mencoba menguasainya adalah ketika Rex memeganginya. Kendali yan

  • Mawar Hitam Sang Presdir   116. Ratu Catur Presdir Alba

    Rosella menatap ke bawah ke set catur, dan jantungnya mulai berdebar. Ia mengusap telapak tangannya yang berkeringat di pahanya, mencoba mencari tahu bagaimana ia akan keluar dari situasi ini. Rasa bersalah yang seharusnya tidak ia rasakan seketika menyerangnya. "Ini indah," Rosella mengakui, mengambil ratu dari Rex. "Kenapa Joy dan Chris harus meletakkan ini di resumeku yang dibuat-buat?" Rosella menggerutu dalam hati. Rosella sama sekali tidak tahu apa-apa tentang catur. Biasanya tidak butuh waktu lama bagi Rosella untuk mengingat sesuatu dengan ingatannya, tetapi dalam hal ini, ia sama sekali tidak tahu. Rosella harus mengalihkan perhatian Rex sehingga Rex tidak sadar kalau ia tidak tahu apa yang ia lakukan.Rosella bahkan tidak tahu nama separuh bidaknya, apalagi cara memainkannya. Rosella mencoba mencari di otaknya untuk melihat apakah ia dapat mengingat momen saat orang lain bermain di dekatnya. Kalau saja ia dapat mengingatnya, setidaknya ia dapat mengambil bebe

  • Mawar Hitam Sang Presdir   115. Paket Untuk Nyonya Alba

    "Dokumen untuk kesepakatan Park Hill hampir selesai, dan aku akan mengirimkannya kepadamu sore ini. Kami memiliki beberapa petunjuk tentang SUV hitam yang kami incar. Polisi tidak banyak membantu, tetapi orang yang memiliki perusahaan teknologi di lantai atas, Maxim, sedang mengerjakan semacam pengenalan karakter. Aku tidak begitu memahaminya, tetapi dia berpikir bahwa dengan melapisi foto-foto dari CCTV dan membandingkan bentuk-bentuk piksel dengan basis data gambar, kita akan dapat mengidentifikasi pelat nomor SUV tersebut. Aku tidak berpikir itu dapat dilakukan, tetapi dia cukup yakin. Itu berarti kita seharusnya dapat kembali ke kantor sekitar minggu depan mungkin,” beber Cannor. “Tidak perlu terburu-buru,” kata Rex pada Connor. “Kita tidak terburu-buru.”“Kurang dari 24 jam yang lalu kau marah karena kita bekerja di rumah dan ingin mengembalikan hukuman rajam,” Cannor berteriak.“Aku lapar. Aku sudah lama tidak makan, dan emosiku menguasai diriku. Jangan terburu-bu

  • Mawar Hitam Sang Presdir   114. Dibawah Kontrol Gairah

    Rosella mengerang ketika merasakan batang Rex menekan pantatnya. Sementara, tangan Rex menyelinap untuk masuk ke dalam kemeja Rosella. Jari-jari Rex menelusuri perut Rosella hingga ia mencapai kancing celana panjangnya. Rex lalu menarik, melepaskan kancing sebelum mendorong celana Rosella ke bawah kakinya.“Apakah ini yang ada dalam pikiranmu? Ketika kau terus bicara, Rosella?” Kali ini ketika Rex menggerakkan tangannya ke perut Rosella, ia terus turun sampai ke antara kedua paha Rosella. Rosella menggigit bagian dalam pipinya ketika ia mendengar Rex mengeluarkan kutukan pelan di bawah napasnya. Rosella menutup matanya. Ia tidak yakin apakah itu malu atau bukan, tetapi tidak dapat disangkal sekarang bahwa ia terangsang. Celana dalamnya yang basah adalah semua bukti yang Rex butuhkan.“Jawab aku,” tuntut Rex. “Pergilah ke neraka.” Rosella menjerit kecil ketika tangan Rex turun ke pantatnya. Kejutan rasa sakit menghantamnya, entah bagaimana langsung menuju klitorisny

  • Mawar Hitam Sang Presdir   113. Tuan Alba, Bos Yang Baik?

    Rosella mengganggu. Rex tidak dapat melakukan apa pun karena ia berpikir apakah Rosella merasa hangat atau tidak cukup panas, apakah Rosella lapar atau ia harus pergi membeli makanan, apakah Rosella mengisap ujung penanya karena itu kebiasaan ataukah ia berfantasi tentang mulutnya di sekitar batangnya. Itu mungkin kebiasaan tapi sial, bibir Rosella akan terlihat sangat melar di atas batang Rex dengan gunung kembarnya keluar dan tangannya terkubur di antara kedua kakinya. Rex bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat Rosella mencapai klimaks usai perang dingin yang terjadi pada mereka belakangan ini. Apakah Rosella cepat panas atau butuh waktu untuk menyalakan apinya? Rex senang dengan kedua hal itu."Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan?" tanya Connor. Rex terkejut mendengar suaranya. Ia benar-benar lupa bahwa ia sedang menelepon asistennya. "Maaf. Aku sedikit terganggu di sana. Begini, kita harus menyelesaikan urusan Mason. Dari tinjauanku, tampak

  • Mawar Hitam Sang Presdir   112. Dia Akhirnya Kembali

    Rosella bersumpah Rex Alba tampak seperti akan menciumnya. Rex mendapati Rosella, ia mencondongkan tubuhnya ke arahnya seolah ia menginginkan ciuman itu. Perut Rosella mengeluarkan suara keroncongan keras, dan ia jadi tidak yakin apakah ia ingin mengutuknya atau berterima kasih padanya karena telah mengganggunya dan Rex, tetapi ia tersenyum."Ayo kita makan."Rosella menganggukkan kepala karena sepertinya ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Rex melepaskan tangannya dan meraih tangan Rosella untuk menuntunnya menyusuri lorong. Rosella belum sempat melihat sekeliling, yang jelas rumah terasa sepi. Jadi, ia yakin anak-anak telah tidur dan ia hanya melihat apa yang bisa ia lihat saat mereka berdua menuju dapur.Rumah Rex mengingatkan Rosella pada saat kali pertama ia datang ke rumah itu. Suasana rumah itu juga mengingatkan Rosella pada salah satu rumah mewah di suatu tempat. Semuanya serasi, dan kau bisa tahu tidak ada yang murah. Tetapi tidak ada sentuhan pribadi la

  • Mawar Hitam Sang Presdir   111. Cantik Tapi Pengkhianat!

    “Aku hanya makan malam denganmu,” jawab Rosella. “Dan menghabiskan malam denganku,” kata Rex. “Tidur akan menghabiskan banyak energi? Apa kau punya tempat tidur getar? Tunggu. Jangan jawab itu. Mari kita bicarakan sesuatu yang tidak berhubungan dengan apa yang terjadi di kepalamu,” balas Rosella. Rex mengernyitkan wajah. “Bagaimana mungkin?”“Apa kau benar-benar bekerja di rumah?” Rosella bersikeras, mengganti topik pembicaraan.Rex mengangguk. “Ya.”“Maksudmu, apakah kau punya komputer dan sebagainya?” tanya Rosella, asal. Ia bergalak seolah ia tak pernah tinggal di rumah Rex. "Hhhhh...." Rex mendengus lemah. "Bukankah kau sudah pernah melihat komputer di rumah?" tanyanya pada Rosella. "Lagi pula, semua orang pasti punya komputer di rumah mereka?”Rosella menggeleng tegas. “Tidak. Komputer itu mahal.”Di lampu merah, Rosella menoleh untuk melihat Leila, salah satu karyawan di perusahaan Rex, dengan saksama. Ia menginap di motel jangka panjang

DMCA.com Protection Status