Home / Romansa / CHAT NAKAL ISTRIKU / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of CHAT NAKAL ISTRIKU: Chapter 51 - Chapter 60

95 Chapters

Melahirkan

Fadil pulang ke apartemen setelah banyak bercerita dengan sang ibu. Dia berjalan gontai menuju kamarnya.Hening.Kamar itu menjadi senyap. Kehangatan yang dia rasakan dua bulan terakhir lenyap begitu saja dengan kepergian Hana.Sampai saat ini dia tidak tau pasti dimana Hana berada. Fadil merebahkan t u b u h nya di ranjang. Dia menoleh ke arah sisi ranjang yang kosong.Fadil tidak menyangka, betapa kehilangannya dia akan sosok Hana. Di usapnya sisi itu. berharap jejak Hana masih tertinggal. Namun yang ada dirinya malah semakin merindukan Hana."Hana... Kamu dimana?" lirihnya, kemudian dia terisak."Aku mencintaimu Hana... Kembalilah!"Dua bulan kemudian...Selama dua bulan itu Fadil tak bisa menemukan Hana. Semua orang yang dia minta bantuan untuk menemukan istrinya itu menggeleng lemah. Keberadaan Hana tiada yang tahu. Bahkan Fadil sempat mengecek bandara, saat Hana baru pergi. Tak ada namanya yang terdaftar. Itu artinya Hana masih di sekitar sana. Keberadaan Hana tidak bisa terciu
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Siapa Nurma?

Wanita yang bernama Nurma itu berjalan mendekat ke arah namirah yang sedang menggendong bayinya."Hai tampan." Ucapnya pada bayi yang sedang terlelap di pangkuan Namira.Namira membiarkan Nurma mengelus pipi anaknya."Putramu sangat tampan Mira!""Terima kasih Nurma," sahut Namira tersenyum."Nurma, kenapa kau lama sekali sampai kemari?""Aku kan sudah bilang, jalanan macet dan aku tadi mampir ke supermarket untuk membeli hadiah pada keponakanku ini.""Tidak ada yang mencurigaimu kan?"Nurma menghembuskan nafas kasar."Huh! Kau benar Namira.... Cepat atau lambat aku pasti akan ketahuan.""Kapan kau akan kembali Hana!" tukas Aidan."Entahlah aku masih belum yakin." ujar Nurma yang tak lain adalah Hana."Fadil juga terlihat menyesal, dia hancur tanpamu. Kembalilah Hana. Sampai kapan kau akan seperti ini. Kasihanilah bayi yang ada dalam perutmu itu." seru Namira."Aku lelah hidup dalam kepura-puraannya Mas Fadil, mungkin saja dia juga masih berpura-pura dengan mencariku." terang Hana, wa
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Secercah harapan

Fadil tersenyum. " Hem, ya.""Aku tidak menyangka Hana menikah denganmu. Tapi kenapa kau tidak menemaninya saat cek kandungan kemarin?"Seketika senyum di bibir Fadil pudar. Ekspresinya berubah, matanya kini membulat sempurna."Ma-maksudmu?""Aku kemarin bertemu dengannya di rumah sakit Permata Hospitals, untuk mengantar istriku yang memang sedang hamil. Disana aku bertemu Hana. Dia duduk seorang diri. Aku menyapanya. Tapi tidak melihat suaminya. Dan aku baru tau hari ini, jika suami Hana adalah dirimu... Fadil."Fadil shock mendengarnya. Hana berada di rumah sakit kemarin? batinnya tak percaya. Fadil mengulum bibirnya. Memikirkan langkah apa yang akan dia ambil untuk bertemu Hana. Hana masih saja bersembunyi darinya.Kini Fadil kembali yakin, bahwa Han semakin dekat dengannya. Buktinya saja sudah dua orang yang melihat keberadaan Hana."Fadil, kenapa?" tanya Adnan merasa aneh dengan sikap Fadil.Seketika lamunan Fadil terhadap Hana menjadi buyar."Kau kenapa? Apa kalian ada masalah?
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Gadis kecil

Keesokan hari...Namira dan Aidan sedang berada di rumah sakit Permata Hospitals dimana Hana dan putrinya di rawat.Mereka datang untuk menjenguk Hana. Namira sengaja tidak mengajak Baby Arsya demi kesehatan bayi mungil itu. Namira menitipkan Arsya pada Bi Rima untuk menjaganya sebentar selama dia berada di rumah sakit.KREK! Pintu ruangan terbuka menampakkan Hana yang tengah berbaring dengan bayi di sampingnya. Namira dan Aidan masuk ke dalamnya.Melihat kedatangan Namira dan juga Aidan, Hana mencoba untuk bangun, namun Namira mencegahnya."Tidur saja, Hana! Kau pasti lelah begadang semalaman."Hana menjadi canggung, dia tetap bersikeras untuk duduk."Em, Hai Namira..."Namira tersenyum kemudian mendekat ke bibir ranjang."Bagaimana kabarmu Hana?""Aku baik Mira, dan kau sendiri?""Aku juga baik. Aku kesini ingin melihat teman anakku." ujar Namira sambil melirik ke arah Bayi mungil di samping Hana yang tengah terlelap."Bolehkah aku menggendongnya Hana?" "Tentu saja," balas Hana.H
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Meminta kesempatan

Tak lama kemudiannya langkah kaki kecil menghampiri keduanya."Bunda..."Arini melepaskan pelukannya pada Hana, kemudian melihat ke arah sosok bocah perempuan di daun pintu.Arini menatap lekat bocah kecil yang berjalan mendekat.Pandangan Arini beralih pada Hana, mulutnya menganga namun tak ada sedikitpun suara yang keluar. Arini terperangah."Ha-Hana... Di-dia." tunjukknya pada Fatin yang telah sampai di dekatnya.Hana mengusap sudut matanya."Dia... Cucumu."Mata Arini membulat sempurna, kemudian memeluk Fatin yang berada di sampingnya. Berkali-kali Arini mencium kening Fatin. Mengungkapkan betapa besar kasih sayang nya."Cucuku!"Arini terus mencium Fatin. Fatin merasa risih diperlakukan seperti itu oleh orang yang tidak dia kenal."Bunda, dia siapa?"Fatin yang berbicara seperti itu, hari ini melepaskan pelukannya kemudian meminta anak untuk memberitahukan siapa dirinya. Anak mendekat ke arah Fatin kemudian mengusap kedua pundaknya."Sayang... Dia nenekmu.""Nenek! Jadi Fatin pun
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

SELESAI

"Aku butuh waktu."Hana segera pergi dari sana. Tak menghiraukan Fadil yang masih memandangi kepergiannya.Setiba di ruang rawat Arini, terlihat Hamid dan Arini sedang bermain bersama Fatin.Arini telah menceritakan segalanya pada hamid. Pria paruh baya itu telah mengerti. Jadi tidak perlu bertanya lagi pada Hana."Tuh Bunda sudah datang." seru Arini.Arini memperhatikan wajah Hana yang terlihat gusar. Sepertinya Hana tengah kebingungan. Entah pembahasan apa yang Fadil dan Hana bahas di luar. Yang jelas Arini yakin pada putranya. Pasti Fadil meminta Hana untuk kembali."Terima kasih Paman mama sudah menjaga Fatin.""Fatin ayo kemari Nak, kita pulang." ujar Hana.Fatin berlari menghampiri Hana."Hana.... Kau dan Fatin akan menemuiku lagi bukan?" tanya Arini, dia begitu takut setelah ini Hana akan pergi lagi.Hana tersenyum, kemudian mengangguk."Pasti Ma, aku dan Fatin akan menemui mama lagi."Arini meras hangat, dia ikut tersenyum mendengarnya."Baiklah, terimakasih Hana."Sebelum pam
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Season 2—Sentuhan semalam

20 tahun kemudian ....Seorang wanita melenguh panjang kala menikmati sentuhan pria yang sedang mengukung tubuhnya.Ia mencoba membuka mata untuk melihat siapa pria yang sedang menggagahinya itu. Wanita muda bernama Safira itu tak bisa melihat wajah pria tersebut dengan jelas, pengaruh alkohol membuat pandangannya menjadi kabur.Namun, persetan dengan itu semua. Safira pasrah, gairah dalam tubuhnya semakin membuncah. Dia tak perduli dengan kehormatan yang sudah terkoyak. Rasa nikm4t itu semakin membara. “Ahh ... si-siapa ka—” belum sempat Safira bertanya. Pria itu sudah membungkam mulut Safira dengan bibirnya.Terdengar suara des4han pria itu membuat tubuh Safira berdesir. Rasa nikm4t yang di ciptakan membuatnya hilang akal.“Akhh ...!” tubuh Safira melemas kala mendapatkan pelepasan berkali-kali. Napasnya tersengal-sengal, tubuhnya terasa bagai di awang-awang.Baru istirahat beberapa menit, pria itu langsung menggempurnya lagi dengan lumat4n menggairahkan. Leher jenjangnya tak lepas
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Berkunjung

Pukul 4 sore ....Fadil--ayah Safira sudah pulang dari tempat kerjanya. Mereka semua telah bersiap untuk pergi ke kediaman Namira dan Aidan (sepupu)“Sudah semua?”“Sudah, Mas, barang-barangnya sudah aku masukkan kedalam bagasi.”“Bagus. Lalu, dimana Fira?”“Didalam ... nah, itu dia,”Safira keluar dari kediamannya. Dia tampak manis mengenakan gaun berwarna peach, dengan rambut yang di gerai indah.“Hmm, cantik banget anak, Bunda ...,”Safira tersipu mendengar pujian ibunya.“Ayo, Bun, Yah ... Fira udah siap.”“Baik, ayok,”*[Di dalam mobil]“Emang kita mau ngapain sih, ke rumah Bibi? udah lama tidak kesana. Terakhir waktu Fira masih SMA, dan tak pernah di ajak kesana lagi.”Hana tersenyum. “Lho, ternyata kamu masih inget.”“Masih, Bun.”“Gini, ya, Fira ... Bunda, Ayah dan kamu kesana hari ini, itu karena akan menghadiri pernikahan putra sulung Paman dan Bibi kamu.”“Maksudnya, Mas Arsya?”“Iya, lusa dia menikah.”“Bukannya Mas Arsya itu dingin ya,”Hana tertawa kecil melihat kepolos
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Rencana pernikahan

Setelah kepergian Azka mereka semua mengobrol kembali. Pembicaraan mulai membosankan. Apalagi semua orang di sana membahas masalalu mereka.“Emm ... maaf, Fira izin ke kamar mandi.” ucap Safira. Semua mata memandang ke arahnya.Namira tersenyum. “Kamu tau kan, Sayang. Kamar mandinya dimana?““Iya, Bibi. Fira masih ingat, meskipun terakhir berkunjung lima tahun yang lalu.”"Baiklah.““Safira beranjak, dan segera pergi dari sana.”Huh!“Syukurlah. Aku bisa menghindari percakapan yang membosankan.“ ucapnya setiba di dalam kamar mandi.Fira teringat, dia harus menghubungi Dara--teman sekaligus sahabatnya. Safira ingin menanyakan tentang semalam. Kenapa dia bisa mabuk dan tak sadarkan diri di dalam kamar bersama pria asing. Safira mengeluarkan ponselnya. Kemudian menekan tombol nomor Dara, lalu menghubunginya.Panggilan tersambung. Safira langsung menodongnya dengan banyak pertanyaan.“Halo, Fir.““Dara, kenapa kamu tega membiarkan aku bersama pria asing di dalam kamar? Kamu tau, gara-gar
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Pernikahan

2 hari kemudian ...."Kalian sudah siap?”“Sudah.” ucap Hana dan Safira secara bersamaan.Hari ini mereka bersiap untuk menghadiri pesta pernikahan Arsya. Fadil mengenakan jas hitam, sedangkan Hana dan Safira mengenakan gaun senada berwarna maroon. Rambut Hana di sanggul rapi, dengan aksesoris di kepalanya. Sedang Safira hanya di gerai asal, tanpa memakai polesan berlebihan. Meskipun begitu, dia tampak cantik natural.Mobil melaju dengan cepat, membelah jalanan aspal. Sesuai dengan janji mereka, mereka akan datang pagi-pagi sekali untuk menyambut keluarga besan.Mereka sampai di gedung yang sudah di hias. Sedetik, Safira terpukau melihat pesta pernikahan semeriah itu. Mereka masuk ke dalam, duduk di deretan kursi yang telah di sediakan. Tak berselang lama Namira keluar dengan gaun yang indah dan elegan. Fadil segera membuang pandangan ke arah lain. Tak ingin membuat Hana cemburu.Pesta pernikahan itu sangat meriah. Dekorasi pesta begitu indah dan mewah. Tak hanya itu, kostum yang di k
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status