[Keesokan hari]Pukul 4 sore, Safira berpamitan untuk mengerjakan tugas di rumah Dara. “Bun, aku ke rumah Dara dulu ya, ada tugas.”Hana memperhatikan putrinya yang sudah siap dengan tas selempang yang bertengger di bahunya.“Hati-hati ya, Sayang. Mau di antar supir atau gimana?”“Nggak usah, Bun, nggak lama kok. Cuma sebentar. Fira naik taksi aja.”“Tapi, Sayang ...,““Nggak apa-apa, Fira berangkat dulu ya,”“Hemm, baiklah.”Safira mencium tangan Hana terlebih dahulu. Lalu keluar dari sana. Sebenarnya bukan Dara-lah yang dia tuju, melainkan Azka. Dia bertekad untuk menemui pria itu lagi. Bagaimana juga di dalam dirinya, telah tumbuh benih dari pria tersebut.***“Masih sakit?” tanya Arsya pada Annisa yang sejak tadi diam saja di atas ranjang.“Sakit kalau di bawa jalan,” jawab Annisa.“Obat pereda nyeri udah kamu minum?”Annisa mengangguk. “Sudah.” bibir Annisa mengerucut. Rasanya memang sakit di bagian intimnya. Sakit bercampur perih.“Ya sudah, kalau masih sakit kamu tak perlu ber
Last Updated : 2024-10-30 Read more