Home / Romansa / CHAT NAKAL ISTRIKU / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of CHAT NAKAL ISTRIKU: Chapter 41 - Chapter 50

95 Chapters

Kehidupan baru

Pagi hari... BRUGH!"Bangun!" Hana terkejut saat seseorang melemparkan bantal ke wajahnya.Hana yang sedang tertidur pulas menjadi terperanjat. Degup jantungnya berdetak sangat cepat.Dilihatnya Fadil yang sudah rapih berdiri di sisi ranjang. Dia tengah menatapnya dengan tajam."Ayo cepat kemas barang-barangmu!"Hana mengerjap mencerna ucapan yang baru saja Fadil katakan. Kondisi yang baru bangun tidur membuatnya sedikit lambat dalam berpikir."Ayo kemas barang-barangmu, tunggu apa lagi?""Memangnya kita mau kemana? Rumahku disini."Hana menggelar pesta di rumahnya, rumah yang besar namun penghuninya hanya dia seorang. Hana merasa nyaman saat Hamid, Arini, Aidan dan Namira menginap di rumah itu. Suasana yang ramai yang selama ini dia rindukan. Namun kini suami yang baru kemarin menikahinya itu mau mengajaknya kemana? Pikir Hana."Kau akan tinggal di apartemenku,".Mata Hana membola."Bagaimana jika aku tetap tinggal disini, jika kau ingin tinggal disana aku tidak masalah." ujar wan
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Pemandangan bikin gusar

Hana tiba di kantor stelah dua puluh menit kemudian, dia harus mencari taksi dulu untuk sampai ke kantor. Penampilan Hana sedikit berantakan. Hana telah tiba di loby kantor.Dia menepuk dahinya sendiri, kala mengingat hari ini ada meeting dengan perusahaan Fadil. Semua orang pasti telah berkumpul.Hana masuk ke ruangan meeting. Di sana semua orang sudah berkumpul dan tengah menatapnya."Ma-maaf saya terlambat, jalanan sedikit macet." kilahnya berbohong.Fernand sang bos menatap tak suka melihat keterlambatan Hana."Lain kali jangan sampai telat, kau tau hari ini ada meeting.""I-iya Pak. Maaf." ucap Hana menunduk.Aidan melirik ke arah Hana sekilas kemudian fokus pada berkas yang berada di tangannya. Sedangkan Fadil tak menoleh ataupun melihat ke arah Hana. Dia hanya fokus pada pembahasan tentang pemasaran.Hana duduk di kursinya berusaha menyimak pembahasan yang sedang di presentasikan. Namun matanya terasa berat. Dia menguap berkali-kali. Pandangan itu tak luput dari pandangan Ferna
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Meminta hak kembali

Hari ini Hana sangat bersemangat membeli bahan masakan, dia berencana untuk memasak meskipun seumur hidup Hana tak pernah melakukannya, dia sedikit kesusahan, antara membedakan beberapa bumbu. Hana memutuskan untuk menelpon Namira meminta bantuannya."Yang itu namanya merica, ketumbar, dan kayu manis..." Namira mencoba menjelaskannya saat Hana melakukan panggilan video."Oke baiklah, aku mengerti."Hana mengulum bi bir terlebih dahulu, saat ingin menanyakan sesuatu pada Namira."Em, Mira...." lirihnya. "Ya, apa lagi yang kau belum paham?""Bukan itu...""Hem, lalu apa?""Apa kau tau makanan kesukaan Fadil?"Namira tersenyum di seberang telepon."Oh kau ingin memasak untuk Mas Fadil?"Dengan malu-malu Hana mengangguk."Baiklah... Setauku Mas Fadil dulu sangat suka dengan Udang asam manis.""Apa kau tau cara membuatnya?""Tentu saja aku akan mengajarimu dari sini."Hanya tersenyum."Baiklah terima kasih banyak Namira."Hana mulai melakukan sesuai dengan perintah Namira. Namira memberit
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Makan malam

Fadil melepaskan pakaiannya yang tersisa pada tubuhnya, kemudian siap memulai penyatuan mereka."Fadil, kumohon lakukan secara pelan-pelan." Hana sedikit trauma dengan permainan Fadil malam itu yang begitu kasar. Dengan mata berkilat dan penuh nafsu Fadil tak menggubris permohonan Hana.Dia terus menghujami Hana, menikm4ti setiap lekukan tu buh Hana yang mulus.Hetakan setiap hentakkan dia lakukan saat penyatuan itu kembali terjadi.Hana mengerang dan men desah saat Fadil memberinya rangsangan yang bertubi. Meskipun masih sedikit kasar, tapi tidak seperti malam itu. Hana bisa menikmatinya."Ahhh...." De sah an itu lolos begitu saja dari mulut Hana, dia mulai menikmati permainan yang Fadil berikan."Fadil... Ahh...""Diamlah Namira..."Lagi, lagi-lagi Fadil menyebut nama Namira, padahal yang sedang di g4gahinya adalah Hana, hati Hana berdenyut mendengarnya. Bulir bening mengalir dari pipinya.Fadil terus memompa kecepatan ritmenya saat akan mencapai puncak."Ahhhhhh! Namira." Lenguhan
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Jauhi dia!

"Hana juga cantik malam ini harusnya kau memujinya," lirik Namira pada Hana kemudian tersenyum menyambutnya. Fadil menghembuskan napas kasar."Hei kalian!" semua mata menuju ke arah sumber suara.Terlihat Arini dan Hamid berjalan menghampiri mereka.Arini menyapa Hana dan juga Namira, serta putranya Fadil."Terimakasih ya kalian semua sudah datang, ayo masuk. Keluarga kita yang lain sudah berkumpul.""Em ayo," ucap Hana dan Namira bersamaan.Fadil mengekori mereka dari belakang.Semua anggota keluarga berkumpul di meja makan yang panjang, besar dan melingkar. Hana dan Fadil duduk bersebelahan, dan di seberang mereka ada Namira dan juga Aidan. Tak henti-hentinya Fadil menatap Namira. Melihat itu membuat hati Aidan memanas. Dia ikut menatap Fadil tak suka."Bisakah kau berhenti menatap istriku?" ujar Aidan.Seluruh anggota keluarga menatap lurus ke arahnya dan juga Fadil. Mereka menanti apa yang akan di katakan oleh Fadil. "Untuk apa aku menatap istrimu, istriku juga tak kalah cantikn
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Menyadari kesalahan

"Hana apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu?""Mas Fadil!"APA!"Ka-kalo begitu, ayo masuk dulu."Namira mengajaknya duduk di sofa ruang tamu, kemudian memanggil asisten rumah tangga untuk membuat minuman untuk Hana.Setelah minuman datang, Hana langsung meminumnya sampai tandas, tangannya masih bergetar."Sayang kau lama sekali, siapa yang datang?" terdengar suara Aidan yang baru saja menuruni anak tangga. Aidan terkejut saat melihat Hana di ruang tamu."Hana kau disini?" tatapan Aidan menelisik."Biarkan Hana disini dulu, Mas. Dia sedang ada masalah dengan Mas Fadil."Melihat wajah yang lebam dengan sudut bibir yang robek, membuat Aidan yakin Hana baru saja mendapatkan ke ke ra san fisik dari Fadil."Apa kau tidak berniat melaporkannya?" tanya Aidan. Hana menggeleng. Hana bisa saja melaporkan Fadil, namun setelah itu Fadil pasti tidak akan tinggal diam."Hana, apa kau ingin istirahat, aku akan menyuruh asisten rumah tanggaku untuk membersihkan kamar tamu untukmu?"Hana
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Tak di anggap

"Apa rasanya sakit, hem?" Hana mengangguk. "Maaf..." lirih Fadil merasa bersalah. Mata Hana langsung mengerjap. Tak percaya dengan perubahan Fadil. Baru saja beberapa jam yang lalu Fadil menyakitinya, sekarang malah bersikap manis. "Kau tunggu sebentar disini," Fadil turun dari ranjang, lalu keluar dari kamar. Tak berselang lama Fadil kembali membawa air hangat. "Duduklah," pinta Fadil. Hana menurut kemudian duduk di tepi ranjang. Dengan kain kecil Fadil telaten mengkompres wajah Hana yang lebam. "Shhh!" Hana merintih kala kain itu menempel di pipinya. "Kau tahan sebentar, aku akan mengoleskannya salep agar cepat sembuh," Hana mengangguk menurut apa yang Fadil katakan. Setelah mengkompres wajah Hana, Fadil mengoleskan salep pada luka di sudut bibirnya. Setelah mengoleskan salep, Fadil manaruh kembali wadah bekas mengkompres wajah Hana. Fadil kembali ke kamarnya, dia tertegun melihat Hana telah terlelap di ranjangnya. Fadil merangkak naik ke ranjang, merebah
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Rekan kerja

"Dia...""Rekanku."GLEK!Napas Hana tercekat di tenggorokan. Bulir bening menganak sungai."Mengapa sesakit ini rasanya tidak di anggap." ucapnya dalam hati. Namun Hana berusaha untuk tetap tersenyum di depan rekan kerja Fadil."Oh saya pikir dia istri anda Pak Fadil, saya lihat dari kejauhan kalian terlihat mesra sekali."Fadil tersenyum getir."Baiklah Pak Fadil, saya permisi. Istri saya telah lama menunggu." ujarnya.Fadil mengangguk."Sampai jumpa."Pak Zainal menunduk pamit dan pergi dari sana.Fadil melirik ke arah Hana, dan Hana berusaha untuk terlihat baik-baik saja."Aku akan mengurus pembayaran untuk ini. Kau sebaiknya pergi dulu, tunggu aku di mobil."“Mm, maaf Pak Fadil, saya izin ke toilet sebentar.”Hana merasakan kesedihan yang mendalam di hatinya saat dia berjalan ke kamar mandi, air mata mengalir di matanya.Begitu berada di dalam kamar mandi, Hana menangis tersedu-sedu sambil bersandar ke dinding, merasa benar-benar sendirian dan tidak dihargai oleh suaminya. Tangis
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Selamat tinggal

Hana masuk ke dalam ruangan itu,namun pikirannya melambung pada kata-kata Fadil baru saja."Halo Bu Hana, apa kabar?" sapa seorang Dokter kandungan wanita."Saya baik, Dok." balas Hana tersenyum manis.Hana duduk di sebrang meja sang dokter, Fadil setia menemaninya dengan duduk di sebelahnya."Oh iya, apa masih ada keluhan pusing, mual, atau sebagainya Bu Hana?""Hem tidak ada, Dok. Oh iya Dokter, apa bisa sekarang kami tau jenis kelamin anak kami?""Bentar ya saya cek dulu." Dokter wanita itu mulai mengecek usia kandungan Hana, dari Buku catatan."Usianya memang sudah cukup untuk mengetahui jenis kelamin janin, namun ke akuratannya masih 60%,""Baiklah Dokter, tidak apa, kami hanya tidak sabar saja." balas Hana dengan senyum yang terpaksa.Fadil hanya memperhatikan dari jauh saat Dokter wanita itu membawa Hana duduk di ranjang, disana terlihat layar USG(Ultra sonografi) untuk melihat janin di dalam perut.Dokter itu menuang gel di atas perut Hana kemudian mulai menempelkan alat pada
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Kehilangan

Pagi hari Fadil terbangun, dia mengucek matanya. Berusaha cepat beradaptasi dengan cahaya mentari yang masuk melalui jendela. Namun saat retinanya mulai melebar, Fadil tak mendapati sosok Hana di sebelahnya."Hana!" Fadil menurunkan kakinya, duduk sebentar di tepi ranjang.Hening. Tidak ada sahutan dari si pemilik nama. Kamar itu benar-benar senyap."Hana, sayang!" panggil Fadil kembali.Fadil berjalan ke arah kamar mandi, dia berdiri di depan pintu."Hana kau di dalam?" tanya Fadil.Tak ada sahutan membuat Fadil membuka kamar mandi tersebut.Kosong.Tak ada siapapun disana."Kemana dia?" gumamnya sendiri.Secarik kertas yang tertindih handphone miliknya tergeletak di atas nakas tiba-tiba menarik perhatiannya.Ya, sebelum pergi Hana sempat menulis surat untuk suaminya. Lalu menempatkannya di atas nakas. [Untukmu... Fadil suamiku.Esok pagi jika kamu membaca surat ini, itu artinya aku sudah tak ada lagi di sampingmu.Terimakasih untuk luka yang kamu beri, untuk semua kebohongan yang k
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status