Home / CEO / Dikejar Paman Mantan Suami / Chapter 411 - Chapter 420

All Chapters of Dikejar Paman Mantan Suami: Chapter 411 - Chapter 420

444 Chapters

Bab 411

"Elena, ada hal penting yang ingin kukatakan kepadamu, terkait orang tua kandungmu."Zahra memandang Elena, kemudian dia berkata dengan penuh semangat. "Selama kamu memberiku sejumlah uang, nggak perlu banyak, cukup beberapa ratus juta, maka aku akan memberitahumu tentang orang tua kandungmu."Elena berkata, "Oh?" Dia mengangkat alisnya, lalu berkata dengan menyesal tanpa ragu. "Bu Zahra, aku sudah menemukan orang tua kandungku."Zahra menggelengkan kepalanya dengan bingung. "Sudah ketemu? Jangan berbohong padaku, itu nggak mungkin? Ayahmu datang menemuiku kemarin lusa."Mata Elena berkedip, dia tersenyum dengan penuh makna. "Oh, benarkah? Di mana dia?"Pada saat ini, Sherlly berdiri di luar pintu ruang tamu sambil memegang dua lembar laporan hasil tes DNA.Mendengar percakapan antara Elena dan Zahra, ekspresinya menjadi makin dingin. Dia berbalik, kemudian meninggalkan ruang tamu dengan marah.Saat ini, Zahra masih mengira dirinya akan segera mendapatkan uang. Dia berkata dengan tidak
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 412

Dia meminta pembantu untuk memanggil Sherlly.Sherlly segera datang.Dia berjalan ke arah Roman dan Elena dengan senyum hangat.Roman mengangguk kecil, mengisyaratkan bahwa perjamuan akan segera dimulai.Roman dan Sherlly berjalan ke atas panggung sambil bergandengan tangan.Roman memegang mikrofon, kemudian berkata kepada para tamu sambil tersenyum. "Semuanya, terima kasih sudah menghadiri perjamuan hari ini. Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi Keluarga Bronwyn, karena kami akhirnya menemukan putri kami yang telah lama hilang."Para tamu bertepuk tangan sembari mengulas senyum turut gembira.Ketika Roman hendak lanjut berbicara, dia dihentikan oleh Sherlly. Dia tampak heran. "Sayang?"Sherlly tersenyum sambil berkata, "Sayang, aku ingin menyampaikan beberapa patah kata."Roman mengangguk, lalu memberikan mikrofon kepada Sherlly.Sherlly memandang para tamu yang hadir, lalu berkata sambil tersenyum. "Hari ini adalah hari yang langka. Aku ingin mempersilakan seseorang naik ke
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 413

Setelah Zahra diusir oleh pengawal Keluarga Bronwyn, dia sangat marah. Dia memaki Elena di pinggir jalan. "Elena, semoga kamu mati ditabrak mobil!"Kali ini dia datang ke ibu kota dengan harapan bisa memperoleh sejumlah uang dari Elena.Tak disangka dia tidak mendapatkan apa pun, bahkan diseret keluar oleh Keluarga Bronwyn.Zahra menyentuh sakunya. Uangnya yang tersisa tidaklah banyak, ongkos untuk pulang saja menjadi masalah.Di tengah keputusasaan, dia memutuskan untuk naik bus ke stasiun kereta.Bus itu penuh dan sesak.Zahra berdiri sambil memegang pegangan.Sesampainya di stasiun kereta, dia turun dari bus. Begitu menyentuh sakunya, dia tertegun sejenak. Uangnya hilang.Dia berteriak dengan marah. "Siapa yang begitu nggak bermoral, mencuri uangku?! Itu adalah ongkosku untuk pulang ke rumah!"Zahra lapar sekaligus cemas. Bagaimana dia melewati malam ini kalau tidak ada uang? Selain itu, dia juga tidak bisa menghubungi Julius, karena ponsel Julius ada pada Zahra dan telah dicopet ta
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 414

Hanya sopir yang tahu mereka pergi ke rumah sakit mana.Roman sebenarnya punya sedikit kecurigaan terhadap sopirnya, tetapi dia masih mengingat sifat baik manusia.Sopir ini telah bekerja untuknya selama hampir sepuluh tahun. Biasanya Roman juga memperlakukannya dengan baik.Namun, fakta membuktikan bahwa hati manusia paling tidak bisa ditebak.Roman memanggil pengawal, lalu berbisik, "Tahan si sopir, jangan membuatnya waspada."Pengawal itu mengangguk, kemudian segera bertindak.Roman berjalan ke lantai atas. Sekarang hal terpenting adalah berbicara dengan istrinya.Dia membuka pintu, lalu masuk ke kamar tidur.Sherlly sedang menyeka wajahnya di depan meja rias.Roman berjalan ke belakang Sherlly, kemudian memandang istrinya itu melalui cermin. "Sayang, mari kita bicara."Sherlly memasang ekspresi dingin. Dia berdiri, lalu berjalan ke sofa untuk duduk, terlihat sedikit marah dan sedih.Roman menyusul, kemudian duduk di sampingnya. Dia memegang tangan Sherlly, mencoba menenangkan emosi
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 415

Alhasil, Edwin menghabiskan sepanjang harinya untuk menjaga seorang anak dewasa dan seorang anak kecil.Saat ini, beberapa motor tiba-tiba keluar dari perempatan.Leon segera mengerem, mobilnya berhenti tiba-tiba.Van hitam di belakang mereka melaju dengan cepat, menghalangi jalan mundur mereka.Sepeda motor pun berhenti, tetapi tidak mematikan mesin. Mereka tetap menginjak pedal gas. Terdengar bunyi berderung.Suara mendengung terdengar kencang pada malam ini.Camila terbangun. Dia membuka matanya dengan mengantuk, lalu menggaruk telinganya. "Paman, berisik sekali."Edwin tersenyum lembut sambil berkata, "Motor mereka rusak, kita tunggu mereka memperbaikinya."Camila sangat patuh. "Oke."Dia duduk, kemudian meregangkan lehernya untuk melihat motor apa yang rusak.Leon memastikan bahwa para pengendara sepeda motor itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera mengambil tindakan. Dia melirik Edwin melalui kaca spion, mereka bertukar pandang."Camila, mau bermain gim?" tanya Edwin dengan
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 416

Hati Briana dipenuhi kepanikan dan kemarahan.Ingin rasanya dia menghajar wanita itu.Dia tidak berani menunda lebih lama. Setelah mengemasi barang-barang penting, dia menarik kopernya dengan tangan gemetar."Selama aku lari ke luar negeri, Nathan nggak akan bisa menangkapku." Dia mencoba untuk menenangkan diri.Briana membuka pintu kamar tidur, dia tiba-tiba mendengar suara langkah kaki dari bawah.Hatinya tiba-tiba menegang, dia segera menutup pintu, kemudian menguncinya.Sudah datang, sudah datang. Bagaimana, bagaimana?Briana mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Luther. Luther tidak mengangkat panggilannya setelah Briana menelepon dua kali.Putus asa.Siapa lagi yang bisa membantunya?Dia menggertakkan gigi, kemudian menelepon Stella."Nyonya Stella, tolong, tolong minta Paman Hugo bantu aku." Suaranya menjadi makin panik."Briana, apa yang terjadi? Jangan cemas, aku akan pergi mencari Hugo." Stella terkejut, dia menghibur Briana dengan lembut.Hugo sedang mendengarkan Aurora ber
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 417

Dia berjalan ke ruang piano sambil tersenyum. "Aurora, latihan hari ini bagus sekali. Pergilah istirahat, oke?"Aurora tersenyum manis sembari menjawab, "Oke."Setelah Aurora dan pengasuhnya meninggalkan ruang piano.Stella menoleh ke arah Hugo dengan ekspresi khawatir sekaligus memohon. "Hugo, aku ingin ikut anak-anak ke luar negeri. Aku mau merawat Aurora dan Aaron. Mereka masih begitu kecil, aku nggak tenang kalau hanya membiarkan pengasuh yang merawat mereka."Hugo terkejut. "Stella, apakah kamu serius?"Stella mengangguk lalu menghela napas. "Aku sudah melihat mereka sejak bayi. Aurora dan Aaron sama-sama sangat pintar. Mereka membutuhkan orang yang akrab di sisi mereka setelah mereka pergi ke luar negeri."Setelah Hugo terdiam beberapa saat, dia akhirnya mengangguk. "Oke, aku akan meluangkan waktu untuk mengunjungi kalian setiap bulan."Stella tersenyum. "Ada aku, kedua anak itu akan merasa lebih aman."Hugo menghela napas. "Terima kasih. Kalau begitu, aku serahkan Aurora dan Aar
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 418

"Ah ... ah .... Tuan Nathan hebat sekali, ah .... Nyaman sekali .... Oh, oh, oh, lebih ke atas ... lebih kuat ...."Di atas sofa, seorang wanita berteriak sekeras-kerasnya.Wajah tampan Nathan seketika tampak tak bisa berkata-kata, dia mengangkat tangannya, lalu menampar bokong Elena."El-el, kalau kamu mendesah seperti itu lagi, aku akan menghabisimu sekarang juga."Nathan hanya memijatnya!Desahan Elena begitu heboh, Nathan tahu bahwa dia sengaja.Elena menoleh, dia menatap Nathan dengan tidak percaya. "Bagian mana yang kamu pukul?"Nathan menutupi Elena dengan gaun tidur sutra. Dia menutup minyak esensial, tangannya dipenuhi dengan aroma melati dari minyak esensial.Dia menarik selembar tisu untuk menyeka tangannya, lalu menatap Elena dengan tatapan lekat.Elena berbaring diam, dia menggeliat untuk mengenakan gaun tidurnya. Setelah itu, dia bangun dan menata rambutnya. "Cepat cuci tanganmu. Aku tidur dulu."Nathan mendengus, berdiri, kemudian berjalan ke kamar mandi untuk mencuci ta
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 419

Keesokan paginya.Sinar matahari masuk ke dalam kamar melalui tirai.Elena membuka matanya, kemudian menoleh ke arah Nathan yang sudah bangun."Selamat pagi, El-el," ujar Nathan dengan pelan, tatapannya penuh cinta."Selamat pagi, Tuan Nathan," balas Elena dengan senyuman.Hari ini adalah hari yang istimewa, mereka segera bangun.Ketika Elena pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi, sedangkan Nathan menelepon Edwin dulu. "Apakah kamu mau membawa Camila keluar hari ini?"Orang yang berhubungan dengan Briana kabur terlalu cepat sehingga tidak tertangkap.Gayanya dalam bertindak sangat mirip dengan orangnya Adris.Nathan mengerutkan kening.Edwin sedang melakukan rapat virtual. Ketika dia mendengar kata-kata Nathan, sudut mulutnya berkedut. Dia berkata dengan senyuman palsu. "Oke, aku akan menjemputnya sekarang."Setelah menutup telepon, Nathan terkekeh. Dia berjalan ke kamar mandi, lalu melihat Elena sedang mencuci wajahnya.Dia bersandar di kusen pintu, menatap Elena sambil tersenyum.
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 420

Janine mengambil sesendok es krim, kemudian menyuapi Camila. Camila pun melakukan hal yang sama.Mereka masing-masing membeli es krim dengan rasa yang berbeda agar bisa mencicipi es krim satu sama lain.Camila menyipitkan matanya, lalu menjilat es krim dengan senang. "Tante, es krim rasa stroberimu enak sekali. Lain kali Camila juga mau beli yang rasa stroberi."Janine tersenyum, kemudian mengambil sesendok es krim stroberi lagi untuk menyuapi Camila.Namun, sesendok es krim itu direbut oleh Edwin.Pria itu tersenyum polos. "Memang enak."Janine menatapnya dengan tercengang. "Edwin!"Apakah pria ini tak punya urat malu?Camila membuka matanya lebar-lebar, kemudian memprotes, "Paman Edwin, itu untuk Camila!"Sudah begitu besar masih rebutan es krim dengan anak kecil.Sungguh mengkhawatirkan.Edwin berkata dengan lembut. "Camila, Paman melakukannya demi kebaikanmu. Anak kecil nggak boleh makan terlalu banyak es, nanti bisa sakit perut."Camila adalah anak yang patuh, dia mengangguk. "Bai
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
404142434445
DMCA.com Protection Status