"Ah ... ah .... Tuan Nathan hebat sekali, ah .... Nyaman sekali .... Oh, oh, oh, lebih ke atas ... lebih kuat ...."Di atas sofa, seorang wanita berteriak sekeras-kerasnya.Wajah tampan Nathan seketika tampak tak bisa berkata-kata, dia mengangkat tangannya, lalu menampar bokong Elena."El-el, kalau kamu mendesah seperti itu lagi, aku akan menghabisimu sekarang juga."Nathan hanya memijatnya!Desahan Elena begitu heboh, Nathan tahu bahwa dia sengaja.Elena menoleh, dia menatap Nathan dengan tidak percaya. "Bagian mana yang kamu pukul?"Nathan menutupi Elena dengan gaun tidur sutra. Dia menutup minyak esensial, tangannya dipenuhi dengan aroma melati dari minyak esensial.Dia menarik selembar tisu untuk menyeka tangannya, lalu menatap Elena dengan tatapan lekat.Elena berbaring diam, dia menggeliat untuk mengenakan gaun tidurnya. Setelah itu, dia bangun dan menata rambutnya. "Cepat cuci tanganmu. Aku tidur dulu."Nathan mendengus, berdiri, kemudian berjalan ke kamar mandi untuk mencuci ta
Keesokan paginya.Sinar matahari masuk ke dalam kamar melalui tirai.Elena membuka matanya, kemudian menoleh ke arah Nathan yang sudah bangun."Selamat pagi, El-el," ujar Nathan dengan pelan, tatapannya penuh cinta."Selamat pagi, Tuan Nathan," balas Elena dengan senyuman.Hari ini adalah hari yang istimewa, mereka segera bangun.Ketika Elena pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi, sedangkan Nathan menelepon Edwin dulu. "Apakah kamu mau membawa Camila keluar hari ini?"Orang yang berhubungan dengan Briana kabur terlalu cepat sehingga tidak tertangkap.Gayanya dalam bertindak sangat mirip dengan orangnya Adris.Nathan mengerutkan kening.Edwin sedang melakukan rapat virtual. Ketika dia mendengar kata-kata Nathan, sudut mulutnya berkedut. Dia berkata dengan senyuman palsu. "Oke, aku akan menjemputnya sekarang."Setelah menutup telepon, Nathan terkekeh. Dia berjalan ke kamar mandi, lalu melihat Elena sedang mencuci wajahnya.Dia bersandar di kusen pintu, menatap Elena sambil tersenyum.
Janine mengambil sesendok es krim, kemudian menyuapi Camila. Camila pun melakukan hal yang sama.Mereka masing-masing membeli es krim dengan rasa yang berbeda agar bisa mencicipi es krim satu sama lain.Camila menyipitkan matanya, lalu menjilat es krim dengan senang. "Tante, es krim rasa stroberimu enak sekali. Lain kali Camila juga mau beli yang rasa stroberi."Janine tersenyum, kemudian mengambil sesendok es krim stroberi lagi untuk menyuapi Camila.Namun, sesendok es krim itu direbut oleh Edwin.Pria itu tersenyum polos. "Memang enak."Janine menatapnya dengan tercengang. "Edwin!"Apakah pria ini tak punya urat malu?Camila membuka matanya lebar-lebar, kemudian memprotes, "Paman Edwin, itu untuk Camila!"Sudah begitu besar masih rebutan es krim dengan anak kecil.Sungguh mengkhawatirkan.Edwin berkata dengan lembut. "Camila, Paman melakukannya demi kebaikanmu. Anak kecil nggak boleh makan terlalu banyak es, nanti bisa sakit perut."Camila adalah anak yang patuh, dia mengangguk. "Bai
Elena tidak ingin mengangkatnya, dia berpura-pura tidak melihatnya.Nathan tidak bertanya. "Giliran kita. Ayo siap-siap dulu."Elena hendak menyimpan ponselnya ketika Sherlly meneleponnya lagi.Dia mengerutkan kening, kemudian memilih untuk mengabaikannya untuk hari ini.Mereka memakai peralatan keselamatan, berdiri di atas papan, sementara staf melakukan pemeriksaan akhir."Siap?""Siap!"Elena memandang Nathan, mereka sangat memahami satu sama lain.Mereka melompat turun bersama, angin menderu-deru di telinga mereka.Rambut panjang Elena beterbangan di udara.Mata Nathan terus tertuju pada Elena....Saat ini, di Kediaman Bronwyn.Sherlly menelepon tiga kali berturut-turut, tetapi panggilannya tak diangkat. Dia pikir, Elena mungkin sedang sibuk.Dia pun mengirim pesan."El, setelah melihat pesan, teleponlah Ibu."Sampai keesokan harinya.Sherlly masih tidak menerima pesan balasan maupun panggilan telepon dari Elena. Ekspresinya agak muram.Sherlly membawa ponselnya ke lantai bawah, k
Grup Kallias mengadakan rapat pemegang sahamnya pada tanggal 1 Juni setiap tahun.Rapat pemegang saham merupakan peristiwa penting dalam operasional perusahaan.Hari ini adalah hari rapat pemegang saham, Elena berangkat lebih awal. Dia duduk di dalam mobil, hendak berangkat ke perusahaan.Di tengah jalan, dia menerima panggilan telepon dari Roman. "Ayah?"Roman berkata dengan hangat. "El, kapan kamu punya waktu untuk membawa Camila makan di rumah? Ayah juga ingin bertanya padamu, apakah kamu ingin mengubah margamu menjadi Bronwyn?"Mereka belum bertemu secara resmi dengan Camila.Sedangkan masalah marga, Roman tidak akan memaksa Elena."Dua hari kemudian seharusnya sempat membawa Camila pulang, Ayah. Sedangkan untuk marga, aku nggak mau mengubahnya untuk saat ini. Kalau mengubahnya, ada banyak data yang harus diubah juga."Roman mengangguk penuh pengertian di ujung telepon. "Hm, nama hanyalah panggilan, yang penting kamu mengakui kami."Elena tersenyum lembut. "Terima kasih atas penger
Perusahaan besar terkadang percaya pada hal-hal yang tidak ilmiah seperti nasib.Elena berpikir cepat tentang tindakan pencegahan.Keraguan Emmett dan yang lainnya adalah hal yang harus dihadapi Elena.Elena menatap Emmett. "Aku nggak akan mengelak dari tanggung jawab atas kecelakaan ini. Kami akan membentuk tim investigasi secepatnya untuk mengetahui penyebab kecelakaan ini, pada saat yang sama meluncurkan rencana darurat untuk meminimalisir kerugian."Elena menoleh ke arah pemegang saham lainnya. "Semuanya, aku berjanji akan melakukan yang terbaik untuk menangani kecelakaan ini dan memastikan stabilitas perusahaan serta kepentingan pemegang saham nggak dirugikan. Tolong beri kami waktu, kami akan memberikan jawaban yang memuaskan secepat mungkin."Ruang rapat seketika hening, para pemegang saham memasang ekspresi yang berbeda-beda.Setelah hening sejenak, sebagian pemegang saham mengangguk setuju. Mereka bersedia memberi Elena waktu untuk menangani kecelakaan itu.Separuh pemegang sa
Sherlly memasang ekspresi dingin. Dia mengambil remote untuk menyalakan TV. Kebetulan program TV sedang menyiarkan berita.Di layar, pembawa acara sedang mewawancarai pemegang saham yang baru saja keluar dari Grup Kallias. Orang yang diwawancarai tidak lain adalah Emmett."Halo, Tuan Emmett, apakah karamnya kapal Silicon Express akan berdampak pada Grup Kallias?" tanya pembawa acara.Emmett menghadap kamera lalu tersenyum tipis. "Tergantung kemampuan penanganan Bu Elena yang baru dilantik, tapi aku yakin Grup Kallias punya kemampuan dan sumber daya untuk menangani krisis kali ini."Pembawa acara lanjut bertanya, "Jadi, apakah kecelakaan ini akan berdampak pada kepercayaan pemegang saham dan investor?"Emmett mempertahankan ekspresi tenang sembari menjawab dengan lembut. "Perusahaan mana pun akan menghadapi berbagai tantangan dalam proses pengembangan. Sebagai pemegang saham, kami percaya pada manajemen dan kemampuan darurat perusahaan. Aku yakin dengan upaya bersama, kelak Grup Kallias
Setelah mandi, Elena menghela napas lega karena dia akhirnya bisa istirahat.Elena menoleh, kemudian melihat Nathan masuk membawa segelas susu. Dia menyerahkan susu itu kepada Elena. "Minum, lalu cepat tidur."Elena mengangguk, kemudian dia berkata, "Tuan Nathan, kamu benar-benar perhatian. Aku sangat beruntung bisa menikahimu di kehidupan ini."Nathan menyentil dahi Elena dengan jari telunjuknya."Oh, sakit sekali." Elena memegang gelas dengan kedua tangan. Dia meneguk susu, susu hangat mengalir ke tenggorokannya. Rasanya nyaman.Nathan duduk di samping Elena, lalu mengulurkan tangannya di sandaran sofa Elena. Elena terlihat seperti berada di dalam pelukannya. "Soal tenggelamnya kapal Silicon Express, apakah kamu membutuhkan bantuanku?"Nathan bertanya dengan suara pelan, suaranya mengandung perhatian.Setelah Elena selesai meminum susu, dia meletakkan gelas di atas meja kopi, kemudian bersandar di dalam pelukan Nathan. "Nggak perlu. Oh ya, dua hari lagi aku akan membawa Camila untuk
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat