Home / CEO / Dikejar Paman Mantan Suami / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of Dikejar Paman Mantan Suami: Chapter 381 - Chapter 390

444 Chapters

Bab 381

Elena mengernyit. "Tapi kenapa dia nggak menjelaskan? Kalau masalah itu nggak diselesaikan, Janine akan selalu kepikiran."Nathan mengangkat sebelah alisnya. "Masalah apa?"Elena menceritakan apa yang dikatakan Janine padanya.Setelah mendengar, Nathan mencium dahi Elena. "Biarkan Janine menanganinya sendiri. Kita bisa mendukungnya, tapi kita nggak bisa ikut campur dalam hubungan mereka."Elena juga tahu bahwa orang lain tidak bisa ikut campur dalam masalah seperti ini. Dia menggerakkan tubuhnya, menyandarkan wajahnya di dada Nathan. "Hm."Dia mengusap dadanya dan berkata dengan malas, "Malam ini aku dalam suasana hati untuk melakukannya, mau lanjut?"Nathan memegang tangan Elena, seketika membalikkan badan, menindih wanita itu lagi.Terkadang Elena sangat suka melihat Nathan yang tenang dan elegan menjadi tak sabar.Dia membuka bibir merahnya, menggigit jari Nathan dengan pelan.Rambut hitam Elena tersebar di atas seprai putih, jari-jarinya mencengkeram seprai dengan erat....Keesoka
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 382

"Berhenti di depan Mal Paragon."Elena berencana membelikan sebuah arloji untuk Nathan.Agar tak dikenali, dia pun memakai topi dan masker.Hardy keluar dari mobil, membuka pintu, lalu mereka berdua berjalan ke dalam mal.Hari ini mal sepi.Setelah masuk ke mal, Elena dan Hardy langsung menuju konter arloji.Saat Elena sedang memilih jam tangan, dia mendengar percakapan dari pelanggan sebelah yang juga sedang membeli jam tangan."Nak, bagaimana jam tangan ini?" tanya Eliana pada menantu perempuannya yang ada di samping."Selera Ibu tentu saja bagus. Sherlly pasti menyukainya," jawab Alora sambil tersenyum.Terkadang Alora merasa iri dengan adik iparnya yang bernasib baik. Di rumah, Sherlly bak tuan putri. Setelah menikah pun dia tetap menjadi tuan putri. Walaupun Sherlly sudah menikah selama dua puluh tahun lebih, orang tuanya masih menyayanginya.Satu-satunya hal buruk dalam hidup adik ipar Alora adalah putri tunggalnya menghilang."Bungkus jam tangan ini." Eliana baru saja datang ke
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 383

"Tuan Eduardo, aku benar-benar minta maaf atas kejadian sebelumnya," ujar Elena dengan tulus.Malam ini, dia sengaja mentraktir Eduardo makan untuk meminta maaf atas kejadian di hotel sebelumnya.Kesalahpahaman sebelumnya berdampak besar pada kerja sama antara mereka.Eduardo duduk di seberang Elena dengan ekspresi tegas, tetapi tatapannya memancarkan sedikit penasaran.Bisa-bisanya Nathan turun tangan demi Elena.Dia memandang Elena dengan senyum sopan. "Bu Elena, karena masalah ini sudah diselidiki dengan jelas, kesalahpahamannya sudah nggak ada."Kata-kata Eduardo memang terdengar indah dan menyenangkan.Namun, Elena tahu betul bahwa kejadian ini telah membuat Eduardo meragukan manajemen Grup Kallias. Eduardo yakin Grup Kallias memiliki masalah manajemen.Senyum Elena tidak berubah. Dia mengangkat gelasnya. "Terima kasih sudah memberi Grup Kallias kesempatan lagi."Eduardo mengangkat gelasnya juga. "Semoga kita punya kesempatan untuk kerja sama. Bersulang."Gelas mereka berdenting p
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 384

Briana tersenyum.Suasana di Kediaman Bronwyn sangat baik."Apakah Luther sudah punya pacar?" tanya Eliana dengan penuh perhatian.Orang tua Luther meninggal muda sehingga dia dibesarkan oleh Sherlly dan Roman. Eliana juga sangat perhatian terhadap Luther.Sherlly tersenyum, kemudian menggelengkan kepalanya. "Bu, jangan bahas itu. Dia hanya tahu kerja dan kerja, sama sekali nggak ada tanda-tanda mau menjalin hubungan."Eliana tersenyum. "Luther, pekerjaan memang penting, tapi hubungan asmara juga nggak bisa diabaikan. Kamu juga harus mencari seorang gadis."Briana yang ada di samping pun menimpali, "Kak Luther begitu unggul, dia pasti akan menemukan orang yang cocok dengannya."Briana melihat ke bawah untuk menyembunyikan pikirannya yang melintas.Sherlly menyahut, "Ya, Briana benar. Luther, jangan terlalu pilih-pilih. Kalau ada yang cocok, coba lebih sering berinteraksi."Luther tidak menyangka topik pembicaraan akan melibatkan dirinya. Dia mengangguk dengan tak berdaya. "Nenek, aku t
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 385

"Mirip, sangat mirip." Eliana menatap foto di ponsel, lalu menghela napas sebelum berkata, "Kamu nggak melihat foto nenek buyutmu. Anak ini dari keluarga mana?"Eliana bertanya dengan penasaran. Semua rambutnya sudah memutih, senyum lembut menghiasi wajahnya, kebingungan serta keterkejutan terpancar dari matanya.Sherlly tidak tertarik membicarakan Elena. Dia duduk dengan anggun di sofa. Wajahnya tersenyum tipis, tetapi tatapannya sedikit dingin.Namun, sebagai menantu, Roman tidak bisa bersikap sesantai Sherlly. Dia menjawab, "Dia adalah menantunya Keluarga Kallias, sekarang adalah CEO Grup Kallias. Tapi kami nggak tahu dari keluarga mana dia berasal, kami nggak pernah mencari tahu."Eliana mengangguk pelan dan tampak berpikir. "CEO Grup Kallias. Sungguh pemuda yang luar biasa."Alora menghela napas. "Kebetulan sekali. Jangan-jangan ada hubungan antara keluarga Elena dan Keluarga Gaines?"Kata-kata Alora membuat Roman berpikir keras.Roman terdiam sejenak sebelum berkata, "Aku akan me
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 386

Tubuhnya yang tinggi, wajahnya yang tampan, serta auranya yang unik membuat orang yang lewat melihat pria itu sekilas.Tatapan Edwin yang dalam terlihat sangat tidak berdaya saat ini.Ketika dia melihat Janine keluar, dia segera berjalan mendekat, mencoba berbicara. "Janine, aku ...."Sebelum dia selesai berbicara, Janine menatapnya dengan dingin.Hari ini Janine mengenakan gaun putih sederhana, tetapi elegan. Rambut panjangnya digerai, wajah polosnya tampak sedikit keras kepala."Kak El, ayo kita pergi," ucap Janine tanpa ragu-ragu.Edwin mengatupkan bibirnya, merasa tidak berdaya.Gadis ini benar-benar marah. Mungkin tidak mudah untuk membujuknya.Edwin selalu percaya diri, tetapi sekarang dia tampak sedikit murung.Elena melihat Edwin sekilas. Dia menarik tangan Janine lalu berkata, "Oke, ayo kita pergi. Apakah kamu sudah lapar? Mau makan sesuatu?"Mereka berjalan melewati Edwin ke depan.Edwin berdiri di sana, melihat sosok Janine yang pergi, matanya penuh ketidakberdayaan.Edwin t
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 387

Briana meletakkan mangkuk, menghela napas pelan, lalu berkata dengan ragu, "Ibu, aku tahu sedikit tentang Elena, tapi informasinya mungkin nggak sepenuhnya benar."Sherlly mengangguk. "Kalau begitu coba katakan, aku akan mendengarkan."Briana berkata, "Elena dibuang ke panti asuhan oleh ibunya ketika dia masih kecil. Kemudian ibunya menikah dengan Kairo dari Keluarga Henzel. Saat itu Keluarga Henzel lumayan berada. Ibunya kemudian menjemput Elena dari panti asuhan."Sherlly mengerutkan kening dengan bingung, nadanya juga terdengar demikian. "Kenapa ibunya begitu kejam? Bisa-bisanya dia membuang anak ke panti asuhan."Tatapan Briana berubah dengan ekspresi rumit.Dia sengaja menceritakan hal-hal menyedihkan terlebih dahulu agar dia bisa mengatakan hal-hal buruk nanti.Briana dengan sengaja menebak, "Ibunya Elena pasti terpaksa. Setelah ibunya menikah lagi dan memiliki keluarga baru, dia membawa Elena kembali."Sherlly menggelengkan kepalanya dengan sangat tidak setuju. "Walau begitu, di
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 388

Mata Nathan dengan cepat melihat Elena."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Elena dengan heran.Nathan tersenyum sambil duduk di sebelah Elena. "Aku tahu kalian ada di sini, jadi aku datang.""Kamu memasang alat pelacak padaku?" Elena menatap Nathan dengan curiga."Nggak, aku kebetulan lewat dan melihat kalian." Nathan mengulas senyum.Janine membalikkan daging sapi sambil bergumam, "Lihat saja, nggak bisa makan."Elena tersenyum paksa, lalu mencoba mengajak Nathan untuk makan bersama agar dia tidak kena omel. "Apakah kamu sudah makan?"Ketika Nathan mendengarnya, dia tidak bisa menahan senyumnya. "Aku belum makan. Nanti aku temani kalian makan."Setelah selesai bicara, Nathan memanggil pelayan. "Tolong ganti sup pedasnya menjadi sup original. Terima kasih."Ekspresi Elena tiba-tiba menjadi muram ketika dia melihat sup pedasnya diganti.Dia suka shabu-shabu pedas. Supnya mendadak diganti menjadi sup original padahal dia sedang makan dengan nikmat.Suasana hatinya tidak lagi indah.Elena i
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 389

Lampu menyala, lampu neon di kelab malam berkedip-kedip.Edwin melihat bayangannya sendiri di jendela mobil, sepuluh jari rampingnya terkatup.Wajah lembutnya yang terpantul di jendela mobil terlihat sedikit dingin saat ini.Dia melihat jam, menarik napas dalam-dalam, membuka pintu, keluar dari mobil, lalu berjalan ke dalam kelab.Di dalam kelab.Janine sedang mengunyah kacang untuk menghabiskan waktu.Dia mengenakan gaun putih sederhana, tampak segar dan menyenangkan, memancarkan kesan manis. Banyak pria ingin menyapanya, tetapi mereka tidak berani mendekati ketika melihat pengawal yang berdiri di belakang Janine.Janine tahu bahwa Edwin mengikutinya, jadi dia sengaja datang ke kelab untuk bersenang-senang ... makan kacang.Seorang lelaki yang duduk di sebelah Janine meletakkan kacang yang sudah dikupas di depan Janine. "Kak, apakah kacangnya sudah cukup? Kalau belum, aku akan lanjut mengupas."Lelaki itu bertubuh ramping, tampak muda, sepertinya belum kepala dua.Janine tersenyum sam
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 390

Janine mengangkat kepalanya. Melihat Edwin, senyuman di wajahnya masih manis. "Tuan Edwin, ini pacar baruku, Levi."Dia sengaja mendekati Levi agar mereka terlihat lebih dekat.Levi bukan orang bodoh. Dia langsung mengerti tujuan Janine mempekerjakannya sebagai pacar.Dia mengangguk sopan kepada Edwin. "Halo, aku pacarnya."Gigi Edwin terkatup. Dia menatap Levi dengan dingin, lalu menatap Janine. "Janine, keluarlah bersamaku. Kita perlu bicara."Keributan mereka menyebabkan semua orang melihat mereka.Janine berdiri sambil tersenyum. "Levi, ayo pergi bersama."Levi sangat bijaksana, dia berdiri bersama Janine.Janine mengulurkan tangan, kemudian menarik lengan baju Levi.Mata Edwin tertuju pada jari Janine, ketidaksenangan di hatinya menjadi lebih kuat. Namun, dia masih menahan emosinya. Dia berbalik, lalu memimpin jalan keluar.Mereka bertiga keluar dari kelab.Di bawah langit malam, Edwin berhenti melangkah, kemudian dia menoleh ke arah Janine. "Janine, aku tahu kamu marah padaku, ta
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
45
DMCA.com Protection Status