All Chapters of Gejolak Hati Setelah Bercerai: Chapter 11 - Chapter 20

100 Chapters

Bab 11

Semua harapan langsung sirna dalam seketika. Aku hanya merasa tubuhku sedang disiram air dingin saja. Aku memegang gagang telepon, tidak berbicara dalam waktu lama.Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan, tapi aku merasa semuanya sudah tidak berarti lagi.Jelas-jelas Kenneth sudah berjanji padaku tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Jadi, itu berarti Kenneth telah membuat keputusannya, ‘kan?Tidak ada orang dewasa yang tidak bisa membuat pilihan, apalagi menimbang untung rugi suatu masalah. Sepertinya aku adalah pilihan yang dilepaskannya setelah melakukan pertimbangan matang.Aku spontan mengusap perutku. Tiba-tiba aku mulai berpikir apa aku perlu mempertahankan anak ini atau tidak. Jika aku mempertahankannya, meski aku ingin mengakhiri hubunganku dengan Kenneth, hubungan kami juga tidak akan bisa putus dengan tuntas. Hak asuh anak juga merupakan sebuah permasalahan yang sangat besar nantinya. Kenneth memanggilku dari ujung telepon. “Jasmine?”“Emm.” Aku tidak ingin berbicara pan
Read more

Bab 12

Ini sudah yang ketiga kalinya. Aku pernah ingin memberi tahu Kenneth mengenai hal ini sebanyak 3 kali, tetapi selalu saja ada halangan. Sepertinya, ini semua memang takdir. Untungnya, Kenneth masih tidak mengetahui masalah janinku. Dengan begitu, perceraian kami akan berjalan lebih lancar.Akasha adalah kota yang luas. Setelah bercerai, kami bahkan akan kesulitan untuk bertemu. Seharusnya, Kenneth tidak akan pernah tahu bahwa kami memiliki seorang anak.Setelah mendengar usulku, Lauren juga berkata dengan setuju, “Siapa juga yang mau punya seorang ayah berengsek? Keputusanmu untuk nggak memberitahunya itu benar.”Saat selesai diinfus dan keluar dari rumah sakit, waktu sudah menunjukkan pukul 2 sore.Lauren menggandeng tanganku sambil berjalan ke tempat parkir dan berkata, “Mobilmu sudah dikirim ke bengkel. Keadaannya lumayan parah. Jadi, perlu diperbaiki lebih kurang seminggu baru bisa siap. Nanti, aku akan temani kamu pergi ambil mobilmu. Selama beberapa hari ini, kamu hubungi saja ak
Read more

Bab 13

“Siapa?” tanyaku dengan bingung.Kenneth menjawab dengan tenang, “Stephen. Malam itu, bukannya dia yang mengantarmu pulang? Baru saja dia kembali, kamu sudah begitu nggak sabar untuk menemuinya.”Ucapannya terdengar seperti sedang menyindirku, tetapi juga mirip dengan menertawakan dirinya sendiri.Aku pun mengerutkan keningku, lalu menatapnya dan bertanya dengan tidak percaya, “Maksudmu, aku suka sama Stephen?”“Memangnya bukan?” tanyanya dengan dingin.Setelah itu, emosi yang tidak pernah kurasakan langsung melandaku. Aku menamparnya dengan kuat sambil memaki, “Dasar bajingan!”Meskipun sudah berusaha mengendalikan diri, aku akhirnya menangis. Setelah menangis sesaat, aku pun tertawa. Hal ini benar-benar konyol. Aku sudah menyukainya selama ini, tetapi dia malah merasa aku ingin bercerai darinya karena pria lain. Ironis sekali!Entah sejak kapan, Lauren sudah tiba bersama Samuel. Lauren menarikku keluar, lalu menatap Samuel yang masih terkejut sambil membentak, “Kenapa kamu masih melo
Read more

Bab 14

Kami belum bercerai, tetapi Solana sudah tidak sabar. Sebenarnya, aku juga tidak berniat untuk menyimpan saham yang harganya terlalu tinggi itu. Hanya saja, aku tidak ingin Solana bergembira terlalu cepat.Aku pun bertanya dengan kening berkerut, “Kamu tanya itu pakai status apa?”Solana terkekeh, lalu menjawab dengan angkuh, “Apa kamu mau memonopoli saham itu? Itu adalah saham yang Ken simpan untuk istrinya. Berhubung kalian sudah cerai, saham itu bukan milikmu lagi.”“Apa kamu belum pergi berobat?” Aku berpura-pura bingung sambil berkata, “Kalau sakit, penyakitnya harus segera diobati. Kalau sudah nggak bisa diobati, kamu hanya bisa dimasukkan ke rumah sakit jiwa.”Solana pun memicingkan matanya dan berseru marah, “Jasmine, apa kamu lagi memakiku gila?”Aku malas berdebat dengannya dan hanya bertanya dengan acuh tak acuh, “Kamu sudah terima surat pengunduran diriku, ‘kan? Proseslah secepatnya.”“Tanpa kamu suruh, aku juga sudah menyerahkannya ke departemen personalia dari kemarin-kem
Read more

Bab 15

Begitu mendengar pertanyaan itu, aku merasa selain Kakek, ada orang lain yang juga memandangku lekat-lekat. Pertanyaan ini sangat sulit dijawab dan aku tidak ingin membohongi Kakek. Namun, jika aku berkata jujur, Kakek pasti tidak akan membiarkan kami bercerai.Melihat aku yang masih belum menjawab setelah ragu beberapa saat, Kakek pun berkata dengan pengertian, “Oke, Kakek mengerti. Anak itu sudah kehilangan ibunya dari muda, makanya dia baru punya tabiat seburuk ini. Kakek harap, kamu bisa lebih bersabar dalam menghadapinya.”Kemudian, Wulio menjewer Kenneth dan menegur, “Kalau kamu rasa aku begitu mengganggumu, kamu boleh buat aku mati kesal secepatnya. Setelah aku mati, nggak akan ada yang peduli lagi biarpun kamu mau bercerai!”“Sekarang, Kakek bahkan mau mengancamku dengan kematian?” cibir Kenneth.“Dasar anak kurang ajar!” Wulio sangat marah dan hendak memukul Kenneth lagi. Namun, Kenneth sempat menghindar kali ini. Dia akhirnya mengalah dan berkata, “Aku mengerti maksud Kakek.
Read more

Bab 16

Saat ini, waktu menunjukkan pukul 2 dini hari. Bukankah tadi Kenneth pulang bersama Solana? Kenapa dia bisa pergi minum-minum bersama Samuel dan yang lain? Jika dinilai dari kata-kata Samuel, Solana tidak bersama mereka.Aku menelepon Samuel lagi, tetapi ponselnya berada dalam keadaan tidak aktif. Seharusnya itu karena ponselnya sudah kehabisan daya. Aku mau tak mau berganti pakaian dan naik taksi ke klub pribadi di mana mereka sering berkumpul.Begitu tiba, orang lainnya sudah pulang. Di dalam ruang privat, hanya tersisa Samuel, Stephen, dan Kenneth. Kenneth masih mengenakan jas kerjanya. Saat ini, dia tampak tidur nyenyak di sofa sambil melipat kakinya.Begitu melihatku, Samuel berkata dengan tidak berdaya, “Kak Jasmine, hari ini, entah kenapa Kak Kenneth tiba-tiba ajak Stephen minum-minum. Setelah itu, nggak ada yang bisa menghentikannya lagi.”Aku samar-samar tahu alasannya. Dia pasti masih menganggap ada sesuatu di antara aku dan Stephen. Seharusnya, semua pria juga berpikir begit
Read more

Bab 17

Belasan menit kemudian, kami pun tiba di rumah. Aku membuka pintu mobil sambil berkata, “Kenneth, sudah sampai rumah.”Tak disangka, pria yang sudah sepenuhnya mabuk itu langsung jatuh bersandar ke arahku. Aku pun mengerutkan kening dan hanya bisa memaksakan diri untuk memapahnya. Aku bertanya, “Apa kamu bisa kerahkan tenaga?”Namun, dia tidak merespons. Jadi, aku hanya bisa menelepon Lina untuk membangunkannya dan membantuku memapah Kenneth masuk ke kamar.“Nyonya, ada yang perlu kubantu?” tanya Lina.“Nggak perlu. Bi Lina tidur balik saja,” jawabku dengan perasaan bersalah. Aku sudah mengganggu tidurnya dan tidak mungkin merepotkannya lagi.Setelah Lina pergi, aku membuka sepatu dan dasi Kenneth sambil menahan rasa mual dari mencium bau alkohol. Kemudian, aku pun hendak langsung pergi. Namun, dia malah tiba-tiba menggenggam tanganku. Dia memejamkan matanya sambil bergumam, “Istriku ....”Sebenarnya, aku tidak merasa dia sedang memanggilku. Kemungkinan terbesar adalah, dia dan Solana
Read more

Bab 18

Jelas-jelas ada selapis kain yang memisahkan kami. Namun, pinggangku yang dipeluknya terasa sangat panas. Aku pun seperti sudah kesurupan dan sama sekali tidak bisa bergerak. Untungnya, aku masih bisa berpikir jelas. Aku berkata, “Kita sudah bicarakan hal ini dengan jelas. Aku nggak mau ada orang ketiga dalam pernikahan kita.”“Maaf,” kata Kenneth sambil membenamkan kepalanya ke punggungku.Hatiku tentu saja bisa luluh. Siapa yang dapat dengan mudahnya melupakan perasaan yang sudah dibangun setelah menghabiskan waktu bersama selama ini? Aku sangat ingin memberinya sebuah kesempatan lagi. Namun, apa yang terjadi akhir-akhir ini kembali menghantuiku. Apa aku harus memilihnya atau diriku sendiri?Aku menghela napas berat, lalu menjawab, “Kenneth, kamu selalu minta maaf, tapi tetap mengulangi kesalahan yang sama. Itu nggak ada artinya.”Kali ini, aku memilih diriku sendiri. Sudah cukup aku memilihnya selama 7 tahun.Kenneth terdiam untuk waktu yang sangat lama.“Lepaskanlah aku. Kita hanya
Read more

Bab 19

Aku sudah mulai merenovasi rumah ini dari beberapa hari setelah Kenneth memberikannya kepadaku. Demi mengawasi renovasinya, aku juga selalu keluar pagi dan pulang malam. Namun, dia tidak pernah menanyakannya.Tidak peduli seberapa malam pun aku pulang ke rumah, dia paling-paling hanya akan berbasa-basi seperti “Malam banget pulangnya” atau “Sepertinya, departemen desain sibuk juga, ya”. Dia tidak pernah bertanya aku ke mana atau melakukan apa. Sebab, itu bukanlah hal yang perlu diperhatikannya.Berhubung sudah memutuskan untuk bercerai darinya, aku juga tidak perlu menahan diri lagi dan menjawab, “Mungkin waktu kamu sibuk temani Solana.”Alhasil, raut wajah Kenneth pun menegang. Setelah melihat ekspresi itu, aku merasa sangat puas.“Akhir-akhir ini, aku sudah nggak berhubungan dengannya lagi.”“Kamu nggak usah menjelaskannya padaku.” Sekarang, sudah tidak ada yang perlu dijelaskan. Jadi, aku hanya berkata, “Kalau mau, kamu boleh langsung menikahinya begitu kita bercerai.”“Jasmine, ken
Read more

Bab 20

Dulu, aku tidak merasa Kenneth adalah orang yang pendendam. Pada akhirnya, aku hanya bisa memberanikan diri untuk mengikutinya. Tak disangka, sebelum aku sempat menjelaskannya, Kakek sudah terlebih dahulu berkata sambil tersenyum hangat, “Kata Lina, kamu sudah pindah ke luar?”“Benar, Kek.” Aku hanya bisa mengakuinya. Jika Kakek marah, aku akan cari cara untuk menghiburnya.Namun, Kakek tidak berniat untuk mempermasalahkan hal ini denganku. Dia hanya memelototi Kenneth dan memaki, “Dasar nggak berguna! Kamu bahkan nggak mampu pertahankan istrimu!”“Kakek, tolong bersikap adil sedikit. Dia sendiri yang mau pindah ke luar, apa yang bisa kulakukan?”“Kalau dia lari, memangnya kamu nggak bisa kejar?” Wulio berkata dengan kesal, “Kamu ini benar-benar mirip ayahmu! Buah memang nggak jatuh jauh dari pohonnya!”“Bukannya Ayah itu anak Kakek juga?” tanya Kenneth sambil tertawa.“Dasar anak busuk!” Wulio mengambil sebuah cangkir teh dan hendak melemparnya ke arah Kenneth. Namun, dia akhirnya me
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status