Home / Romansa / Membawa Kabur Benih Sang Majikan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Membawa Kabur Benih Sang Majikan: Chapter 61 - Chapter 70

83 Chapters

Bab 61: Semoga Rencananya Berhasil

Daffa berhenti sejenak, napasnya berderak seperti api yang tertahan. "Mau apa lo, Cheryl? Balikin Dara sekarang juga!"Cheryl menatapnya dengan ekspresi pahit, kemarahan yang seperti badai hitam berkecamuk di dalam dirinya. "Daiva udah khianati gue! Dia tidur sama perempuan ini, sampai dia mengandung benihnya. Jadi, Dara harus bayar untuk semua ini!" ucapnya, suaranya penuh dendam yang tertahan.Daffa mendengus keras, amarahnya semakin tak terbendung. "Karena lo tahu lo cacat, lo jadi gila?! Urus masalah lo sama Daiva, jangan sama Dara! Dan jangan pernah anggap anak itu sebagai anak Daiva!" Matanya bersinar tajam, seakan kata-katanya bisa menghancurkan tembok amarah Cheryl.Cheryl tertawa pahit, suara tawanya menggema, menyayat di udara. "Oh, ya? Kalau orang tua gue tahu Daiva punya anak dari perempuan lain, mereka gak akan segan menghancurkan keluarga lo." Suaranya serupa pisau yang menggores tanpa ampun."Gue nggak takut! Papa bakal nutup perusahaan itu. Bokap gue gak akan kerja di
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 62: Mengancam Cheryl

Adicandra, yang sejak tadi mendengarkan, maju mendekat. "Papa akan tetap menutup perusahaan itu, Daff. Papa sudah jual asetnya ke Pak Galih. Jadi, kita udah nggak perlu takut lagi pada ancaman Cheryl. Kalau kamu mau lapor polisi, silakan." Kata-katanya tegas, seperti petir yang menggulung badai amarah dari hari-hari yang panjang.Daffa menyadari bahwa ini adalah akhir dari semua ancaman Cheryl, sebuah kesempatan untuk benar-benar menutup lembaran penuh luka ini. "Kalau begitu, aku ke sana dulu, Ma. Tolong jaga Dara."Dara memanggilnya, suaranya pelan namun dipenuhi kecemasan. "Mas... hati-hati, ya. Jangan sampai Mas jadi korban selanjutnya."Daffa tersenyum tipis, mengecup kening istrinya. "Aku akan berhati-hati," ucapnya lembut. Setelah itu, ia melangkah pergi, menahan napas dalam dadanya yang dipenuhi berbagai perasaan, menuju tempat Cheryl ditahan.Sesampainya di rumah kosong itu, Daffa melangkah mantap. Pintu yang ia dorong terbuka dengan keras, menim
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 63: Jangan pakai Sebutan itu

Cheryl terhenyak sesaat. la menatap ke arah Daffa dengan wajah yang sulit diartikan. Berantalakan. Itulah Cheyl sekarang."Lo mau gue pergi ke mana sih huh?" tanya Cheryl dengan sisa-sisa keputusasaannya."Terserah! Ke mana pun elo pergi, gue gak peduli. Yang penting, jangan pemah muncul lagi di hadapan gue dan Dara!" kelakar Daffa kemudian.Cheryl mengembuskan napasnya dengan pelan. "Gimana kondisi Daiva sekarang? Operasinya masih belum selesai?" Cheryl mulai menanyakan kondisi suaminya.Daffa mengendikan bahunya. "Mana gue tahu. Nggak ada kabar dari orang tua gue soal kondisi Daiva. Maybe selamat, bisa jadi nggak."Daffa mengajak Fahri dan Julies untuk meninggalkan tempat itu. Setelah akhirnya berhasil membungkam mulut Cheryl yang terlalu meninggikan ucapannya.Kini, perempuan itu sudah tak bisa mengancam keluarganya lagi. Apalagi meminta kepada Dara agar anaknya diberikan padanya Sudah selesai. Cheryl sudah tidak punya kekuatan lagi selain hanya bisa termenung.Menyesali perbuatann
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 64: Will be Mine?

"Iya, iya. Nggak akan memanggil Tu Kak Daiva pake 'tuan' lagi." Dara pun mengalah. Walau sempat keceplosan mengucapkan itu."Juls, nggak mau pulang?" tanya Fahri yang sudah mulai jenuh melihat percakapan yang dilakukan Dara dan Daffa.Membahas masalah tentang ketidaksukanya Daffa mendengar Dara memanggil Daiva dengan sebutan 'tuan'.Julies mengangguk. "Ya udah. Yuk, pulang. Udah malam juga. Besok gue ada janji temu sama klien. Gak bisa temenin elo di cafe. Sorry, ya."Fahri mengangguk sembari mengulas senyumnya. Lalu, pamit pulang pada keempat orang yang masih stay di sana.Fahri mengantar pulang Julies. Seperti biasanya selalu ia antar jika sedang pergi berdua."Dara orangnya asyik ya, Ri. Polos, lugu, apa adanya. Selalu berucap jujur, nggak pernah berbohong walau hanya sedikit."Julies tak pernah berhenti mengagumi kepolosan Dara. Sangat menyukai istri dari mantan kekasihnya itu."Maka dari itu, dulu gue sempat marah ke elo karena gak terima Daffa nikah sama Dara, karena gue kasihan
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 65: First Kiss

Fahri mengungkapkan perasaannya kepada Julies di hari itu.Mendengar pernyataan cinta dari Fahri, lantas membuat perempuan itu menerbitkan senyumnya dengan manis. Senang bukan main lantaran ada pria yang mau menerima dia apa adanya."Are you seriously?" tanya Kulies ingin memastikan jika Fahn memang benar-benar Mencintainya.Fahri mengangguk antusias. "Ya. Gue serius. Gue cinta sama elo, Juls. Karena memang gue cinta apa adanya. Karena memang sudah waktunya gue buka hati lagi. Jangan salah paham, gue beneran suka sama elo.”Julies tersenyum dengan lebar. Lalu mengangguk antusias "Ya, gue percaya sama elo, Fahri. Dan gue juga mau jadi pacar lo.Kini, mereka sudah saling mengungkapkan perasaannya masing-masing. Hingga akhirnya mereka pun menjalin hubungan setelah tahu perasaan yang mereka miliki. Saling mencintai pasangan apa adanya.Kini, Fahri yang memeluk Julies. Bahagia karena akhirnya dia bisa mengungkapkan perasaan itu pada perempuan yang selalu mengusik hatinya setiap han. Selalu
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 66: Takut semakin Emosi

Sudah satu minggu lamanya Daiva belum sadarkan diri. Tentu saja membuat keluarganya mengkhawatirkan keadaan Daiva yang masih betah terlelap dalam tidurnya. Belum ingin membuka matanya kembali."Kenapa Kak Daiva masih belum mau buka matanya," kata Dara sembari menatap wajah Daiva di atas bangsal.Daffa mengusap bahu Dara. "Sabar, ya. Semoga besok atau lusa, Daiva segera siuman." Daffa menenangkan Dara.Tapi, Mas. Saya bisa terus terusan merasa bersalah kalau Kak Daiva belum mau membuka matanya. Saya khawatir dia nggak bisa kembali lagi, Mas." Dara mulai panik. Sudah mulai melantur.Daffa mengembuskan napasnya dengan panjang. "Mau gimana lagi, Dara. Daiva masih betah tidur. Dan pria itu masih saja bersikap biasa saja padahal kakaknya sedang sekarat.Dara pun menoleh ke arah Daffa. "Mas Daffa kayaknya seneng banget lihat Kak Daiva kayak gini."Daffa mengendikan bahunya. "Antara senang dan sedih. Kenapa memangnya?"Dara menghela napas kasar. "Kenapa masih benci sama dia? Ini semua bukan k
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 67: Jangan Ganggu Kami

"Aku sendiri ke sini, Fahri lagi ada kerjaan di cafe dan tidak bisa ditunda. Aku belum cerita ya, sama kamu soal hubungan aku dan Fahri?"Dara menggeleng kemudian menggenggam tangan Julies. "Mbak sama Mas Fahri pasti udah jadian, kan?" tebak Dara sambil tersenyum dengan lebar."Tahu aja kamu. Kok bisa tahu sih, padahal kan aku atau Fahri belum kasih tahu kamu dan Daffa. Hebat kamu."Lantas perempuan itu mengulas senyumnya dengan lebar. "Selamat ya, Mbak. Akhirnya... kalian jadian juga. Kapan menikahnya tanya Dara antusiasJulies lantas terkekeh dengan pelan. "Kamu mah, baru juga seminggu pacaran udah ditodong pertanyaan kayak gitu. Udah kayak orang tuaku saja kamu tanya kapan nikah."Dengan hadirnya Julies di sana, membuat suasana hati Dara kembali tenang, la pun tertawa dengan pelan."Soalnya saya gak sabar pengen lihat Mbak Julies dan Mas Fahri berada di kursi pelaminan, duduk bersama sambil menyambut para tamu undangan.Dara kembali terkekeh sambil menutup mulutnya."Doain aja ya,
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 68: Sudah Clear

Kini, pria itu berucap dengan serius. Matanya fokus menatap Daiva dengan serius. Agar Daiva tahu, jika Daffa tidak akan pernah membedakan anaknya dan anak Daiva kelak.Dara yang tengah duduk di kursi itu lantas menoleh kepada Daffa. Melihat matanya yang menatap serius pada Daiva.Kemudian mengulas senyumnya dengan tipis. Pertanyaan yang sering melintas di benaknya kini sudah terjawab. Daffa sangat mencintainya dengan tulus."Kalau begitu, tolong carikan Cheryl untuk gue. Kasih tahu dia... kalau gue udah siuman. Bawa dia ke sini, dan semoga dia mau menerima keputusan gue."Daiva kembali memohon kepada Daffa agar mau membawa Cheryl ke hadapannya.Daffa menghela napas panjang. "Gue telepon dulu orangnya." Daffa mengambil ponsel di sakunya. Menghubungi Cheryl, bertanya terlebih dahulu dia sedang di mana.Namun, telepon itu tidak aktif. Membuat Daffa mengerutkan keningnya. Lalu, menoleh kepada Daiva dan Dara secara bergantian."Nomornya nggak aktif. Di mana ya tuh orang." Daffa tengah memi
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 69: Bau Busuk yang Menyengat

Daffa hanya mengangguk, sebab dia harus memarkirkan mobilnya di bagasi rumah milik Daiva dan Cheryl. Mereka sudah tiba di sana.Daffa dan Fahri masuk ke dalam rumah tersebut."Cheryl!" panggil Daffa berteriak di dalam rumah itu.Salah satu ART di sana kemudian keluar menghampiri Daffa dan Fahri yang sedang berdiri di ruang tengah."Sudah satu minggu ini baik Tuan Daivaa atau Nyonya Cheryl tidak pulang ke rumah ini, Tuan," ucap ART tersebut.Daffa lantas mengerutkan keningnya. "Sudah satu minggu?" tanyanya dengan datar.ART itu mengangguk. "Iya, Tuan. Keduanya tidak ada pulang ke rumah ini, sudah satu minggu. Sebenarnya saya menghawatirkan keadaan mereka berdua. Dan orang tua Nyonya Cheryl juga tidak ke sini selama satu minggu ini."Daffa berkacak pinggang sambil memikirkan di mana keberadaan Cheryl saat ini. Pun dengan Fahri, dia juga memikirkan keberadaan Cheryl."Ya sudah kalau begitu, terima kasih." Daffa kembali keluar dari rumah itu setelah mendapat kabar jika Cheryl tidak ada di
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 70: Turut Berdukacita

Panggilan telepon itu diakhiri oleh Daffa. Tak lama setelahnya, para petugas kepolisian dan ambulans sudah tiba di rumah tersebut. Membawa jenazah Cheryl ke dalam mobil ambulans.Serta para petugas kepolisian tengah melakukan olah TKP di tempat kejadian, di mana Cheryl bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri."Terima kasih atas informasinya, Pak. Kalau begitu, kami akan melakukan otopsi kepada jenazah tersebut. Apakah anda mengenalinya?" tanya petugas kepolisian kepada Daffa dan Fahri.Daffa mengangguk. "Dia kakak ipar saya, Pak. Suaminya sudah ia tembak. Kemudian mungkin dia bunuh diri, saya tidak tahu pasti. Karena saya juga baru ke sini.Tempatnya sama, dengan suaminya yang juga ditembak di kamar tersebut."Mungkin setelah kejadian itu, ketika kakak saya dibawa ke rumah sakit, dia pun menembak dirinya. Sepertinya begitu. Saya juga tidak tahu pasti sih."Daffa menjelaskan apa yang ia ketahui dan tidak tahu pasti kapan Cheryl melakukan bunuh diri.Petugas polisi kemudian meng
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status