"Aku mau kamu ikut aku," ucap Ervan, suaranya bergetar menahan emosi. Matanya menatap Sera dengan campuran kemarahan dan keputusasaan. "Aku akan bawa kamu pergi dari sini."Sera merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia tahu kakaknya serius, tapi dia juga tahu dia tak bisa meninggalkan kehidupannya sekarang. "Mas, aku... aku nggak bisa," sahutnya lirih, suaranya nyaris tak terdengar.Ervan mengedarkan pandangannya ke sekeliling paviliun, amarahnya semakin memuncak melihat kondisi tempat tinggal adiknya. "Kamu lihat tempat ini, Sera!" dia membentak, tangannya mengusap rambut dengan kasar. "Kalau memang dia mencintai kamu, dia nggak akan mungkin membiarkan kamu tinggal di tempat seperti ini."Sera merasakan dadanya sesak. Dia ingin menjelaskan, tapi bagaimana mungkin Ervan bisa mengerti? Dengan hati-hati, dia mendekati kakaknya. "Mas, aku nggak ada masalah sama sekali sama tempat ini," ujarnya, berusaha menenangkan.Ervan menatapnya tak percaya. "Kamu udah gila, Sera," desisnya. "Aku sa
Last Updated : 2024-09-03 Read more