Hari demi hari silih berganti. Daniel harus segera kembali ke Prancis sore ini, setelah direktur rumah sakit menghubunginya karena urusan yang sangat penting. Seolah sudah pandai menebak Papanya akan pergi, Pauline terus saja menempel pada Daniel dari pagi, hingga sore kini Daniel hendak berangkat. "Papa jangan pergi, Pa ... di sini saja sama Pauline," rengek putri cantiknya merengkuh erat leher sang Papa.Daniel tersenyum manis, ia mengecupi pucuk kepala Pauline sembari berjalan menyeret kopernya keluar. "Papa akan pulang lagi besok, Sayang. Pauline sama Mama dulu di rumah," ujar Daniel mengusap lembut punggung Pauline. "No! Tidak boleh!" Pelukan Pauline kian erat. "Pauline saaayang Papa!" serunya gemas. Daniel menoleh pada Elize di sampingnya, wanita cantik yang terkekeh dengan tingkah putrinya. Saat mereka tiba di teras, Elize langsung berusaha perlahan membujuk Pauline. "Sudah Sayang, ayo sini peluk Mama ... Papa besok pulang lagi, kok," ujar Elize merayu-rayu Pauline. "Ti
Read more