All Chapters of Perjanjian Sebelum Cerai : Chapter 41 - Chapter 50

101 Chapters

Bab 41. Syifa Belum Percaya

Waktu terus bergulir siang pun berganti sore, selesai bekerja Syifa menagih janji Athar untuk mengantarnya ke toko perhiasan agar bisa memperbaiki kalungnya yang putus. Athar pun memenuhi janjinya kepada Syifa, ia mengantar Syifa ke toko perhiasan terdekat untuk memperbaiki kalung tersebut. Di perjalanan menuju toko Athar membahas apa yang tadi ia bicarakan dengan Satria. "Syifa, Apa kamu masih tidak ingin tahu tentang keluarga kandungmu?" tanya Athar. "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya soal itu?" Syifa balik bertanya. "Melihat kalung ini mengingatkan aku, bahwa hanya kalung ini yang kamu bawa saat kamu pertama kali aku temukan dulu. Karena di atas liontinnya ada huruf s maka Bu Salimah memberimu nama Syifa, mungkin saja kalung ini pemberian dari orang tuamu dan bisa membawamu bertemu dengan keluarga kandungmu," ucap Athar. Syifa terdiam tak tahu harus berkata apa, sudah belasan tahun berlalu hidupnya begitu nyaman bersama kedua orang tua angkatnya. Seperti yang ia katakan kepada Ath
Read more

Bab 42. Tamu Spesial

Athar begitu terkejut saat membuka pintu rumah, ternyata yang datang adalah tamu spesial. Satria dan kedua orang tuanya, Syifa yang sudah selesai masak membawa makanan ke meja makan, tetapi tidak menemukan Athar pun mencari lelaki itu. "Athar kamu ngapain di lu-ar?" ucapan Syifa terbata-bata saat melihat tiga orang yang berdiri di depan Athar. "Kalian tinggal satu rumah?" tanya Amalia. "Tidak, Nyonya. Saya baru saja mengantar Syifa pulang, tapi dia meminta saya makan terlebih dahulu sebelum pergi," jawab Athar. "Athar menempati apartemenku selama Syifa tinggal di rumahnya," tambah Satria. "Ehm ... Silakan masuk!" ucap Syifa akhirnya memecah kecanggungan yang ada. Semua orang masuk dan kini duduk di ruang tamu, mereka saling terdiam tidak tahu harus memulai obrolan dari mana. Hingga terdengar suara perut Syifa membuat wanita itu malu dan memegangi perutnya. Krukuk ... "Eh, maaf ya. Perut saya tidak sopan," ucap Syifa malu-malu. "Tidak, sepertinya memang kedatangan kami
Read more

Bab 43. Tes DNA

Semua orang setuju dengan apa yang dikatakan oleh Athar, akhirnya mereka setuju besok akan melakukan tes DNA terhadap Syifa. Setelah selesai dengan obrolan itu Satria dan kedua orang tuanya pun pamit pada Syifa, begitu pun dengan Athar, lelaki itu pamit meninggalkan Syifa sendirian di rumah tersebut. Kini di dalam kamar Syifa terus termenung menatap kalung miliknya, ia teringat dengan kedua orang tua angkatnya yang sudah meninggal. "Ayah, Ibu. Andai tes DNA itu menunjukan kecocokan, artinya aku akan bertemu dengan keluarga kandungku," gumam Syifa. Ia selalu teringat dengan kedua orang tua angkatnya yang meminta selalu menjaga kalung itu dengan baik, kini kalung itu yang mempertemukan ia dengan keluarga Pramudya. Syifa memejamkan mata seraya menggenggam kalung miliknya, hingga akhirnya pagi datang dan ia melakukan aktivitas seperti biasanya. Saat Syifa sudah selesai membuat makanan suara klakson mobil Athar terdengar dan Syifa membuka pintu. "Athar masuk dulu, sarapan di sini aja y
Read more

Bab 44. Dibela Satria

Syifa, Athar, dan Satria tiba di perusahaan bersama. Kedatangan mereka menjadi pusat perhatian para karyawan, banyak yang tidak menyukai kedekatan Syifa dengan Athar terutama karyawan wanita yang sejak dulu mengagumi Athar."Sebel benget gue ngeliat office girl baru itu, bisa-bisanya dia deket sama Pak Athar. Kalian tahu kan dari dulu gue udah coba segala cara, tapi Pak Athar tetap beku kaya gunung es," ucap Karyawan wanita yang bernama Aira."Dia kan sahabat pak Athar dari kampung, masuk perusahaan ini juga atas rekomendasi pak Athar. Jadi wajarlah kalau mereka deket, eh tapi dengar-dengar dia katanya janda lho!" timpal karyawan lainnya."Serius? Wajahnya seperti masih muda. Masa sih janda," ucap Aira terkejut."Aku kata office boy yang gak sengaja liat KTP dia, statusnya katanya janda.""Akhirnya aku punya satu kelemahannya! Janda gatal gak pantas sama pak Athar!" ucap Aira.Mereka bekerja seperti biasa, di kalangan office girl dan office boy tak ada yang berani menganggu Syifa kare
Read more

Bab 45. Gosip Baru

Keesokan harinya Syifa kembali menjadi buah bibir di perusahaan itu, terutama para wanita yang iri dengan kedekatan office girl tersebut dengan dua lelaki tampan yang di segani di perusahaan tersebut.Aira menambah bumbu membuat para karyawan ikut tidak menyukai Syifa, padahal wanita cantik tersebut tidak pernah melakukan kesalahan apapun pada mereka."Dia kan perempuan dari kampung, pasti masih percaya dengan ilmu hitam seperti susuk. Gak mungkin orang dingin seperti pak Athar bahkan pak Satria peduli pada official girl jika dia tidak memakai susuk!" ucap Aira."Bener juga ya, orang kampung kan masih kental percaya sama mistis," ucap karyawan wanita lain."Kalian jangan asal fitnah, apa yang kamu lakukan pada Syifa kemarin itu keterlaluan, Aira. Jadi pantas jika pak Athar marah!" ucap karyawan lelaki."Alah, kamu belain dia pasti kamu juga terpengaruh susuk dia," ucap Aira."Aku hanya mengingatkan, jangan kau lupakan perkataan pak Athar kemarin!" ucap karyawan lelaki itu sambil mengg
Read more

Bab 46. Sabrina Pramudya

Amalia dan Banyu pun segera bergegas ke perusahaan untuk memberitahu Satria hasil tes DNA tersebut, sepasang suami istri itu pun kembali menaiki mobil membelah macetnya jalan ibu kota untuk bertemu dengan anak laki-lakinya. Setelah cukup lama berkendara akhirnya mereka pun tiba di perusahaan, semua karyawan menunduk saat sepasang suami istri tersebut berjalan melewati mereka. "Satria, hasil tes DNA sudah keluar," ucap Amalia saat tiba di ruangan anaknya. "Bagaimana hasilnya, Mah?" tanya Satria. Amalia membuka tas di tangannya lalu memberikan hasil tes itu pada Satria dan meminta ia membacanya sendiri, Athar yang berada di ruangan itu ingin pamit karena tidak ingin menganggu keluarga tersebut. Namun, Banyu meminta Athar tetap berada di ruangan itu karena Athar sudah mengetahui semua sejak awal. Setelah membaca hasil tes itu, Satria langsung menekan interkom miliknya lalu di sambungkan ke ruangan Lidya. Ia meminta Syifa untuk segera ke ruangannya sekarang juga untuk membahas hal
Read more

Bab 47. Tak Bisa Berkata-kata

Mereka memasuki rumah mewah yang membuat Syifa tak henti melihat ke seluruh penjuru arah, tak pernah terbayangkan sebelumnya jika ia akan masuk kedalam rumah yang lebih mirip dengan istana.Dinding yang kokoh dan tinggi, dengan furniture dan ornamen yang mewah memenuhi rumah tersebut. Ia merasa seperti anak kecil saat memasuki rumah itu, sebab begitu besar dan megahnya rumah tersebut.Beberapa pelayan terlihat berbaris rapi menggunakan baju serba hitam putih, ada empat laki-laki dan enam wanita, Amalia langsung memperkenalkan Syifa kepada para pelayan tersebut."Kalian lihat wanita ini. Namanya adalah Sabrina, dia adalah anak kami saudara kembar Satria. Jadi kalian harus memperlakukannya sama seperti Satria!" ucap Amalia.Semua pelayan menganggukan kepala, Amalia melanjutkan jalannya dan mengajak Syifa ke kamar yang selama ini kosong, tetapi selalu dalam perawatan. Begitu mereka tiba di depan pintu kamar itu, Amalia langsung membukanya, pemandangan di kamar itu membuat Syifa benar-ben
Read more

Bab 48. Pengumuman

Syifa melihat kedua orang tua angkatnya ada di meja makan, tersenyum melihat ia berjalan semakin mendekat. Hingga tiba-tiba suara Amalia membuat Wanita cantik itu mengedipkan mata dan kedua orang tua angkatnya pun kini tak ada di kursi itu."Sabrina, apa yang sedang kamu pikirkan. Kenapa bengong?" tanya Amalia."Astaghfirullah, aku berhalusinasi ternyata," gumam Syifa dalam hati."Sini kita makan bersama, Sayang!" ucap Amalia membuyarkan lamunan Syifa.Janda cantik itu menganggukan kepala lalu duduk di samping Satria, Amalia dan Banyu terus menatapnya karena Syifa nampak sangat cantik dengan baju dan kerudung yang di siapkan oleh Amalia.Mereka pun makan bersama, semua makanan yang tersedia diatas meja adalah makanan kesukaan Sabrina saat kecil dulu dan Amalia meminta pelayan untuk menyiapkan nya."Bagaimana, kamu suka makanannya?" tanya Banyu."Suka, semuanya enak," jawab Syifa."Ini adalah makanan kesukaan kamu saat kecil, Sabrina. Mama ingat semua apa yang kamu sukai dan tidak suka
Read more

Bab 49. Keadaan Berbeda

"Mulai hari ini, siapapun yang bermasalah dengan Sabrina artinya sedang mencari masalah dengan keluarga Pramudya!" ucap Banyu.Seketika wajah Aira memucat, begitupun para office girl dan karyawan wanita yang kemarin membicarakan Syifa memakai susuk. Fakta itu begitu mengejutkan bagi mereka, tetapi Lidya yang sejak awal sudah di beritahu oleh Syifa masalah itu sangat senang ketika mendengar pengumuman tersebut."Mana nih yang kemarin ngomongin Syifa di belakang. Ingat ya namanya sekarang bukan Syifa, tapi Sabrina. Kalau kalian masih betah bekerja di perusahaan ini jaga mulut dan tingkah laku kalian," ucap Lidya.Ucapan Lidya terdengar oleh Athar dan membuat laki-laki itu tersenyum, sementara Aira masih menunduk ketakutan. Ia takut di pecat karena sebelumnya mengganggu Syifa sampai menyemburkan kopi dari mulutnya."Pantas saja Pak Satria yang biasa cuek tiba-tiba membela Syifa, ternyata dia adalah saudaranya. Artinya gosip dia pakai susuk itu juga gak benar kan!" ucap salah satu karyawa
Read more

bab 50. Sangat Berubah

Ryan keheranan kemana perginya sang istri yang kini sedang mengandung, bahkan membiarkan sang mama yang dalam keadaan Stroke di kamar sendiri. Akhirnya Ryan yang tadinya pulang berniat untuk istirahat malah membersihkan kamar sang mama karena merasa tidak nyaman melihat sesuatu yang berantakan seperti itu.Tak lama kemudian Sherly pulang, ia sangat terkejut melihat mobil sang suami sudah terparkir di depan rumah padahal waktu masih sore dan biasanya jam segitu sang suami belum pulang."Kamu sudah pulang, Mas?" tanya Sherly saat memasuki rumah."Iya, darimana aja kamu? Kenapa kamu meninggalkan mama sendirian di rumah?!" tanya Ryan dengan nada tinggi."Aku habis beli lauk mateng, Mas. Jadi pas kamu pulang semua makanan sudah tersedia, biasanya kamu jam segini belum pulang," ucap Sherly."Kenapa sih kamu beli lauk mateng terus, emang kamu gak bisa masak sendiri? Kan lebih hemat kalau masak sendiri," ucap Ryan."Aku lagi hamil, rasanya mual kalau mencium bau bumbu dapur, Mas. Jadi aku gak
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status