Syifa melihat kedua orang tua angkatnya ada di meja makan, tersenyum melihat ia berjalan semakin mendekat. Hingga tiba-tiba suara Amalia membuat Wanita cantik itu mengedipkan mata dan kedua orang tua angkatnya pun kini tak ada di kursi itu."Sabrina, apa yang sedang kamu pikirkan. Kenapa bengong?" tanya Amalia."Astaghfirullah, aku berhalusinasi ternyata," gumam Syifa dalam hati."Sini kita makan bersama, Sayang!" ucap Amalia membuyarkan lamunan Syifa.Janda cantik itu menganggukan kepala lalu duduk di samping Satria, Amalia dan Banyu terus menatapnya karena Syifa nampak sangat cantik dengan baju dan kerudung yang di siapkan oleh Amalia.Mereka pun makan bersama, semua makanan yang tersedia diatas meja adalah makanan kesukaan Sabrina saat kecil dulu dan Amalia meminta pelayan untuk menyiapkan nya."Bagaimana, kamu suka makanannya?" tanya Banyu."Suka, semuanya enak," jawab Syifa."Ini adalah makanan kesukaan kamu saat kecil, Sabrina. Mama ingat semua apa yang kamu sukai dan tidak suka
"Mulai hari ini, siapapun yang bermasalah dengan Sabrina artinya sedang mencari masalah dengan keluarga Pramudya!" ucap Banyu.Seketika wajah Aira memucat, begitupun para office girl dan karyawan wanita yang kemarin membicarakan Syifa memakai susuk. Fakta itu begitu mengejutkan bagi mereka, tetapi Lidya yang sejak awal sudah di beritahu oleh Syifa masalah itu sangat senang ketika mendengar pengumuman tersebut."Mana nih yang kemarin ngomongin Syifa di belakang. Ingat ya namanya sekarang bukan Syifa, tapi Sabrina. Kalau kalian masih betah bekerja di perusahaan ini jaga mulut dan tingkah laku kalian," ucap Lidya.Ucapan Lidya terdengar oleh Athar dan membuat laki-laki itu tersenyum, sementara Aira masih menunduk ketakutan. Ia takut di pecat karena sebelumnya mengganggu Syifa sampai menyemburkan kopi dari mulutnya."Pantas saja Pak Satria yang biasa cuek tiba-tiba membela Syifa, ternyata dia adalah saudaranya. Artinya gosip dia pakai susuk itu juga gak benar kan!" ucap salah satu karyawa
Ryan keheranan kemana perginya sang istri yang kini sedang mengandung, bahkan membiarkan sang mama yang dalam keadaan Stroke di kamar sendiri. Akhirnya Ryan yang tadinya pulang berniat untuk istirahat malah membersihkan kamar sang mama karena merasa tidak nyaman melihat sesuatu yang berantakan seperti itu.Tak lama kemudian Sherly pulang, ia sangat terkejut melihat mobil sang suami sudah terparkir di depan rumah padahal waktu masih sore dan biasanya jam segitu sang suami belum pulang."Kamu sudah pulang, Mas?" tanya Sherly saat memasuki rumah."Iya, darimana aja kamu? Kenapa kamu meninggalkan mama sendirian di rumah?!" tanya Ryan dengan nada tinggi."Aku habis beli lauk mateng, Mas. Jadi pas kamu pulang semua makanan sudah tersedia, biasanya kamu jam segini belum pulang," ucap Sherly."Kenapa sih kamu beli lauk mateng terus, emang kamu gak bisa masak sendiri? Kan lebih hemat kalau masak sendiri," ucap Ryan."Aku lagi hamil, rasanya mual kalau mencium bau bumbu dapur, Mas. Jadi aku gak
Sherly diam tak menjawab ucapan Ryan, ia ingat perjanjian itu karena ketahuan selingkuh dan hasil tes Ryan menunjukan ia bermasalah dengan kesuburan.Ryan mau menerima Sherly dan bayinya, asalkan Sherly mau merawat sang mama yang sakit. Namun, sekarang Sherly malah membahas hal itu dan membuat Ryan marah.Lelaki itu menghabiskan kopi nya, lalu berjalan memasuki kamar mandi karena ingin membersihkan dan mendinginkan tubuhnya, di kamar mandi ia kembali melamun teringat dengan sang mantan istri."Hariku tidak lagi menyenangkan setelah berpisah darimu, Syifa. Tak ada sambutan hangat saat aku pulang ke rumah dan tak ada makanan enak yang membuatku kenyang," ucap Ryan.Sepanjang pernikahannya dengan Syifa, wanita itu selalu membuatnya tenang saat berada di rumah. Tak pernah satupun ucapan Syifa yang membuat Ryan emosi, lelaki itu baru menyadari jika Syifa adalah sumber ketenangan dan kebahagiaannya."Memang salahku sudah bermain api di belakangmu, dulu aku kira Sherly adalah sumber kebahagi
"Maaf kalau aku mengganggu, tapi aku kesini ingin ...." Aira tidak melanjutkan ucapannya dan tiba-tiba melakukan hal yang membuat Sabrina dan Lidya terkejut, wanita yang biasa angkuh dan semena-mena itu berlutut di depan Sabrina meminta maaf agar Sabrina tidak mengingat lagi apa yang kemarin ia lakukan padanya."Nona Sabrina, saya minta maaf atas kejadian kemarin. Saya harap Nona melupakan kejadian itu dan tidak memecat saya dari perusahaan ini," ucap Aira.Sabrina menghela nafas saat mendengar ucapan Aira, masih teringat jelas bagaimana sikap Aira padanya kemarin. Wanita itu tidak hanya kasar, tapi juga menghina nya, memang benar orang akan di hargai jika kaya dan memiliki kekuasaan."Bangunlah, aku tidak akan mempermasalahkan hal itu lagi, asalkan kamu tidak jadi karyawan yang sombong dan semena-mena pada karyawan lain. Namun, jika aku mendengar laporan kamu melakukan penindasan pada karyawan lain seperti yang kamu lakukan kemarin maka kamu harus siap dengan konsekuensi nya," ucap
"Athar adalah orang yang pertama menemukanku sebelum kedua orang tua angkat ku, dia satu-satunya teman yang aku punya di kampung," ucap Sabrina."Kamu tidak punya teman lain?" tanya Amalia."Hanya sekedar teman biasa, tapi tidak ada yang mau berteman dekat denganku karena aku anak yang tidak jelas asal-usulnya. Hanya Athar yang mau berteman dekat denganku," ucap Sabrina.Amalia terenyuh mendengar ucapan anak perempuannya, pasti bukan hal mudah baginya menjalani kehidupan dulu. Orang-orang memandang sebelah mata karena ia anak yang tidak jelas asal usulnya, pasti ia sering mendapat hinaan dari orang-orang karena hal itu."Mama akan beri hadiah untuk Athar, karena sudah baik padamu selama ini," ucap Amalia."Hidup Athar juga tidak mudah sejak kecil, Mah. Ibunya sudah meninggal saat ia kecil dan ayahnya menikah lagi, setelah itu Athar tidak lagi mendapat perhatian dan kasih sayang keluarga. Orang tua angkat ku yang memperlakukan Athar seperti anak, sehingga aku merasa seperti kakak dan a
"Jadilah wanita yang tidak mudah di bohongi laki-laki, cukup Ryan yang membuatmu terluka. Aku takut dengan identitasmu sekarang banyak laki-laki yang mendekatimu hanya karena harta orang tuamu," ucap Athar."Ya aku akan belajar dari masalalu, Athar. Kau sendiri kenapa sampai sekarang tak mencari wanita?" tanya Sabrina.Athar hanya tersenyum tak ingin menjawab pernyataan Sabrina, ia memasukan baju janda cantik itu kedalam tas lalu menutup resleting tas itu setelah melihat tas nya sudah penuh."Mau nginep di sini malam ini?" tanya Athar."Lalu kau juga tidur di rumah ini?" tanya Sabrina."Ya, gak masalah kan beda kamar," ucap Athar."Oh tidak, aku takut nanti di datangi pak RT di kira kita tidur satu kamar," ucap Sabrina.Athar terkekeh mendengar ucapan wanita itu, meskipun sudah menjadi janda tak lantas membuat wanita itu menjadi orang yang mudah di sentuh oleh siapapun termasuk Athar sahabatnya.Sabrina mengeluarkan ponsel hendak menelpon supir untuk meminta di jemput, belum sempat ia
"Hadiah yang tidak akan di tolak Athar adalah Sabrina," ucap Satria."Aku, maksudnya aku jadi hadiah?" tanya Sabrina keheranan."Iya, Athar tidak akan menolak jika kamu di berikan padanya. Maksudnya diberi kebebasan untuk bertemu, bersahabat seperti dulu," ucap Satria."Oh gitu, kirain Papa diberi yang kamu maksud itu menikahkan Sabrina dengan Athar," ucap Banyu.Sabrina melebarkan bola matanya mendengar ucapan sang papa, sementara Satria hanya tertawa. Memang itu yang ada di pikiran dan hatinya, tetapi ia yakin jika saudara kembarnya belum juga peka jadi ia alihkan ke hal lain."Aku baru saja gagal dalam pernikahan, jadi belum ada keinginan untuk menikah lagi. Lagipula Athar dan aku sudah bersahabat sejak kecil, bahkan kami seperti adik dan kakak," ucap Sabrina."Baiklah, bagaimana kalau Papa beri dia 2,5% saham perusahaan kita?" tanya Banyu."Itu ide yang tidak buruk, tapi aku ragu Athar akan menerima nya," ucap Satria."Iya, Athar sangat sungkan menerima hadiah dari orang apalagi h