Keesokan harinya Syifa kembali menjadi buah bibir di perusahaan itu, terutama para wanita yang iri dengan kedekatan office girl tersebut dengan dua lelaki tampan yang di segani di perusahaan tersebut.Aira menambah bumbu membuat para karyawan ikut tidak menyukai Syifa, padahal wanita cantik tersebut tidak pernah melakukan kesalahan apapun pada mereka."Dia kan perempuan dari kampung, pasti masih percaya dengan ilmu hitam seperti susuk. Gak mungkin orang dingin seperti pak Athar bahkan pak Satria peduli pada official girl jika dia tidak memakai susuk!" ucap Aira."Bener juga ya, orang kampung kan masih kental percaya sama mistis," ucap karyawan wanita lain."Kalian jangan asal fitnah, apa yang kamu lakukan pada Syifa kemarin itu keterlaluan, Aira. Jadi pantas jika pak Athar marah!" ucap karyawan lelaki."Alah, kamu belain dia pasti kamu juga terpengaruh susuk dia," ucap Aira."Aku hanya mengingatkan, jangan kau lupakan perkataan pak Athar kemarin!" ucap karyawan lelaki itu sambil mengg
Amalia dan Banyu pun segera bergegas ke perusahaan untuk memberitahu Satria hasil tes DNA tersebut, sepasang suami istri itu pun kembali menaiki mobil membelah macetnya jalan ibu kota untuk bertemu dengan anak laki-lakinya. Setelah cukup lama berkendara akhirnya mereka pun tiba di perusahaan, semua karyawan menunduk saat sepasang suami istri tersebut berjalan melewati mereka. "Satria, hasil tes DNA sudah keluar," ucap Amalia saat tiba di ruangan anaknya. "Bagaimana hasilnya, Mah?" tanya Satria. Amalia membuka tas di tangannya lalu memberikan hasil tes itu pada Satria dan meminta ia membacanya sendiri, Athar yang berada di ruangan itu ingin pamit karena tidak ingin menganggu keluarga tersebut. Namun, Banyu meminta Athar tetap berada di ruangan itu karena Athar sudah mengetahui semua sejak awal. Setelah membaca hasil tes itu, Satria langsung menekan interkom miliknya lalu di sambungkan ke ruangan Lidya. Ia meminta Syifa untuk segera ke ruangannya sekarang juga untuk membahas hal
Mereka memasuki rumah mewah yang membuat Syifa tak henti melihat ke seluruh penjuru arah, tak pernah terbayangkan sebelumnya jika ia akan masuk kedalam rumah yang lebih mirip dengan istana.Dinding yang kokoh dan tinggi, dengan furniture dan ornamen yang mewah memenuhi rumah tersebut. Ia merasa seperti anak kecil saat memasuki rumah itu, sebab begitu besar dan megahnya rumah tersebut.Beberapa pelayan terlihat berbaris rapi menggunakan baju serba hitam putih, ada empat laki-laki dan enam wanita, Amalia langsung memperkenalkan Syifa kepada para pelayan tersebut."Kalian lihat wanita ini. Namanya adalah Sabrina, dia adalah anak kami saudara kembar Satria. Jadi kalian harus memperlakukannya sama seperti Satria!" ucap Amalia.Semua pelayan menganggukan kepala, Amalia melanjutkan jalannya dan mengajak Syifa ke kamar yang selama ini kosong, tetapi selalu dalam perawatan. Begitu mereka tiba di depan pintu kamar itu, Amalia langsung membukanya, pemandangan di kamar itu membuat Syifa benar-ben
Syifa melihat kedua orang tua angkatnya ada di meja makan, tersenyum melihat ia berjalan semakin mendekat. Hingga tiba-tiba suara Amalia membuat Wanita cantik itu mengedipkan mata dan kedua orang tua angkatnya pun kini tak ada di kursi itu."Sabrina, apa yang sedang kamu pikirkan. Kenapa bengong?" tanya Amalia."Astaghfirullah, aku berhalusinasi ternyata," gumam Syifa dalam hati."Sini kita makan bersama, Sayang!" ucap Amalia membuyarkan lamunan Syifa.Janda cantik itu menganggukan kepala lalu duduk di samping Satria, Amalia dan Banyu terus menatapnya karena Syifa nampak sangat cantik dengan baju dan kerudung yang di siapkan oleh Amalia.Mereka pun makan bersama, semua makanan yang tersedia diatas meja adalah makanan kesukaan Sabrina saat kecil dulu dan Amalia meminta pelayan untuk menyiapkan nya."Bagaimana, kamu suka makanannya?" tanya Banyu."Suka, semuanya enak," jawab Syifa."Ini adalah makanan kesukaan kamu saat kecil, Sabrina. Mama ingat semua apa yang kamu sukai dan tidak suka
"Mulai hari ini, siapapun yang bermasalah dengan Sabrina artinya sedang mencari masalah dengan keluarga Pramudya!" ucap Banyu.Seketika wajah Aira memucat, begitupun para office girl dan karyawan wanita yang kemarin membicarakan Syifa memakai susuk. Fakta itu begitu mengejutkan bagi mereka, tetapi Lidya yang sejak awal sudah di beritahu oleh Syifa masalah itu sangat senang ketika mendengar pengumuman tersebut."Mana nih yang kemarin ngomongin Syifa di belakang. Ingat ya namanya sekarang bukan Syifa, tapi Sabrina. Kalau kalian masih betah bekerja di perusahaan ini jaga mulut dan tingkah laku kalian," ucap Lidya.Ucapan Lidya terdengar oleh Athar dan membuat laki-laki itu tersenyum, sementara Aira masih menunduk ketakutan. Ia takut di pecat karena sebelumnya mengganggu Syifa sampai menyemburkan kopi dari mulutnya."Pantas saja Pak Satria yang biasa cuek tiba-tiba membela Syifa, ternyata dia adalah saudaranya. Artinya gosip dia pakai susuk itu juga gak benar kan!" ucap salah satu karyawa
Ryan keheranan kemana perginya sang istri yang kini sedang mengandung, bahkan membiarkan sang mama yang dalam keadaan Stroke di kamar sendiri. Akhirnya Ryan yang tadinya pulang berniat untuk istirahat malah membersihkan kamar sang mama karena merasa tidak nyaman melihat sesuatu yang berantakan seperti itu.Tak lama kemudian Sherly pulang, ia sangat terkejut melihat mobil sang suami sudah terparkir di depan rumah padahal waktu masih sore dan biasanya jam segitu sang suami belum pulang."Kamu sudah pulang, Mas?" tanya Sherly saat memasuki rumah."Iya, darimana aja kamu? Kenapa kamu meninggalkan mama sendirian di rumah?!" tanya Ryan dengan nada tinggi."Aku habis beli lauk mateng, Mas. Jadi pas kamu pulang semua makanan sudah tersedia, biasanya kamu jam segini belum pulang," ucap Sherly."Kenapa sih kamu beli lauk mateng terus, emang kamu gak bisa masak sendiri? Kan lebih hemat kalau masak sendiri," ucap Ryan."Aku lagi hamil, rasanya mual kalau mencium bau bumbu dapur, Mas. Jadi aku gak
Sherly diam tak menjawab ucapan Ryan, ia ingat perjanjian itu karena ketahuan selingkuh dan hasil tes Ryan menunjukan ia bermasalah dengan kesuburan.Ryan mau menerima Sherly dan bayinya, asalkan Sherly mau merawat sang mama yang sakit. Namun, sekarang Sherly malah membahas hal itu dan membuat Ryan marah.Lelaki itu menghabiskan kopi nya, lalu berjalan memasuki kamar mandi karena ingin membersihkan dan mendinginkan tubuhnya, di kamar mandi ia kembali melamun teringat dengan sang mantan istri."Hariku tidak lagi menyenangkan setelah berpisah darimu, Syifa. Tak ada sambutan hangat saat aku pulang ke rumah dan tak ada makanan enak yang membuatku kenyang," ucap Ryan.Sepanjang pernikahannya dengan Syifa, wanita itu selalu membuatnya tenang saat berada di rumah. Tak pernah satupun ucapan Syifa yang membuat Ryan emosi, lelaki itu baru menyadari jika Syifa adalah sumber ketenangan dan kebahagiaannya."Memang salahku sudah bermain api di belakangmu, dulu aku kira Sherly adalah sumber kebahagi
"Maaf kalau aku mengganggu, tapi aku kesini ingin ...." Aira tidak melanjutkan ucapannya dan tiba-tiba melakukan hal yang membuat Sabrina dan Lidya terkejut, wanita yang biasa angkuh dan semena-mena itu berlutut di depan Sabrina meminta maaf agar Sabrina tidak mengingat lagi apa yang kemarin ia lakukan padanya."Nona Sabrina, saya minta maaf atas kejadian kemarin. Saya harap Nona melupakan kejadian itu dan tidak memecat saya dari perusahaan ini," ucap Aira.Sabrina menghela nafas saat mendengar ucapan Aira, masih teringat jelas bagaimana sikap Aira padanya kemarin. Wanita itu tidak hanya kasar, tapi juga menghina nya, memang benar orang akan di hargai jika kaya dan memiliki kekuasaan."Bangunlah, aku tidak akan mempermasalahkan hal itu lagi, asalkan kamu tidak jadi karyawan yang sombong dan semena-mena pada karyawan lain. Namun, jika aku mendengar laporan kamu melakukan penindasan pada karyawan lain seperti yang kamu lakukan kemarin maka kamu harus siap dengan konsekuensi nya," ucap