Semua Bab Anak Kembar Empat si Presdir Dingin: Bab 291 - Bab 300

439 Bab

Bab 291

“Uhuk, uhuk!” Caden terbatuk beberapa kali, lalu mulai mengusap dadanya dengan kening berkerut. Dia terlihat sangat menderita.“Papa!” Begitu melihat keadaan Caden, Rayden buru-buru berlari menghampirinya. Kemudian, dia berjongkok di sisi Caden dan mengusap dada Caden sambil bertanya, “Papa, kamu kenapa? Apa kamu merasa nggak enak badan?”Rayden merasa sangat marah terhadap Caden karena Caden sudah melukai perasaan Naomi malam ini. Selain itu, Rayden juga merasa kesal karena Caden begitu bodoh hingga tidak tahu bahwa Naomi adalah wanita yang dicarinya selama ini, juga berulang kali melukai Naomi dan membuatnya menangis. Namun, Rayden tetap mencintai Caden dengan tulus. Dia memang tidak pandai mengutarakan perasaannya, tetapi dia tahu dengan jelas siapa yang bersikap baik terhadapnya. Melihat Caden yang begitu menderita, dia pun merasa sangat khawatir.Di sisi lain, Naomi benar-benar tidak ingin peduli pada pria berengsek itu. Namun, yang akan merasa tersiksa jika dia mengabaikan Caden
Baca selengkapnya

Bab 292

Naomi tidak berani mengungkit tentang ibunya Rayden karena khawatir Rayden akan merasa sedih. Namun, Rayden malah menatap Naomi dengan penuh arti dan berkata, “Seharusnya dia rindu pada Mama.”“Emm.”Rayden bertanya, “Kalau kamu itu mama kandungku, apa kamu akan memaafkannya?”Naomi tidak pernah memikirkan hal ini. Namun, dia sendiri tidak pernah berpikir untuk memaafkan Caden. Hanya saja, dia tidak mungkin berkata jujur pada Rayden. Bagaimanapun juga, Rayden selalu berharap ayah dan ibunya bisa bersama. Jika dia menjawab dirinya tidak bisa memaafkan Caden, Rayden pasti merasa sedih.Naomi pun menjelaskan, “Cara orang menanggapi masalah dan pola pikir setiap orang berbeda. Jadi, aku nggak bisa menggantikan mamamu untuk menjawab pertanyaan ini.”Rayden masih tidak menyerah dan berkata, “Aku mau dengar pendapatmu jujur. Kamu nggak usah berpikir dari sudut pandang mamaku.”Setelah ragu sejenak, Naomi bertanya, “Rayden, apa kamu tahu apa yang sudah dilakukan papamu terhadap mamamu?”“Emm!”
Baca selengkapnya

Bab 293

Naomi pun tercengang dan tidak berani bergerak. Dia menatap Caden dengan penuh waspada. Namun, Caden hanya mencengkeram lengannya dan mengerutkan keningnya sejenak. Naomi pun mengambil handuk itu dengan tangannya yang lain dan mencoba untuk menyeka wajah Caden lagi. Sesuai dugaan, sebelum dia sempat menyentuh wajah Caden, Caden langsung menepis tangannya dalam keadaan mata terpejam. Hanya saja, kerutan di keningnya bertambah dalam untuk menunjukkan kekesalannya.Naomi memelototi Caden dengan marah .... Apa alam bawah sadar pria bajingan ini melarang dirinya menyentuhnya? Cih! Memangnya Naomi ingin menyentuh pria bajingan ini? Jika bukan demi Rayden, dia tidak mungkin peduli pada Caden! Dia sudah menahan kekesalannya dan berbaik hati menyeka wajah Caden, tetapi Caden malah merasa keberatan. Huh! Jika begitu, biarkan saja Caden tidur dalam keadaan kotor!Naomi pada dasarnya memang tidak ingin peduli pada Caden. Setelah menepis tangan Caden, dia pun membawa handuk itu kembali ke kamar m
Baca selengkapnya

Bab 294

Setelah sesaat, Caden mengalihkan pandangannya dan membuang gelasnya ke wastafel. Kemudian, dia berjalan ke arah kloset untuk buang air kecil.Saat melihat Caden membuka ikat pinggangnya, wajah Naomi langsung memerah karena malu. Berhubung terlalu terkejut, kaus kaki di tangannya juga jatuh ke lantai. Namun, dia tidak lagi peduli pada kaus kaki itu dan buru-buru berlari keluar dari kamar mandi.“Siapa itu?” Saat mendengar suara dari belakangnya, Caden ingin mengejar Naomi, tetapi malah tersandung.Rayden berjalan keluar dari kamarnya lagi dan berdiri di depan kamar sambil bertanya, “Mama, ada apa?”Naomi menjawab dengan malu, “Papamu lagi buang air kecil di kamar mandi.”“Apa dia terjatuh?” tanya Rayden sambil berjalan ke arah kamar mandi.Alhasil, Caden memang jatuh karena sudah mabuk berat. Saat ini, tubuhnya sangat lemas dan tidak bertenaga. Rayden pun berlari ke arahnya, lalu memapahnya sambil berseru, “Papa!”Caden mengelus wajah Rayden dan berkata, “Ternyata Rayden, ya!”“Iya, in
Baca selengkapnya

Bab 295

Di sisi lain, Caden merasa sangat gembira. Dia menatap Rayden dengan tatapan mabuk dan tersenyum berseri-seri, seperti seorang anak yang telah mendapatkan sebutir permen.Naomi pun menatap Caden dengan perasaan campur aduk .... Ini adalah pertama kalinya dia melihat Caden yang sama sekali tidak menutupi perasaannya. Saat ini, Caden terlihat bagaikan seorang anak kecil, sedangkan Rayden lebih mirip dengan ayahnya.Ada yang pernah mengatakan bahwa dalam hati setiap pria dewasa, selalu tersembunyi kepolosan seorang anak. Kepolosan ini jarang muncul karena berbagai tekanan hidup. Namun, saat bertemu dengan orang atau masalah tertentu yang bisa membuatnya mengesampingkan semua harga dirinya, kepolosannya ini akan muncul sehingga dia bertindak layaknya seorang anak kecil. Selain menunjukkan sisi terlemahnya, dia mungkin akan bermanja-manja atau mengutarakan apa yang tersembunyi dalam hatinya selama ini.Sesuai dugaan, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba bertanya dengan hati-hati, “Rayde
Baca selengkapnya

Bab 296

“Rayden, apa kamu nggak bisa tidur?” tanya Naomi. Melihat Rayden yang keluar dari kamar dengan wajah segar, dia tahu bahwa Rayden sama sekali belum tidur dari tadi.Rayden tidak mengangguk maupun menggeleng. Hari ini, sudah terjadi banyak hal. Baru saja dia menemukan ibunya, ayahnya yang bodoh itu malah membuat ibunya menangis. Baru saja ibunya merasa lebih baik, ayahnya malah membuat dirinya mabuk karena merasa sedih ....Rayden merasa kasihan pada ibunya, tetapi juga khawatir pada ayahnya. Intinya, beban pikirannya lumayan banyak.Naomi menatap Rayden dengan khawatir, lalu menariknya masuk ke kamar dan menyuruhnya untuk berbaring. Dia memberikan pengobatan akupunktur pada Rayden agar Rayden bisa tidur. Bagaimanapun juga, Rayden masih berada dalam masa pertumbuhan dan tidak boleh bergadang.Sebelum tidur, Rayden menatap Naomi dan berkata, “Mama, Papa sebenarnya sangat kasihan.”“Hmm?”“Orang yang mencintainya sangat sedikit, sedangkan yang ingin mencelakainya malah begitu banyak. Sela
Baca selengkapnya

Bab 297

Naomi merasa sangat terkejut hingga jantungnya berdebar kencang. Jika bukan karena mencium bau alkohol yang berat dan mengetahui itu adalah Caden, dia pasti akan merasa ketakutan.“Ngapain kamu?” seru Naomi sambil mendorong Caden secara refleks.“Gubrak!” Begitu didorong oleh Naomi, Caden langsung jatuh ke lantai. Naomi pun tercengang. Apa-apaan ini? Dia hanya mendorong Caden dengan ringan, tetapi Caden langsung jatuh? Dia jelas-jelas hanya menggunakan sebuah jari! Jika bukan karena mengetahui kekuatannya sendiri, dia mungkin mengira dirinya adalah seorang ahli bela diri yang hebat.Naomi buru-buru menyalakan lampu, lalu memeriksa apakah Caden terluka. Setelah memastikan Caden tidak terluka, dia baru diam-diam merasa lega. Jika terjadi sesuatu pada Caden, dia pasti harus bertanggung jawab. Jadi, wajar saja dia merasa khawatir.“Woi, bangun! Tidur di tempat tidur sana!”Melihat Caden yang masih belum sepenuhnya kehilangan kesadaran, Naomi buru-buru memapahnya untuk berdiri, lalu berjal
Baca selengkapnya

Bab 298

Naomi memalingkan wajahnya dan bergumam dalam hati, ‘Wow, apa ini sesuatu yang dapat kulihat secara gratis?’Namun, Naomi juga tidak dapat menahan diri dan melirik Caden lagi. Dia tidak perlu membayar untuk menyaksikan pertunjukan ini. Kenapa dia tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik? Dia bahkan juga berseru dalam hati, ‘Buka! Buka! Habis buka, pakai balik pakaianmu, lalu buka lagi ....’ Gerakan Caden saat membuka baju sangat elegan. Naomi merasa gerakan Caden saat mengenakan baju seharusnya juga sangat menggoda. Untuk sesaat, dia pun tidak berhenti mengalihkan pandangannya dari jendela ke Caden, lalu dari Caden ke jendela lagi. Seluruh wajahnya sudah semerah tomat.Hingga Caden melepaskan tali pinggangnya dan menunjukkan celana dalam berwarna biru tua, Naomi baru buru-buru berbalik dan berlari keluar. Dia mengunci diri dalam kamar mandi dan menatap wajahnya yang merah sambil terengah-engah. Malam ini, dia memang agak mesum!Naomi menggenggam pipinya dengan kedua tangan, lalu
Baca selengkapnya

Bab 299

Kali ini, Caden sangat patuh. Dia membungkuk dan muntah di tong sampah. Di sisi lain, Naomi memapahnya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Hanya saja, setelah beberapa saat, Caden hanya memuntahkan sedikit cairan. Tadi, dia sudah memuntahkan semua yang ada di perutnya di kamar mandi. Jadi, kali ini dia hanya muntah kering.Naomi mengerutkan keningnya. Muntah kering sangat tidak nyaman. Dia pun berkata dengan nada yang lebih lembut, “Kalau nggak bisa muntah, jangan dipaksakan lagi. Nih, kumur-kumur dulu.”Setelah itu, Naomi mengambil teh yang diseduhnya tadi dan memberikannya kepada Caden. Caden tidak memiliki tenaga untuk memegang cangkir itu sendiri. Dia langsung minum beberapa teguk dari cangkir yang dipegang Naomi dan berkumur-kumur sebelum berbaring kembali.Naomi mengambil selembar tisu dan menyeka sudut bibir Caden. Kali ini, Caden tidak lagi menepis tangannya ....Naomi mengganti kantong plastik tong sampah kamar, lalu membuang kantong plastik bekas muntahan Caden tadi ke tong sa
Baca selengkapnya

Bab 300

Berhubung sudah berhasil sekali, Naomi pun memberanikan diri untuk lanjut menyuapi Caden. Pada akhirnya, semangkuk yoghurt itu habis juga. Setelah itu, dia mengambil selembar tisu untuk menyeka sudut mulut Caden, seperti sedang merawat ketiga putranya.“Yoghurtnya sudah habis. Sekarang, tidur ya!”Baru saja Naomi hendak bangkit dan keluar, Caden tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangannya. Gerakannya sangat cepat, tetapi dia tidak berani mengerahkan kekuatannya.Naomi tidak merasa sakit. Lagi pula, ini bukan pertama kalinya Caden mencengkeram pergelangan tangannya. Jadi, dia tidak merasa takut dan hanya bertanya dengan agak heran, “Ada apa?”Caden menatap Naomi sambil mengerutkan kening. Setelah sesaat, dia berkata dengan kesusahan, “Jangan pergi.”Hmm? Jangan pergi? Naomi pun membelalak. Dia tidak mungkin lanjut menemani Caden di dalam kamar ini, ‘kan? Dia juga perlu tidur. Lagi pula, pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan apa pun tidak seharusnya tinggal sekamar!Naomi pun men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
44
DMCA.com Protection Status