Kali ini, Caden sangat patuh. Dia membungkuk dan muntah di tong sampah. Di sisi lain, Naomi memapahnya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Hanya saja, setelah beberapa saat, Caden hanya memuntahkan sedikit cairan. Tadi, dia sudah memuntahkan semua yang ada di perutnya di kamar mandi. Jadi, kali ini dia hanya muntah kering.Naomi mengerutkan keningnya. Muntah kering sangat tidak nyaman. Dia pun berkata dengan nada yang lebih lembut, “Kalau nggak bisa muntah, jangan dipaksakan lagi. Nih, kumur-kumur dulu.”Setelah itu, Naomi mengambil teh yang diseduhnya tadi dan memberikannya kepada Caden. Caden tidak memiliki tenaga untuk memegang cangkir itu sendiri. Dia langsung minum beberapa teguk dari cangkir yang dipegang Naomi dan berkumur-kumur sebelum berbaring kembali.Naomi mengambil selembar tisu dan menyeka sudut bibir Caden. Kali ini, Caden tidak lagi menepis tangannya ....Naomi mengganti kantong plastik tong sampah kamar, lalu membuang kantong plastik bekas muntahan Caden tadi ke tong sa
Berhubung sudah berhasil sekali, Naomi pun memberanikan diri untuk lanjut menyuapi Caden. Pada akhirnya, semangkuk yoghurt itu habis juga. Setelah itu, dia mengambil selembar tisu untuk menyeka sudut mulut Caden, seperti sedang merawat ketiga putranya.“Yoghurtnya sudah habis. Sekarang, tidur ya!”Baru saja Naomi hendak bangkit dan keluar, Caden tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangannya. Gerakannya sangat cepat, tetapi dia tidak berani mengerahkan kekuatannya.Naomi tidak merasa sakit. Lagi pula, ini bukan pertama kalinya Caden mencengkeram pergelangan tangannya. Jadi, dia tidak merasa takut dan hanya bertanya dengan agak heran, “Ada apa?”Caden menatap Naomi sambil mengerutkan kening. Setelah sesaat, dia berkata dengan kesusahan, “Jangan pergi.”Hmm? Jangan pergi? Naomi pun membelalak. Dia tidak mungkin lanjut menemani Caden di dalam kamar ini, ‘kan? Dia juga perlu tidur. Lagi pula, pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan apa pun tidak seharusnya tinggal sekamar!Naomi pun men
Tiba-tiba sebuah truk datang menabrak Wanda hingga terpelanting belasan meter ke belakang, lalu jatuh ke atas lantai.Ekspresi Caden spontan berubah drastis.“Wanda!” jerit Darman, lalu segera berlari ke sisi Wanda. Pada saat itu, dia pun ditabrak oleh sebuah mobil ….Caden bagai telah kehilangan kewarasannya saja segera menyingkirkan tangan gurunya. Dia berlari ke jalan raya dengan menangis histeris.Wanda berbaring di atas tumpukan salju yang dingin. Darah segar menodai pakaian putihnya.Caden yang masih kecil itu langsung berlutut di tengah genangan darah. Seingat Caden, itu adalah pertama kalinya dia menangis.“Mama! Bangun! Mama! Ayo, cepat bangun! Mama! Mama! Ahh … ahh ….”Darman mengerahkan sisa tenaganya untuk merangkak ke sisi Wanda. Dia memeluk Wanda erat-erat. “Wanda, kamu jangan takut! Ada aku! Ada aku di sini! Ada aku!”Tanpa menunggu respons dari Wanda, Darman langsung berteriak histeris dan memuncratkan darah segar.Saat itu, Caden merasa sangat syok. “Papa! Papa!”Darm
Naomi segera mendorong Caden. “Minggir! Aku nggak tahu apa yang sedang kamu katakan! Sadarlah!”Namun, Caden seolah-olah tidak bisa mendengar ucapan Naomi saja. Dia terus mengulang, “Siapa pelakunya? Siapa?”Sebenarnya siapa yang telah membunuh orang tuanya? Siapa!Naomi menatap Caden dengan ketakutan. Caden sungguh emosional saat ini. Jika begini terus, sepertinya akan terjadi sesuatu nantinya!Naomi mengulurkan tangannya ke sakelar. Dia hendak menyalakan lampu untuk membangunkan Caden. Namun, lampu meja tidak sengaja disenggol hingga jatuh ke lantai.“Prang!” Ruangan seketika menjadi gelap gulita.Caden mengamati sekeliling dengan penuh waswas. Dia merasa familier dengan lingkungan gelap, rasa gugup yang pernah dirasakannya dulu, dan juga wanita di sampingnya ….Tiba-tiba Caden teringat dengan masalah di bandara pada 6 tahun silam. Waktu itu, Caden pulang untuk meneruskan bisnis Keluarga Pangestu. Baru saja dia menuruni pesawat, dia pun dikejar oleh banyak pembunuh.Caden diincar, di
Caden menindih tubuh Naomi, lalu memaksa si wanita untuk melebarkan kedua kakinya!Sesuatu yang keras dan hangat menempel di bagian bawah tubuh Naomi. Seluruh bulu kuduk Naomi langsung merinding. Dia spontan mengapit kedua kakinya.Pinggang Caden mengadang di bagian kaki Naomi. Sementara, Naomi mengapit pinggang Caden. Semakin diapit, sepertinya Caden merasa semakin puas. Dia juga mulai berdesah.Saat ini, Caden melepaskan bibir Naomi, mulai beralih menggigit setiap kulit mulus si wanita …. Caden mencium daun telinga, dagu, dan juga bagian leher yang paling disukainya.Tangan Caden juga tidak senggang. Satu tangannya menahan pergelangan tangan Naomi. Kemudian, tangannya satu lagi mengusap bokong Naomi dan tidak berhenti meremasnya!Tubuh wanita yang ditimpa Caden mulai terasa lemas. Naomi terus mengambil napas dan mengeluarkan suara desahan. Setiap kali Caden menguatkan tenaga di tangannya, suara napas Naomi pun semakin keras lagi.Caden sangat menyukai suara itu. Dia menggigit leher N
Hingga Naomi merasa sesak napas, Caden baru melepaskannya. Kali ini, dia semakin girang saja.“Kamu! Memang kamu orangnya! Akhirnya kamu kembali juga! Akhirnya kamu kembali! Hehe! Kamu sudah kembali! Akhirnya kamu bersedia untuk kembali!” Saking antusiasnya, mata Caden berubah memerah. Ciuman tadi bagai telah memastikan perasaannya!Jantung Naomi berdebar kencang. Dia merasa gugup dan juga takut. Apa benar Caden telah mengenalinya? Apa Caden tahu bahwa dirinya adalah wanita yang dilecehkannya di bandara pada 6 tahun silam?Apa mungkin Caden kepikiran dengan anak-anaknya?Jangan-jangan Caden akan merebut anak dari dirinya?Permasalahan yang pernah berkali-kali dipikirkan Naomi sebelumnya kembali terbayang di benaknya. Naomi sungguh merasa syok! Saat ini, Naomi juga tidak memiliki suasana hati untuk mengomel atau menyalahkan Caden lagi, dia hanya merasa sangat khawatir! Naomi sungguh takut Caden akan menyadari anak-anaknya!Pada saat ini, Naomi tidak tahu bagaimana menghadapi Caden. D
Kesadaran Naomi mulai kembali. Dia mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Napasnya pun semakin kencang lagi ….Caden … Caden … Caden telah menyadarinya! Caden bahkan mengungkit soal anak!Tidak! Tidak! Naomi mesti segera melarikan diri!Sama halnya seperti semalam. Hal pertama yang dipikirkan Naomi setelah menyadari dirinya dikenali Caden adalah langsung melarikan diri! Itulah rencana awal yang sudah dipersiapkan Naomi!Namun, saat ini Naomi sedang dipeluk erat oleh Caden. Saat dia bergerak, si pria pun mengerutkan keningnya.Naomi khawatir dirinya akan membangunkan Caden, nantinya malah tidak bisa melarikan diri lagi. Dia segera mengubah mode diam pada ponselnya, lalu tinggal di dalam pelukan Caden dengan menahan napasnya.Setelah memastikan Caden masih tidur dengan nyenyaknya, Naomi baru menggeser tangan di pinggangnya dengan perlahan. Dia menuruni ranjang dengan perlahan, lalu kembali ke ruang baca.Pintu ruangan dikunci dari dalam. Akhirnya Naomi baru berani bernapas! Seketika
“Nggak gatal juga.”“Apa Mama merasa nggak enak badan?”“Emm, aku baik-baik saja.”Usai mendengar, akhirnya Rayden baru menghela napas lega.Saat Naomi menatap Rayden, hatinya tiba-tiba terasa sedih. Dia mesti pergi hari ini. Namun, setelah dia pergi, dia pun tidak bisa bertemu dengan Rayden lagi.Rayden memang bukan anak kandung Naomi. Hanya saja, telah terdapat perasaan di antara mereka!Sepertinya Rayden dapat merasakan rasa sedih dari diri Naomi. Tiba-tiba dia kembali merasa gugup.“Mama? Ada apa denganmu? Apa kamu merasa nggak enak badan? Aku panggilkan dokter, ya?”Naomi terisak-isak sembari menggeleng. Dia menggendong Rayden, lalu berjalan ke kamarnya. “Ada yang ingin Mama katakan sama kamu.”Saat ini, Naomi sudah tidak sabar ingin segera meninggalkan rumah ini. Namun, dia sungguh tidak tega untuk berpisah dengan Rayden.Rayden sangat mencintai Naomi. Begitu pula dengan Naomi, dia juga sangat mencintai Rayden!Apalagi Rayden memanggilnya dengan sebutan “Mama”, Naomi benar-benar
Tatapan Lisa sangat dingin. Sebelumnya, kedua pembunuh pasti tidak berani menyinggung Lisa. Namun, sekarang mereka lebih takut kepada master dan Hayden daripada Lisa. Dibandingkan Hayden dan master, Lisa tidak ada apa-apanya.Kedua pembunuh berujar, "Kami punya bukti. Ada bukti transfer, kami ...."Lisa menyergah, "Bukti transfer bisa dimanipulasi. Itu nggak termasuk bukti.""Kami juga punya rekaman suara," seru pembunuh. Mereka mengeluarkan ponsel, lalu memutar rekaman suara."Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?""Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati.""Apa kalian membunuh anak itu dengan sadis?""Matanya sudah dicungkil dan hidungnya sudah dipotong. Kedua kaki dan tangannya juga sudah dipotong, pokoknya kami sudah penuhi permintaan kalian. Cepat bayar, kami buru-buru pergi. Kalau kalian berani ingkar janji, jangan salahkan kami bertindak kejam!"Suasana menjadi gempar setelah rekaman suara selesai diputar. Hayden merekam dengan ponsel lain
Lisa berbalik seraya mengernyit. Namun, dia segera berbalik lagi. Kenapa dia melihat Hayden sialan itu? Bukannya anak itu sudah mati?Lisa merasa penglihatannya pasti bermasalah. Dia menenangkan dirinya, lalu berbalik lagi. Hayden tersenyum lebar dan bertanya, "Kamu yang cari aku, ya?"Lisa berteriak histeris dan terduduk di tanah. Dia berseru, "Kamu ... hantu atau manusia?"Hayden membalas dengan ekspresi bingung, "Kamu nggak apa-apa, 'kan? Aku masih hidup. Mana mungkin aku ini hantu?"Lisa bertanya, "Bukannya ... kamu sudah mati?"Hayden berseru, "Ha? Siapa bilang aku sudah mati? Itu fitnah!"Lisa memelotot dan menghela napas. Hayden berpura-pura heran melihat Lisa, lalu kembali ke sisi Naomi dan Maria.Naomi sama sekali tidak khawatir Hayden dicelakai. Dia tidak tahu master mengikuti Hayden, tetapi dia tahu Caden mengutus pengawal untuk melindungi mereka.Hayden masih hidup. Kebenarannya terungkap. Para reporter mulai berkomentar."Bukannya anak ini masih hidup? Kenapa Bu Lisa menye
Lisa menganggap Joseph berniat melindungi Maria. Lisa merasa kesal, dia sudah menduga Joseph pasti akan melindungi istrinya. Lisa sudah membawa reporter, tetapi Joseph masih keras kepala. Benar-benar bodoh!Sebenarnya apa kelebihan Maria yang gila itu? Kenapa Joseph begitu menyukai Maria? Lisa memelototi Maria yang ekspresinya sangat polos.Lisa berpura-pura sedih saat melanjutkan penjelasannya, "Kak Joseph, hukum di negara kita menetapkan pembunuhan yang dilakukan orang gila nggak melanggar hukum. Kamu nggak usah khawatir Kak Maria celaka setelah masalah ini terekspos. Tapi, kamu salah kalau menutupi perbuatan Kak Maria. Itu melanggar hukum."Joseph tampak kebingungan. Dia bertanya dengan ekspresi muram, "Siapa yang membunuh? Sebenarnya apa maksudmu?"Lisa tidak berbicara dengan Joseph lagi. Dia melihat Naomi yang melindungi Maria dan berujar, "Bu Naomi, aku benar-benar salut padamu. Padahal anakmu baru mati, tapi kamu masih bisa berjemur dengan santai. Hanya saja, kita memang harus b
Di depan pintu kediaman Keluarga Howie sangat ramai. Segerombolan reporter yang membawa kamera menunggu Lisa di depan pintu.Lisa yang baru sampai di depan kediaman ditelepon ayahnya, "Kediaman Keluarga Khoman dikerumuni banyak reporter! Saham kita juga terus anjlok! Kapan kamu baru bisa bereskan rumor yang beredar di internet?"Lisa merasa sedih. Dia juga stres setelah terjadi masalah besar ini. Namun, ayahnya sama sekali tidak memperhatikannya. Dia hanya menyalahkan Lisa!Hanya saja, Lisa juga tidak bisa berharap pada Joshua. Dia hanya bisa mengandalkan orang tuanya untuk mempertahankan posisinya di lingkaran sosial keluarga kaya. Jadi, Lisa tidak boleh berselisih dengan Keluarga Khoman.Lisa berkata dengan sabar, "Aku sudah membereskannya. Kamu lihat saja, berita Keluarga Khoman akan segera ditutupi."Berita tentang Keluarga Khoman tentu tidak bisa dibandingkan dengan berita Maria. Bagaimanapun, hal-hal yang berkaitan dengan Maria sangat menarik perhatian.Jika Maria tertimpa masala
Kedua pembunuh langsung melihat master. Mereka gemetaran. Salah satu dari mereka segera mengeluarkan ponsel dari saku dan berkata, "Tapi ... kami nggak punya nomor telepon Lisa. Bawahan dia yang hubungi kami, bagaimana?"Hayden mengernyit, tetapi dia sudah menduganya. Lisa adalah orang yang licik. Dia pasti tidak akan langsung turun tangan untuk mengurus pembunuhan ini. Jadi, tidak ada bukti yang menunjukkan Lisa terlibat dalam pembunuhan.Namun, Lisa pasti sakit hati jika kehilangan pelayan pribadinya. Hayden tidak akan melepaskan Lisa.Hayden memerintah, "Telepon orang yang hubungi kalian. Pokoknya kalian harus buat Lisa percaya aku sudah mati. Kalau kalian berani bocorkan rahasia, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Kedua pembunuh mengangguk, lalu menelepon pelayan pribadi Lisa, "Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?"Pelayan bertanya, "Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati," sahut pembunuh."Kirim videonya," perintah pelayan.Pembunuh mem
Hayden mengamati kedua pria itu sejenak, lalu mengkritik, "Orang lemah seperti kalian mau bunuh aku? Seharusnya kalian becermin dulu. Kemampuan kalian biasa-biasa saja, tapi nyali kalian besar juga. Beraninya kalian asal terima kerjaan!"Hayden menambahkan, "Sekarang kalian bertemu orang hebat! Jangan harap kalian mampu bunuh aku!"Tiba-tiba, jam tangan pintar Hayden berdering. Braden yang menelepon. Hayden segera berdiri dan menjawab panggilan telepon, "Kak, aku baru mau telepon kamu. Apa Nenek dan Mama sudah keluar dari gedung utama?"Braden berjalan di belakang Naomi dan Maria. Dia berbisik, "Iya, Mama sudah tahu Lisa jatuh ke danau. Dia juga tahu kamu ada di gedung bagian barat."Braden meneruskan, "Mama mengkhawatirkanmu, jadi dia mau cari kamu di gedung bagian barat. Nenek nggak mau pisah dengan Mama dan bersikeras mau ikut. Mama terpaksa bawa Nenek keluar.""Bagaimana dengan Kakek?" tanya Hayden.Braden menjawab, "Kakek menerima panggilan telepon begitu keluar. Sebentar lagi dia
Lisa terbelalak. Dia menunjuk Hayden sembari berucap, "Kamu ...."Hayden yang melempar kotoran kucing itu. Hayden tertawa dan menimpali, "Nggak usah berterima kasih padaku. Seharusnya kamu berterima kasih pada baskom itu. Kalau bukan karena baskom, mungkin kamu sudah mati tenggelam.""Kamu hanya bisa andalkan baskom yang terapung itu. Setelah sembuh, kamu harus menyembah baskom itu. Tapi, aku penasaran. Kotoran kucing enak, nggak?" lanjut Hayden.Tubuh Lisa gemetaran. Dia melihat pelayan pribadinya dan berujar, "Mati ...."Pelayan langsung paham. Lisa memerintahkannya untuk membunuh Hayden. Sekarang pelayan juga membenci Hayden.Pelayan menyahut seraya mengangguk, "Nyonya, jangan marah. Masalah di sini begitu heboh. Orang di gedung utama mengabarkan Naomi mau datang cari anaknya. Maria nggak mau berpisah dengan Naomi sehingga ikut keluar dari gedung utama, kesempatan kita sudah datang."Lisa memerintah dengan geram, "Cepat bertindak!"Pelayan melihat pengawal dan memberi isyarat kepada
Sudut bibir Rayden berkedut saat melihat foto Lisa. Hanya Hayden yang bisa memikirkan cara aneh seperti ini untuk memberi seseorang pelajaran.Rayden menyadari Hayden sangat tertarik pada kotoran. Saat memberi pelajaran pada anggota Keluarga Pangestu di Kota Jawhar, Hayden juga memakai cara ini.Sepertinya, Jayden dan Baby juga tertarik. Setiap mengungkit tentang hal ini, mereka berdua akan tertawa terbahak-bahak. Apa semua anak-anak normal memang tertarik pada hal itu?"Serahkan padaku," sahut Rayden. Ini adalah hal yang sangat mudah baginya.Lisa belum keluar dari danau, tetapi kabar mengenai anggota Keluarga Khoman yang suka makan kotoran kucing sudah tersebar di Kota Haidi.Awalnya semua anggota Keluarga Khoman kebingungan, lalu mereka murka. Mereka menelepon Lisa. Namun, Lisa tidak menjawab panggilan telepon. Jadi, mereka menelepon Keenan untuk menanyakan kondisinya.Keenan yang mendapatkan kabar bergegas pergi ke gedung bagian barat. Dia juga kebingungan. Keenan mendengar ada see
Lisa berpikir sejenak sebelum berucap, "Pilih anak yang bernama Hayden itu. Dari beberapa anak Naomi, dia yang diculik. Itu berarti dia paling bodoh dan gampang dihadapi.""Oke," ujar pelayan. Kemudian, dia memberi instruksi kepada kaki tangan mereka.Lisa bersandar di kursi, lalu memejamkan mata untuk menenangkan dirinya. Mulut Lisa terasa hambar, jadi dia hendak mengambil buah.Alhasil, Lisa memegang sesuatu yang lembek. Dia terkejut. Lisa membuka matanya dan melihat ke arah piring buah. Seekor binatang menatap Lisa.Lisa tertegun sejenak. Wajahnya memucat. Dia melompat dari kursi dan berteriak. Tiba-tiba muncul seekor tikus besar di piring buah.Begitu Lisa berteriak, tikus itu langsung melompat ke tubuhnya. Lisa merasa takut dan jijik. Dia segera mundur dan menjerit, "Kenapa tiba-tiba ada tikus? Cepat pukul tikusnya!"Beberapa pelayan juga merasa jijik. Mereka panik dan tidak berani maju. Tikus terus memanjat tubuh Lisa dan naik ke kepalanya. Lisa yang ketakutan setengah mati terus