Naomi segera mendorong Caden. “Minggir! Aku nggak tahu apa yang sedang kamu katakan! Sadarlah!”Namun, Caden seolah-olah tidak bisa mendengar ucapan Naomi saja. Dia terus mengulang, “Siapa pelakunya? Siapa?”Sebenarnya siapa yang telah membunuh orang tuanya? Siapa!Naomi menatap Caden dengan ketakutan. Caden sungguh emosional saat ini. Jika begini terus, sepertinya akan terjadi sesuatu nantinya!Naomi mengulurkan tangannya ke sakelar. Dia hendak menyalakan lampu untuk membangunkan Caden. Namun, lampu meja tidak sengaja disenggol hingga jatuh ke lantai.“Prang!” Ruangan seketika menjadi gelap gulita.Caden mengamati sekeliling dengan penuh waswas. Dia merasa familier dengan lingkungan gelap, rasa gugup yang pernah dirasakannya dulu, dan juga wanita di sampingnya ….Tiba-tiba Caden teringat dengan masalah di bandara pada 6 tahun silam. Waktu itu, Caden pulang untuk meneruskan bisnis Keluarga Pangestu. Baru saja dia menuruni pesawat, dia pun dikejar oleh banyak pembunuh.Caden diincar, di
Caden menindih tubuh Naomi, lalu memaksa si wanita untuk melebarkan kedua kakinya!Sesuatu yang keras dan hangat menempel di bagian bawah tubuh Naomi. Seluruh bulu kuduk Naomi langsung merinding. Dia spontan mengapit kedua kakinya.Pinggang Caden mengadang di bagian kaki Naomi. Sementara, Naomi mengapit pinggang Caden. Semakin diapit, sepertinya Caden merasa semakin puas. Dia juga mulai berdesah.Saat ini, Caden melepaskan bibir Naomi, mulai beralih menggigit setiap kulit mulus si wanita …. Caden mencium daun telinga, dagu, dan juga bagian leher yang paling disukainya.Tangan Caden juga tidak senggang. Satu tangannya menahan pergelangan tangan Naomi. Kemudian, tangannya satu lagi mengusap bokong Naomi dan tidak berhenti meremasnya!Tubuh wanita yang ditimpa Caden mulai terasa lemas. Naomi terus mengambil napas dan mengeluarkan suara desahan. Setiap kali Caden menguatkan tenaga di tangannya, suara napas Naomi pun semakin keras lagi.Caden sangat menyukai suara itu. Dia menggigit leher N
Hingga Naomi merasa sesak napas, Caden baru melepaskannya. Kali ini, dia semakin girang saja.“Kamu! Memang kamu orangnya! Akhirnya kamu kembali juga! Akhirnya kamu kembali! Hehe! Kamu sudah kembali! Akhirnya kamu bersedia untuk kembali!” Saking antusiasnya, mata Caden berubah memerah. Ciuman tadi bagai telah memastikan perasaannya!Jantung Naomi berdebar kencang. Dia merasa gugup dan juga takut. Apa benar Caden telah mengenalinya? Apa Caden tahu bahwa dirinya adalah wanita yang dilecehkannya di bandara pada 6 tahun silam?Apa mungkin Caden kepikiran dengan anak-anaknya?Jangan-jangan Caden akan merebut anak dari dirinya?Permasalahan yang pernah berkali-kali dipikirkan Naomi sebelumnya kembali terbayang di benaknya. Naomi sungguh merasa syok! Saat ini, Naomi juga tidak memiliki suasana hati untuk mengomel atau menyalahkan Caden lagi, dia hanya merasa sangat khawatir! Naomi sungguh takut Caden akan menyadari anak-anaknya!Pada saat ini, Naomi tidak tahu bagaimana menghadapi Caden. D
Kesadaran Naomi mulai kembali. Dia mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Napasnya pun semakin kencang lagi ….Caden … Caden … Caden telah menyadarinya! Caden bahkan mengungkit soal anak!Tidak! Tidak! Naomi mesti segera melarikan diri!Sama halnya seperti semalam. Hal pertama yang dipikirkan Naomi setelah menyadari dirinya dikenali Caden adalah langsung melarikan diri! Itulah rencana awal yang sudah dipersiapkan Naomi!Namun, saat ini Naomi sedang dipeluk erat oleh Caden. Saat dia bergerak, si pria pun mengerutkan keningnya.Naomi khawatir dirinya akan membangunkan Caden, nantinya malah tidak bisa melarikan diri lagi. Dia segera mengubah mode diam pada ponselnya, lalu tinggal di dalam pelukan Caden dengan menahan napasnya.Setelah memastikan Caden masih tidur dengan nyenyaknya, Naomi baru menggeser tangan di pinggangnya dengan perlahan. Dia menuruni ranjang dengan perlahan, lalu kembali ke ruang baca.Pintu ruangan dikunci dari dalam. Akhirnya Naomi baru berani bernapas! Seketika
“Nggak gatal juga.”“Apa Mama merasa nggak enak badan?”“Emm, aku baik-baik saja.”Usai mendengar, akhirnya Rayden baru menghela napas lega.Saat Naomi menatap Rayden, hatinya tiba-tiba terasa sedih. Dia mesti pergi hari ini. Namun, setelah dia pergi, dia pun tidak bisa bertemu dengan Rayden lagi.Rayden memang bukan anak kandung Naomi. Hanya saja, telah terdapat perasaan di antara mereka!Sepertinya Rayden dapat merasakan rasa sedih dari diri Naomi. Tiba-tiba dia kembali merasa gugup.“Mama? Ada apa denganmu? Apa kamu merasa nggak enak badan? Aku panggilkan dokter, ya?”Naomi terisak-isak sembari menggeleng. Dia menggendong Rayden, lalu berjalan ke kamarnya. “Ada yang ingin Mama katakan sama kamu.”Saat ini, Naomi sudah tidak sabar ingin segera meninggalkan rumah ini. Namun, dia sungguh tidak tega untuk berpisah dengan Rayden.Rayden sangat mencintai Naomi. Begitu pula dengan Naomi, dia juga sangat mencintai Rayden!Apalagi Rayden memanggilnya dengan sebutan “Mama”, Naomi benar-benar
Hati Naomi sungguh terasa sakit!Namun, Caden sudah mengenali Naomi. Dia pasti akan mulai mencurigai identitas Braden, Hayden, dan Jayden. Jika Naomi masih tidak pergi lagi, mereka berdua pasti akan ribut sampai tahap merebut anak!Anak-anak adalah buah hati Naomi. Meskipun masalah mesti berkembang sampai ke tahap pengadilan, anak-anak pasti juga akan mengatakan kepada hakim bahwa mereka ingin bersama dengan ibu mereka. Namun, apa mungkin Naomi memiliki kesempatan sampai ke tahap pengadilan?Dengan kekuasaan dan kekuatan Caden, siapalah si Naomi? Meskipun Caden bangkrut, dia masih memiliki anak buahnya. Dia bisa membunuh Naomi dalam hitungan detik!Jadi, Naomi tidak berani mengambil risiko!Anak-anak adalah nyawa Naomi. Seandainya anak-anak berhasil direbut Caden, dunianya pasti akan terasa runtuh. Bisa jadi Naomi akan kehilangan kewarasannya!Berbeda dengan Rayden, dunia Rayden tidak akan runtuh ketika kehilangan Naomi. Sebab, meski ayahnya berengsek, Caden tergolong seorang ayah yang
Naomi tidak mungkin membawa Braden, Hayden, dan Jayden untuk hidup bersama pria itu. Apalagi dengan kondisi Rayden sekarang, meskipun pria berengsek itu tidak menyadari dirinya, Naomi juga tidak boleh bersama dengan Rayden lagi.Rayden terlalu bergantung terhadap Naomi. Hal itu tidaklah bagus untuk kesehatan mental Rayden. Apalagi Naomi juga tidak berencana untuk menetap di Kota Jawhar, cepat atau lambat dia juga akan berpisah dengan Rayden.“Maafkan aku, Rayden.” Naomi mencium kening Rayden. Kemudian, dia membulatkan tekadnya untuk meninggalkan kamar dengan mata merah.Naomi kembali ke ruang baca. Dia duduk di depan meja baca Caden untuk menulis resep obat, kemudian menulis garis besar cara pengobatan Rayden. Dengan begitu, akan lebih gampang bagi Robbin untuk mengobati Rayden nantinya.Setelah menyelesaikan semuanya, Naomi hendak meninggalkan rumah. Hanya saja, tidak mungkin dia pergi dengan leher dililit sepotong handuk. Di dalam ruang kamar, Caden masih belum bangun. Naomi memelot
Naomi menatap Caden dalam-dalam. “Emm, seekor anjing, lebih tepatnya seekor anjing rabies!”Raut wajah Caden menjadi muram. “Apa kamu sudah suntik vaksin rabies?”Naomi merasa bingung. “Emm? Ngapain suntik vaksin rabies?”Kali ini, ekspresi Caden semakin murung lagi. “Kamu digigit anjing rabies. Bukannya sudah seharusnya kamu suntik vaksin rabies?”“Aku … aku cuma perumpamaan saja, bukan anjing rabies beneran. Hanya seekor anjing yang agak galak saja!”“Kalau anjing itu galak, kenapa kamu masih hidup?”Naomi sungguh kehabisan kata-kata. “Apa kamu berharap aku mati digigit anjing. Memangnya apa untungnya kalau aku mati?”“Kapan kamu digigitnya?” tanya Rayden dengan ketus.Naomi membalas dengan nada tidak bersahabat, “Saat perjalanan antar kamu pulang.”“Kamu nggak pergi ke dokter?”“Anjing itu nggak benar-benar gila. Untuk apa aku ke dokter? Sudahlah, jangan bahas masalah ini lagi. Aku pakai pakaianmu!” Usai berbicara, Naomi hendak meninggalkan tempat. Namun, dia kembali dihentikan oleh
Ketika melihat mereka berdua berbicara dengan semakin gembira, hati Dylan pun terasa penat. Dia memang tidak ingin melukai mereka, tetapi tidak mungkin masalah dibiarkan seperti ini!Konon katanya, semakin besar harapan, semakin besar rasa kecewanya!Kalau tidak kepikiran ide bagus, lebih baik beri tahu kenyataan kepada mereka.Dylan berpikir sejenak, lalu menyantap sesuap buah kiwi. Dia mengangkat kepalanya menatap Lyana dan Kevin, kemudian langsung berterus terang. “Papa, Mama, kalian berdua berhenti dulu. Dengar apa kataku ….”Belum selesai Dylan berbicara, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu. Pintu kamar pun dibuka.Ada dua ibu-ibu kaya berdiri di depan pintu. Mereka sedang mengintip ke dalam kamar. Saat melihat mereka berdua, Lyana langsung merasa tidak gembira. Orang yang berdiri di depan pintu adalah Brenda dan Gisela. Mereka adalah teman satu lingkaran yang sering bertemu di acara kumpul bersama. Hanya saja, Lyana sangat tidak menyukai mereka!Sebab, mereka selalu suka bergo
“Uwek ….”Dylan langsung duduk dan membungkukkan tubuhnya untuk muntah di samping ranjang. Kali ini, Dylan tidak memuntahkan apa-apa, dia hanya merasa mual saja.Dylan benar-benar ingin menangis. Dosa apa yang telah dia perbuat? Dia tidak sakit, tetapi kenapa dia malah muntah?Orang tua kandungnya malah menancapkan pisau di luka Dylan.“Kenapa muntah hingga separah ini? Kelihatannya sangat menyiksa. Untung saja bukan Camila yang muntah.”“Camila muntah parah dalam kehamilan kali ini. Waktu itu saat aku mengandung Dylan, reaksiku juga nggak separah ini. Sepertinya anak di dalam kandungannya bandel. Hehe, bandel saja. Lagi pula, papamu yang merasakannya. Kamu menyiksa papamu, bukan menyiksa mamamu. Kamu memang patuh.”Dylan terdiam membisu. Dia merasa dirinya bagai bonus yang diberikan ketika orang tuanya membeli pulsa saja! Dia juga merasa dirinya bagai benar-benar sedang mengandung saja!Ketika melihat buah kiwi di atas piring buah, Dylan menenangkan dirinya sejenak, lalu berkata semba
Tiba-tiba Lyana tersenyum. “Kalau benar itu mual karena hamil, berarti nggak usah terlalu khawatir, lagi pula juga bukan penyakit serius. Walaupun memang nggak nyaman, setidaknya lebih baik kamu yang merasa nggak nyaman daripada Camila.”Heh?Dylan menatap ibu kandungnya sendiri dengan tatapan tidak percaya!Apanya lebih baik Dylan yang merasa tidak nyaman daripada Camila?Satu detik kemudian, Kevin berkata, “Camila itu cewek. Terlalu kasihan untuk dia menerima siksaan ini. Lagi pula, dulu dia sudah cukup menderita, sudah seharusnya kamu mewakilinya untuk memikul penderitaan ini.”Dylan terdiam membisu. Dia menggigit bibirnya sembari melihat ayah dan juga ibu kandungnya.“Memangnya aku nggak sakit? Aku nggak tersiksa?”Usai bertanya, Dylan pun merasa menyesal. Camila juga tidak sedang mengandung. Untuk apa dia mempermasalahkan hal ini? Dengan Dylan berbicara seperti ini, seolah-olah Camila memang sedang berbadan dua saja!Tanpa menunggu Dylan menjelaskan, Lyana pun berkata, “Kamu pasti
Suster yang berada di samping adalah asisten Robbin, juga adalah adik sepupunya. Jadi, dia tidaklah asing dengan Caden dan Dylan.Saat mendengar pembahasan mereka, gadis cilik itu berkata dengan mata terbelalak, “Cowok itu nggak mungkin bisa hamil! Tapi, cowok itu bisa punya reaksi seperti ibu hamil. Pak Dylan, apa kekasihmu nggak menunjukkan reaksi apa-apa dalam masa kehamilannya?”Belakangan ini, kabar hamilnya kekasih Dylan telah tersebar luas di kalangan konglomerat. Suster ini juga adalah anggota dari Keluarga Lukman. Dia juga mengetahui masalah itu. Apalagi, Dylan juga tidak maju untuk membantah. Dia pun percaya dengan berita itu.Wajah Dylan kelihatan memucat. Belum sempat dia menjelaskan, gadis cilik berkata lagi, “Reaksi saat masa kehamilan itu bisa berpindah tempat. Ada banyak ibu hamil yang merasa tubuhnya ringan, berenergik, dan selera makannya besar. Sementara, suaminya malah mual parah. Serius.”Dylan menjulingkan bola matanya dengan napas terengah-engah!Dylan percaya re
Ternyata terjadi sesuatu dengan Kakek Kedua ….Sepertinya benar-benar ada ikatan batin di dunia ini!Sebelumnya Caden memang tidak tergolong banyak berhubungan dengan Kakek Kedua, perasaannya terhadap Kakek Kedua tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan Naomi dan Hayden. Namun ketika kepikiran dengan suara dan senyuman Kakek Kedua, Caden juga merasa sesak.Orang yang begitu unggul dan hebat malah pergi begitu saja. Seorang pahlawan besar telah gugur. Sejak saat ini, dunia benar-benar kehilangan Raja Bela Diri, sosok yang menantang negeri asing seorang diri, menumbangkan 7 perguruan bela diri, dan membuat para petarung asing gentar sekaligus membencinya!Semua ini bukan hanya kerugian dan penyesalan bagi mereka, tapi juga kerugian dan penyesalan bagi bangsa ini!“Apa kalian … baik-baik saja?”Suara Braden terdengar serak. “Semuanya sangat sedih. Hayden menangis paling sedih dan paling putus asa …. Tapi, kamu nggak usah khawatirkan kami. Kakek Buyut Kedua sudah dimakamkan. Kami sudah n
Master Bercodet tidak merahasiakannya. Dia menceritakan kenyataan kepada Hayden.Hayden mengepalkan tangannya dan menggertakkan giginya. Napasnya kelihatan terengah-engah. Amarah membaluti matanya.Braden mengira Hayden akan menggila lagi setelah mengetahui kenyataan. Dia menatap Hayden dengan penuh khawatir, hanya saja Hayden tidak melakukannya!Hayden hanya marah sejenak saja, lalu berdiri dan berkata dengan suara serak, “Kita pulang untuk temani Kakek Buyut Kedua. Nanti kita cari tempat untuk menguburnya.”Braden dan Master Bercodet serempak berkata, “Hayden ….”Hayden mengendus dengan kuat. “Kalian jangan khawatirkan aku. Aku memang sangat sedih, tapi aku nggak akan bertindak gegabah. Mama dan Kakek Buyut Kedua pernah bilang sebelumnya, bertindak gegabah itu iblis. Aku pasti akan balas dendam Kakek Buyut Kedua, tapi bukan sekarang!”Usai berbicara, Hayden melihat ke sisi Master Bercodet. “Paman Seperguruan juga jangan bersedih. Kakek Buyut Kedua sudah pergi, tapi kamu masih ada aku
Jika tidak bisa menghindar dan bertemu lagi, paling-paling Camila akan menyapa dengan sopan saja. Alhasil, begitu mencari tahu, ternyata harga kustomisasi senilai 600 triliun!Camila memang adalah seorang artis, tapi dia juga baru saja mulai tenar, dia tidak memiliki uang sebanyak itu. Dia saja sudah kewalahan untuk mengumpulkan uang 600 triliun, sekarang malah bertambah lagi sebuah barang berharga yang harganya selangit ….Camila tidak sanggup membayar ganti rugi. Dia benar-benar tidak sanggup!Meskipun Camila menjual diri sendiri, bekerja kepada Dylan untuk selamanya, menjadi budak untuk seumur hidup pun, dia masih tidak bisa melunasinya!Dengan kata lain, tidaklah mungkin Camila bisa memutuskan hubungan dengan Dylan!Camila tidak pantas untuk mengungkitnya. Sebab, dia telah berutang dengan Dylan!Naomi berkata, “Kamu jangan permasalahkan soal uang. Aku punya uang. Papaku dan Caden juga punya. Kalau kamu butuh, kamu bisa beri tahu aku. Aku akan langsung transfer kamu. Tapi … kenapa k
Saat mendengar suara Camila, Naomi merasa ada yang aneh. Dia segera bertanya, “Ada apa, Camila?”Camila bertanya, “Apa kamu tahu berapa uang yang Dylan keluarkan untuk Pak Morris demi memesan kustomisasi series musim gugur dan dingin untukku?”Naomi tidak mengetahuinya. “Aku nggak pernah tanya. Ada apa??”Camila merasa gelisah. “Coba kamu bantu aku tanya Pak Morris atau nanya Jayden. Aku ingin tahu nominalnya.”“Oke, kamu tunggu sebentar.”Naomi mengeluarkan ponselnya berjalan ke lantai atas. Dia pun duluan bertanya pada Jayden.Jayden bisa mengetahuinya karena waktu itu dia bersama dengan Morris. Morris telah memberitahunya.Jayden membalas, “Papa Dylan beri Kakek uang sekitar 600 triliun. Setelah Kakek tahu hubungan kita, tadinya dia nggak ingin menerimanya, tapi Papa Dylan bilang Kakek mesti menerimanya. Karena dia lagi menebus kesalahannya. Dengan mengeluarkan sedikit uang, dia baru bisa merasa tenang.”Naomi merasa syok. “Enam ratus triliun?”“Emm, ada apa Mama?”Naomi terdiam mem
Naomi merasa bingung ketika mendengarnya. “Sesuatu apaan?”Caden berkata, “Belakangan ini kondisi Dylan sangat buruk. Setiap hari kerjaannya cuma memabukkan diri saja dan nggak fokus.”Naomi berkata, “Apa hubungannya kondisi buruk Dylan dengan Camila? Mungkin dia nggak tahu gimana cara menangani ‘gosip kehamilan’, makanya dia baru merasa sedih?”Caden menggeleng. “Seharusnya bukan. Setahuku, semalam sebelum Camila ke luar negeri, dia bermalam di rumah Dylan. Kemudian, saat dia pergi di keesokan paginya, dia pun mengenakan pakaian Dylan. Camila tiba-tiba ke luar negeri, bisa jadi karena lagi menghindar dari Dylan.”“Belakangan ini Dylan kelihatan sangat penat dan emosian. Semua itu mungkin karena Camila.”Naomi berusaha untuk mencerna. Kedua matanya pun terbelalak lebar. “Kamu curiga Camila dan Dylan sudah berhubungan?”Caden mengangguk dengan jujur. “Emm.”Mata Naomi terbuka semakin lebar lagi.“Camila nggak suka sama Dylan. Dylan juga nggak suka sama Camila. Kenapa mereka berdua bisa