Hingga Naomi merasa sesak napas, Caden baru melepaskannya. Kali ini, dia semakin girang saja.“Kamu! Memang kamu orangnya! Akhirnya kamu kembali juga! Akhirnya kamu kembali! Hehe! Kamu sudah kembali! Akhirnya kamu bersedia untuk kembali!” Saking antusiasnya, mata Caden berubah memerah. Ciuman tadi bagai telah memastikan perasaannya!Jantung Naomi berdebar kencang. Dia merasa gugup dan juga takut. Apa benar Caden telah mengenalinya? Apa Caden tahu bahwa dirinya adalah wanita yang dilecehkannya di bandara pada 6 tahun silam?Apa mungkin Caden kepikiran dengan anak-anaknya?Jangan-jangan Caden akan merebut anak dari dirinya?Permasalahan yang pernah berkali-kali dipikirkan Naomi sebelumnya kembali terbayang di benaknya. Naomi sungguh merasa syok! Saat ini, Naomi juga tidak memiliki suasana hati untuk mengomel atau menyalahkan Caden lagi, dia hanya merasa sangat khawatir! Naomi sungguh takut Caden akan menyadari anak-anaknya!Pada saat ini, Naomi tidak tahu bagaimana menghadapi Caden. D
Kesadaran Naomi mulai kembali. Dia mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Napasnya pun semakin kencang lagi ….Caden … Caden … Caden telah menyadarinya! Caden bahkan mengungkit soal anak!Tidak! Tidak! Naomi mesti segera melarikan diri!Sama halnya seperti semalam. Hal pertama yang dipikirkan Naomi setelah menyadari dirinya dikenali Caden adalah langsung melarikan diri! Itulah rencana awal yang sudah dipersiapkan Naomi!Namun, saat ini Naomi sedang dipeluk erat oleh Caden. Saat dia bergerak, si pria pun mengerutkan keningnya.Naomi khawatir dirinya akan membangunkan Caden, nantinya malah tidak bisa melarikan diri lagi. Dia segera mengubah mode diam pada ponselnya, lalu tinggal di dalam pelukan Caden dengan menahan napasnya.Setelah memastikan Caden masih tidur dengan nyenyaknya, Naomi baru menggeser tangan di pinggangnya dengan perlahan. Dia menuruni ranjang dengan perlahan, lalu kembali ke ruang baca.Pintu ruangan dikunci dari dalam. Akhirnya Naomi baru berani bernapas! Seketika
“Nggak gatal juga.”“Apa Mama merasa nggak enak badan?”“Emm, aku baik-baik saja.”Usai mendengar, akhirnya Rayden baru menghela napas lega.Saat Naomi menatap Rayden, hatinya tiba-tiba terasa sedih. Dia mesti pergi hari ini. Namun, setelah dia pergi, dia pun tidak bisa bertemu dengan Rayden lagi.Rayden memang bukan anak kandung Naomi. Hanya saja, telah terdapat perasaan di antara mereka!Sepertinya Rayden dapat merasakan rasa sedih dari diri Naomi. Tiba-tiba dia kembali merasa gugup.“Mama? Ada apa denganmu? Apa kamu merasa nggak enak badan? Aku panggilkan dokter, ya?”Naomi terisak-isak sembari menggeleng. Dia menggendong Rayden, lalu berjalan ke kamarnya. “Ada yang ingin Mama katakan sama kamu.”Saat ini, Naomi sudah tidak sabar ingin segera meninggalkan rumah ini. Namun, dia sungguh tidak tega untuk berpisah dengan Rayden.Rayden sangat mencintai Naomi. Begitu pula dengan Naomi, dia juga sangat mencintai Rayden!Apalagi Rayden memanggilnya dengan sebutan “Mama”, Naomi benar-benar
Hati Naomi sungguh terasa sakit!Namun, Caden sudah mengenali Naomi. Dia pasti akan mulai mencurigai identitas Braden, Hayden, dan Jayden. Jika Naomi masih tidak pergi lagi, mereka berdua pasti akan ribut sampai tahap merebut anak!Anak-anak adalah buah hati Naomi. Meskipun masalah mesti berkembang sampai ke tahap pengadilan, anak-anak pasti juga akan mengatakan kepada hakim bahwa mereka ingin bersama dengan ibu mereka. Namun, apa mungkin Naomi memiliki kesempatan sampai ke tahap pengadilan?Dengan kekuasaan dan kekuatan Caden, siapalah si Naomi? Meskipun Caden bangkrut, dia masih memiliki anak buahnya. Dia bisa membunuh Naomi dalam hitungan detik!Jadi, Naomi tidak berani mengambil risiko!Anak-anak adalah nyawa Naomi. Seandainya anak-anak berhasil direbut Caden, dunianya pasti akan terasa runtuh. Bisa jadi Naomi akan kehilangan kewarasannya!Berbeda dengan Rayden, dunia Rayden tidak akan runtuh ketika kehilangan Naomi. Sebab, meski ayahnya berengsek, Caden tergolong seorang ayah yang
Naomi tidak mungkin membawa Braden, Hayden, dan Jayden untuk hidup bersama pria itu. Apalagi dengan kondisi Rayden sekarang, meskipun pria berengsek itu tidak menyadari dirinya, Naomi juga tidak boleh bersama dengan Rayden lagi.Rayden terlalu bergantung terhadap Naomi. Hal itu tidaklah bagus untuk kesehatan mental Rayden. Apalagi Naomi juga tidak berencana untuk menetap di Kota Jawhar, cepat atau lambat dia juga akan berpisah dengan Rayden.“Maafkan aku, Rayden.” Naomi mencium kening Rayden. Kemudian, dia membulatkan tekadnya untuk meninggalkan kamar dengan mata merah.Naomi kembali ke ruang baca. Dia duduk di depan meja baca Caden untuk menulis resep obat, kemudian menulis garis besar cara pengobatan Rayden. Dengan begitu, akan lebih gampang bagi Robbin untuk mengobati Rayden nantinya.Setelah menyelesaikan semuanya, Naomi hendak meninggalkan rumah. Hanya saja, tidak mungkin dia pergi dengan leher dililit sepotong handuk. Di dalam ruang kamar, Caden masih belum bangun. Naomi memelot
Naomi menatap Caden dalam-dalam. “Emm, seekor anjing, lebih tepatnya seekor anjing rabies!”Raut wajah Caden menjadi muram. “Apa kamu sudah suntik vaksin rabies?”Naomi merasa bingung. “Emm? Ngapain suntik vaksin rabies?”Kali ini, ekspresi Caden semakin murung lagi. “Kamu digigit anjing rabies. Bukannya sudah seharusnya kamu suntik vaksin rabies?”“Aku … aku cuma perumpamaan saja, bukan anjing rabies beneran. Hanya seekor anjing yang agak galak saja!”“Kalau anjing itu galak, kenapa kamu masih hidup?”Naomi sungguh kehabisan kata-kata. “Apa kamu berharap aku mati digigit anjing. Memangnya apa untungnya kalau aku mati?”“Kapan kamu digigitnya?” tanya Rayden dengan ketus.Naomi membalas dengan nada tidak bersahabat, “Saat perjalanan antar kamu pulang.”“Kamu nggak pergi ke dokter?”“Anjing itu nggak benar-benar gila. Untuk apa aku ke dokter? Sudahlah, jangan bahas masalah ini lagi. Aku pakai pakaianmu!” Usai berbicara, Naomi hendak meninggalkan tempat. Namun, dia kembali dihentikan oleh
Caden memang tidak mengingatnya lagi karena minum kebanyakan alkohol. Apalagi Caden sudah capek semalaman, tidak bisa tidur dengan nyenyak. Saat bangun tidur, kepalanya terasa sangat pusing.Caden mengenakan jubah tidur, lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Saat dia melewati kamar Rayden, dia pun menghentikan langkahnya. Rayden membuka pintu kamar dengan penuh hati-hati.Ketika melihat Rayden sedang tidur dengan pulas, terlintas rasa hangat di dalam tatapan Caden. Dia menutup pintu dengan perlahan, kemudian spontan melihat ke sisi ruang baca. Ekspresinya langsung berubah dingin.Caden tahu saat ini Naomi sedang berada di dalam. Keningnya berkerut. Kemudian, dia berjalan ke kamar mandi. Dia juga tidak peduli siapa kekasihnya Naomi!Semua itu urusan Naomi, tidak ada hubungannya dengan Caden. Hanya saja, berhubung pemikiran Caden cukup konservatif, dia pun tidak memiliki kesan bagus terhadap orang yang tidak setia.Pintu kamar mandi ditutup. Caden melepaskan jubah mandinya b
Tanggal 27 Maret pada 6 tahun silam …. Hari itu adalah hari di mana Naomi jatuh ke dalam “jurang”!Waktu itu, Naomi sedang pergi menjemput suaminya di bandara. Tiba-tiba terjadi kekacauan di dalam bandara. Entah bagaimana ceritanya dia diseret Caden ke dalam ruang istirahat yang gelap gulita, lalu melewati waktu 3 jam dengan rasa putus asa!Caden tidak mengindahkan perlawanan dan permohonan ampun dari Naomi, melainkan hanya meninggalkan sebuah janji kosong, kemudian mengoyak pakaiannya ….Malam itu, Caden bagai seekor anjing rabies, serigala kelaparan, dan singa jantan saja. Dia sangat dominan dan gila!Caden memeluk pinggang Naomi dari belakang, lalu menindihnya di atas lantai. Dia mengulanginya berkali-kali, menguasai seluruh tubuh Naomi!Setiap kulit Naomi telah dinodai oleh Caden! Berhubung karena pertama kalinya, pemaksaan untuk memasukkan terasa sangat menyakitkan dan berkesan di hati Naomi! Seumur hidupnya, Naomi tidak akan bisa melupakannya!Masa lalu yang memalukan itu membua
Perahu terombang-ambing sehingga membuat Naomi gelisah. Dia takut kegelapan dan air. Setiap berdiri di tepi laut, Naomi merasa seperti ada sesuatu yang akan melompat keluar dari dasar laut.Naomi melihat ke luar sesaat, lalu segera mengalihkan pandangannya. Tubuh Naomi gemetaran. Dia takut pada kegelapan dan lautan yang luas ini. Naomi takut pada Samuel yang menggila karena dibutakan dendam.Naomi juga takut terjadi sesuatu pada Caden. Dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Samuel. Dia hanya ingin bersama Caden dan membesarkan anak-anak dengannya.Wajah Caden dan anak-anak saat tertawa muncul di benak Naomi. Dia merasa sedih dan pandangannya menjadi kabur. Naomi sangat merindukan mereka.Naomi berharap Caden bisa langsung muncul di depannya. Dia ingin menghambur ke pelukan Caden dan memberitahunya dia sangat takut.....Pada saat yang sama, di tepi laut. Caden sedang memandangi lautan sembari mengernyit. Auranya sangat dingin.Andrew yang berdiri di samping Caden melapor, "
Naomi menimpali dengan ketus, "Mana ada kehidupan selanjutnya lagi? Kamu nggak usah bohongi diri sendiri! Samuel, seharusnya kamu nggak melawan Caden. Jelas-jelas kamu tahu Caden nggak melakukan apa pun dan Wanda sangat mencintai Caden."Naomi menambahkan, "Kalau kamu menyakiti Caden, kamu nggak akan merasa senang. Kamu akan makin menderita!"Samuel menanggapi, "Mana mungkin aku menderita? Caden memang nggak terlibat dalam perbuatan keji Keluarga Pangestu, tapi aku mau menghancurkan seluruh Keluarga Pangestu. Jadi, aku nggak akan melepaskan Caden!"Samuel meneruskan, "Lagi pula, Caden itu satu-satunya darah daging Darman. Kalau aku melepaskannya, bagaimana dengan aku? Kalau dia mati, aku baru bisa terlepas dari penderitaan!"Ekspresi Samuel berubah menjadi sangat mengerikan. Dia melanjutkan, "Kamu nggak tahu aku sangat takut dan putus asa saat diseret Darman di gunung waktu itu. Aku nggak akan pernah melupakan mimpi buruk itu seumur hidup! Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku, tapi
Samuel sudah menghasut Naomi beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berhasil. Naomi tidak ingin balas dendam. Dia hanya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya. Entah Naomi memang terlalu murah hati atau memang polos.Yang lebih memusingkan adalah Naomi tidak tertarik pada Samuel. Dia malah menyukai Caden. Itulah sebabnya Samuel terpaksa mengubah rencananya dan membawa Naomi pergi secara paksa.Samuel akan membawa Naomi menemui Baby dan menyembunyikan mereka. Setelah itu, Samuel baru kembali untuk membuat perhitungan dengan Caden.Samuel mengembuskan napas. Setelah menenangkan diri sejenak, Samuel berkata lagi, "Naomi, perasaan cinta bisa dipupuk. Nggak masalah sekarang kamu nggak menyukaiku, waktu kita masih panjang.""Setelah aku memasukkan semua anggota Keluarga Pangestu ke neraka, aku akan bawa kamu dan anak-anak ke tempat yang indah. Kita akan hidup di lingkungan yang baru. Kita menyelamatkan satu sama lain dan menghabiskan sisa hidup bersama," lanjut Samuel.Naomi memandang Samue
Samuel memandang laut sambil bergumam, "Apa yang dilakukan Keluarga Pangestu padaku ...."Mata Samuel memerah. Hatinya hancur begitu mengingat masalah ini. Naomi tidak suka mencari tahu rahasia orang lain, tetapi dia ingin tahu masalah ini. Setelah mengetahui seluk-beluk permasalahannya, dia baru bisa mencari cara untuk menyelesaikan masalah.Samuel terdiam sejenak, lalu bercerita kepada Naomi. Ceritanya tidak terlalu panjang, tetapi sangat mengejutkan. Naomi termangu setelah mendengar cerita Samuel.Samuel bertanya, "Jadi, menurutmu apa aku salah membenci Keluarga Pangestu?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Namun, dia merasa Keluarga Pangestu yang berengsek itu memang pantas dibenci! Mereka benar-benar tega melakukan perbuatan keji seperti itu. Mereka pantas mati!Samuel bisa menebak pemikiran Naomi. Dia tersenyum. Samuel memandang ke kejauhan dan terdiam untuk waktu yang lama.Saat menoleh lagi, ekspresi sedih di wajah Samuel sudah menghilang. Dia kembali menjadi Samuel yang e
Samuel mencibir, lalu menyahut, "Tentu saja aku yakin. Aku nggak mungkin salah. Orang yang menyeretku malam itu Darman!"Naomi tertegun sejenak sebelum bertanya, "Apa yang terjadi selanjutnya? Apa kamu mencari Wanda lagi setelah bangun?"Samuel menjawab dengan ekspresi sedih, "Setelah aku bangun, Wanda sudah pergi bersama Darman. Waktu aku mendengar kabar Wanda lagi, dia sudah punya anak. Wanda dan Darman hidup bahagia dengan luar negeri. Dia pasti sudah melupakanku."Naomi mengernyit. Jika semua yang dikatakan Samuel benar, hidupnya memang sangat menyedihkan dan Keluarga Pangestu yang bersalah. Namun, hal ini membuktikan bukan Darman yang mendorong Samuel ke jurang penyiksaan. Dia hanya merebut kebahagiaan yang akan didapatkan Samuel.Naomi bertanya, "Apa yang Darman lakukan padamu setelah membawamu ke belakang gunung? Apa perbuatannya memengaruhi kehidupanmu selanjutnya?"Wajah Samuel menegang, seolah-olah Naomi mengungkit hal yang tabu bagi Samuel. Begitu melihat reaksi Samuel, Naom
Samuel mengepalkan tangannya. Dia baru berbicara lagi setelah berjeda sejenak, "Waktu Wanda menjemputku, aku keluar dari rumah dengan perasaan gembira. Tapi, aku melihat Darman yang berdiri di samping Wanda. Aku nggak menyangka pria yang Wanda ceritakan padaku itu anggota Keluarga Pangestu!""Setelah melihat Darman, aku langsung teringat mimpi burukku. Aku takut pada Darman, aku membencinya dan seluruh Keluarga Pangestu! Tapi, waktu itu aku lebih takut dia menyakiti aku dan Wanda. Aku ingin melindungi Wanda," lanjut Samuel.Samuel meneruskan, "Aku berusaha untuk membawa Wanda pergi agar dia menjauhi Darman. Aku juga menggigit Darman dan berharap dia mati! Tapi, Wanda malah menegurku. Dia menyuruhku berhenti menggigit Darman. Itu pertama kalinya Wanda menegurku sehingga aku merasa sangat sedih.""Padahal aku menggigit Darman karena ingin melindungi Wanda, kenapa Wanda malah menegurku? Aku melepaskan Darman, lalu berlari ke rumah dan menangis di pojok. Wanda ikut aku masuk ke rumah, dia
Samuel lanjut bercerita, "Guru itu akan menyeka tanganku yang kotor dan memelukku sambil membacakan cerita untukku. Dia juga menyemangatiku untuk bicara, dia juga suka mencubit pipiku dan memujiku. Waktu merasa gembira, dia akan mencium keningku.""Guru itu juga akan menegakkan keadilan untukku waktu aku ditindas anak-anak lain. Setelah itu, dia akan mencari cara untuk menghiburku. Dia melarang orang lain memanggilku si Bisu dan memberiku nama baru, Lucky," kata Samuel.Samuel meneruskan, "Guru itu sangat perhatian, dia tahu aku punya masalah. Dia memberitahuku Tuhan itu adil. Kalau sekarang kamu hidup menderita, ke depannya kamu akan diberi kebahagiaan. Guru itu bilang, jangan terus terjebak dalam masa lalu yang kelam, kita harus melihat ke depan.""Guru itu juga bilang aku ini anak yang beruntung, jadi dia menamaiku Lucky. Dia berharap ke depannya hidupku akan dipenuhi keberuntungan dan lancar. Kemudian, dia sangat sedih setelah tahu Bobby dan istrinya memukulku. Dia memelukku sambil
Sebelum Naomi sempat bicara, Samuel memandangnya dan berkata, "Seperti diselamatkan dari tumpukan mayat, lalu dimasukkan ke neraka lagi. Rasanya sangat menyiksa!"Naomi terdiam. Samuel meneruskan, "Kamu nggak tahu, dulu hidupku juga sangat bahagia. Sama seperti Braden, Hayden, dan Jayden yang kamu besarkan, aku dikelilingi cinta.""Kalau nggak ada anggota Keluarga Pangestu, sekarang hidupku pasti tetap bahagia. Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku. Mereka menyakitiku dan merebut orang yang kucintai berulang kali. Keluarga Pangestu melemparku ke neraka dan melenyapkan semua harapanku sehingga hidupku sangat menderita," lanjut Samuel.Samuel menambahkan, "Jelas-jelas mereka sudah melakukan banyak hal yang keji, tapi kenapa mereka masih bisa hidup bahagia? Mereka mencelakai orang yang kucintai dan menghancurkan hidupku. Apa aku salah kalau ingin balas dendam?"Naomi mengernyit dan bertanya balik, "Apa yang Caden lakukan padamu?"Samuel memandang lautan yang luas. Dia terlihat menderita
Samuel tersenyum. “Apa kamu terkejut aku akan begitu sadis?” Dia menunduk sembari membalikkan labu yang dipanggangnya. Kemudian, Samuel pun tersenyum. “Siapa juga yang mau jadi iblis? Semua juga karena terpaksa.”Kening Naomi berkerut. “Nggak peduli ada dendam apa di antara kamu dengan Caden dan Keluarga Pangestu, kamu nggak seharusnya melibatkan anak. Anak itu nggak bersalah!”Samuel kembali menghela napas panjang, kemudian menjawab, “Dulu kedua mataku ditutupi oleh rasa benci. Kebetulan waktu itu, aku menemukan kamu sedang mengandung anak Caden. Jadi, aku pun menyusun rencana ini. Kemudian, aku juga sekalian memanfaatkan Rayden. Kalau sekarang, bisa jadi aku nggak akan memanfaatkan anak-anak lagi.”Usai berbicara, Samuel melihat Naomi sembari tersenyum. “Mungkin kamu nggak percaya. Hanya saja, sekarang aku benar-benar sangat menyukai anak.”Kening Naomi berkerut. “Kamu menyembunyikan putriku, nggak menyerahkannya kepada kami. Bukannya kamu sudah memanfaatkan anak?”Samuel menggeleng.