Kesadaran Naomi mulai kembali. Dia mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Napasnya pun semakin kencang lagi ….Caden … Caden … Caden telah menyadarinya! Caden bahkan mengungkit soal anak!Tidak! Tidak! Naomi mesti segera melarikan diri!Sama halnya seperti semalam. Hal pertama yang dipikirkan Naomi setelah menyadari dirinya dikenali Caden adalah langsung melarikan diri! Itulah rencana awal yang sudah dipersiapkan Naomi!Namun, saat ini Naomi sedang dipeluk erat oleh Caden. Saat dia bergerak, si pria pun mengerutkan keningnya.Naomi khawatir dirinya akan membangunkan Caden, nantinya malah tidak bisa melarikan diri lagi. Dia segera mengubah mode diam pada ponselnya, lalu tinggal di dalam pelukan Caden dengan menahan napasnya.Setelah memastikan Caden masih tidur dengan nyenyaknya, Naomi baru menggeser tangan di pinggangnya dengan perlahan. Dia menuruni ranjang dengan perlahan, lalu kembali ke ruang baca.Pintu ruangan dikunci dari dalam. Akhirnya Naomi baru berani bernapas! Seketika
“Nggak gatal juga.”“Apa Mama merasa nggak enak badan?”“Emm, aku baik-baik saja.”Usai mendengar, akhirnya Rayden baru menghela napas lega.Saat Naomi menatap Rayden, hatinya tiba-tiba terasa sedih. Dia mesti pergi hari ini. Namun, setelah dia pergi, dia pun tidak bisa bertemu dengan Rayden lagi.Rayden memang bukan anak kandung Naomi. Hanya saja, telah terdapat perasaan di antara mereka!Sepertinya Rayden dapat merasakan rasa sedih dari diri Naomi. Tiba-tiba dia kembali merasa gugup.“Mama? Ada apa denganmu? Apa kamu merasa nggak enak badan? Aku panggilkan dokter, ya?”Naomi terisak-isak sembari menggeleng. Dia menggendong Rayden, lalu berjalan ke kamarnya. “Ada yang ingin Mama katakan sama kamu.”Saat ini, Naomi sudah tidak sabar ingin segera meninggalkan rumah ini. Namun, dia sungguh tidak tega untuk berpisah dengan Rayden.Rayden sangat mencintai Naomi. Begitu pula dengan Naomi, dia juga sangat mencintai Rayden!Apalagi Rayden memanggilnya dengan sebutan “Mama”, Naomi benar-benar
Hati Naomi sungguh terasa sakit!Namun, Caden sudah mengenali Naomi. Dia pasti akan mulai mencurigai identitas Braden, Hayden, dan Jayden. Jika Naomi masih tidak pergi lagi, mereka berdua pasti akan ribut sampai tahap merebut anak!Anak-anak adalah buah hati Naomi. Meskipun masalah mesti berkembang sampai ke tahap pengadilan, anak-anak pasti juga akan mengatakan kepada hakim bahwa mereka ingin bersama dengan ibu mereka. Namun, apa mungkin Naomi memiliki kesempatan sampai ke tahap pengadilan?Dengan kekuasaan dan kekuatan Caden, siapalah si Naomi? Meskipun Caden bangkrut, dia masih memiliki anak buahnya. Dia bisa membunuh Naomi dalam hitungan detik!Jadi, Naomi tidak berani mengambil risiko!Anak-anak adalah nyawa Naomi. Seandainya anak-anak berhasil direbut Caden, dunianya pasti akan terasa runtuh. Bisa jadi Naomi akan kehilangan kewarasannya!Berbeda dengan Rayden, dunia Rayden tidak akan runtuh ketika kehilangan Naomi. Sebab, meski ayahnya berengsek, Caden tergolong seorang ayah yang
Naomi tidak mungkin membawa Braden, Hayden, dan Jayden untuk hidup bersama pria itu. Apalagi dengan kondisi Rayden sekarang, meskipun pria berengsek itu tidak menyadari dirinya, Naomi juga tidak boleh bersama dengan Rayden lagi.Rayden terlalu bergantung terhadap Naomi. Hal itu tidaklah bagus untuk kesehatan mental Rayden. Apalagi Naomi juga tidak berencana untuk menetap di Kota Jawhar, cepat atau lambat dia juga akan berpisah dengan Rayden.“Maafkan aku, Rayden.” Naomi mencium kening Rayden. Kemudian, dia membulatkan tekadnya untuk meninggalkan kamar dengan mata merah.Naomi kembali ke ruang baca. Dia duduk di depan meja baca Caden untuk menulis resep obat, kemudian menulis garis besar cara pengobatan Rayden. Dengan begitu, akan lebih gampang bagi Robbin untuk mengobati Rayden nantinya.Setelah menyelesaikan semuanya, Naomi hendak meninggalkan rumah. Hanya saja, tidak mungkin dia pergi dengan leher dililit sepotong handuk. Di dalam ruang kamar, Caden masih belum bangun. Naomi memelot
Naomi menatap Caden dalam-dalam. “Emm, seekor anjing, lebih tepatnya seekor anjing rabies!”Raut wajah Caden menjadi muram. “Apa kamu sudah suntik vaksin rabies?”Naomi merasa bingung. “Emm? Ngapain suntik vaksin rabies?”Kali ini, ekspresi Caden semakin murung lagi. “Kamu digigit anjing rabies. Bukannya sudah seharusnya kamu suntik vaksin rabies?”“Aku … aku cuma perumpamaan saja, bukan anjing rabies beneran. Hanya seekor anjing yang agak galak saja!”“Kalau anjing itu galak, kenapa kamu masih hidup?”Naomi sungguh kehabisan kata-kata. “Apa kamu berharap aku mati digigit anjing. Memangnya apa untungnya kalau aku mati?”“Kapan kamu digigitnya?” tanya Rayden dengan ketus.Naomi membalas dengan nada tidak bersahabat, “Saat perjalanan antar kamu pulang.”“Kamu nggak pergi ke dokter?”“Anjing itu nggak benar-benar gila. Untuk apa aku ke dokter? Sudahlah, jangan bahas masalah ini lagi. Aku pakai pakaianmu!” Usai berbicara, Naomi hendak meninggalkan tempat. Namun, dia kembali dihentikan oleh
Caden memang tidak mengingatnya lagi karena minum kebanyakan alkohol. Apalagi Caden sudah capek semalaman, tidak bisa tidur dengan nyenyak. Saat bangun tidur, kepalanya terasa sangat pusing.Caden mengenakan jubah tidur, lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Saat dia melewati kamar Rayden, dia pun menghentikan langkahnya. Rayden membuka pintu kamar dengan penuh hati-hati.Ketika melihat Rayden sedang tidur dengan pulas, terlintas rasa hangat di dalam tatapan Caden. Dia menutup pintu dengan perlahan, kemudian spontan melihat ke sisi ruang baca. Ekspresinya langsung berubah dingin.Caden tahu saat ini Naomi sedang berada di dalam. Keningnya berkerut. Kemudian, dia berjalan ke kamar mandi. Dia juga tidak peduli siapa kekasihnya Naomi!Semua itu urusan Naomi, tidak ada hubungannya dengan Caden. Hanya saja, berhubung pemikiran Caden cukup konservatif, dia pun tidak memiliki kesan bagus terhadap orang yang tidak setia.Pintu kamar mandi ditutup. Caden melepaskan jubah mandinya b
Tanggal 27 Maret pada 6 tahun silam …. Hari itu adalah hari di mana Naomi jatuh ke dalam “jurang”!Waktu itu, Naomi sedang pergi menjemput suaminya di bandara. Tiba-tiba terjadi kekacauan di dalam bandara. Entah bagaimana ceritanya dia diseret Caden ke dalam ruang istirahat yang gelap gulita, lalu melewati waktu 3 jam dengan rasa putus asa!Caden tidak mengindahkan perlawanan dan permohonan ampun dari Naomi, melainkan hanya meninggalkan sebuah janji kosong, kemudian mengoyak pakaiannya ….Malam itu, Caden bagai seekor anjing rabies, serigala kelaparan, dan singa jantan saja. Dia sangat dominan dan gila!Caden memeluk pinggang Naomi dari belakang, lalu menindihnya di atas lantai. Dia mengulanginya berkali-kali, menguasai seluruh tubuh Naomi!Setiap kulit Naomi telah dinodai oleh Caden! Berhubung karena pertama kalinya, pemaksaan untuk memasukkan terasa sangat menyakitkan dan berkesan di hati Naomi! Seumur hidupnya, Naomi tidak akan bisa melupakannya!Masa lalu yang memalukan itu membua
“Aku nggak menangis!” Naomi mencoba untuk menunjukkan ekspresi keras kepalanya. Namun, air mata tak berhenti mengalir.Terkadang, semuanya tidak bisa dilupakan meski Naomi sudah berusaha untuk melakukannya. Rasa marah di hati Naomi memang telah diluluhkan dengan kedatangan anak-anak di dunianya. Hanya saja, ketika pria berengsek itu berdiri di hadapan Naomi, lalu sengaja membuka luka lamanya, Naomi pun tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri! Air mata bagai tanggul yang bocor saja, mengalir dengan deras dan tidak terkendalikan ….Jantung Caden terasa sakit dan ikut gemetar. Dia mengangkat tangannya ingin mengusap air mata di wajah Naomi.Naomi kembali memukul tangan Caden. “Aku sudah bilang, jangan sentuh aku!”Tangan Caden terkaku di udara. Dia bagai anak kecil yang tidak tahu harus berbuat apa saat ini.Naomi menyeka air matanya dengan kasar, lalu berdalih, “Aku menangis karena kamu mengungkit masalah 6 tahun lalu. Tiba-tiba aku teringat dengan masalah aku dengan suamiku. Masalah i