Tanggal 27 Maret pada 6 tahun silam …. Hari itu adalah hari di mana Naomi jatuh ke dalam “jurang”!Waktu itu, Naomi sedang pergi menjemput suaminya di bandara. Tiba-tiba terjadi kekacauan di dalam bandara. Entah bagaimana ceritanya dia diseret Caden ke dalam ruang istirahat yang gelap gulita, lalu melewati waktu 3 jam dengan rasa putus asa!Caden tidak mengindahkan perlawanan dan permohonan ampun dari Naomi, melainkan hanya meninggalkan sebuah janji kosong, kemudian mengoyak pakaiannya ….Malam itu, Caden bagai seekor anjing rabies, serigala kelaparan, dan singa jantan saja. Dia sangat dominan dan gila!Caden memeluk pinggang Naomi dari belakang, lalu menindihnya di atas lantai. Dia mengulanginya berkali-kali, menguasai seluruh tubuh Naomi!Setiap kulit Naomi telah dinodai oleh Caden! Berhubung karena pertama kalinya, pemaksaan untuk memasukkan terasa sangat menyakitkan dan berkesan di hati Naomi! Seumur hidupnya, Naomi tidak akan bisa melupakannya!Masa lalu yang memalukan itu membua
“Aku nggak menangis!” Naomi mencoba untuk menunjukkan ekspresi keras kepalanya. Namun, air mata tak berhenti mengalir.Terkadang, semuanya tidak bisa dilupakan meski Naomi sudah berusaha untuk melakukannya. Rasa marah di hati Naomi memang telah diluluhkan dengan kedatangan anak-anak di dunianya. Hanya saja, ketika pria berengsek itu berdiri di hadapan Naomi, lalu sengaja membuka luka lamanya, Naomi pun tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri! Air mata bagai tanggul yang bocor saja, mengalir dengan deras dan tidak terkendalikan ….Jantung Caden terasa sakit dan ikut gemetar. Dia mengangkat tangannya ingin mengusap air mata di wajah Naomi.Naomi kembali memukul tangan Caden. “Aku sudah bilang, jangan sentuh aku!”Tangan Caden terkaku di udara. Dia bagai anak kecil yang tidak tahu harus berbuat apa saat ini.Naomi menyeka air matanya dengan kasar, lalu berdalih, “Aku menangis karena kamu mengungkit masalah 6 tahun lalu. Tiba-tiba aku teringat dengan masalah aku dengan suamiku. Masalah i
Apa yang sedang Naomi takutkan? Apa yang sedang dia khawatirkan?Tentu saja Naomi takut Caden akan menyadari anak-anak, lalu merebut anak-anak dari dirinya! Dia takut Caden akan menggunakan anak untuk mengurungnya! Naomi sungguh membenci Caden! Dia sama sekali tidak menyukai Caden!Caden berusaha untuk menebus kesalahannya dengan menggunakan sisa hidupnya, tetapi Naomi tidak bersedia!Naomi tidak ingin hidup bersama Caden! Dia tidak ingin memiliki hubungan apa-apa dengan pria itu!Naomi mengisap ingusnya dengan kuat, masih tidak ingin mengakuinya.“Nggak ada yang terjadi di antara kamu dan aku. Yang tidur sama kamu semalam itu bukan aku! Aku akui aku memang mencakarmu, tapi aku nggak tidur sama kamu! Semalam aku terus tidur di dalam ruang baca. Rayden bisa jadi saksi mata!”Kebetulan tadi pagi saat Rayden mencarinya, Naomi sedang berada di ruang baca. Rayden pasti mengira dia tidur di ruang baca.Belum sempat Caden berbicara, Naomi pun menimpali, “Semua itu hanya firasatmu saja. Bisa
Di sisi lain, Naomi buru-buru kembali ke rumah.Tiara dan ketiga anak-anak sedang mengemas barang-barang mereka. Ketika melihat Naomi pulang, mereka langsung mengerumuninya.“Naomi!”“Mama!”Naomi tidak ingin ketiga bocahnya menyadari ada yang berbeda dengan dirinya. Dia berusaha untuk menunjukkan senyuman di wajahnya. “Apa kalian sudah selesai mengemas barang-barang kalian?”“Emm, Mama, apa telah terjadi sesuatu? Kenapa kita tiba-tiba meninggalkan rumah ini?”Naomi berbohong. “Aku ada urusan penting di kota lain. Aku juga baru mendapatkan kabar ini tadi pagi. Waktunya agak buru-buru.”Braden tidak sepenuhnya memercayai ucapan Naomi. “Jadi, apa kita masih akan kembali lagi?”Braden sangat peduli dengan masalah ini. Sebab, saudara kandungnya, Rayden, masih berada di Kota Jawhar! Rayden masih tidak bisa mengakui identitasnya di hadapan Naomi!Jika mereka pergi, Braden mesti membawa Rayden pergi bersamanya. Dia tidak akan menelantarkan Rayden seorang diri di luar sana!Naomi membalas deng
Jika Naomi pergi begitu saja, bagaimana dengan masalah Camila?Hingga saat ini, Naomi masih belum mendapat kabar dari Camila!Sebelumnya Camila menghilang demi syuting film. Setelah itu, ada kejadian Katie, istri pangeran Negara Yinggris, yang heboh ….Masalah ini bersangkutan dengan soal nyawa. Naomi tidak bisa membiarkan Camila begitu saja!Tanpa berpikir panjang, Naomi langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Leon. Dia tidak memberi tahu Leon masalah dirinya hendak meninggalkan Kota Jawhar, dia hanya bertanya apakah dia sempat berhubungan dengan Camila atau tidak.Leon menjawab, “Sudah berhasil dihubungi. Aku baru saja berencana untuk memberi tahu kamu masalah ini. Gimana kalau kita bahas masalah ini dengan tatap muka?”“Sementara ini aku nggak ada waktu. Aku hanya ingin tahu bagaimana kabar Camila? Apa dia baik-baik saja? Di mana dia sekarang?”“Dia baik-baik saja. Dia nggak ke luar negeri, dia hanya lagi syuting di sebuah tempat rahasia saja. Mengenai kabar dia ke luar ne
Jayden berkata dengan terbata-bata, “Ma … masih belum. Mama tunggu sebentar lagi, ya.”“Emm, oke, nanti kalian panggil Mama setelah selesai.”Setelah berhasil mengusir Naomi, Jadyen bertanya kepada Hayden dengan gugup, “Kak Hayden, apa kamu masih nggak berhasil menghubungi Rayden?”Hayden dan Jayden telah mempersiapkan diri mereka untuk pergi hari ini. Mereka pun terus menghubungi Rayden, ingin memberi tahu masalah kepergian mereka. Mereka ingin Rayden mengemas barangnya, lalu pergi bersama mereka.Namun, panggilan Rayden tidak bisa terhubung.Kali ini, Hayden merasa panik. “Nggak bisa dihubungi! Gimana kalau kita pencar? Sekarang aku pergi cari Rayden. Kalian ikut Mama ke stasiun kereta api dulu. Nanti aku akan bawa Rayden ke stasiun kereta api?”Dibandingkan dengan kedua bocah yang gugup itu, Braden kelihatan lebih tenang. Dia menggeleng dengan mengerutkan keningnya. “Sekarang Caden hanya menyadari masalah Mama, masih belum menyadari masalah kita. Kalau kamu pergi mencari Rayden, sem
Braden meninggalkan kamar untuk mencari Naomi. Alhasil, malah terdengar suara teriak Naomi dari luar pintu. Dia segera menutup pintu kamar, agar Hayden tidak kehilangan kendalinya setelah mendengar suara jeritan itu.Braden berjalan ke sisi pintu, lalu memindahkan sebuah bangku kecil dan memanjatnya. Dia sedang mengintip dari lubang intip pintu.Caden?Jantung Braden hampir saja copot. Kenapa Caden datang secepat ini?Kemudian, Braden mengintip lagi. Dia juga menemukan sosok Steven yang sedang berdiri di samping Caden. Hanya saja, Braden tidak bisa melihat ekspresi ibunya, hanya bisa melihat belakang kepala ibunya saja.Kening Braden berkerut. Dia berusaha untuk menguping dari dalam pintu.Di luar pintu.Berhubung Caden datang ke rumah, Naomi pun tidak bisa menahan emosinya, langsung berteriak, “Kalau aku bilang bukan, berarti bukan! Cepat pergi sana! Kalau kamu nggak pergi, aku bakal lapor polisi! Aku nggak ingin bertemu denganmu lagi. Pergi! Pergi sekarang!”Caden berdiri di depan pi
Tanpa menunggu pertanyaan dari Naomi, Caden pun berkata, “Aku akui aku sudah bersalah. Aku nggak peduli kamu ingin memperlakukanku seperti apa. Terserah kamu ingin memukul atau memarahiku. Meskipun kamu menusukku dengan pisau, aku juga nggak akan melawan. Yang penting adalah kamu jangan emosi lagi. Tapi kamu nggak boleh bersikap sadis terhadap Rayden!”“Apa kamu nggak tahu betapa Rayden merindukanmu? Dia selalu merindukanmu setiap saat. Saat hujan, dia khawatir kamu lupa bawa payung. Saat ada petir, dia khawatir kamu akan ketakutan. Dia juga takut kamu akan kedinginan di saat turun salju!”“Saat cuaca dingin, Rayden nggak bersedia tidur di kamarnya. Dia terus menunggu kepulanganmu di luar sana. Dia berharap kamu bisa pulang untuk melihatnya! Apa kamu tahu, bagaimana hari-hari Rayden sejak dia merindukan mamanya? Dia sudah lama menantikanmu. Dia baru saja memanggilmu Mama, sekarang kamu malah ingin mencampakkannya lagi! Naomi, apa hatimu nggak sakit?”Caden sangat mencintai Rayden. Jadi
Caden menjawab dengan tenang, “Membunuh itu tindakan melanggar hukum. Aku nggak membunuh orang.”“Jadi, kamu mau biarkan mereka keluar dari hutan ini?”“Nggak ada yang cegah mereka keluar dari hutan ini. Tapi, bisa atau nggak mereka keluar dari hutan ini dalam keadaan hidup, itu tergantung nasib mereka sendiri,” jawab Caden.Kakek Kedua menatap Caden dengan tatapan kagum. Seorang pria memang harus bersikap kejam di saat-saat yang diperlukan. Yang penting tindakannya tidak melanggar hukum.“Kalau ada yang benar-benar beruntung bisa keluar dengan selamat, kamu bisa jamin mereka nggak akan bocorkan rahasia ini?”“Bisa!”“Bagaimana kamu menjaminnya? Meski sudah sepenuhnya ketakutan, itu nggak berarti mereka sudah hilang ingatan.”Caden balik bertanya, “Bagaimana Kakek Pertama berhubungan dengan dunia luar?”Di dalam hutan tidak ada sinyal sehingga ponsel tidak bisa digunakan. Kakek Keempat pun merakit jam tangan yang dilengkapi dengan sistem khusus. Jam tangan ini dapat digunakan sebagai w
“Kamu ... cepat berdiri.”Hayden masih tidak berdiri. Dia berkata, “Paman seperguruan, Kakek Buyut Kedua sudah menceritakan masalah di antara kalian. Aku juga nggak setuju dengan tindakannya sama sepertimu. Tapi, aku bisa memahaminya.”“Mamaku bilang, kehidupan itu bagaikan ujian. Dalam lembar ujian ini, ada sangat banyak soal pilihan ganda. Di antara begitu banyak jawaban, seseorang hanya bisa pilih sebuah jawaban. Jawaban itu mungkin nggak memuaskan, tapi ya mau bagaimana lagi.”“Kakek Buyut Kedua memilih untuk menyelamatkanmu, aku nggak merasa pilihannya salah. Tapi, aku juga memahami perasaanmu. Kalau ada yang melukai mamaku, aku juga lebih pilih untuk mati demi balaskan dendamnya daripada hidup sendiri. Jadi, kamu nggak salah, Kakek Buyut Kedua juga nggak salah. Yang salah itu penjahat-penjahat yang menyebabkan hal itu!”“Kak Braden pernah bilang, di dunia ini, nggak ada yang sempurna. Kita harus menghadapi semuanya dengan sikap rasional. Kita nggak boleh hanya memikirkan suatu ma
Master merasa agak terkejut setelah melihat Hayden. “Buat apa kamu kemari?”Hayden menjawab dengan terengah-engah, “Aku khawatir sama kamu, jadi aku sengaja datang menjengukmu. Nih, aku bawakan makanan. Ada biskuit dan sosis yang sudah matang. Aku juga bawakan beberapa botol alkohol berkualitas tinggi milik para kakek buyut.”Master mengerutkan kening, lalu memandang barang-barang yang disodorkan Hayden dengan perasaan campur aduk. Setelah itu, dia menatap Hayden lagi dan bertanya, “Memangnya dia nggak cerita apa hubunganku dengannya?”“Dia sudah cerita.”“Kalau begitu, buat apa kamu mencariku lagi? Aku dan dia itu musuh. Kamu mau mengikutiku, nggak mau jadi muridnya lagi?”Hayden menggeleng. “Kakek Buyut Kedua nggak bilang kalian itu musuh. Dia bilang kamu itu adik seperguruannya, jadi kamu itu paman seperguruanku dan juga termasuk kakek buyutku.”Master menggertakkan gigi dan berseru marah, “Aku bukan adik seperguruannya!”Hayden berujar dengan santai, “Masalah kayak begini nggak bis
Hayden sama sekali tidak mengkhawatirkan keselamatan nenek buyutnya.“Binatang buas di sekitar mengenali Nenek Buyut. Beberapa binatang buas yang pernah dia tolong merasa berterima kasih padanya. Selain nggak akan mencelakainya, mereka juga akan melindunginya. Lagian, yang ingin melukai Nenek Buyut juga nggak akan sanggup melakukannya.”“Nenek buyut memang nggak kuasai ilmu bela diri, tapi dia bisa meracuni orang. Racunnya jauh lebih mematikan daripada peluru, juga bisa buat binatang-binatang buas itu hidup sengsara. Jadi, mereka takut padanya dan nggak berani menantangnya.”Caden pun terdiam. Memang benar. Nenek bahkan bisa membuat para pemburu bersenjata itu pingsan dengan mudah. Itu sudah cukup untuk menunjukkan seberapa hebat kemampuannya melindungi diri dan seberapa mematikan serangannya.Caden menatap Kakek Kedua dan bertanya, “Biasanya, Nenek pergi berapa lama?”“Nggak tentu. Dia mungkin akan pulang sore atau malam. Dalam keadaan normal, dia nggak akan bermalam di luar. Kecuali,
Caden masih tidak bisa menebaknya. Dia pun terlebih dahulu menghibur Naomi, “Nenek mungkin terkejut karena nggak nyangka ada orang yang mampu meneliti virus sehebat ini.”Naomi mengedip-ngedipkan matanya. “Hmm ... benar juga.”Caden mencubit pipi Naomi dengan berpura-pura tenang dan berkata, “Jangan dipikirkan lagi. Intinya, Nenek yang punya cara untuk kendalikan virus ini adalah hal baik!”“Emm! Benar!”“Cepat tidur. Aku mau mandi dulu.”Setelah membaringkan Naomi, Caden mengecup dahi Naomi lagi sebelum berjalan ke kamar mandi. Begitu keluar dari jangkauan pandang Naomi, ekspresinya langsung berubah ....Ada sebuah pemikiran baru yang melintasi benak Caden. Apa mungkin Nenek memiliki hubungan dengan orang misterius? Yang menyebarkan virus ini adalah orang misterius. Sementara itu, Nenek jelas mengetahui keberadaan virus ini. Nenek dan orang misterius ....Apa mungkin Caden yang berpikir kejauhan? Atau Nenek dan orang misterius memang saling mengenal dari dulu? Apa mereka pernah berint
“Kalau mereka mampu menghasilkan virus ini, aku pasti dapat informasinya. Caden, jujurlah pada Nenek. Kamu sengaja menutupi masalah mengenai virus dari Naomi atau kamu memang juga nggak tahu?”Setelah terdiam sejenak, Caden menjawab dengan jujur, “Aku sengaja menutupinya dari Naomi. Soalnya, virus ini berkaitan dengan seseorang yang sangat berbahaya. Aku takut dia khawatir, makanya aku nggak bilang.”“Leon cuma mitra kerja orang itu karena perusahaan Leon sedang naik daun dan punya prospek bagus. Memang benar Leon berpikiran untuk menyebarkan virus, lalu menjual obat penawarnya demi mendapat keuntungan. Tapi, aku masih belum tahu apa tujuan orang itu. Aku nggak tahu apa dia cuma mau dapat keuntungan atau punya motif lain.”Nenek mengernyit dan diam-diam menghela napas. Dia tidak terlihat terlalu terkejut. Sebelum Caden menceritakan semua ini, dia sudah bisa menebak garis besarnya. “Siapa orang itu?”Caden menjawab dengan jujur, “Aku mencurigai seseorang, tapi masih belum ada bukti yang
Entah apa yang ditemukan Nenek, ekspresinya sontak berubah drastis. Dia mengamati sampel virus itu untuk sesaat dengan kening berkerut, lalu buru-buru membaca data yang dibawa datang Naomi. Semakin membacanya, kerutan di keningnya makin dalam.Begitu melihat ekspresinya, Naomi bisa menebak bahwa masalah ini tidaklah sederhana. Dia pun bertanya dengan cemas, “Nenek, ada apa?”Nenek terdiam sejenak, lalu balik bertanya, “Naomi, dari mana datangnya virus ini?”Naomi tertegun sejenak. Tadi, dia sudah memberi tahu Nenek mengenai hal itu. Kenapa Nenek bertanya lagi? Naomi pun mengulangi jawaban yang sama.“Suami berengsek sahabatku membuka sebuah perusahaan farmasi. Sampel virus dan obat penawar ini berasal dari sana.”“Siapa namanya?”“Leon.”“Leon?” Nenek pun mengerutkan kening dan tenggelam dalam pikirannya. Setelah sesaat, dia bertanya, “Apa nama perusahaannya?”“Perusahaan Farmasi Sehat.”“Aku nggak pernah dengar. Itu perusahaan baru?”“Emm, perusahaan itu masih belum resmi berjalan. Ta
Sampai kembang apinya selesai, Caden baru berhenti mencium Naomi. Suami istri itu saling berpelukan untuk menenangkan diri, lalu baru tertawa dan berjalan masuk ke kabin. Sembari berjalan, mereka juga mengobrol.“Gimana keadaan bajingan-bajingan itu sekarang?”“Mereka lagi ketakutan. Semuanya berjalan sesuai rencana.”Naomi tidak mengetahui secara spesifik mengenai rencana Caden, dia pun bertanya lagi, “Kamu yakin nggak akan terjadi kesalahan?”“Yakin. Kamu tenang saja.”“Oh iya, Kakek Kedua sudah ketemu sama orang itu? Orang yang wajahnya dipenuhi luka itu.”“Emm. Kakek Kedua yang kasih tahu kamu?”“Nggak. Aku lihat sikap Kakek Kedua waktu balik agak aneh. Dia juga nggak berhenti pura-pura ceria. Apa hubungan Kakek Kedua dengan orang itu?”“Mereka itu saudara seperguruan Ada sedikit dendam di antara mereka, tapi semuanya sudah berakhir. Kamu sudah kasih tahu Nenek tentang masalah virus?” Caden berbohong dan langsung mengalihkan topik pembicaraan. Dendam di antara Kakek Kedua dan mast
Ekspresi Caden langsung melembut. “Kenapa kamu keluar dengan berpakaian setipis itu? Nggak dingin?”“Nggak.” Naomi datang untuk menengahi situasinya. Dia merangkul lengan Caden, lalu menoleh ke arah dua pria tua itu dan berkata dengan nada manja, “Kakek Ketiga, Kakek Kelima, bukannya kalian sudah tahu kebenaran tentang apa yang terjadi dulu? Kalian juga bilang nggak akan mempermasalahkannya lagi. Jangan takut-takuti dia lagi.”Kakek Ketiga dan Kakek Kelima saling memandang, lalu mengejek diri sendiri, “Apa ini termasuk anak gadis yang sudah besar nggak bisa diharapkan lagi?”Naomi langsung menyahut, “Nggak! Nggak! Cintaku terhadap Kakek dan Nenek sama banyaknya dengan cintaku terhadapnya!”Kakek Ketiga dan Kakek Kelima pun tertawa terbahak-bahak. “Iya, kami akan patuhi keinginan Naomi. Sudah, jangan ungkit masalah ini lagi. Ayo pulang! Sudah waktunya makan!”Kedua pria tua itu terlebih dahulu berjalan pergi, sedangkan Caden masih diam di tempat. Naomi menarik lengannya dan berkata, “Ay