Share

Bab 297

Author: Erlina
Naomi merasa sangat terkejut hingga jantungnya berdebar kencang. Jika bukan karena mencium bau alkohol yang berat dan mengetahui itu adalah Caden, dia pasti akan merasa ketakutan.

“Ngapain kamu?” seru Naomi sambil mendorong Caden secara refleks.

“Gubrak!”

Begitu didorong oleh Naomi, Caden langsung jatuh ke lantai. Naomi pun tercengang. Apa-apaan ini? Dia hanya mendorong Caden dengan ringan, tetapi Caden langsung jatuh? Dia jelas-jelas hanya menggunakan sebuah jari! Jika bukan karena mengetahui kekuatannya sendiri, dia mungkin mengira dirinya adalah seorang ahli bela diri yang hebat.

Naomi buru-buru menyalakan lampu, lalu memeriksa apakah Caden terluka. Setelah memastikan Caden tidak terluka, dia baru diam-diam merasa lega. Jika terjadi sesuatu pada Caden, dia pasti harus bertanggung jawab. Jadi, wajar saja dia merasa khawatir.

“Woi, bangun! Tidur di tempat tidur sana!”

Melihat Caden yang masih belum sepenuhnya kehilangan kesadaran, Naomi buru-buru memapahnya untuk berdiri, lalu berjal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
tahan air liurmu Naomi.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 298

    Naomi memalingkan wajahnya dan bergumam dalam hati, ‘Wow, apa ini sesuatu yang dapat kulihat secara gratis?’Namun, Naomi juga tidak dapat menahan diri dan melirik Caden lagi. Dia tidak perlu membayar untuk menyaksikan pertunjukan ini. Kenapa dia tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik? Dia bahkan juga berseru dalam hati, ‘Buka! Buka! Habis buka, pakai balik pakaianmu, lalu buka lagi ....’ Gerakan Caden saat membuka baju sangat elegan. Naomi merasa gerakan Caden saat mengenakan baju seharusnya juga sangat menggoda. Untuk sesaat, dia pun tidak berhenti mengalihkan pandangannya dari jendela ke Caden, lalu dari Caden ke jendela lagi. Seluruh wajahnya sudah semerah tomat.Hingga Caden melepaskan tali pinggangnya dan menunjukkan celana dalam berwarna biru tua, Naomi baru buru-buru berbalik dan berlari keluar. Dia mengunci diri dalam kamar mandi dan menatap wajahnya yang merah sambil terengah-engah. Malam ini, dia memang agak mesum!Naomi menggenggam pipinya dengan kedua tangan, lalu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 299

    Kali ini, Caden sangat patuh. Dia membungkuk dan muntah di tong sampah. Di sisi lain, Naomi memapahnya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Hanya saja, setelah beberapa saat, Caden hanya memuntahkan sedikit cairan. Tadi, dia sudah memuntahkan semua yang ada di perutnya di kamar mandi. Jadi, kali ini dia hanya muntah kering.Naomi mengerutkan keningnya. Muntah kering sangat tidak nyaman. Dia pun berkata dengan nada yang lebih lembut, “Kalau nggak bisa muntah, jangan dipaksakan lagi. Nih, kumur-kumur dulu.”Setelah itu, Naomi mengambil teh yang diseduhnya tadi dan memberikannya kepada Caden. Caden tidak memiliki tenaga untuk memegang cangkir itu sendiri. Dia langsung minum beberapa teguk dari cangkir yang dipegang Naomi dan berkumur-kumur sebelum berbaring kembali.Naomi mengambil selembar tisu dan menyeka sudut bibir Caden. Kali ini, Caden tidak lagi menepis tangannya ....Naomi mengganti kantong plastik tong sampah kamar, lalu membuang kantong plastik bekas muntahan Caden tadi ke tong sa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 300

    Berhubung sudah berhasil sekali, Naomi pun memberanikan diri untuk lanjut menyuapi Caden. Pada akhirnya, semangkuk yoghurt itu habis juga. Setelah itu, dia mengambil selembar tisu untuk menyeka sudut mulut Caden, seperti sedang merawat ketiga putranya.“Yoghurtnya sudah habis. Sekarang, tidur ya!”Baru saja Naomi hendak bangkit dan keluar, Caden tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangannya. Gerakannya sangat cepat, tetapi dia tidak berani mengerahkan kekuatannya.Naomi tidak merasa sakit. Lagi pula, ini bukan pertama kalinya Caden mencengkeram pergelangan tangannya. Jadi, dia tidak merasa takut dan hanya bertanya dengan agak heran, “Ada apa?”Caden menatap Naomi sambil mengerutkan kening. Setelah sesaat, dia berkata dengan kesusahan, “Jangan pergi.”Hmm? Jangan pergi? Naomi pun membelalak. Dia tidak mungkin lanjut menemani Caden di dalam kamar ini, ‘kan? Dia juga perlu tidur. Lagi pula, pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan apa pun tidak seharusnya tinggal sekamar!Naomi pun men

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 301

    Tiba-tiba sebuah truk datang menabrak Wanda hingga terpelanting belasan meter ke belakang, lalu jatuh ke atas lantai.Ekspresi Caden spontan berubah drastis.“Wanda!” jerit Darman, lalu segera berlari ke sisi Wanda. Pada saat itu, dia pun ditabrak oleh sebuah mobil ….Caden bagai telah kehilangan kewarasannya saja segera menyingkirkan tangan gurunya. Dia berlari ke jalan raya dengan menangis histeris.Wanda berbaring di atas tumpukan salju yang dingin. Darah segar menodai pakaian putihnya.Caden yang masih kecil itu langsung berlutut di tengah genangan darah. Seingat Caden, itu adalah pertama kalinya dia menangis.“Mama! Bangun! Mama! Ayo, cepat bangun! Mama! Mama! Ahh … ahh ….”Darman mengerahkan sisa tenaganya untuk merangkak ke sisi Wanda. Dia memeluk Wanda erat-erat. “Wanda, kamu jangan takut! Ada aku! Ada aku di sini! Ada aku!”Tanpa menunggu respons dari Wanda, Darman langsung berteriak histeris dan memuncratkan darah segar.Saat itu, Caden merasa sangat syok. “Papa! Papa!”Darm

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 302

    Naomi segera mendorong Caden. “Minggir! Aku nggak tahu apa yang sedang kamu katakan! Sadarlah!”Namun, Caden seolah-olah tidak bisa mendengar ucapan Naomi saja. Dia terus mengulang, “Siapa pelakunya? Siapa?”Sebenarnya siapa yang telah membunuh orang tuanya? Siapa!Naomi menatap Caden dengan ketakutan. Caden sungguh emosional saat ini. Jika begini terus, sepertinya akan terjadi sesuatu nantinya!Naomi mengulurkan tangannya ke sakelar. Dia hendak menyalakan lampu untuk membangunkan Caden. Namun, lampu meja tidak sengaja disenggol hingga jatuh ke lantai.“Prang!” Ruangan seketika menjadi gelap gulita.Caden mengamati sekeliling dengan penuh waswas. Dia merasa familier dengan lingkungan gelap, rasa gugup yang pernah dirasakannya dulu, dan juga wanita di sampingnya ….Tiba-tiba Caden teringat dengan masalah di bandara pada 6 tahun silam. Waktu itu, Caden pulang untuk meneruskan bisnis Keluarga Pangestu. Baru saja dia menuruni pesawat, dia pun dikejar oleh banyak pembunuh.Caden diincar, di

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 303

    Caden menindih tubuh Naomi, lalu memaksa si wanita untuk melebarkan kedua kakinya!Sesuatu yang keras dan hangat menempel di bagian bawah tubuh Naomi. Seluruh bulu kuduk Naomi langsung merinding. Dia spontan mengapit kedua kakinya.Pinggang Caden mengadang di bagian kaki Naomi. Sementara, Naomi mengapit pinggang Caden. Semakin diapit, sepertinya Caden merasa semakin puas. Dia juga mulai berdesah.Saat ini, Caden melepaskan bibir Naomi, mulai beralih menggigit setiap kulit mulus si wanita …. Caden mencium daun telinga, dagu, dan juga bagian leher yang paling disukainya.Tangan Caden juga tidak senggang. Satu tangannya menahan pergelangan tangan Naomi. Kemudian, tangannya satu lagi mengusap bokong Naomi dan tidak berhenti meremasnya!Tubuh wanita yang ditimpa Caden mulai terasa lemas. Naomi terus mengambil napas dan mengeluarkan suara desahan. Setiap kali Caden menguatkan tenaga di tangannya, suara napas Naomi pun semakin keras lagi.Caden sangat menyukai suara itu. Dia menggigit leher N

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 304

    Hingga Naomi merasa sesak napas, Caden baru melepaskannya. Kali ini, dia semakin girang saja.“Kamu! Memang kamu orangnya! Akhirnya kamu kembali juga! Akhirnya kamu kembali! Hehe! Kamu sudah kembali! Akhirnya kamu bersedia untuk kembali!” Saking antusiasnya, mata Caden berubah memerah. Ciuman tadi bagai telah memastikan perasaannya!Jantung Naomi berdebar kencang. Dia merasa gugup dan juga takut. Apa benar Caden telah mengenalinya? Apa Caden tahu bahwa dirinya adalah wanita yang dilecehkannya di bandara pada 6 tahun silam?Apa mungkin Caden kepikiran dengan anak-anaknya?Jangan-jangan Caden akan merebut anak dari dirinya?Permasalahan yang pernah berkali-kali dipikirkan Naomi sebelumnya kembali terbayang di benaknya. Naomi sungguh merasa syok! Saat ini, Naomi juga tidak memiliki suasana hati untuk mengomel atau menyalahkan Caden lagi, dia hanya merasa sangat khawatir! Naomi sungguh takut Caden akan menyadari anak-anaknya!Pada saat ini, Naomi tidak tahu bagaimana menghadapi Caden. D

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 305

    Kesadaran Naomi mulai kembali. Dia mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Napasnya pun semakin kencang lagi ….Caden … Caden … Caden telah menyadarinya! Caden bahkan mengungkit soal anak!Tidak! Tidak! Naomi mesti segera melarikan diri!Sama halnya seperti semalam. Hal pertama yang dipikirkan Naomi setelah menyadari dirinya dikenali Caden adalah langsung melarikan diri! Itulah rencana awal yang sudah dipersiapkan Naomi!Namun, saat ini Naomi sedang dipeluk erat oleh Caden. Saat dia bergerak, si pria pun mengerutkan keningnya.Naomi khawatir dirinya akan membangunkan Caden, nantinya malah tidak bisa melarikan diri lagi. Dia segera mengubah mode diam pada ponselnya, lalu tinggal di dalam pelukan Caden dengan menahan napasnya.Setelah memastikan Caden masih tidur dengan nyenyaknya, Naomi baru menggeser tangan di pinggangnya dengan perlahan. Dia menuruni ranjang dengan perlahan, lalu kembali ke ruang baca.Pintu ruangan dikunci dari dalam. Akhirnya Naomi baru berani bernapas! Seketika

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1564

    “Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1563

    “Apa uang bisa menyingkirkannya?” tanya Caden.Dylan menggeleng. “Dia cuma mau status sebagai istriku.”Caden mengernyit. “Aku dan dia nggak punya hubungan apa pun. Kalau kamu nggak bisa bertindak, apa perlu aku yang cari dia untuk membicarakannya?”Dylan mengerutkan keningnya dan menggeleng. “Aku nggak bisa melukainya.”Caden berujar, “Tapi, kamu mau punya persiapan mental. Kalau kamu nggak bisa tangani hal ini dengan baik, Bibi dan Paman mungkin akan tertimpa masalah besar.”Hanya setelah mengetahui faktanya saja, Lyana sudah langsung pingsan. Jika dia melihat jasad janin itu, mungkin saja dia akan langsung meninggal.Dylan menjentikkan abu rokok dengan kuat. “Haih ....”Kali ini, Dylan benar-benar bertemu kesulitan. Hal ini jauh lebih serius daripada isu kehamilan beberapa hari lalu. Dia benar-benar tidak menemukan cara penyelesaiannya.Entah karena terlalu cemas atau apa, sebelum menghabiskan sebatang rokok ini, Dylan mulai muntah-muntah lagi. Berhubung lambungnya kosong, dia hanya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1562

    “Dia nggak bersedia keluar. Dia cuma kasih waktu seminggu kepada kami untuk mempertimbangkannya. Seminggu lagi, kalau aku nggak bawa dia daftarkan pernikahan kami, dia akan kirim jasad janin itu ke rumah!”Caden juga merasa sangat kesal setelah mendengar ancaman itu. Dia bertanya dengan ekspresi muram, “Kalau dia merasa itu anakmu, kenapa dia nggak bersedia lakukan tes DNA?”Dylan menjawab dengan kesal, “Aku sudah tanya, tapi dia nggak mau kasih penjelasan. Dia cuma bilang, kami boleh nggak percaya dan langsung menolak, lalu tinggal tunggu terima jasad janin itu.”Catherine tahu jelas kelemahan Kevin dan Lyana. Berhubung mereka sangat menginginkan cucu, mereka pasti tidak berani mengambil risiko. Sementara itu, Dylan adalah anak yang berbakti dan juga tidak akan berani mengambil risiko. Bagaimanapun juga, apabila Kevin dan Lyana melihat jasad janin itu, mereka pasti tidak akan bisa menerimanya. Mungkin saja, hal ini juga akan menimbulkan korban jiwa.Caden bertanya dengan nada dingin,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1561

    Ketika Caden tiba di rumah sakit, Lyana baru keluar dari UGD. Dia berbaring di atas ranjang pasien dengan tenang dan masih belum sadarkan diri.Kevin duduk di samping ranjang pasien dengan ekspresi yang sangat suram, entah karena terlalu khawatir atau terlalu marah. Di sisi lain, Dylan menyeret tubuhnya yang masih lemah dan berlutut di samping dengan tampang bersalah.Melihat situasi ini, Caden sangat terkejut. Ketika di telepon tadi, Dylan hanya mengatakan sudah terjadi masalah, tetapi tidak mengatakan apa yang terjadi.Caden berjalan masuk ke kamar rawat dan bertanya dengan pelan, “Paman, gimana keadaan Bibi?”Kevin mendongak dan menjawab dengan sepasang mata yang merah, “Dia terlalu marah sampai terkena serangan jantung dan pingsan.”Caden pun terkejut. “Waktu aku pergi, dia masih baik-baik saja. Kenapa dia bisa tiba-tiba begitu marah?”Kevin memelototi Dylan dengan dingin, lalu berseru marah, “Tanyakan saja sama anak durhaka ini! Semua ini gara-gara dia! Perbuatannya benar-benar te

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1560

    Naomi tiba-tiba berlinang air mata. Sebenarnya, dia tahu apa alasan anak-anak memamerkan sertifikat penghargaan mereka, dan Rayden memberitahunya bahwa dia berinisiatif mencari teman baru. Itu karena mereka ingin menghiburnya. Sebagai seorang ibu, dia malah dihibur oleh anak-anaknya.Naomi merasa terharu, tetapi juga bersalah. “Senang. Mama senang banget. Malam ini, Mama akan masak sendiri dan buatkan makanan enak buat kalian. Akhir-akhir ini, keadaan Mama kurang baik karena khawatir sama Braden dan Hayden. Maaf sudah buat kalian khawatir.”Jayden bertanya, “Sekarang, Mama sudah baikan?”Naomi tersenyum. “Sudah.”Baby bertanya, “Mama, kapan Kak Braden dan Kak Hayden pulang? Aku sudah kangen sama mereka.”Naomi menjawab, “Mereka akan segera pulang. Mereka juga kangen banget sama Baby.”Naomi mengobrol sejenak dengan anak-anak, lalu berkata pada Steven, “Terima kasih kamu sudah pergi jemput anak-anak. Malam ini, kamu makan saja di sini. Aku akan masak lebih banyak.”Steven buru-buru menj

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1559

    Caden mengangkat bahunya dengan tidak berdaya. “Aku juga nggak tahu jelas. Dia bilang nggak. Oh iya, hari ini, Braden menelepon.”Naomi langsung bertanya dengan buru-buru, “Apa katanya? Semuanya baik-baik saja?”Caden tidak mengungkit masalah Kakek Kedua. Dia hanya menjawab, “Dua hari lalu, Hayden demam.”Ekspresi Naomi langsung berubah. “Demam?”“Emm. Tapi, Braden suruh kita nggak usah khawatir. Itu cuma demam biasa. Kalau sudah benar-benar sembuh, mereka akan pulang. Nanti, kamu minta izin beberapa hari lagi saja untuk mereka.”Naomi merasa cemas. “Kenapa bisa demam?”“Katanya, di sana hujan beberapa hari yang lalu. Hayden kehujanan.”“Demamnya tinggi?”“Nggak.”Naomi berkata dengan sedih, “Pantas saja aku nggak berhenti mimpi buruk akhir-akhir ini. Sudah kubilang, selain Camila, pasti masih ada hal buruk lain yang terjadi. Ternyata Hayden sakit! Jangan lihat Hayden biasanya nakal dan suka berkelahi. Dia sebenarnya paling takut disuntik sama minum obat. Dulu, setiap sakit, aku harus

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1558

    Naomi bertanya, “Setiap … kalinya kamu tambah makan sebanyak ini?”“Emm!”“Tapi, kulihat-lihat sepertinya kamu nggak gendutan?”Camila tersenyum bangga. “Ajaib, ‘kan? Tuhan sayang sama aku! Meski aku makan banyak, aku nggak gemuk-gemuk! Orang-orang di perusahaan kami juga iri banget sama aku!”Naomi bertanya, “Apa ada perubahan dalam tubuhmu? Kamu makan sebanyak ini, apa lambungmu sanggup?”Camila makan sembari menjawab, “Sanggup, kok. Aku nggak merasakan ada yang nggak nyaman. Lagi pula, aku merasa sekarang aku pasti lebih sehat daripada sebelumnya. Dulu hidupku nggak sehat banget, tidurku nggak nyenyak, selera makan biasa-biasa saja, juga banyak pikiran.”“Sekarang aku punya nafsu makan. Selain itu, aku bisa langsung tidur setelah berbaring setengah jam. Keesokan paginya aku juga sangat energik. Aku merasa aku sudah kembali ke umur 18 tahun saja!”Usai berbicara, Camila menyantap mienya. “Mie kuah pedas kedai ini enak sekali, apalagi mie mereka buatan tangan. Kalau kamu dan Tiara ber

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1557

    Gisela segera mengangguk dan melanjutkan, “Aku tahu masalah itu! Dengar-dengar gara-gara masalah ini, Bu Joana pernah beberapa kali coba untuk bunuh diri!”“Haih, pemikiran anak zaman sekarang sangat terbuka. Mereka semua nggak bersedia punya anak. Ada banyak yang keguguran tanpa sengaja atau dengan sengaja!”“Jadi, hamil itu nggak tergolong kabar bahagia. Bisa melahirkan baru dinamakan kabar gembira. Jangan gembira terlalu cepat!”Begitu Lyana mendengar, dia semakin kesal lagi. Bukannya mereka sedang mengutuk Keluarga Hermanto?Ekspresi Lyana langsung berubah. Dia langsung menyindir, “Kenapa mengandung bukan kabar gembira? Keluarga mana yang nggak senang kalau ada yang hamil? Nggak semua keluarga berkesempatan untuk menggendong cucu!”“Lebih baik kalian berdua gunakan waktu kalian menyindirku untuk berbincang dengan putra kalian. Suruh mereka cepat punya anak!”“Oh, ya, sebelum kalian ngobrol sama anak kalian, kalian mesti ngobrol sama suami kalian dulu. Jangan sampai duluan ada anak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1556

    Ketika melihat mereka berdua berbicara dengan semakin gembira, hati Dylan pun terasa penat. Dia memang tidak ingin melukai mereka, tetapi tidak mungkin masalah dibiarkan seperti ini!Konon katanya, semakin besar harapan, semakin besar rasa kecewanya!Kalau tidak kepikiran ide bagus, lebih baik beri tahu kenyataan kepada mereka.Dylan berpikir sejenak, lalu menyantap sesuap buah kiwi. Dia mengangkat kepalanya menatap Lyana dan Kevin, kemudian langsung berterus terang. “Papa, Mama, kalian berdua berhenti dulu. Dengar apa kataku ….”Belum selesai Dylan berbicara, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu. Pintu kamar pun dibuka.Ada dua ibu-ibu kaya berdiri di depan pintu. Mereka sedang mengintip ke dalam kamar. Saat melihat mereka berdua, Lyana langsung merasa tidak gembira. Orang yang berdiri di depan pintu adalah Brenda dan Gisela. Mereka adalah teman satu lingkaran yang sering bertemu di acara kumpul bersama. Hanya saja, Lyana sangat tidak menyukai mereka!Sebab, mereka selalu suka bergo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status