Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya 의 모든 챕터: 챕터 71 - 챕터 80

166 챕터

Dia Jual Rumah

Reza tersenyum sembari menggerak-gerakkan alisnya, mengejek Raysa kalau memang dia mampu membeli semua barang mahal itu. Raysa menghentakkan kakinya, lantas pergi dari sana. Dia kesal karena tak berhasil mempermalukan Via dan Reza."Kamu gila ya, ini 300 juta loh, kita bisa membeli yang harganya jauh lebih murah!" protes Via sembari menarik tangan Reza."Gak apa-apa, sekali-kali 'kan gak ada salahnya," balas Reza yang terdengar meremehkan nominal yang baru saja mereka hamburkan."Iya, tapi kalau kamu beli yang harganya mahal juga kita bisa bangkrut. Gimana kalau uangnya habis gitu aja?" Reza tersenyum pada kedua pelayan toko yang masih berdiri di sana, menunggu keputusan mereka untuk membayar semua barang itu. "Ini kayu jati, kita bisa menjualnya lagi nanti. Tenang aja, semakin lama harganya semakin mahal, jadi nanti kita bakalan untung," bisik Reza.Via menahan dirinya, dia melihat pelayan toko yang masih menatap mereka berdua membuat Via akhirnya setuju. Dia juga malu kalau harus m
더 보기

ANAK DAN IBU SAMA-SAMA GAK WARAS

Perawat hanya mengizinkan Pak Abas saja yang masuk, kemudian Pak Abas mengangguk kepada putri dan istrinya, meyakinkan mereka kalau dia akan mencaritahu semuanya. "Kalian di sini aja, Papa bakalan cari tau semuanya."Pak Abas pun masuk dan langsung menemui Diana, istri yang sudah dia tinggalkan. Kondisi Diana masih sama, dia masih banyak diam dan tak mengenali banyak orang. Diana mengabaikan kedatangan Pak Abas yang datang sembari marah-marah."Di mana kamu simpan sertifikat itu, Diana?" tanya Pak Abas.Pak Abas mondar-mandir, bahkan dia membuka lemari pakaian dan juga laci-laci di setiap lemari yang ada di kamar Diana. Dia terus bertanya soal keberadaan sertifikat rumah."Jawab dong, selain gila kamu juga bisu, hah?!" teriaknya seraya mencengkram wajah Diana."Aku ada di posisi ini karena kamu Diana, andai kamu gak gila aku gak bakalan jadi kayak gini!" teriaknya lagi.Abas kembali mengobrak-abrik tempat itu, sementara di luar sana Via kembali ke panti jompo dan bertemu dengan Raysa
더 보기

Dia Ibukku bagaimana jika dia mengajakmu tidur

“Sebaiknya kita segera pindah,” ajak Reza dan tanpa berlama-lama Via langsung menyetujuinya karena merasa panti sudah tidak begitu aman untuk ibunya. Maka, saat itu juga Via langsung mengemas barang-barang ibunya. Kemudian dia mengurus semua administrasi dan izin keluar dari panti. Sesampainya di rumah yang akan mereka tinggali untuk ke depannya, Reza meminta Via dan ibunya duduk sejenak sekadar beristirahat sebelum membereskan barang bawaan. Via terpesona untuk beberapa saat melihat rumah yang isinya kini sudah tertata rapi. Gadis itu membatin merasa tak percaya sekaligus beruntung. Sementara itu, Reza bergegas ke dapur untuk menyiapkan minum. Dia membuat dua gelas jus jeruk dan langsung menyajikannya untuk Via juga ibunya setelah selesai. “Minumlah dulu,” ucap Reza sambil ikut duduk bersama dua wanita yang kini menjadi tanggung jawabnya. “Kamu hanya membuat dua?” tanya Via. “Aku sudah menghabiskan satu gelas di dapur tadi,” jawab Reza bohong. Dia terlalu haus, tetapi demi mengha
더 보기

BUKAN JAMAN SITI NURBAYA

Suasana di meja makan terlihat begitu harmonis dan tenang. Masing-masing menikmati makanan dengan nyaman tanpa tekanan. Bima, Eyang Wiryo, Reza, dan Candra benar-benar tampak seperti keluarga bahagia. Perselisihan dan perdebatan yang selama ini mewarnai seakan lenyap tanpa jejak saat itu. Di tengah kegiatan tersebut, seorang gadis datang. Menyapa dengan lembut diiringi senyuman kemudian mengisi satu kursi kosong setelah dipersilakan oleh sang empunya. “Buat dirimu nyaman,” ucap Eyang Wiryo dan gadis itu mengangguk. “Nadia?” Kening Reza mengkerut. Dia merasa cukup terkejut karena sebelumnya tak ada pemberitahuan tentang kedatangan gadis itu. Bahkan Candra dan Bima juga merasakan hal serupa. “Eyang meminta Nadia datang malam ini. Selain untuk ikut makan malam, eyang juga ingin membahas pertunangan kalian,” jelas Eyang Wiryo seraya melirik Nadia dan Reza secara bergantian. “Apa ini semacam acara perjodohan?” tanya Bima menyela. Beberapa saat berlalu dan tak ada yang menyahut. “Memang
더 보기

Persiapan Pembukaan Klinik

Kesibukan membuat Reza dan Via jarang bertemu. Bahkan dalam satu minggu, terhitung hanya satu kali Reza datang ke Harua untuk menengok. Selebihnya, mereka berkabar lewat aplikasi pesan. Itu pun tidak selalu. Seperti yang Rivia harapkan, pernikahan ini hanyalah sebuah status. Namun, itu semua tidak menjadi masalah yang cukup penting untuk dibahas atau diperdebatkan oleh keduanya. Ikatan di antara mereka selama ini tak lebih hanya dari sekadar status, tak ada yang lebih jauh dari itu. Jadi, ketidakadaannya kabar bukan sesuatu yang harus dipermasalahkan. Apalagi saat ini Via tengah sibuk mempersiapkan pembukaan kliniknya. Bangunan itu sudah memasuki tahap finishing dan tidak sampai satu minggu lagi akan selesai. Banyak hal yang harus dipersiapkan. Di sisi lain, dia belum siap untuk tampil dan memperkenalkan diri sebagai pemilik karena merasa masih banyak hal yang harus dipelajari. Oleh karena itu, dia meminta bantuan seseorang. “Randi, apa aku bisa minta tolong?” tanya Via pada pria y
더 보기

Dasar Perebut Laki Orang

Waktu yang disepakati oleh Randi dan Via tiba. Masing-masing langsung menuju restoran yang telah disetujui dari tempat kerja. Tadinya, Randi ingin menjemput, tetapi Via menolak dan memilih untuk pergi sendiri karena jalan yang akan dilalui Randi cukup berputar jika harus menjemput dirinya terlebih dahulu. Rupanya, Randi sampai lebih dulu. Dia memanggil Via yang baru saja datang sambil melambai di parkiran. “Aku sudah memesan satu meja untuk kita,” ucapnya. Via mengangguk dan tersenyum. Namun, sebuah kerutan tiba-tiba muncul di dahinya saat melihat penampilan Randi yang di mata Via tidak seperti biasanya. “Apa kamu baru saja menghadiri sebuah acara?” tanya Via penasaran. “Tidak. Kenapa?” “Pakaianmu sangat rapi. Aku pikir kamu habis menghadiri acara pertunangan atau pernikahan seseorang.” Randi tersenyum canggung kemudian memperhatikan setelan jas yang dipakainya saat ini. Dalam hati pria itu merutuk karena jika diperhatikan jas yang dia pakai memang terlalu formal. Namun, tak ada
더 보기

Gagal Melamar

Randi mengantarkan Via dengan perasaan dongkol. Bukan pada Via, tapi pada Raysa yang dirasa merusak acaranya malam ini. Segala sesuatu yang dipersiapkan sebelumnya hancur begitu saja gara-gara kedatangan wanita itu. Tak hanya Randi, perasaan serupa juga dirasakan oleh Via. Dia harus merelakan perutnya tertunda untuk terisi gara-gara kehadiran saudara tirinya tersebut. Selain itu, kehadiran Bella turut merusak seleranya. Padahal dia cukup lapar saat tiba di restoran tadi. Sampai di depan gerbang rumah Via berpamitan untuk masuk. Namun, dia tidak mengajak Randi untuk sekadar istirahat karena posisinya itu bukanlah rumah dia sepenuhnya. Meski hanya sebatas status, tetapi Via merasa tidak pantas memasukkan laki-laki lain ke dalam rumah tanpa sepengetahuan dan persetujuan Reza. Saat hendak masuk, tiba-tiba Randi memegang pergelangan Via. Sebuah gerakan yang secara otomatis menghentikan langkah gadis itu. Via berbalik untuk memastikan apa yang sedang dilakukan Randi padanya. Sementara,
더 보기

Apa Aku tidak boleh Merindukan Istriku

Sebelum datang ke Klinik, Via berkunjung ke kantor agensei penyalur Caregiver, setibanya di sana Via disodori beberapa dokumen tentang para perawat yang sudah siap. Tentu saja perawat yang direkomendasikan di sini khusus lansia dan pasien perawatan khusus. Dari beberapa dokumen itu, Via menemukan satu wajah yang tidak asing. “Lisa,” gumamnya. Nama dan wajah yang tertulis di kertas berisi data perawat itu, sangat cocok dengan teman masa kecilnya dahulu saat masih tinggal di kampung. Tanpa basa-basi, akhirnya Via menjatuhkan pilihan pada perawat yang bernama Lisa. Usai mengurus administrasi dan semua hal yang diperlukan, dia pun pamit karena harus segera datang ke klinik untuk urusan pekerjaan. “Aku tidak akan lama di sana, mungkin sekitar satu jam lagi aku sudah berada di rumah,” ucap Via pada operator agensi tersebut. Sesuai perjanjian, satu jam kemudian Via sudah berada di rumah. Selain ingin bertemu dengan perawat yang dia pesan sebelumnya, dia juga pulang untuk memastikan makan
더 보기

Siapa Dia

Di rumah, keadaan terlihat normal dan tergolong sepi. Via tidak ditemukan di mana-mana, membuat Reza langsung masuk ke kamarnya untuk mengecek keberadaan sang istri. Saat mendengar suara shower yang menyala, Reza langsung menarik kedua sudut bibirnya, dia berpikir kalau Via ada di dalam kamar mandi.Terlebih lagi keadaan tempat tidur yang sedikit berantakan, membuatnya tahu kalau Via baru saja bangun. Reza duduk di ujung ranjang, matanya menatap lekat ke arah pintu kamar mandi menunggu sang istri keluar dari sana.Senyuman yang merekah indah itu terlukis sangat jelas di wajah Reza, tetapi seketika luntur saat matanya tak menemukan sosok yang ditunggunya. "Kamu siapa? Ngapain keluar dari kamar mandi kamar saya?" tanya Reza yang kemudian bangun.Seseorang keluar hanya dengan handuk yang melilit tubuhnya, bahkan rambutnya masih basah, membuat Reza geram dibuatnya. Bisa-bisanya ada orang asing, bahkan seorang perempuan yang datang dari ruangan pribadinya."Maaf, A-anda siapa?""Saya yang
더 보기

Cemburu mu Menggemaskan

Reza melirik Lisa, kemudian menepis tangan perempuan itu dari pundaknya. Reza pun memilih kembali ke kamar, lagian dia ada pekerjaan, jadi tak mau menghabiskan waktu dengan menanggapi Lisa. Sementara perempuan bernama Lisa itu malah tersenyum puas, dia merasa yakin kalau Reza akan tergoda dengannya. Hanya tinggal menunggu waktu, dia pasti bisa mendapatkan Reza. Lisa pun kembali menyuapi Mama Diana.Terlihat Reza menghela napas, menyenderkan tubuhnya di kursi sembari memijat keningnya. Pekerjaannya kali ini cukup menguras pikirannya, tiba-tiba suara pintu terbuka membuatnya langsung mengalihkan pandangan. Ekspresinya berubah seketika begitu mendapati Lisa yang tersenyum manis padanya. “Mas Reza mau dibuatkan minuman?”“Tidak!” Jawaban singkat itu yang Lisa dapatkan.Bukannya pergi, Lisa malah melangkah semakin dekat yang membuat Reza memutar bola matanya karena jengah. Dia berusaha membuang muka, mengabaikan Lisa dengan sikapnya yang menjengkelkan itu. Lisa duduk di ujung tempat tidur
더 보기
이전
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status