Semua Bab Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya : Bab 61 - Bab 70

166 Bab

Di usir

  “Mereka sudah keterlaluan,” ujar Reza yang tersenyum hambar menatap rekaman itu. “Apa kita harus tindak lanjuti semuanya?” tanya Dani yang mana sedari tadi dia ingin bergerak, tetapi menunggu persetujuan dari Reza lebih dulu. Reza menepuk pundak Dani sembari tersenyum hampa. Menurutnya tidak harus, karma akan datang dan tak pernah salah alamat. Mereka hanya tinggal menunggu waktu yang tepat saja, untuk membalas semuanya. Setidaknya Reza jadi tahu siapa dalang di balik kejadian ini. “Mendingan kamu pergi deh, daripada buat malu. Ulah kamu itu bikin nama baik kos ini jelek, gimana kalau nanti semua orang anggap semua penghuni kos di sini murahan juga kayak kamu, hah?!” teriak seseorang yang membuat Reza dan Dani langsung mengalihkan perhatian. Reza melirik ke dalam kos, di mana dia melihat Santi tengah memarahi Via. Ini pasti ulah Raysa lagi, pasti mantan istrinya itu yang menyuruh Sa
Baca selengkapnya

Berebut Warisan

“Usia kalian tidak lagi muda begitu pula dengan eyang yang semakin hari kian menua. Sebelum cahaya terakhir untuk eyang tiba, eyang ingin kalian segera menikah agar jika nanti harus pergi pun eyang merasa tenang.”Wanita paruh baya bernama Wiryo itu menatap kedua cucunya yang duduk berseberangan. Dia sengaja memanggil mereka untuk membahas pernikahan yang ingin dia saksikan sebelum ajal menjemput. Entah kapan, tetapi sebelum itu dirinya ingin melihat Reza dan Candra memiliki pendamping.“Kata-kata apa itu, Eyang? Eyang belum setua itu,” ucap Reza. Eyang Wiryo tersenyum. “Mungkin benar, tetapi namanya ajal, siapa yang tahu. Jadi, Eyang harap kalian segera menikah. Selain itu, eyang ingin memastikan sesuatu pada kalian. Tentang saham dan semua hal yang kita punya saat ini, tolong jangan bertengkar hanya karena harta. “ Reza dan Candra saling bertukar pandangan. Namun, dengan perasaan berbeda. Jika Reza mengiyakan keinginan eyang Wiryo, maka Candra
Baca selengkapnya

Perjodohan

Keadaan sudah kembali tenang. Waktu makan malam pun tiba dan semua makanan sudah terhidang di meja. Untuk mengurangi ketegangan dan menyambung kembali komunikasi yang harmonis, eyang Wiryo mengajak kedua cucunya untuk duduk bersama di meja makan. Usai menyantap makanan, eyang Wiryo memulai pembicaraan. Kali ini, bukan tentang perusahaan, tetapi kembali pada topik awal. Yaitu tentang pernikahan. Beliau bertanya tentang rencana pernikahan Reza dan Nadia. “Sudah sampai mana persiapan kalian?” tanyanya. Namun, Reza tak memberi jawaban pasti karena dia sudah menikah dengan Via. Rasanya mustahil untuk bisa segera mengurus pernikahan dengan Nadia yang dia sendiri tidak yakin itu akan terjadi. Akan tetapi, dia juga belum bisa berterus terang pada semua orang tentang dirinya saat ini. "Tadi Nadia telpon Eyang. Katanya kamu akan mengumumkan pertunangan kalian?" tanya Eyang yang tak dijawab oleh Reza"El, jangan menggantungkan Nadia. Nadia benar
Baca selengkapnya

Apa Hubungan Kalian?

Rasa penasaran Via menuntunnya untuk melihat lebih dekat. Perlahan dia membuntuti Nadia dan menyaksikan sendiri bagaimana Reza menyambutnya. Mereka kemudian terlibat obrolan dan tak lama masuk bersama ke kamar. “Apa yang mereka bicarakan?” Mendadak keingintahuan Via meningkat beberapa kali lipat. Pikiran buruk menyerang, membuat curiga beranak pinak memunculkan beberapa praduga. Karena penasaran yang tak bisa diabaikan, Via mendekat dan coba mendengar percakapan Nadia dengan Reza dari balik pintu. Sedemikian rupa dia mengatur posisi agar mendapat apa yang diinginkan. Sementara di dalam, Reza tengah melakukan pembahasan serius dengan Nadia. Perihal rencana pernikahan mereka. “Jadi, kapan kamu akan mengumumkan pertunangan kita dan menetapkan tanggal pernikahan? Aku sudah tidak tahan dan ingin semua ini cepat berakhir,” ucap Nadia. “Aku tahu apa yang menjadi kekhawatiranmu, tapi untuk saat ini aku belum bisa melakukannya.” Reza membuang napas kasar pertand
Baca selengkapnya

Andai Dia Tahu

Via menunggu dengan tidak sabar tentang apa yang ingin segera dia dengar. Matanya menatap Reza dengan gelisah dan penuh tuntutan. “Kenapa kamu membawa masuk wanita itu ke kamarmu? Setelah tidak bisa bicara denganku kamu langsung mencari wanita lain dengan mudah?” tanya Via pada akhirnya. Gadis itu meledak karena tidak tahan dengan semua pertanyaan yang terus berputar di kepala. Reza yang belum mengerti arah pembicaraan Via hanya bisa mengerutkan kening. “Wanita siapa maksudmu?” “Sudahlah. Jangan pura-pura tidak tahu dan bingung seperti itu. Kejadiannya belum lama, bahkan belum ada satu hari. Mustahil rasanya untuk lupa.” Via membuang muka. “Sungguh, aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.” “Sebentar. Apa mungkin kamu menjadi seorang pria panggilan? Astaga jika itu benar, maka aku sungguh tidak bisa hidup denganmu.” “Bisa kamu perjelas ke mana arah pembicaraan ini? Kenapa tiba-tiba menurutku begitu? Memang apa yang sudah aku lakukan?” “Kamu membawa seorang w
Baca selengkapnya

10 Milyar

Via bergegas ke kamar Reza untuk memastikan uang 10 Milyar yang sebelumnya dibicarakan. Beberapa waktu lalu, dia berjelajah di situs jual beli tempat dan menemukan lokasi yang cocok untuk memulai usahanya. Bahkan dia pun langsung memastikannya kepada Randi dan mendapat lampu hijau dari pria tersebut. Sesampainya di depan kamar Reza, Via langsung masuk karena memang pintu kamar itu tidak tertutup sepenuhnya. Namun, begitu menginjakan kaki di area dalam, Via terkejut saat melihat Dani. Akan tetapi, yang lebih membuatnya terkejut adalah posisi duduk Reza yang di matanya terlihat tidak sopan. Dia duduk dengan posisi tumpang kaki, punggung menyandar di sofa, satu tangan berada di dagu persis seperti orang yang sedang berpikir, dan satu tangan lagi mengetuk-ngetuk permukaan sofa. “Astaga.” Via menggeleng tak percaya melihat kelakuan Reza. Dia pun kemudian menyapa Dani dengan sopan dan memberikan Reza tatapan super tajam. Via memukul lengan atas Reza yang semula mengetuk permukaan sofa d
Baca selengkapnya

KENAPA KAMU MEMELUK IBUKKU

Via tersenyum lebar. Setelah berhasil menguasai perasaan dia pun menghubungi Randi untuk menanyakan perihal tempat yang sebelumnya mereka bicarakan lewat telepon. Reza sempat bertanya mengapa harus Randi, tetapi Via menjawab jika pria itu cukup bisa diandalkan perihal jual beli tanah. Waktu berlalu, setelah mendapat tanah yang diincar Via langsung memulai pembangunan klinik. Dia turun langsung untuk memastikan semuanya karena tidak mau ada dana yang keluar tanpa kejelasan. Meski dia memakai sistem borongan kepada tukang, tetapi dia tetap ingin memastikan karena uang yang dipakai bukan uang pribadi miliknya. Selain mempersiapkan klinik, Via juga mulai berbelanja kebutuhan lain yang salah satunya tentu saja bahan untuk skincare. Namun, karena kesibukannya ini, Via jadi jarang mengunjungi sang ibu. Bahkan terhitung sejak membangun klinik, dia belum sama sekali ke panti jompo. Karena itulah, Via pada akhirnya meminta Reza untuk menemui ibunya di panti terlebih dulu dan akan menyusul
Baca selengkapnya

PINDAH RUMAH

Via dan Reza masih berada di dalam keheningan, setelah sedikit menceritakan kisah hidupnya, bibir via pun bergetar sembari berkata, “Maafkan aku,” ucap Via ketika tak bisa lagi menahan air mata yang akhirnya mengalir dan membasahi pipi. Segera dia membersihkannya sambil membuang muka karena tak ingin Reza melihat. Sementara, Reza hanya mengangguk paham. Tak mudah memang menceritakan perihal keadaan keluarga pada orang lain. Terlebih tentang kisah menyedihkan macam itu. “Jangan minta maaf. Kamu tidak salah apa pun.” Tangan kanan Reza menyentuh pundak Via dan menepuknya pelan. Pria itu mencoba untuk memberikan rasa nyaman. Via kembali menarik napas dan menembusnya dengan sangat pelan kali ini. “Raysa ingin menikah dengan anak orang kaya dan dia ingin memperbaiki statusnya di dokumen kenegaraan. Kamu tahu, ibunya Raysa tidak punya buku nikah resmi,” katanya sambil menyeka sisa air mata. Reza mengangguk paham. Pikiran sempat tertuju pada Candra begitu Via menyebut soal Raysa yang aka
Baca selengkapnya

CEMBURU

Tanpa memedulikan Reza, Via langsung menghampiri Bella. Dia memegang pergelangan tangan temannya tersebut dan membawanya ke area kamar mandi. “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Via menuntut penjelasan. “Hal yang sama ingin kutanyakan padamu,” balas Bella. Beberapa saat, keduanya hanya saling menatap. Sama-sama menuntut penjelasan tentang keberadaan masing-masing. “Aku yang pertama kali memberi pertanyaan. Jadi, jawab saja dulu,” tegas Via. Bella mengembus napas pasrah. “Kamu tidak melihat seragam yang aku kenakan?” “Kenapa kamu melakukan ini? Apa kamu sudah lupa dengan apa yang dilakukan Raysa terhadap kita dulu? Dia hampir membuatmu dipenjara.” Bella menarik napas dalam. Melirik seseorang yang tengah mencuci tangan di wastafel. Seragam mereka sama. “Kamu tahu, dari awal membelamu itu menjadi sebuah kesalahan untukku. Lagipula, jika diingat aku dapat masalah saat itu karena dirimu bukan? Jadi, jelas bukan Raysa yang jadi penj
Baca selengkapnya

Mantan Rese

Via tiba-tiba menarik tangan Reza, saat tubuh laki-laki itu hendak memasuki sebuah toko perabotan rumah tangga. Via menariknya menjauh dari pintu, kemudian tangannya mengisyaratkan agar Reza membaca nama tokonya.Reza yang tak paham malah menggerak-gerakkan alisnya, membuat Via langsung menarik Reza agar mendekat. "Kamu tahu berapa harga barang-barang di dalam sana? Jadi mendingan kita cari toko yang biasa aja, banyak kok," bisi Via."Aku mau yang di sini." Reza kembali berniat melangkah, saat kakinya bergerak, Via kembali menariknya lagi."Uang kita gak akan cukup Za, atau kita mau cari-cari aja buat referensi terus kita beli di toko lain. Sepakat?" ujar Via lagi.Reza mengangguk saja dan tangannya langsung menggenggam Via, membawanya masuk ke store perabotan yang dikenal dengan harga yang lumayan. Ada harga ada kualitas, itu memang timeline yang tepat untuk semua barang mewah.Via hanya celingukan, dia sesekali membuka tag di barang-bar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status