Semua Bab Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya : Bab 131 - Bab 140

166 Bab

Maaf Bayi kamu tidak ada

Setelah skandal tentang dirinya dipublikasikan, Raysa merasa hidupnya hancur. Semua mata memandangnya dengan tuduhan, seolah seluruh dunia menyalahkannya. Kemarahan membuncah di dalam dirinya, dan satu-satunya orang yang bisa ia pikirkan adalah Chandra.Raysa segera menuju rumah Chandra dengan tekad bulat. Begitu sampai di sana, tanpa basa-basi, dia langsung mengetuk pintu dengan keras. "Chandra! Buka pintunya!" serunya dengan nada tegas.Tak lama, Chandra membuka pintu dengan wajah penuh kejengkelan. "Apa lagi sekarang, Raysa? Bukankah sudah cukup masalah yang kamu buat?""Masalah? Kamu mau bicara soal masalah?" Raysa menatapnya dengan tajam. "Kamu pikir aku yang membuat semua ini? Pak Bima menggunakan aku sebagai kambing hitam, dan kamu duduk tenang seolah tidak terlibat apa pun!"Chandra menghela napas panjang dan dengan kasar berkata, "Dengar, Raysa. Aku tidak ada hubungannya dengan ini. Kamu yang terlibat, jadi jangan coba-coba menyeretku ke dalamnya."Raysa, yang sudah sangat te
Baca selengkapnya

Selingkuh denGn Raysa

Pagi itu, saat Reza baru saja terbangun di kursi ruang rawat Raysa, terdengar suara berita dari TV di ruangan sebelah. Suara pembawa berita yang lantang dan jelas membuat Reza terperangah."Berita mengejutkan datang dari salah satu perusahaan skincare terbesar. Mantan suami dari Raysa, terlihat di rumah sakit di paviliun kandungan, di mana Raysa dirawat setelah mengalami keguguran. Dugaan kuat bahwa mereka masih menjalin hubungan mesra meski sudah bercerai. Bahkan kabarnya, kehamilan Raysa adalah hasil dari hubungan gelap tersebut!"Reza tersentak. Raysa, yang masih lemah di tempat tidur, mengangkat kepalanya pelan, mencoba memahami situasi. Tatapan mereka bertemu, dan seketika wajah Raysa berubah pucat. "Reza... ini semua salah... ini fitnah," katanya dengan suara bergetar.Reza segera berdiri, membuka pintu ruangan untuk memeriksa situasi di luar. Dia tahu ini tidak akan berakhir baik. Beberapa perawat dan pasien sudah mulai bergosip tentang berita tersebut. Wajah-wajah penasaran mu
Baca selengkapnya

Terungkap

Reza pulang ke rumah dengan wajah letih, berharap bisa langsung beristirahat setelah semalam penuh di rumah sakit. Namun, begitu membuka pintu, suasana di dalam rumah terasa aneh. Tidak ada sambutan hangat dari Via, hanya kesunyian yang membuatnya merasa ada sesuatu yang salah.Via duduk di ruang tamu dengan wajah masam, tangan terlipat di dada, matanya menatap Reza tajam. Bukannya mendekati atau berbicara, dia malah diam dengan ekspresi marah yang sangat kentara.Reza, yang bingung melihat sikap Via, mencoba mendekat dengan hati-hati. “Hei, aku baru pulang,” katanya pelan, berharap mendapat sedikit pengertian. Tapi, Via tetap diam, tak menggerakkan otot wajah sedikit pun.Lisa, yang entah dari mana tiba-tiba muncul, dengan santai menyodok situasi. “Oh, Mbak Via lagi nggak mood ya? Padahal, Mas Reza kan baru pulang dari… ah, ya, rumah sakit. Sama Mbak Raysa ya, Mas? Romantis banget berduaan di rumah sakit bagian kandungan.” Lisa menambahkan dengan nada jahil.Via menoleh dengan cepat
Baca selengkapnya

Minta Maaf

Eyang Wiryo merasa hatinya tidak tenang setelah mendengar berita tentang Raysa dan Reza di televisi. Pikirannya berputar, khawatir rumor yang tersebar akan semakin merusak nama baik cucunya, Reza. Eyang Wiryo tahu bahwa tindakan cepat harus diambil. Maka, ia pun segera memutuskan untuk menemui Nadia di tempat kerjanya.Setibanya di mal yang dimiliki oleh Nadia, Eyang Wiryo langsung menuju lantai utama tempat Nadia biasanya bekerja. Penjaga toko dan staf mal menghormati kehadiran wanita tua yang penuh wibawa ini, membimbingnya langsung ke kantor Nadia.Ketika Nadia melihat Eyang Wiryo masuk, dia segera berdiri dari kursinya, tersenyum anggun seperti biasanya. “Eyang, apa yang membawa Eyang ke sini? Ada yang bisa aku bantu?” Nadia menyapa dengan nada sopan dan lembut.Eyang Wiryo mengambil kursi di hadapan Nadia dan duduk dengan anggun, meskipun raut wajahnya sedikit serius. “Nadia, Eyang ke sini karena ada yang penting ingin Eyang bicarakan,” kata Eyang Wiryo.Nadia duduk kembali dan m
Baca selengkapnya

Bagaimana jika dia membohongimu

Via sedang sibuk melayani pelanggan di konternya ketika Nadia, dengan penampilan anggun seperti biasa, datang menghampirinya. Nadia menunggu dengan sabar, sesekali tersenyum kepada pelanggan yang lewat, hingga akhirnya Via selesai dengan tugasnya."Via," sapa Nadia lembut. "Kamu sibuk sekali. Kalau ada waktu, bagaimana kalau kita makan siang bersama?"Via ragu sejenak. Tawaran itu terdengar menarik, namun ia merasa sedikit canggung mengingat Nadia pernah dekat dengan Reza. Tetapi, Nadia tampak tulus dan tidak ada kesan negatif dari cara bicaranya. Setelah berpikir sejenak, Via pun mengangguk."Baiklah, Mbak Nadia. Saya akan ikut," jawab Via dengan senyum kecil.Nadia tersenyum senang. "Terima kasih, Via. Sampai nanti ya. Aku sudah menyiapkan tempat yang nyaman." Setelah memastikan janji makan siang mereka, Nadia melangkah pergi, namun di balik itu, ia sudah mengatur sesuatu yang lebih besar. Malam nanti, sesuai dengan instruksi dari Eyang Wiryo, Nadia akan menggelar jumpa pers dengan
Baca selengkapnya

Jumpa Pers

Bella, yang baru saja turun dari lantai 3, merasa suasana hari itu lebih sunyi dan berbeda dari biasanya. Ketika berjalan melewati Via, ia memperhatikan wajah Via yang tampak lebih banyak melamun, seperti memikirkan sesuatu yang berat."Eh, Via, kamu kenapa? Kok dari tadi kayak nggak fokus gitu," Bella bertanya, mendekati Via yang sedang duduk dengan tatapan kosong.Via menoleh sekilas dan hanya memberikan jawaban singkat, "Nggak apa-apa, Bell."Namun, Bella tahu betul bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Via biasanya ceria, tapi hari ini tampak sangat berbeda. Mencoba menggali lebih dalam, Bella duduk di sampingnya."Kamu serius nggak apa-apa? Aku denger tadi kayak ada pembicaraan tentang jumpa pers, katanya malam ini. Apa ada hubungannya sama tunangan Nadia?" Bella bertanya lebih hati-hati, berharap Via mau terbuka.Via terdiam sejenak, tatapannya jatuh ke lantai. "Iya, ada jumpa pers nanti malam. Dan... aku gak tahu mau bahas apa mereka," jawabnya pelan, dengan nada yang terdengar a
Baca selengkapnya

Kekesalan Via

Reza mengantar Via ke klinik dengan sikapnya yang terlihat tenang, namun Via merasa ada sesuatu yang berbeda. Setelah berjalan sekitar dua kilometer, perasaan aneh itu semakin kuat. Tatapan Reza yang biasanya hangat kini terasa lebih dingin, dan tingkah lakunya lebih kaku dari biasanya.Via mulai gelisah. Di dalam taksi, perasaan tidak tenang itu semakin menguasai pikirannya. “Ada yang aneh sama Reza hari ini,” gumamnya dalam hati. Ia pun memutuskan untuk meminta sopir taksi untuk kembali ke mall tempat Reza sebelumnya menurunkannya.Begitu sampai di mall, Via segera turun dan bergegas masuk ke dalam gedung, berharap bisa menemukan Reza dan mendapatkan jawaban atas perasaannya yang tidak nyaman itu.Saat Via hendak masuk ke mall, ia melihat sekelompok wartawan yang berkerumun di pintu masuk. Kamera-kamera besar dan mikrofon terlihat berseliweran, dengan para jurnalis berusaha mendapatkan berita terbaru. Via sempat ragu untuk masuk dan memilih mengalah, melangkah lebih lambat dan mengi
Baca selengkapnya

Suamiku Bertunangan

Via menatap layar televisi di konter tempatnya bekerja, terpaku melihat nama dan wajah Reza terpampang jelas di layar. Kata-kata "Tunangan Nadia" dan "Pewaris Wijaya Nikel" seakan menghantamnya bertubi-tubi. Dengan tangan gemetar, ia berusaha melanjutkan pekerjaannya, melayani pelanggan di depannya. Namun, pikirannya terus-menerus berputar memikirkan berita yang baru saja ia lihat.“Maaf, Kak, yang ini kan tadi sudah dibayar,” ujar seorang pelanggan dengan nada bingung ketika Via tanpa sadar mengulang proses pembayaran. Ia buru-buru meminta maaf, wajahnya memerah karena malu. Beberapa pelanggan yang lain mulai melirik heran, membuat Via semakin gelisah. Berita tentang Reza terus terngiang di benaknya, mengaburkan konsentrasinya.Tak mampu lagi menahan kegelisahannya, Via memutuskan untuk pulang lebih awal. Ia meminta izin dari rekan kerjanya, mencoba memberikan alasan sederhana. Dalam perjalanan pulang, pikirannya tetap terpaku pada sosok Reza—lelaki yang ia kenal sebagai suaminya, te
Baca selengkapnya

Penjelasan

Saat Reza tiba di rumah, suasana tampak sepi dan sunyi. Langkah kakinya terdengar bergema di lorong ketika ia mendekati kamar, dan hatinya berdebar semakin keras. Di depan pintu kamar, ia menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk perlahan."Via, aku pulang. Boleh kita bicara?"Tidak ada jawaban. Dia akhirnya membuka pintu perlahan dan melihat Via duduk di tepi ranjang dengan wajah sendu, matanya sembap seolah habis menangis."Via..." panggil Reza pelan, mendekatinya.Via langsung berdiri dan menatap Reza tajam. "Ada apa lagi yang mau kamu jelaskan, Reza? Apa kamu belum cukup memberi kejutan hari ini?" nada suaranya dingin dan penuh kekecewaan.Reza menelan ludah, berusaha menenangkan dirinya. "Dengar, Via, aku bisa jelaskan semuanya. Aku tahu berita itu pasti membuatmu terkejut dan marah, tapi aku tidak punya pilihan. Semua ini hanya sementara. Aku hanya..."Via memotongnya, suaranya mulai meninggi. "Sementara? Jadi semua ini cuma permainan buat kamu, ya? Tunangan pura-pura? Pewaris
Baca selengkapnya

Aku Butuh Waktu

“Aku ingin tahu yang sebenarnya,” Via langsung ke intinya, tatapannya tajam meskipun hatinya berkecamuk. “Pertunanganmu dengan Reza... semua ini benar atau hanya permainan?”Nadia menghela napas dan menatap Via dengan tatapan serius. “Aku tahu ini tidak mudah untukmu, Via. Pertunangan kami memang benar-benar terjadi, tapi bukan untuk alasan yang kau pikirkan.”Via tampak kebingungan, keningnya berkerut. “Lalu untuk alasan apa? Kenapa aku baru tahu semua ini sekarang?”Nadia melanjutkan dengan suara lembut, “Aku dan Reza melakukan ini untuk melindungi posisinya di keluarga. Pamannya, Pak Bima, mencoba merebut warisan dan jabatan Reza. Kalau tidak ada pernyataan publik tentang tunangan, Pak Bima akan semakin punya alasan untuk menyingkirkan Reza.”Via menggelengkan kepala, merasa semakin bingung dan dikhianati. “Jadi ini semua hanya sandiwara?” tanya Via dan Reza hanya bisa terdiam, karena satu ucapan yang keluar dari mulutnya bisa membuat Via Marah. Nadia mengangguk, meski tatapan mat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status