Paman Mafia, Mari Kita Bercerai 의 모든 챕터: 챕터 61 - 챕터 70

112 챕터

Bab_61_jangan tinggalkan aku

Helikopter yang ditumpangi Juju semakin jauh, suara baling-baling itu menghilang ditelan langit malam. Berlian memejamkan mata sesaat sebelum terdengar bunyi tembakan yang memecah keheningan.Klik!Namun, tidak ada suara letusan. Berlian membuka matanya, bingung. Ia memeriksa pistolnya, hanya untuk menemukan bahwa senjata itu macet. Klik, klik!Tangannya gemetar saat mencoba menembakkan lagi, tetapi pelatuknya tidak bergerak."Kenapa...? Apa pelurunya habis? E ... Bagaimana ini tidak berfungsi?" gumam Berlian, panik dan terus menekan pelatuk berulang kali. Luke, yang masih terbaring di lantai dengan nafas tersengal-sengal, mendengar bunyi klik senjata tersebut. Dia membuka matanya, melihat Berlian yang tampak begitu lucu dengan ekspresi istrinya yang kebingungan. "Hahaha ... Lian," ucap Luke di sela tawa, meski wajah pria itu sudah babak belur. Berlian merasa terhina ditertawakan oleh Luke. "Apa kamu pikir ini lucu, hah?" bentak Lian kesal. "Haah ...." Sepertinya Tuhan tidak meng
last update최신 업데이트 : 2024-08-13
더 보기

Bab_62_Patah hati terhebat

"Apa? Apa yang kamu katakan, David? Berlian jatuh?"Vania hampir menjatuhkan ponsel yang ia genggam, suara wanita sepuh itu gemetar mendengar kabar yang baru saja ia terima. "Nyonya besar, maafkan saya. Berlian jatuh dari tangga dan kepalanya terbentur...—" suara David terdengar putus asa di seberang telepon."Tidak... ini tidak mungkin," Vania menelan ludah, tubuh itu mulai kehilangan keseimbangan. Vania mencoba berpegangan pada meja terdekat untuk menahan tubuhnya yang bergetar dan mulai goyah. "Nyonya besar, Anda harus tenang. Saya yakin nyonya Berlian adalah wanita yang kuat...," David mencoba menenangkan."Apakah Luke sudah membawa Berlian ke rumah sakit?" Vania memotong cepat, mencoba menguasai diri."Saat ini, Tuan Luke sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, Nyonya.""Kirim alamat rumah sakitnya, aku ... Aku akan segera ke sana!"Vania pun menutup telepon dengan tangan gemetar, wanita sepuh itu menarik napas panjang dan dalam, mencoba menenangkan detak jantung yang terasa m
last update최신 업데이트 : 2024-08-14
더 보기

Bab_63_Diambang maut

"Tekanan darah pasien turun drastis!" suara salah satu tim medis pecah di antara suara-suara alat monitor medis yang semakin keras berbunyi. "Kita akan kehilangan jika tidak bergerak cepat!" seru salah satu tim medis."Bersiap untuk resusitasi!" Dr. Anya berteriak, suara itu tegas, tapi ada nada cemas yang tak bisa disembunyikan oleh dokter itu. Di tengah ketegangan itu, ruang operasi dipenuhi dengan kecepatan dan ketepatan gerakan yang luar biasa oleh tim medis. Alat-alat medis berbunyi semakin cepat, seolah-olah memberikan peringatan kepada semua orang di ruangan tersebut bahwa waktu hampir habis. Di antara kepanikan itu, ada sesuatu yang membuat semua petugas medis berhenti sejenak. Bibir Berlian, meskipun tubuh Berlian dalam kondisi kritis dan sudah berada di bawah pengaruh obat bius yang kuat, tiba-tiba bergerak. "...komunikasi...," suara Berlian muncul, mengejutkan semua orang yang ada di ruangan itu. "... kejujuran dalam ... pernikahan....""Apakah pasien yang bicara?" sa
last update최신 업데이트 : 2024-08-15
더 보기

Bab_64

"Kami sudah melakukan yang terbaik," Dr. Anya memulai dengan suara tenang, penuh beban. Luke merasa tegang ketika dokter itu berucap. Tidak sabar ingin mendengar kelanjutannya. "Tapi, Berlian akan sembuh, kan, Dok?" Dr. Anya dengan mata lelah menatap Luke. "Berlian mengalami pendarahan internal yang parah, dan kondisinya sangat kritis selama operasi. Tapi…,"Dr. Anya berhenti sejenak, menelan ludah, mencoba merangkai kata-kata yang tepat. "Kami berhasil menstabilkan kondisinya. Kami akan mengantarkan pasien ke ruang ICU untuk pemulihan."Kata-kata itu terdengar seperti sebilah pisau yang menusuk hati Luke. Rasa lega yang sempat menghampiri dengan cepat terhenti, digantikan oleh kecemasan yang semakin kuat. Vania menutup wajahnya dengan kedua tangan, menahan tangis yang hampir meledak. Ethan hanya bisa menunduk, sorot mata itu tertuju pada lantai, menyembunyikan kesedihan dan rasa bersalah."Apa ada harapan untuk Berlian?" Luke bertanya, suaranya parau, penuh harap, juga ketakutan.
last update최신 업데이트 : 2024-08-16
더 보기

Bab_65_ (Kekerasan)

"Beritahu aku, di mana Juju berada dan apa yang sebenarnya kalian inginkan, hah!" desak Maximilian. Andrew berada di atas meja besi panjang yang ada ruang bawah tanah dengan kedua tangan—kaki terikat rantai besi, direntangkan. Udara pengap, cahaya yang remang ditambah bau amis di ruang itu menambah kesan suram bagi siapapun yang berada di sana. Meski wajah sudah bengkak, lembam, dan tak terbentuk lagi, Andrew masih memberikan tatapan sinisnya kepada Maximilian. "Kamu pikir, aku akan katakan? Tidak akan Max."Di di sisi meja itu, Max membubungkan asap rokoknya, bibir itu terangkat membentuk seringai. "Oh, jadi kamu ingin keras kepala?" Max mendesis."Persetan! Aku tidak peduli. Bahkan jika kamu membunuhku, aku tetap akan tutup mulut. Agar apa? Kalian para bedebah mati penasaran!" hardik Andrew. Maximilian mendekatkan wajah ke arah Andrew, memandangi pria yang sudah babak belur itu dengan tatapan penuh intimidasi yang dingin. "Fuih ...." Max meniupkan asap rokoknya lagi. Asap rok
last update최신 업데이트 : 2024-08-17
더 보기

Bab_66_Pertukaran

"Kak Luke." Eliona membalikkan tubuh. Luke berjalan ke arah Eliona dengan wajah tak senang. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam kamar istrinya tanpa seizin Luke. Bahkan Fiona dan Anna sekalipun, harus menunggu perintah. ."Apa yang kamu lakukan di sini? Begitu tidak sopannya kamu masuk ke dalam kamar orang lain," cerca Luke, berdiri di hadapan Eli. Eli ketakutan, ia menggenggam kemoceng dengan tangan sedikit gemetar melihat wajah Luke. Eli tahu jika Luke adalah pria yang tidak suka basa-basi dan juga dingin. "Kak, maaf, kalau aku lancang. Aku hanya bingung. Selama tinggal di sini, apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku hanya diam tidak melakukan apa-apa. Itu terkesan ... Aku hanya memanfaatkan situasi," ucap Eli dengan hati-hati menjelaskan tujuannya. Masih tetap sama cara Luke memandang Eli, dingin. "Jadi kamu pikir, dengan begitu kami bisa masuk ke dalam kamar orang lain, hah?!" Eli melambaikan tangan. "Tidak, aku diminta oleh seorang wanita. Ya ... Mungkin di
last update최신 업데이트 : 2024-08-18
더 보기

Bab_67_Apakah aku sudah di surga?

"Maximilian, ini bukan hanya soal uang atau kekuasaan," suara Eva terdengar serak. "Andrew adalah anak kami. Apakah tidak ada cara lain untuk menyelesaikan ini?"Gagal sudah rencana mereka untuk memanfaatkan kondisi Luke. Ketika gelagat mereka sudah tercium lebih cepat. Dan yang mereka dapatkan, Luke malah menyerang balik dengan memanfaatkan anak mereka. Maximilian menatap Eva dengan dingin, tanpa sedikit pun tanda simpati. "Luke telah memberikan alternatif yang sangat jelas, Nyonya. Keputusan ada di tangan kalian. Pilih tambang, atau pilih anak kalian."Thomas mengepalkan tangannya di bawah meja, berusaha menahan amarah yang menggelegak di dadanya. 'Jika kami menyerahkan tambang itu, kami akan kehilangan segalanya. Keluarga kami, reputasi kami, semuanya akan hancur. Tapi jika kami tidak menyerahkannya, Andrew mungkin akan...'Thomas tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Pikiran itu terlalu menyakitkan. Thomas dan Eva duduk dalam keheningan, masing-masing terjebak dalam pemikiran ya
last update최신 업데이트 : 2024-08-19
더 보기

Bab_68_Sandiwara

'Oh … Apakah aku sedang berada di surga?' tanya Berlian membatin. 'Aku baru tahu, Ternyata di surga juga ada lampu seterang ini,' Sambung Berlian ketika matanya terasa silau terkena lampu ruangan."Kamu sudah sadar, Lian?" Tanya Luke sambil mengelus kepala Berlian dengan lembut.Berlian tersenyum ketika ia menatap wajah pria yang ada di atas wajahnya. Pria yang selama ini Berlian kagumi, Berlian inginkan, dan Berlian cintai setulus hati. Hanya karena salah paham dan dendam, ia memilih untuk membenci. Berlian berharap, ini hanya mimpi. Atau mungkin, sekarang dia sudah tenang. Agar dirinya bisa melupakan semua dendam, rasa sakit hatinya, dan apa yang sudah terjadi di dalam hidupnya. ‘Tuhan, biarkan aku mengagumi wajah suamiku sendiri. Aku harap, dengan kematianku, suamiku terus dihantui oleh rasa bersalah,’ pikir Berlian. Luke mengerutkan dahi melihat Berlian yang sejak sadar, hanya mengatakan jika dia surga. Dan akhirnya, wanita yang masih terbaring itu hanya tersenyum menatapny
last update최신 업데이트 : 2024-08-20
더 보기

Bab_69_Mulai malam ini, kita tidur berdua

Setelah satu Minggu, Berlian pun diizinkan pulang. Dengan kondisi pergelangan tangan yang masih menggunakan gips dan leher yang masih menggunakan penyangga. Saat ini, Berlian dan Luke sedang berada di dalam mobil menuju ke arah kediaman orang tua Berlian. Luke tidak membawa Berlian ke paviliun. Sebab, di sana ada Eliona. Takutnya, Berlian berpikir macam-macam. Luke ingin menjelaskannya secara pelan-pelan seiring penyembuhan sang istri. "Hei, aku ingin bertanya," ucap Lian membuka pembicaraan ketika Luke sedang menyetir.Terdengar hembusan napas kasar yang keluar dari hidung Luke. Sudah berulang kali Luke mengatakan jika panggil dia dengan sebutan "Sayang, Hubby, My Husband atau lainnya". Tapi, lidah istrinya itu seperti jijik untuk memanggil "Luke" atau paling tidak dengan sebutan "Suamiku". "Lian, aku Suamimu. Tolong lebih sopan memanggil pasanganmu," ucap Luke. Berlian tersenyum kecut. Bisa-bisanya Luke menyuruhnya memanggil dengan panggilan sopan. Tidak pantas! "Um ... Ya ...
last update최신 업데이트 : 2024-08-21
더 보기

Bab_70_perkara mandi

"Duh, susah sekali," gerutu Berlian.Berlian yang duduk di bibir ranjang itu terlihat kesusahan saat ia membuka kancing bajunya. Ia ingin mandi, selama di rumah sakit, ia hanya menyeka badan dan kain basah. Dan saat ini, tubuhnya terasa begitu lengket. "Huff... Kenapa tanganku harus di perban seperti ini?" Berlian tampak frustasi. Kreik!Pintu geser kamar mandi terbuka, disusul dengan suara derap langkah kaki yang berjalan ke arah Berlian."Airnya sudah siap. Sesuai kemauan tuan putri, aroma jasmine sudah memenuhi seluruh kamar mandi," ucap Luke dengan nada setengah bercanda.Berlian tak menanggapi, ia sibuk dengan kancingnya. Luke menghampiri Berlian, melangkah mendekat tanpa berkata apa-apa. Ia berdiri di hadapan istrinya, menatap mata Berlian yang berusaha menyembunyikan rasa frustrasi di balik sikap tegasnya. Tanpa banyak bicara, Luke meraih kancing pertama dengan lembut, lalu satu per satu mulai melepaskannya."Tinggalkan aku sendiri!" "Diam. Aku akan melepaskan kancing-kanc
last update최신 업데이트 : 2024-08-22
더 보기
이전
1
...
56789
...
12
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status