All Chapters of Paman Mafia, Mari Kita Bercerai : Chapter 41 - Chapter 50

112 Chapters

Bab_41 (Wanita dengan gangguan mental)

"Tuan, ada masalah," kata Julius dengan suara cemas, mata asisten itu memicing menembus kabut tebal yang menyelimuti jalan sepi di depan mobil yang ia kendarai. "Siapa mereka?" tanya Luke, mencoba melihat lebih jelas di tengah kabut malam yang pekat. Di tengah jalan yang sepi, kabut perlahan menghilang, sorot lampu mobil Julius memperlihatkan enam orang dengan senjata tajam berupa kapak dan pedang. Mereka berdiri diam, seperti bayangan menakutkan yang siap menerkam. "Sepertinya, kita punya mainan, Tuan," ujar Julius dengan senyum miring yang terlukis di bibir. David tersenyum menakutkan, seakan merasa ada hal yang seru yang akan ia dapatkan. "Aku sudah lama tidak membuat hidung seseorang patah. Apakah malam ini akan lebih dari sekedar hidung yang patah?" David, mengeluarkan dua belati kembar yang selalu ia bawa di balik tuxedo yang ia kenakan. Tanpa peringatan, segerombolan itu berlari ke arah mobil Julius, mereka menghantam kaca mobil dengan brutal. "Crash! Bang!" Suara k
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Bab_42 (Apa kau mau aku kirim ke RSJ?)

Tiga hari kemudian.... "Tuan, saya mendapatkan kabar jika Nyonya sudah mengurung diri di dalam kamar sejak kemarin," lapor Julius. "Apakah fase depresi Berlian kambuh lagi?" tanya Luke. "Saya tidak tahu, Tuan. Fiona hanya mengabari seperti yang dia kabarkan." Luke terdiam, setelah tiga hari yang penuh ketegangan, Geral akhirnya diciduk oleh tim eksekusi dan dibawa ke pengadilan bawah tanah. Hukuman dijatuhkan sesuai aturan keras dunia bawah, memastikan bahwa pelanggaran tersebut tidak terulang lagi. Terlalu sibuk mengurus masalah demi masalah seperti pembibitan tanaman opium, heroin yang dibajak, dan dermaga yang meminta pungli, membuat Luke melupakan perhatian yang seharusnya ia berikan pada Berlian. "Kita langsung kembali ke kediaman orang tua Berlian," perintah Luke. --- "Pa, kita harus menengok Berlian. Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya, Pa?!" ujar Vania kepada suaminya, raut wajah wanita tua itu jelas khawatir. Ethan yang tengah bermain golf itu pun mengali
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Bab_43 (Buket bunga untuk Berlian)

"Tuan sudah menunggu, Nyonya. Ana sedang membuat makan malam untukmu. Mari kita temui tuan di bawah," kata Fiona. Kini Berlian sudah rapi. Saat ini, ia ingin mencoba berdamai dengan keadaannya. Mengikuti permainan Luke. Sejak ia berdiam diri di dalam kamar, banyak keputusan yang harus dipikirkan dengan baik. Dan Berlian memutuskan untuk mengikuti arus permainan yang sudah dibuat oleh Luke dan Kakeknya. "Iya, kita tidak boleh membuat tuan perebut kekuasaan keluargaku itu menunggu terlalu lama," kata Berlian, ia berdiri dan beranjak dari meja rias yang diikuti oleh Fiona. Di meja makan besar, bergaya elegan dengan desain mewah sudah tersaji berbagai makanan yang terdiri dari makanan pembuka dan makanan penutup. Berlian memasuki ruang makan dengan wajah yang dingin dan mengambil tempat duduk paling ujung, berjauhan dengan Luke. Luke melirik, wajah Luke sama dinginnya dengan Berlian. "Kamu terlambat 10 menit," kata Luke, sudah menggenggam garpu dan pisau pemotong steak di tanga
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

Bab_44 (Berdua ke Perusahaan pertama kali)

"Eva, anakmu yang pemalas itu apakah belum bangun juga saat matahari sudah melewati bokongnya, hah?" kesal Thomas siang ini. Eva yang sedang melihat tren perhiasan terbaru di ponselnya pun membuang pandangan ke arah Thomas. "Kamu kenapa, sih? Datang-datang, Wajahmu mirip uang kertas dua ribuan dalam saku. Lecek!" kesal Eva. Thomas menjatuhkan bokongnya di sofa, melonggarkan dasi dengan wajah yang sungguh tidak enak di pandang. "Bangunkan Andrew sekarang! Mau sampai kapan dia berdiam diri dan bermalas-malasan? Tugasnya dia itu mengambil perhatian Berlian. Sekarang lihat, situasi semakin parah, Andrew harus lebih aktif sekarang," kata Thomas. Sebelum perkumpulan organisasi akan diselenggarakan, Thomas tampak bergembira dengan rencana yang sudah ia siapkan bersama Juju. Tapi apa? Tambang nikel milik keluarganya mengalami penurunan penjualan. Entah apa yang terjadi, para trader satu-satu mulai menarik diri dari kesepakatan. Thomas merasa ada yang tidak beres dan berusaha menca
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Bab_45 Berlian yang mulai bersinar

"Fiona, apakah tadi Luke datang ke kampus Berlian?" tanya sang nyonya besar dari seberang telepon. Fiona yang sedang duduk bersantai itu menjawab, "Iya, Nyonya. Tadi tuan Luke datang menjemput nyonya muda Berlian." "Langkah yang baik. Tolong pantau kesehatan Berlian. Jika dia melakukan hal nekad atau hal yang aneh-aneh, tolong laporkan padaku." "Siap, Nyonya! Nyonya muda sekarang sudah mau makan dan beraktivitas. Jika ada sesuatu, nanti saya laporkan." Setelah panggilan terputus, Fiona menatap layar ponselnya sejenak sebelum memasukkannya ke dalam saku. Kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. --- "Lama sekali. Apa Berlian belum selesai kuliah?" gerutu Andrew, ia menghembuskan asap rokoknya tinggi-tinggi. Di bawah pohon, di samping trotoar depan sebuah universitas bergengsi, Andrew menunggu dengan perasaan jenuh. Perintah dari ibunya untuk memanfaatkan Berlian membuat ia semakin bernapsu untuk memiliki sepupunya itu. Andrew meremas rokok yang tinggal separuh k
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab_46 Hanya ingin berdua

"Kita mau kemana?" tanya Berlian. Setelah menolak bekerja sama dengan keluarga pratama, Ethan meminta Luke untuk mengajak Berlian jalan-jalan. Ya ... Sekedar memberikan Berlian sedikit hiburan atas kerja kerasnya. "Nanti juga kamu akan tahu," jawab Luke, pandangan pria dingin itu tetap fokus ke jalan ketika ia sedang menyetir. Mobil kembali hening. Hanya pikiran dua manusia itu yang saling berbicara. Dalam benak Berlian, masih terbesit curiga kepada kakeknya dan Luke. 'Apakah Kakek menyembunyikan sesuatu? Bagaimana caranya aku menguak kematian orangtuaku? Apa ini ada sangkut pautnya dengan Kakek?' pikir Berlian. Waktu itu, bukti kecelakaan tidak ditemukan. CCTV jalanan yang berada di lokasi kecelakaan tidak terjangkau. Sebab malam itu, orang tua Berlian melewati hutan cemara dan di sepanjang jalan tersebut, hanyalah pohon cemara yang tumbuh di atas tebing, jalur jalanan tersebut pun berkelok-kelok. 'Tapi, setidaknya di bagian tertentu pasti ada CCTV, kan? Apalagi itu ad
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab_47 Melatihmu tentu tidak gratis

"Halo, dengan siapa aku berbicara?" tanya Sarah ketika ia mengangkat telepon. Marcel yang tidur di atas perut Sarah itu memainkan tangannya di benda kenyal Sarah ketika kekasihnya itu sedang menerima telepon. "Sarah, apakah Berlian sedang bersamamu?" tanya pria dari seberang telepon. "Ini Andrew?" "Ya. Ini aku. Emm ... Jadi begini, aku khawatir dengan Berlian. Sudah lumayan lama aku tidak mendengar kabar maupun bertemu dengan Berlian. Apakah dia baik-baik saja?" Sarah mengeram, menahan desahan agar tidak lolos dari mulutnya ketika sang kekasih Marcel memainkan pucuk dada wanita itu. Membuat ia tidak begitu fokus pada pertanyaan Andrew. Beruntung, ia masih mengerti kenapa Andrew sampai menelpon dirinya. "Andrew, aku sedang mengambil cuti kuliah. Jadi beberapa hari ini, aku tidak masuk kampus. Aku akan memberikan nomor Berlian yang baru. Aku juga mau minta tolong padamu," ucap Sarah dengan nada memohon. "Minta tolong?" "Iya. Tolong selamatkan Berlian dari Luke. Ak
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 48_ menangih malam pengantin

“Bu, aku sudah berhasil mendapatkan nomor kontak wanita tak berguna itu,” ujar Andrew dari sambungan telepon dengan suara menggebu. Eva begitu girang bukan main mendengar kabar itu. “Begini barulah putraku. Jadi bagaimana? Apakah kamu sudah menghubunginya? Lalu … Lalu, bagaimana dengan reaksi wanita idiot itu?” tanya Eva tak sabar. “Nomornya masih belum bisa di hubungi. Mungkin dia sibuk. Tapi tenang, Bu. Aku sudah mengirimkan pesan.” “Bagus. Terus rayu dia hingga Berlian luluh. Peluang ini harus kita manfaatkan ketika si tak berguna itu merasa tidak ada yang peduli.” “Oke. Kalau begitu, aku tutup teleponnya. Masih ada urusan yang harus aku selesaikan.” Tanpa menunggu ibunya merespon lebih jauh, Andrew pun memutuskan sambungan teleponnya. Senyum jahat penuh kemenangan pun terukir di bibir Andrew. “Lian, setelah aku berhasil membuatmu bertemu denganku, jangan harap aku akan melepaskanmu begitu saja,” desis Andrew penuh dengan niat jahat. ___ Vania, wanita sepuh itu berl
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab_49 malam pertama dengan Luke atau Zee?

"Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?" Berlian bergumam. Berlian tampak mondar-mandir seperti pembersih kaca mobil kala hujan. Ia begitu resah, tidak menyangka jika Luke meminta permintaan seperti itu saat selesai latihan. Menuntut dan menagih malam pengantin mereka yang selama ini belum pernah tercapai. "Mengapa tiba-tiba? Dasar Paman rubah yang licik. Selama ini kamu mengabaikanku. Kenapa baru sekarang kamu memintanya?" gerutu Berlian frustasi, mengingat perkataan Luke. Berlian melangkah ke arah meja di depan tempat tidur. Ia meraih botol Wine Sparkling dan menuangkan isi botol itu ke dalam gelas. Dengan gesit, ia pun meneguk cairan tersebut. Seketika, ia merasakan panas, rasa asam segar menjalar di tenggorokannya. "Aaa ... Sial, kenapa aku segugup ini?" Berlian meletakan gelas kosong itu. "Tenang Lian, Luke adalah suamimu. Jangan grogi. Anggap saja, Luke adalah Zee, meski pria itu mungkin sudah mati tersambar petir tanpa kabar yang pasti." Berlian mencoba menena
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab_50_Apa kamu siap?

"J-jadi, selama ini kamu membohongiku, Luke? Kamu mencoba mempermainkanku dengan menyamar sebagai orang lain, hah?!" pekik Berlian. Egois, itulah Berlian. Meski ia merasa bersyukur jika Zee adalah Luke, tetapi ia menganggap Luke telah membohongi dirinya. Seketika kebahagiaannya musnah mengingat perkataan Sarah. Pikiran-pikiran jika Luke sering ke tempat tersebut untuk mencari wanita mulai mempengaruhi pikirkan Berlian. "Membohongimu? Bagaimana denganmu? Seorang wanita yang sudah bersuami datang ke tempat seperti itu, hah?!" Luke mencengkram lengan Berlian, menarik istrinya itu lebih dekat hingga deru napas dua manusia tersebut saling bertabrakan. "Aw... S-sakit, Luke!" Berlian meringis, mencoba mengelak. Tetapi cengkraman itu terlalu kuat. "Katakan! Apa yang membuatmu datang ke tempat itu? Apa kamu tahu bagaimana perasaanku hancur, hah! Mengetahui kau mencari pria lain selain suamimu sendiri!" bentak Luke. Berlian tertegun, menelan ludah, air mata itu tumpah satu per
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status