All Chapters of Paman Mafia, Mari Kita Bercerai : Chapter 91 - Chapter 100

112 Chapters

Bab_91

"Sudah lama tidak merasakan hal sebahagia ini. Duduk di tepi pantai, berduaan sambil menatap bulan dan bintang dengan segelas coklat panas. Ahh... Rasanya aku ingin hidup seperti ini sepanjang waktu!"Luke yang duduk di samping mengangguk sambil menarik asap rokoknya, membubungkan asap rokok itu ke udara. "Kamu tahu, Lian, kalau kita sedang melihat bintang, itu artinya, kita sedang melihat masa lalu." Berlian menoleh ke arah yang duduk di sampingnya itu. Ia penasaran dengan kalimat yang baru saja ia dengar. "Melihat masa lalu? Kok bisa?" Luke mengangguk. "Kamu tahu, cahaya bintang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk jatuh ke bumi."Berlian lagi-lagi tampak bingung. Membahas masalah astronomi itu bukan keahliannya, tetapi mendengarkan Luke berbicara selalu membuatnya tertarik. “Apa maksud Paman?" pintanya sambil menatap Luke dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu.Luke tersenyum kecil, menikmati bagaimana Berlian selalu tertarik pada hal-hal yang ia sampaikan, meskipun terk
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Bab_92

Berlian panik melihat darah yang mengalir dari lengan Luke. Dengan cepat, Berlian merobek ujung bajunya, berusaha menekan luka di lengan Luke untuk menghentikan pendarahan.“Paman, jangan banyak bergerak! Kita harus pergi dari sini, mereka semakin banyak!” Berlian berbisik, suaranya penuh ketakutan namun berusaha tetap tenang."Aarrghh, fuck!"Luke menggertakkan gigi menahan sakit, meski begitu, Luke tetap memfokuskan pandangannya pada musuh.“Lian, tetap fokus! Jangan pikirkan lukaku. Kita harus keluar dari sini hidup-hidup.” "Bersama Paman. Aku tidak mau pergi sendiri. Harus bersama Paman. Aku tidak ingin kehilangan Paman," ucap Berlian dengan suara bergetar. Dor! Dor!Tembakan lagi, kali ini semakin dekat. Luke tahu mereka tak bisa lama bersembunyi di balik batu. “Lian, aku akan membuat celah. Begitu aku bilang sekarang, kamu lari secepat mungkin ke arah resort. Jangan lihat ke belakang, mengerti?” perintah Luke dengan tegas."T-tapi ... Tapi bagaimana dengan Paman? Kamu sedang t
last updateLast Updated : 2024-09-18
Read more

Bab_93

"Tuan, kami mendapatkan informasi. Jika Juju berada di sebuah pulau saat kami saya menerima laporan jika nyonya Berlian dan tuan Luke diserang di pantai. Ada pergerakan mencurigakan di satu pulau di mana nyonya Berlian dan tuan Luke berada." Lapor David kepada Ethan. Ethan yang sedang duduk di kursinya langsung menghentikan aktivitasnya, rahangnya mengeras mendengar laporan dari David. Tatapannya berubah dingin, sorot matanya tajam penuh amarah.“Apa kau bilang?” suara Ethan terdengar tenang, namun penuh ancaman yang tersembunyi. David menunduk sedikit lebih dalam, berusaha untuk tidak menunjukkan kegugupannya. "Tuan, kami mendapatkan laporan dari tim intel. Juju berada di sebuah pulau terdekat, dan tampaknya serangannya terkoordinasi dengan insiden di pantai di mana Nyonya Berlian dan Tuan Luke berada. Ada pergerakan mencurigakan di pulau itu, dan kami percaya serangan ini bukan kebetulan."Ethan mengepalkan tangannya kuat-kuat di atas meja, seolah menahan diri untuk tidak langsung
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

Bab_94 (++)

"Lian, aku mau. Bisakah kita melakukannya?" Luke menatap Berlian dengan penuh keinginan saat sang istri masih berada di atas pangkuannya. "Paman kan masih sakit, bagaimana jika Paman demam setelah menunggangiku?" "Ini hanya luka lecet. Tidak terlalu parah, Lian. Aku sudah mengalami yang lebih buruk dari ini," jawab Luke dengan suara lembut penuh desakan. Mata Luke menatap Berlian dengan penuh keinginan yang tak bisa ia sembunyikan.Berlian menggigit bibirnya, hatinya berkecamuk antara kekhawatiran dan keinginan yang sama besar. Ia tahu suaminya selalu bisa membujuknya, dan kali ini pun ia hampir menyerah."Tapi... kalau kamu semakin sakit, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri, Paman."Luke tersenyum kecil, menyingkirkan helai rambut yang jatuh di wajah Berlian. "Kamu yang paling tahu bagaimana menyembuhkanku, Lian. Kamu obat terbaikku."Berlian menghela napas, merasakan kehangatan dari sentuhan tangan Luke di punggungnya. "Pinguin Alaska, apakah kamu sedang menggodaku?" tanya L
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Bab_95

"Kakek sudah menemukan lokasi di mana Juju berada. Kita harus segera kembali dan bersiap untuk serangan," kata Luke serius, matanya menatap jauh seakan sudah memikirkan langkah selanjutnya.Berlian mengangguk, meski terlihat sedikit ragu. "Aku mengerti. Tapi Paman, apakah kondisimu benar-benar sudah baik? Luka di lenganmu baru saja dirawat."Luke tersenyum kecil, meski matanya menyiratkan kelelahan. "Jangan khawatir. Luka ini hanya pengingat kecil bahwa kita masih hidup dalam permainan ini."Berlian mendekat, meletakkan tangan di pipi Luke, menatapnya dengan penuh kasih. "Baik, aku akan mendukungmu, Paman. Tapi, pastikan kamu tidak memaksakan diri, ya?"Luke mengusap punggung Berlian dengan lembut. "Tenang saja. Kita sudah terlalu jauh untuk mundur sekarang. Lagipula, Juju tidak akan memberi kita kesempatan kedua."Berlian tersenyum tipis. "Kamu selalu punya jawaban untuk segalanya."Luke mengedipkan mata. "Itu bagian dari pesonaku, bukan?"Berlian tertawa kecil. "Baiklah, aku tidak a
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab_96

Markas Juju terletak di sebuah pulau terpencil, tersembunyi di balik hutan lebat dan dikelilingi oleh lautan yang tenang namun mematikan. Malam itu, suasana di pulau tersebut tampak sunyi, seakan tidak ada yang menyangka bahwa badai sedang mendekat. Langit hitam tanpa bulan memberikan nuansa yang mencekam, angin laut berhembus perlahan, membawa kesunyian yang menipu.Di salah satu sudut pulau, Ethan, Luke, Sofia, Julius, Maximilian, dan tim mereka yang terdiri dari beberapa orang terlatih berdiri diam di balik rimbunnya pepohonan. Mereka memantau gerak-gerik markas Juju dari kejauhan. Ini adalah momen yang mereka tunggu-tunggu. Mereka sudah mempersiapkan segalanya dengan hati-hati dan penuh perhitungan."Semua sudah siap?" bisik Ethan.Maximilian mengangguk, memeriksa sekali lagi peralatan yang mereka bawa. "Semua siap, Tuan. Tim sudah menyebar di sekitar pulau, menunggu aba-aba."Julius yang berdiri di samping Sofia memegang radio komunikasi, matanya waspada menatap ke arah markas.
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab_97

Luke dan Berlian berdiri di hadapan Juju, yang kini duduk terikat di kursi di tengah ruangan gelap. Keringat membasahi wajah Juju, bukan karena panas, tetapi karena ketakutan. Kilauan mata Luke memancarkan amarah yang terpendam, tetapi masih tetap tenang. Berlian, di sisi lain, wajahnya menunjukkan gejolak emosi yang tak bisa lagi ditahan.“Katakan yang sebenarnya, Juju,” kata Luke dengan suara penuh penekanan. “Kamu tahu ini sudah berakhir. Siapa yang bertanggung jawab atas sabotase dan kematian orang tua Berlian?”Juju terdiam sejenak, masih berusaha mencari jalan keluar dari situasi ini. Namun tatapan tajam Luke membuatnya paham bahwa tidak ada lagi kesempatan untuk berbohong. Dengan suara serak, Juju akhirnya berbicara."Itu aku..." jawab Juju pelan, tetapi cukup jelas untuk didengar oleh Berlian.Berlian terdiam sejenak, seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Suara pengakuan Juju bagaikan pisau yang menusuk jantungnya. "Apa...?" Berlian berbisik, matanya mem
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Bab_98

Malam itu, Luke dan Berlian duduk di gazebo yang terletak di taman belakang rumah mereka. Lampu-lampu kecil menghiasi atap gazebo, menciptakan suasana hangat dan romantis. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma bunga melati yang sedang mekar.Berlian menyandarkan kepalanya di bahu Luke, sementara tangan mereka saling menggenggam. Mereka menikmati keheningan malam, membiarkan pikiran mereka melayang."Paman, kamu pernah membayangkan bagaimana rasanya jika kita punya anak?" tanya Berlian pelan, memecah keheningan.Luke tersenyum, menoleh menatap wajah istrinya. "Sering sekali. Aku membayangkan rumah ini akan lebih ramai dengan tawa dan tangis bayi."Berlian tersenyum lembut. "Aku berharap anak kita nanti mewarisi senyummu. Senyuman yang selalu membuatku tenang.""Dan aku berharap dia mewarisi matamu. Mata yang selalu bersinar penuh semangat," balas Luke sambil mengusap pipi Berlian.Berlian tertawa kecil. "Kamu tahu? Aku ingin kita punya dua anak. Satu laki-laki dan satu perempuan.
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Bab_99

Pagi itu, Berlian berjalan memasuki kampus dengan langkah pendek setelah ia di turunkan oleh Luke. Kampus sedang ramai, mahasiswa-mahasiswi tampak berlalu-lalang di lorong, beberapa sibuk dengan catatan, sementara yang lain terlihat berbincang santai. Berlian menarik napas dalam-dalam, merasakan aroma khas perpaduan udara pagi dan gedung tua kampus yang sudah akrab di hidungnya.Saat ia berjalan menuju ruang akademik, Berlian melihat Sarah yang sedang duduk di bangku taman kampus dengan sebuah buku di tangannya. Sarah, yang berambut ikal dan selalu penuh energi, langsung melambai begitu melihat Berlian.“Berlian! Akhirnya kamu muncul juga?! Kemana saja kamu ini, hah?!” seru Sarah sambil beranjak dari bangku.Berlian tersenyum, menghampiri sahabat Sarah. “Aku sibuk untuk urusan akhir kuliah. Kamu tahu, persiapan wisuda dan semua itu. Apalagi... ya, urusan sama Luke juga,” jawab Berlian sambil tersipu.Sarah terkekeh, mengerling jahil. “Ah, pasti seru ya jadi kamu. Kenapa? Tidak jadi c
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

bab_100

Luke dan Berlian tiba di sebuah butik eksklusif yang terkenal dengan koleksi gaun mewah dan jas elegan. Mereka disambut dengan ramah oleh seorang pelayan butik, yang langsung membawa mereka ke bagian gaun pesta. Berlian tampak bersemangat, tapi juga sedikit gugup. Ini adalah acara besar, dan dia ingin terlihat sempurna."Jadi, gaun apa yang ingin kamu pakai malam ini, sayang?" tanya Luke sambil melihat-lihat koleksi gaun di sekitar mereka.Berlian tersenyum kecil. "Aku tidak tahu, Paman. Aku hanya ingin sesuatu yang elegan tapi sederhana."Luke mengerutkan kening, menatap Berlian sejenak sebelum berkata, "Sederhana? Tidak, malam ini kamu harus terlihat luar biasa. Aku ingin semua orang di sana tahu bahwa istriku adalah yang paling menawan di ruangan itu."Berlian tersipu dan mulai mencoba beberapa gaun. Setelah beberapa pilihan, akhirnya Berlian menemukan gaun satin biru tua yang memeluk tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan keanggunannya tanpa terlihat berlebihan. Gaun tersebut me
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status