Semua Bab Kakak Ipar Rasa Pacar : Bab 91 - Bab 100

167 Bab

91 || Pemakaman

Nadia terbangun di kamar Darren, Ara langsung membantunya untuk duduk melihat Nadia yang kembali meraung memanggil Ayahnya. "Ayah mana, Kak? Kenapa aku sudah di rumah Kak Darren? Tadi aku masih di rumah sakit sama Ayah." Nadia menggenggam erat tangan Ara, kedua matanya memerah dan basah oleh air mata. "Kak ... ini semua mimpi 'kan? Tolong katakan padaku kalau Ayah baik-baik saja, tolong katakan kalau aku cuma mimpi!" Ara langsung memeluk Nadia, membuat gadis itu membeku mendengar suara sesenggukan dari bibir Ara. "Kenapa kamu nangis, Kak? Kamu nangisin apa?" tanya Nadia dengan suara gemetar, takut jawaban Ara menghancurkan harapannya akan kesembuhan sang Ayah. Belum sempat Ara menjawab, pintu kamar terbuka yang membuat Nadia sontak mengangkat kepala. "Kak Darren," bisik Nadia. Pria itu berjalan mendekat, membuat Ara melepaskan pelukannya. "Nad, aku keluar dulu," katanya. Nadia mengangguk kaku, lantas mengalihkan pandangannya kepada Darren. Tampak jejak air mata di pipi p
Baca selengkapnya

92 || Datang ke Persidangan Kedua

"Ayo kita pulang, Sayang." Darren membantu Nadia untuk bangkit, dia menuntun istrinya untuk mencuci kaki sebelum keluar dari pemakaman. Darren membantu Nadia untuk masuk ke dalam mobil, lantas kendaraan roda empat itu membawa mereka melaju pergi. Nadia terus memandang ke arah pusara baru ayahnya, hatinya benar-benar sakit, perih tak terperi menahan kedukaan atas kehilangan cinta pertamanya. Hingga sebuah dering ponsel menyentak, Nadia meraih benda pipih itu dan mendapati pesan dari kuasa hukumnya yang mengatakan bahwa besok akan dilakukan sidang kedua untuk kasus Tania dan Mella. "Aku akan menemanimu besok, kita hadapi mereka sama-sama," ucap Darren sambil menggenggam tangan istrinya. "Iya, Kak." Pria itu mengulas senyum manis, menarik lembut kepala Nadia agar bersandar di bahunya. "Nggak usah mikir macam-macam, tenang saja. Besok aku jamin putusan hakim langsung keluar." "Aku juga berharap seperti itu, pokoknya Ibu sama Kak Tania harus mendapatkan hukuman yang setimpal.
Baca selengkapnya

93 || Hancur Sendirian

Mella tidak mampu berkutik, diam dengan seluruh persendiannya yang terasa lemas. Sementara Tania masih terus memandangi mantan suaminya, andaikan tidak sesak dengan usia kandungannya yang semakin membesar, dia ingin kembali merayu Darren. "Seharusnya Mas Darren masih bersamaku, gara-gara pelakor kecil itu suamiku menceraikanku," bisik Tania, yang masih bisa didengar oleh Nadia dan Darren. Pasangan itu menoleh, melayangkan tatapan tidak suka. "Ngomong apa kamu?!" sentak Darren. Tidak terima saat istrinya dikatakan sebagai pelakor kecil, padahal kesalahan Tania lah yang membuat Darren pergi. "Apa kamu lupa sama perselingkuhanmu dengan Raka? Bisa-bisanya mengatakan istriku pelakor, padahal kamu yang telah merebut kekasih orang. Kamu sudah merebut tunangannya Nadia, Tan!" tukas pria itu. Wajah Tania langsung pias, tidak menyangka bahwa Darren bisa membela Nadia di hadapannya. Awalnya dia mengira Darren hanya ingin memanas-manasi atau membuat Nadia tegar menghadapi dirinya dan san
Baca selengkapnya

94 || Sumpah Mella

"A-aku kira ... kamu datang ke sini untuk membantuku," bisik Tania. Raka menggeleng. "Aku malah ingin menegaskan kalau kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, Tan. Aku sudah tidak bisa memberikan bantuan apa-apa kalau kamu membutuhkan sesuatu lagi. Mungkin ini terkesan jahat, tapi aku harus memikirkan perasaan calon istriku. Sekali lagi aku mohon maaf, dan dengan ini aku menarik kembali pengacara yang telah aku sewa untukmu." Kedua lutut Tania lemas, maniknya menatap nanar ke arah Raka. "Tega kamu! Kamu sudah makek aku beberapa kali, kamu bahkan menjadikan aku pelampiasan s3ksu4l. Tapi apa ... kamu malah membuangku begitu saja! Kamu kira aku barang yang bisa digantikan begitu saja saat kamu menemukan yang lebih baik, hah?!" Suara Tania menggelegar ke seluruh lorong, membuat Nadia tersentak saat baru saja keluar ruangan. Darren segera menuntun Nadia untuk berjalan, tidak membiarkan gadisnya berhenti sedetik pun. Darren tidak mau Nadia melihat Raka, tetapi rupanya Raka lebih dulu
Baca selengkapnya

Chapter 95

Nadia membelalakkan mata saat Raka dan Embun sudah sampai di hadapannya, gadis itu langsung menggamit lengan Darren dan bersembunyi di balik tubuh suaminya. "Jangan takut, ada aku," bisik Darren. Nadia menggelengkan kepala, entah kenapa traumanya selalu muncul saat melihat Raka. Mau sekuat apapun dia melupakan mantan tunangannya itu, nyatanya bayangan akan kekejaman pengkhianatan itu terus terputar di dalam kepalanya. Ada beberapa trauma yang sulit dilupakan, meskipun orang lain mengatakan bahwa move on jalur kecewa akan sangat cepat. "Aku sudah berusaha mendatangi banyak psikiater, tapi saat melihat Raka tubuhku kembali merespon aneh. Kenapa bisa seperti ini?! Lalu ... siapa gadis yang datang bersama Raka?" tanya Nadia di dalam hatinya. Darren melihat wajah Nadia sangat ketakutan, keringat dingin mulai membanjiri pelipis seiring dengan degup jantung yang bertambah sekian kali lipat. "A-aku lemes, Kak," bisik Nadia. "Nggak akan terjadi apa-apa, semuanya akan baik-baik saja,
Baca selengkapnya

Chapter 96

"Aku sengaja meminta Nadia untuk tinggal di apartemenku, tapi kami beda unit. Setiap hari aku mengawasinya, aku memasukkan ke kelas bela diri dan membawanya bekerja di butik. Semakin lama Nadia mulai bisa bangkit, dia memulai lagi usaha onlineshop-nya. Saat Nadia bisa memulai hidupnya lagi, aku membawa Ayah dan mempertemukan mereka berdua," jelas Darren."Berarti Pak Toni tahu kalau putrinya bersama Anda, Pak? Dan beliau menyembunyikannya dari Bu Mella dan Tania?"Darren mengangguki ucapan Raka. "Ya. Tapi meskipun sudah berusaha menyembunyikan semua serapi mungkin, tetap ada jalan hingga akhirnya mereka tahu. Lalu terjadi insiden kapsul pelemah saraf yang sudah merenggut nyawa Pak Toni, tapi beruntung pengadilan sudah menetapkan hukuman penjara seumur hidup."Raka terdiam untuk beberapa saat, pikirannya masih berusaha mencerna. Hingga akhirnya dia kembali bertanya, "saat Anda mengenalkanku kepada seorang hacker, apa itu juga bohong?""Tidak. Aku memang benar-benar memberikan nomor hac
Baca selengkapnya

97 || Memaafkan

Embun menghampiri Nadia, duduk di samping gadis itu sambil melemparkan senyum hangat. "Kenalkan, Mbak. Namaku Embun, dan Mas Raka sudah cerita banyak tentang kamu," ucap Embun, menatap calon suaminya dan Darren yang masih asik berbincang membicarakan pekerjaan. "Kamu pernah dicintai sangat hebat oleh calon suamiku, dan aku tahu alasannya. Kamu gadis baik, semua yang terjadi di masa lalu sebenarnya nggak pantas kamu dapatkan. Tapi ... Tuhan Maha Adil, Mbak. Kamu sekarang mendapatkan kebahagiaan, kamu sudah menikah dan pasti suamimu sangat menyayangimu. Semoga kamu terus bahagia, ya, Mbak," sambung Embun.Tangannya bergerak menggenggam tangan Nadia. "Aku sudah mendengar semua cerita Mas Raka tentang hubungan kalian berdua, dan aku bersyukur Mas Raka pernah mengenal wanita sebaik kamu. Kami ... akan menikah tiga minggu lagi, aku harap Mbak mau memaafkan dan memberikan restu untuk kami.""Kenapa minta restu padaku?" Embun kembali tersenyum melihat alis Nadia yang hampir bertaut, sepert
Baca selengkapnya

Chapter 98

Sesuai janjinya malam ini, Darren mengajak Nadia untuk mencari restoran, mobilnya berhenti di depan sebuah restoran berbintang yang cukup ramai. Darren mengajak sopirnya untuk makan satu meja, tetapi pria paruh baya itu menolak dengan alasan segan. Darren tidak mau memaksa, dia lekas membawa istrinya menuju private room dan memesan banyak makanan. "Aku pernah sekali makan di sini sama Ayah dan Mama, saat itu Ayah baru saja gajian dan membawa kami makan di restoran mewah ini. Aku senang banget, karena pertama kalinya menginjakkan kaki di bangunan samegah ini," tutur Nadia sambil melepas gelak tawa, meskipun ada rasa nyeri di hatinya saat mengingat mendiang sang ayah."Pasti Ayah sama Mama bahagia melihatmu makan di sini lagi, Sayang.""Ya, aku rasa begitu. Makasih, ya, sudah mau membawaku makan di sini. Aku bahagia banget, Kak," kata Nadia.Senyumnya terlihat sangat manis, kedua manik bening itu berkaca-kaca menahan luapan kebahagiaan yang membumbung tinggi di dalam hatinya. "Ayo ki
Baca selengkapnya

99 || Mengakui Istri

Nadia dan Darren sampai rumah, mereka disambut oleh Brata yang sudah menunggu di depan pintu. Pria senja itu menghampiri cucunya, menarik mereka berdua untuk masuk ke rumah "Kenapa lama sekali? Kakek sudah menunggu sejak kemarin, dan kalian baru pulang hari ini. "Sebenarnya kami sudah mau pulang kemarin, Kek. Tapi menginap di hotel dulu karena sangat lelah sekali," sahut Darren. "Itu hanya alasan, kamu pasti ingin mengajak Nadia berlama-lama di luar. Padahal kakek sudah ingin bertemu kalian." Nadia tergelak mendengar ucapan kakeknya, tanpa terasa mereka sudah sampai di ruang tamu. Brata meminta keduanya untuk duduk, dia juga ikut duduk setelah memerintahkan pelayan untuk membuatkan minuman. "Ada yang ingin kakek bahas, terutama kepada Nadia." Pria senja itu menatap cucu menantunya dengan intens, kedua sudut bibirnya tertarik ke atas menciptakan senyuman hangat "Ada apa, Kek?" tanya Nadia. "Kakek akan memberikan pengawalan untukmu, jadi mulai hari ini perlindunganmu
Baca selengkapnya

Bab Gratis

Alana melayangkan tatapan nyalang ke arah kakeknya. "Apa maksudnya semuanya, Kek! Aku terima saat perjodohan diputuskan dan tidak dilanjutkan, tapi jujur saja ... aku bingung sama ucapannya Darren. Kapan mereka menikah? Kenapa aku nggak tahu?!" Deru napasnya naik turun, membuat Nadia khawatir akan terjadi kekacauan lagi saat semuanya terbongkar. "Pernikahan itu seharusnya disaksikan oleh semua anggota keluarga, kecuali memang orangnya hidup sebatang kara." Alana memicingkan mata, menatap penuh amarah ke arah Nadia. "Nadia memang sebatang kara, aku paham itu. Tapi 'kan Darren masih punya keluarga, Kek. Nggak sopan banget main nikah-nikah kayak gitu!" Alana kecewa, sakit hati dan hancur menjadi satu saat kesempatan merebut cintanya Darren sudah tertutup. Pria idamannya sudah menikah, tidak akan ada lagi celah untuk meraih perhatian. Alana sudah terlanjur mencintai Darren, dia berambisi memiliki Darren. Namun, dengan lancangnya Nadia merebut Darren menggunakan cara ini. Dia tidak t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status