Semua Bab Mempelai yang Tak Diharapkan: Bab 81 - Bab 90

190 Bab

Cemburu

Sebelum melanjutkan perjalanan Tari meminta untuk mampir ke apotik sebentar. Saat Satya ingin ikut turun Tari melarang. "Cuma sebentar, tunggu di mobil saja sama Sabia." Satya menurut, meski begitu dari dalam mobil matanya terus mengawasi setiap gerakan Tari di dalam toko yang bagian depannya bertembok kaca. Hanya beberapa menit dan Tari sudah kembali dan mobil kembali melaju di jalanan. Tari mencuri pandang ke Satya terus menerus sampai membuat Satya bingung. "Ada apa?" tanya Satya. "Aku obatin," katanya ragu-ragu sambil menunjukkan obat yang tadi dibelinya. Sebuah senyum langsung menghiasi.wajah Satya. "Iya," jawabnya lalu memajukan wajahnya. Dengan pelan Tari mengoleskan salep ke wajah Satya yang terdapat luka goresan memanjang bekas kukunya. Tak hanya satu, ada tiga goresan. Satu di atas hidung dan dua di pipi kanan. Lalu pipi kiri Satya terlihat merah agak kebiruan, jika diperhatikan seperti bentuk jari tangan. Beruntung bentuknya tidak terlalu jelas karena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya

Sikap bucin Abisatya.

"Nanti kalau ketemu Jihan kamu pura-pura kita lagi marahan. Kamu kesal sama aku," ucap Satya. Saat ini, Satya, Tari dan Ganendra berada dalam satu mobil yang melaju menuju rumah Jihan. "Kenapa?" tanya Tari sambil memegangi putrinya yang asyik melihat keluar jendela. "Ya supaya kita punya alasan untuk menginap di rumah Jihan," jawab Satya dari bangku depan. Tangannya sibuk diatas layar ponselnya. Dery, sang asisten mengirimkan banyak email tentang pekerjaan yang harus dia periksa. "Tanpa berbohong aku bisa menginap di rumah Jihan." "Terus aku sama Ganendra bagaimana?" tanya Satya menoleh sebentar. "Hanya ini caranya sapaya aku punya alasan untuk meminta izin menginap." Dari balik kemudi Genendra hanya menyimak saja penting dua orang itu. Dia sudah kehabisan cara jadi kali ini akan coba mengikuti rencana Satya. "Nggak, aku nggak mau berbohong sama Jihan." Tari menolak, dia tak mau ikut campur rencana yang dibuat kakanya dengan Satya. "Kok gitu?" Satya menengok
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya

Isi hati Bestari yang sebenarnya.

Bersama ayahnya Jihan, Satya dan Ganendra sholat berjamaah di mushola ujung gang. Setelah berbagai rayuan dan bujukan akhirnya Satya bisa mendapatkan izin untuk menginap di ruanh Jihan. Awalnya Jihan hanya mengizinkan Satya yang menginap tapi dengan alasan Ganendra tidak enak badan Jihan pun luluh. "Sejak di perjalanan Ganendra muntah terus. Mungkin asam lambungnya naik, dia juga mengeluh ulu hatiny sakit." Satya berbohong. "Tolonglah, aku tidak mungkin membiarkannya balik ke Jakarta sedirian. Kalau sampai kecelakaan atau bahkan me...." "Ok... silahkan menginap," kata Jihan terpaksa. Seperti yang dikatakan Tari, kakaknya dna Satya adalah dua orang yang memiliki kepribadian hampir sama, sombong dan menghalalkan segala cara untuk mendapat keinginannya. "Kita ngobrol di sini dulu, sambil nunggu makan malam disiapkan." Ayah Jihan mengajak dua pria itu susuk di teras rumah. Menikmati langit yang dipenuhi bintang sambil berbincang-bincang. Membahas banyak hal, tentang duni
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya

Perkelahian.

"Astaghfirullah...." pekik Tari saat sampai di teras rumah. Di halaman nampak Ganendra dipegangi ayah Jihan dan Satya berdiri dengan tangan mengepal, sedang di tanah seorang pria tersungkur dengan wajah lebam dan dan darah di bagian mulutnya. "Ya Alloh....," Jihan ikut menjerit lalu segera menarik lengan Ganendra yang sedang dipegangi oleh ayahnya. "Kak Satya sama Kak Ganendra ngapain?" tanya Tari dengan mata melotot. "Tari," panggil Sandra melangkah mendekati Rendra. "Mereka berdua mengeroyok Pak Rendra sampai babak belur," adunya sambil menuding Satya dan Ganendra. "Astagfirulloh...." Karea kasihan Tari melangkah mendekati Sandra yang sedang membantu Rendra. Namun saat melewati Satya lengannya langsung ditahan. "Jangan kesana!"ucap Setya tegas. Tak mau membantah, Tari pun menghentikan langkahnya dan kembali mundur ke belakang tubuh Satya. "Sandra, buka matamu. Bajing*n itu hanya ingin manfaatkan kamu saja. Jadi, jangan tertipu dengan mulut manisnya," ucap Ganendra
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

Keras kepala Sandra.

"Lihat apa yang sudah kamu lakukan?" ujar Alfa menatap mata tajam Sandra yang hanya menunduk. "Hampir saja kamu membuat aku dan Satya berkelahi." Bagaimana tidak, saking inginnya kabur menyusul Rendra yang dibawa ke klinik Sandra membuat Tari jatuh dan mengalami luka di kepalanya karena terbentur tangga teras. Satya yang melihat darah mengucur dari kening Tari langsung terbawa emosi sampai mengangkat tangan hampir memukul Sandra. Beruntung Ganendra dengan sigap menangkis tangan Satya sehingga pukulan itu tak sampai mengenai Sandra. "Emang sehebat apa pria itu sampai membuatmu menyakiti saudaramu sendiri?" omel Alfa lagi. "Berapa lama kamu mengenalnya? Lebih lama dari persaudaraan kamu dan Tari?" Alfa pria yang cuek dan jarang bicara namun sekalinya marah dia bisa berjam-jam memberi kuliah gratis pada adiknya itu. Seperti saat ini, ini sudah jam 12 malam tapi Alfa masih belum puas memarahi adiknya. Sudah tiga kali Ganendra menegur dan menyuruh mengakhiri kuliah dadakann
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Ternyata anak haram.

"Rendra Prayoga Hutama," sahut Ganendra dengan mata menatap layar ponselnya. "Anak buahku baru saja mengirim data diri Rendra. Dia ternyata.....," "Hutama?" Satya mengulang nama belakang mantan rekan kerjanya. Sejak kapan nama belakang Rendra bertambah Hutama. Dia ingat dengan jelas, hanya Prayoga yang mengikuti naman Rendra. "Kamu tidak salah dengar." Ganendra memberikan ponselnya menunjukkan email yang dikirim anak buahnya di Jakarta. "Temannu itu ternyata anak haram dari selingkuhan Andrean Hutama. Dan baru setahun ini dia diakui sebagai salah satu perwarks kelaurga konglomerat itu." "Gil*," umpat Alfa. "Bisa-bisanya Sandra berhubungan dengan anggota kelaurga itu." Hutama bukan kelaurga sembarangan, banyak berita miring dan intrik dalam kelaurga itu. Apakah ini artinya dia harus meminta bantuan Big bosnya? "Aku dan Papa tidak akan tinggal diam. Kamu pasti membantu," ujarnya. "Aku juga pasti akan membantu. Bagaimana masalah ini juga berhubung denganku." Satya menepuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Mendamaikan Ganendra dan Jihan.

"Jangan-jangan dari pengagum rahasiamu," celetuk Tari sambil matanya mengawasi mobil mewah yang dirinta belum pernah mengendarai. Bukan keluarganya tidak sanggup beli, tapi sang papa selalu berprinsip membeli sesuatu sesuai kebutuhan bukan keinginan. "Pengagum rahasia apaan," gumam Jihan merasa aneh dan tak percaya dirinya punya pengagum rahasia. "Ada apa?" Tanya Satya menyusul ke depan diikuti Ganendra juga Risma, Sandra dan paling belakang Alfa. "Ada yang anter mobil buat Jihan tapi gak tau dari siapa," jawab Tari menoleh. "Kayaknya dari pengagum rahasianya," sambungnya melirik sang kakak yang terlihat cuek. "Oh... coba ditelpon saja showroomnya, tanya siapa yang membeli mobil dengan merk ini. Pasti ada catatannya." Ucapan Satya benar. Mobil mewah yang harganya hampir mencapai angka 1M itu pasti tidak setiap hari orang beli dan tentu data dan keterangannya sebagai pelanggan VIP. "Maaf, tapi dari kantor tidak bisa memberi datanya," sahut pria dengan seragam dengan lo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

Akhirnya Sah kembali.

"Bestari Ayu Rahardian," ucap Satya menatap Tari lekat. "Dengan disaksikan Tuhan dan Sabia putri kita, aku memintamu kembali padaku. Meminta menerimaku,...." Tiba-tiba suara Satya terdengar serak. "Maukah kamu rujuk denganku?....." tanyanya bersamaan dengan setetes cairan bening yang melewati pipi tegasnya. Tari tertegun, otaknya tiba-tiba ngeblank. "Bestari Ayu, wanita terbaik yang pernah Tuhan kirimkan untukku... Tolong maafkan aku, berikan satu kesempatan untuk membuktikan cintaku." Tetes-tetes cairan bening itu makin lama makin deras membuat suara Satya sempai tersendat-sendat. "Aku sadar, aku tidak sebaik Ganendra dan Alfa, tapi aku bisa pastikan cintaku juah lebih besar dari mereka. Aku akan melakukan apapun demi bisa bersama kamu."Tari masih saja diam. Wanita itu benar-benar terkejut samoai tak bisa berpikir apa-apa. Satya beranjak dan berlutut di samping kursi Tari. Digenggamnya tangan Tari yang terasa dingin. "Aku tahu aku bukan suami yang baik dalam pernikahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

Kebodohan Sandra

Di sisi lain, Alfa pergi menemui Rendra untuk yang kedua kalinya. Setelah sebelumnya bersama Ganendra dan Satya. Namun kali ini dia membawa Sandra, berharap adiknya itu sadar dengan kebodohannya. "Kak Alfa bohong kan, Pak? Gak mungkin Pak Rendra meminta syarat itu," tanya Sandra dengan wajah sendunya. Hatinya kekeh tak percaya saat diberitahu oleh Alfa tentang permintaan Rendra sebagai syarat untuk menikahinya. "Tidak. Itu memang benar." Sandra membelalak tak. percaya. "Aku akan menikahimu dengan satu kesepakatan, Tari dan Satya tidak boleh kembali bersama." Begitu ringannya Satya berbicara tanpa memikat perasaan Sandra yang tiba-tiba porak-poranda oleh kalimatnya itu. Sandra menahan nafas, dadanya mendadak terasa sesak. Harukah dirinya bersaing dengan sepupunya sendiri demi cinta Rendra? "Ma-maksud Pak Rendra apa?" tanya Sandra dengan mata yang sudah dipenuhi dengan air mata yang siap meluber hanya dengan satu kedipan. "Aku punya alasan untuk hal itu dan kamu harus b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

Makan malam bersama setelah jadi suami istri.

Setelah acara mengharu biru semua keluarga makan malam bersama. Tadi Satya dan Tari juga belum sempat makan malam karena setelah lamaran diterima Satya sibuk dengan persiapan akad nikah. Sedang Tari telah kehilangan rasa laparnya karena rasa bahagia. "Sini biar Sabia sama Oma dan Uti saja." Aisyah mengambil alih bayi cantik itu tadinya di pangku Satya. "Pengantin baru nikmati moment berdua saja, silahkan bermesraan. Anggap saja kami tak ada," tambah Farah menarik pasangan pengantin baru untuk duduk di kursi yang bersebelahan. Tak menolak Tari dan Satya menurut saja. Satya menarik kursi untuk Tari lebih dulu setelahnya baru duduk. Sikapnya langsung mendapat satu senyuman bangga dari sang Mama. Betapa lega Aisyah melihat perubahan sikap Satya. Pria dingin itu mulai bisa bersikap lembut dan penuh perhatian. "Ayo semuanya duduk," ucap Farah memberi aba-aba. Untuk makan malam, Satya memesan meja panjang agar semua orang bisa duduk dan makan satu meja. Ada enam belas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status