"Ya... biar Papa gak salah faham seperti Kak Ganendra." Bestari salah tingkah. "Apa Ganendra memukulmu lagi?" "Iya, Om. Tadi dia salah faham, dia kira saya memaksa Tari......." Aku menjelaskan semuanya secara detail. Om Ibra tidak hanya mendengarkan, dia juga mengonfirmasi kebenarannya pada Bestari. "Sudah kan?" tanyanya yang membuatku bingung. "Maksudnya Om?" "Sudah kan, ganti baju dan ngobatin lukanya?" Aku spontan mengangguk. "Kalau begitu silahkan pergi," Aku cukup kaget dengan kalimat terakhir Om Ibra. Suami istri sama saja, sukanya php-in orang. Tadi istri menyuruh masuk untuk ganti baju tapi tidka mengizinkanku menggendong putriku. Dan sekarang suaminya, bertanya ini itu tapi pada akhirnya mengusir. "Iya, Om. Kalau begitu saya pamit. Assalamu'alaikum," ucapku lalu berjalan menuju pintu keluar. Om Ibra mengikutiku sampai depan. "Satya," panggilnya dan aku langsung menoleh. "Iya Om," "Dengar, Sabia memang putrimu dan kamu punya hak untuk dekat
Last Updated : 2024-09-05 Read more