Home / Pernikahan / Istri Figuran CEO Arrogant / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Figuran CEO Arrogant: Chapter 91 - Chapter 100

106 Chapters

Pulang

Tutup pemantik itu terbuka dan tertutup berulang kali, menghasilkan suara klik yang monoton namun menenangkan. Galaxy duduk di dalam mobil, matanya terpaku pada gerbang yang diam tak bergerak, sembari rasa bosan perlahan merayapi pikirannya saat menunggu Cahaya.Di kejauhan, hembusan angin membawa aroma dingin, menyeret beberapa helai daun kering melintasi jalan. Sosok Cahaya muncul, mengenakan topi baseball dan masker, hanya menyisakan matanya yang tampak dari celah kecil itu. Mata yang begitu memikat—lembap, bersinar, dan jernih. Dari jarak jauh pun, Galaxy langsung mengenali sorot mata itu.Mata yang cerah seperti kilau permata di bawah sinar matahari. Cahaya yang memancar dari kedua bola mata itu seolah menghangatkan suasana di sekitar mereka. Galaxy tersenyum kecil tanpa sadar, perasaannya yang tadinya berat mendadak terasa lebih ringan.Melihat Cahaya berjalan dengan pakaian yang membuatnya hampir tak dikenali, Galaxy tak bisa menahan tawa kecilnya. Teringat akan siaran langsung
Read more

Menjadi Terkenal

Seperti yang diduga, Cahaya menatap Galaxy dengan penuh kecurigaan. “Kamu menonton siaran langsungku, ya?” tanyanya hati-hati, sorot matanya mencoba menembus ekspresi wajah Galaxy.Sejak siaran langsung yang viral itu, Cahaya selalu menyamar dengan topi dan masker setiap kali keluar rumah. Popularitasnya yang tiba-tiba membuatnya sering dikenali di jalan. Ada yang mendekat untuk sekadar mengobrol atau meminta tanda tangan, sementara yang lain memilih mengamatinya dari kejauhan, menunjuk sambil tersenyum. Meski perhatian itu tidak bermaksud jahat, ada sesuatu yang membuat Cahaya merasa canggung. Setelah siaran itu, dia pun memutuskan untuk mengurangi frekuensi siarannya.Pertama, dia memang merasa sedikit malu. Siaran itu berlangsung lebih spontan daripada yang direncanakan, dan beberapa bagian membuatnya merasa agak kikuk. Kedua, jadwalnya makin padat. Setiap hari dia harus mengurus Karim, adik kecilnya yang membutuhkan perhatian khusus, sambil
Read more

Pembicaraan

Galaxy tersenyum tipis. “Aku tidak meminta Bibi untuk datang hari ini, jadi bagaimana kalau kita makan di luar?” saran Galaxy dengan santai. “Apa yang ingin kamu makan?”Senyum Cahaya semakin melebar, pipinya tampak sedikit merona saat dia sedikit memiringkan kepalanya. “Terserah Tuan Muda saja, aku ikut pilihanmu.” Setelah berpikir sejenak, dia menambahkan, “Dan kali ini aku yang traktir. Terima kasih sudah membantuku dengan kesempatan itu, Tuan Muda.”Galaxy tak bisa menahan senyum kecil yang muncul di sudut bibirnya. "Apa kamu suka makanan Jepang?"Cahaya mengangguk penuh semangat. “Ya, aku suka.”"Restoran Jepang keluarga Lukas sedang mengadakan promosi," kata Galaxy sambil melirik Cahaya dengan tatapan yang lebih lembut. “Mau ke sana?”“Oke.” Cahaya mengangguk antusias, matanya berbinar penuh kebahagiaan. Galaxy memesan hot pot Wagyu khusus untuk C
Read more

Mabuk

Ketika Cahaya pertama kali muncul di sisi Darel, Galaxy meminta Lukas untuk menggali lebih dalam tentang kehidupannya. Namun, Lukas tidak pernah menyebutkan apapun terkait kondisi kesehatan ayah Cahaya. Informasi yang didapat hanyalah bahwa Cahaya dan ayahnya hidup saling bergantung satu sama lain, bertahan dari penghasilan yang diperoleh ayahnya dari membuat sepatu kulit buatan tangan. Hidup mereka sederhana dan jauh dari kata mudah.“Tidak ada yang bisa dilakukan,” Cahaya mengangkat bahu dengan tenang, tanpa jejak kesedihan di wajahnya. “Ayahku mengalami kecelakaan waktu muda dan kehilangan kedua kakinya. Untungnya, dia selamat,” katanya begitu ringan, seolah itu bukanlah sebuah tragedi yang menghantui kehidupan mereka.Galaxy terdiam, tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Cahaya tersenyum lembut, mencoba menenangkan suasana yang mendadak terasa hening. “Sungguh, itu bukan masalah besar,” tambah Cahaya, seolah bisa membaca pikiran Galaxy. “Ayahku mampu melakukan apa saja—dia tida
Read more

Orang Mabuk

Galaxy hanya bisa tersenyum kecil, bayangannya melayang ke gambaran keluarga Cahaya yang mungkin sering duduk di sekitar meja, menikmati anggur sambil berbincang di malam hari. Meski dengan kepala yang sedikit berputar, Cahaya tetap ingin mempertahankan wibawa di hadapan Galaxy.Kemudian, Cahaya mengulurkan tangannya, meraih tangan Galaxy dengan cengkeraman yang lemah namun penuh niat. "Kembalikan gelasku," pintanya, suaranya bergetar lembut dengan sedikit kegigihan yang biasanya tidak terlihat darinya. Jari-jarinya menyentuh kulit Galaxy, sedikit lembap dan hangat, nyaris seperti sentuhan yang memabukkan itu sendiri.Sentuhan itu lembut, namun terasa begitu nyata bagi Galaxy, seolah ada arus halus yang mengalir dari Cahaya ke dirinya. Meskipun genggaman Cahaya lemah, ada kehangatan yang terselip di antara jari-jari mereka—sebuah keintiman yang sederhana namun mengejutkan.Galaxy merasa aneh, seakan alkohol yang diminum Cahaya mengalir juga ke dalam tubuhn
Read more

Kangmas

Isyarat itu membuat jantung Galaxy berdegup lebih cepat, seolah-olah jarak yang begitu dekat membuatnya hampir kehilangan kendali. Dia dengan halus meremas jemarinya, berusaha menenangkan diri dari perasaan yang tak terduga. Rasanya, jika Cahaya tidak berhati-hati, mereka mungkin saja akan berciuman secara tidak sengaja.Namun, Cahaya hanya mendekatkan bibirnya ke telinga Galaxy dan berbisik dengan nada lembut, “Daging kecap yang kamu buat kemarin benar-benar enak, Kangmas.” Suara Cahaya menyelinap seperti alunan melodi, disertai hembusan napas hangatnya yang masih terasa manis karena anggur. Kata "Kangmas" yang meluncur dari bibir Cahaya membuat telinga Galaxy terasa aneh—geli, seperti ada sensasi hangat yang menjalar lembut di tulang belakangnya.~o0o~Keesokan paginya, Cahaya terbangun di kamar tidurnya di rumah Galaxy, merasa lebih hangat dari biasanya. Tempat tidurnya terasa luar biasa nyaman, dan selimut yang melingkupinya seolah memberik
Read more

Tidak Boleh

Nyatanya, Cahaya memang memandikan dirinya sendiri—tapi bukan tanpa kekhawatiran Galaxy. Setelah mengisi bak mandi dengan air hangat, Galaxy berdiri di luar pintu kamar mandi, cemas kalau-kalau Cahaya bisa terpeleset atau melakukan sesuatu yang konyol dalam keadaan mabuk.Ketika Cahaya akhirnya keluar dari kamar mandi, jubah mandinya hanya tergantung asal di tubuhnya, hampir tidak menutupi apa pun. Galaxy hanya bisa menghela napas dalam hati, berusaha tetap tenang menghadapi pemandangan yang hampir membuatnya kehilangan fokus.Dia akhirnya membantu Cahaya mengenakan pakaian yang layak, mengeringkan rambutnya, dan membaringkannya di tempat tidur. Setelah Cahaya tertidur di bawah selimut tebal, Galaxy mematikan lampu kamar dan berdiri sejenak, merasa seperti baru saja menyelesaikan tugas berat yang menguras energi.Dengan diam-diam, dia tersenyum kecil. Ada sesuatu yang aneh dan manis dalam kejadian ini, meskipun menyusahkan, namun entah bagaimana membuatnya
Read more

Konflik

Walaupun Cahaya tidak pernah secara langsung menanyakan tentang pekerjaan Galaxy, dia sudah cukup paham situasinya. Akhir-akhir ini, entah karena Galaxy mulai merasa lebih nyaman dengannya atau mungkin karena kehadiran Cahaya membuatnya sedikit lengah, Galaxy tidak lagi bersikap sesegera dulu. Cahaya tahu apa yang sedang terjadi, setidaknya gambaran besar dari perubahan besar yang tengah berlangsung.Galaxy baru kembali dari luar negeri dan, tanpa membuang waktu, langsung melakukan reformasi besar-besaran di dalam perusahaan. Mulai dari jajaran manajemen hingga pabrik-pabrik rekanan, semua terkena dampak dari langkah-langkah drastis yang dia terapkan. Departemen keuangan yang memiliki ikatan kuat dengan Sanjaya, tidak lepas dari perhatiannya. Dalam satu hari saja, Galaxy membuat keputusan besar yang menggemparkan, termasuk tindakan tegas terhadap Sanjaya.Rahadi, sang pemilik Gala Sky, awalnya dengan tenang menyerahkan kendali perusahaan kepada Galaxy. Namun, Sanjaya,
Read more

Perasaan?

Seperti magnet, perhatian Cempaka dan Dara langsung beralih ke dendeng sapi itu. Tanpa berpikir panjang, mereka masing-masing mengambil satu bungkus, sejenak melupakan soal idola dan rencana besar. Hanya kelezatan dendeng di tangan mereka yang kini memenuhi pikiran. "Ini baru teman sejati," Cempaka bergumam sambil membuka bungkus dendengnya, sedangkan Dara hanya tersenyum penuh arti, tahu bahwa dalam momen ini, dendeng sapi bisa menyelesaikan masalah lebih cepat dari siapapun.Setelah Galaxy kembali ke kota, Cahaya berhasil menandatangani dua kontrak endorsement baru, dan keduanya meledak di pasaran dengan angka penjualan yang fantastis. Cahaya selalu selektif dalam memilih produk yang ia endorse, memastikan kualitasnya terjamin dan harganya masuk akal. Reputasinya yang baik membuat banyak perusahaan berlomba untuk bekerja sama dengannya. Kini, antrean merek-merek yang ingin berkolaborasi dengannya semakin panjang. Mereka rela menunggu giliran, mengingat populari
Read more

Proses

“Masih ada beberapa hal yang harus dibereskan,” ujar Galaxy, senyum kecil terukir di bibirnya saat melihat Cahaya berseri-seri. “Kami masih negosiasi dengan beberapa produsen besar, tapi Goldesil sudah berhasil menyelesaikan masalah-masalah utama. Tidak lagi seberat sebelumnya.”Galaxy tidak menyadari kapan tepatnya ia mulai berbagi cerita tentang pekerjaannya dengan Cahaya tanpa berpikir panjang. Dulu, hal semacam ini jarang sekali ia lakukan, apalagi terkait hal-hal serius seperti ini. Namun, entah kenapa, sekarang terasa lebih mudah.Dua puluh tahun lalu, Gala Sky mengalami perkembangan pesat di bawah kepemimpinan ibunya, Wulan. Dengan visi strategisnya, Wulan mendirikan beberapa pabrik yang sangat profesional, menjadikan Gala Sky sebagai raksasa di industrinya. Di dalam pabrik-pabrik besar itu, pekerjaan tak pernah habis, namun mereka tak pernah perlu khawatir soal masa depan bisnis. Tidak ada cerita soal barang yang dikembalikan atau biaya
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status