Kevin menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang. Tangan kanannya memegang remote televisi, mengganti channel berulang kali. Sedangkan tangan kirinya sibuk mengusap punggungku. Kini, aku berada dalam dekapan Kevin, kepalaku bersandar di dadanya, mataku terpejam dengan damai. Entah sudah berapa lama kami berada dalam posisi seperti ini. Suara perut keroncongan Kevin berhasil menghancurkan suasana romantis yang seharusnya terjadi. Kelopak mataku terbuka perlahan, menatapnya dengan jengkel. "Hehe, lapar, yang." Kevin terkekeh geli. "Jangan aneh-aneh, deh. Ini udah tengah malam, di rumah Mama nggak ada mi instan, karena Papa melarang kami semua makan mi," ucapku yang dibalas dengan wajah cemberut oleh Kevin. "Terus aku makan apa, dong? Kita keluar yuk, cari jajanan." Kevin berusaha membujukku. "Aku nggak mau. Udah enakan gini, tidur sambil pelukan sama kamu." Suara televisi menemani keheningan kami. Sampai ucapan Kevin muncul merusak suasana. "Rey, Minggu depan aku udah harus bal
Read more