Home / Pernikahan / SUAMI YANG SEMPURNA / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of SUAMI YANG SEMPURNA : Chapter 41 - Chapter 50

71 Chapters

YOU'RE MY PERFECT HUSBAND

Kini umur Aisha hampir menginjak dua tahun. Selama delapan bulan lebih janin berkembang baik di dalam perut Reyna. Ada rasa haru dan was-was yang melingkupi jiwanya. Selama mengandung, Kevin dan Reyna sangat over protektif terhadap calon bayi mereka Setiap bertugas dan berpisah dengan Reyna dari jarak yang cukup jauh, Kevin tidak pernah absen untuk menghubungi istrinya, memastikan keadaan keluarga kecilnya. "Kamu hari ini pulang, Mas?" Reyna dan Kevin berbicara lewat video call. "Iya, Sayang, ini lagi siap-siap." Kevin sibuk memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper. "Oh iya, Aisha mana? Aku mau bicara sama Aisha." Reyna langsung memberikan ponselnya kepada Aisha. Wajah Aisha yang baru bangun tidur terlihat di layar, membuat rasa rindu Kevin semakin membuncah. "Aisha sayang baru bangun tidur, ya?" Aisha mengangguk sambil mengucek matanya. "Yah, oyeh-oyeh, ya? Kevin mengerti bahasa Aisha yang belum terlalu lancar berbicara. "Mau dibawain oleh-oleh apa, Nak?" "Sawat, Yah, saw
Read more

AKU BENCI BUNDA

Saat kelahiran Aydan Kaysan Halim .... "Anak kita, Bun. Dia akan menjadi seorang anak yang hebat. Sekarang kebahagiaan kita sudah lengkap. Aku, kamu, Aisha dan kini Aydan akan menjadi keluarga kecil yang sempurna." Kevin membawa anaknya menuju ruang rawat inap Reyna, membaringkan anaknya tepat di sebelah istrinya. "Aku takut, Mas." Wajah Reyna mendadak muram. Kesedihan melingkupi jiwanya saat ini. "Apa yang harus kamu takutkan?" Kevin menggenggam jemari Reyna. Berusaha menenangkan hati istrinya. "Aku takut dengan Aisha. Sekarang umurnya sudah menginjak dua tahun, dan setiap tahunnya dia akan tumbuh menjadi perempuan dewasa. Bagaimana kalau Aisha tahu, dia bukan anak kandung kita? Dia hanya anak adopsi yang pernah kita ambil dari panti asuhan? Bagaimana kalau Aisha pergi meninggalkan kita dan mencari orang tua kandungnya, yang udah nggak ada? Aku juga sangat menyayangi Aisha. Sebelum kita memiliki Aydan, Aishalah yang selalu menjadi pelengkap hidupku." Kevin hanya menampilkan seny
Read more

AKU INGIN JADI PILOT WANITA

Yang Reyna takutkan akhirnya terjadi. Sejak Aisha kecil, dia sudah menyukai pesawat. Dan setelah beranjak remaja, Aisha lebih menyukai pekerjaan Ayahnya yang sering keliling kota dan berada di dalam burung besi selama berjam-jam. Sudah jelas, Reyna tidak ingin anak-anaknya mengikuti jejak sang suami. Selain karena pekerjaan itu memiliki resiko yang tinggi, berprofesi sebagai pilot juga menyita waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Ketakutan Reyna terhadap profesi ini semakin bertambah besar. Ketika tahun 2015, saat Kevin berada di Kota Medan dan berita kecelakaan pesawat mendadak muncul di televisi. Kecelakaan itu terjadi ketika pesawat sedang lepas landas dari Bandara Polonia Medan. Pesawat tersebut terbang rute Medan-Jakarta dan membawa 117 orang. Penumpang yang tewas berjumlah 100 orang. Sedikitnya 17 penumpang dilaporkan selamat. Berita tersebut nyaris membuat Reyna syok dan hampir pingsan. Ternyata, Allah masih melindungi Kevin, ketakutan itu menghilang saat Kevin menghubung
Read more

MENJADI PRAMUGARI

“Kevin?” Mendadak suara seorang wanita muncul di antara mereka. Baik Kevin maupun Aisha sama-sama menoleh ke arah sumber suara. Kevin mengernyit sebentar, memperhatikan wajah familiar wanita tersebut sebelum ingatannya mulai pulih. “Tantri?” Kevin bangkit dari kursi, raut wajahnya tampak terkejut. “Ya ampun, kamu apa kabar?” Tanpa basa-basi, Tantri membawa Kevin ke dalam pelukannya. Melakukan adegan cium pipi kiri dan kanan, nyaris bersentuhan. “Alhamdulillah baik. Harusnya aku yang nanya kayak gitu sama kamu. Selama hampir lima tahun kamu pergi tanpa memberikan aku kabar? Kamu ke mana aja?” Aisha, yang melihat dua orang dewasa itu tampak asyik berbincang — mulai berdehem panjang. “Ehem, hem, hem!!!” “Oh iya. Ini anak aku, namanya Aisha. Dan Aisha, ini Tante Tantri teman baik Ayah. Dulu Tante Tantri ini bekerja di maskapai penerbangan yang sama dengan Ayah sebagai pramugari.” Kevin memperkenalkan mereka. Sontak mata Aisha langsung membeliak sempurna dan berbinar. “Tan
Read more

AYAH YANG HEBAT

Di dalam kelas, Aisha langsung menyambar Widuri -- yang sejak tadi sudah terlebih dulu datang. "Oleh-oleh dari Ayah." Aisha memberikan sebuah gantungan kunci berbentuk helikopter berbahan platinum. "Buat gue?" Widuri menatap gantungan kunci tersebut, tak percaya. Aisha mengangguk mantap. "Ayah bilang, dia senang lihat persahabatan kita dari kecil. Jadi, Ayah beliin gantungan kunci itu untuk kita berdua. Tanda persahabatan! "Ayah lo, emang yang terbaik." Widuri berusaha keras untuk tersenyum, meskipun terasa berat. Ia memandang nanar gantungan kunci tersebut. "Ya dong! Ayah itu, the perfect Daddy. Suatu hari nanti, gue kepengen punya suami sehebat Ayah!" Seru Aisha berbangga diri. Setiap membicarakan sosok Kevin, matanya selalu berbinar memancarkan kekaguman. Sedangkan Widuri masih tampak muram. "Terkadang gue iri sama lo, Ais." "Kenapa mesti iri. Ayah kita berdua itu sama-sama Ayah yang hebat. Karena Ayah kita berdua adalah seorang pilot yang bisa menjamin ratusan penump
Read more

SEMUA ANAK AYAH

"Besok perban di kaki kakek baru bisa dibuka ya, dan besok kakek juga udah dibolehin pulang sama dokter. Tapi, ingat ya, kek, untuk beberapa hari ini nggak boleh banyak gerak dan harus istirahat dulu di rumah." Kakek Imran hanya mengangguk-anggukkan kepala saat menatap Rina dengan seksama -- yang sedang memberikan beberapa arahan kepada pasiennya. "Pasti bakalan kangen banget ya, Kek, pisah sama suster Rina," ujar Eka, cucunya yang sudah berkeluarga dan berumur lebih tua dari Rina. Eka mengerling genit kepada sang Kakek. "Kalau kangen sama Suster Rina, boleh main ke sini ya, kakek?" Tanya Kakek Imran malu-malu kucing. Rina tertawa kecil. Dengan perhatian, Rina menarik selimut sampai menutupi dada kakek. "Tentu saja boleh, yang penting kakek harus sembuh total dulu. Oke?" Kakek Imran mengangguk antusias, ditatapnya Eka dengan mata berbinar. Sedangkan Eka, menutup mulutnya dengan telapak tangan. Berusaha menahan tawa. Tak berapa lama, suara seseorang muncul di ambang pintu rawat
Read more

KENAPA HARUS PILOT?

Tak lama, derap sepatu terdengar saat Aisha memasuki rumah sambil berteriak nyaring, saat dia melihat sosok Ari. "Mas Ari!!!" Aisha langsung lompat ke dalam pelukan Ari. Untung saja laki-laki itu berhasil menangkap tubuhnya agar tak terjungkang ke belakang. "Habis dari mana kamu? Kok jam segini baru pulang sekolah. Kamu keluyuran tanpa sepengetahuan Bunda, ya?" Ari menyipitkan mata tajam sambil menjawil hidung Aisha, gemas. "Aku udah izin kok sama Bunda," jawab Aisha sekenanya. "Oh iya, Mas, ceritain dong tentang pengalamannya selama ada di asrama! Pasti pilot-pilotnya ganteng semua, kan?" Aisha menarik tangan Ari secara paksa agar segera duduk di sofa bersamanya. "Nggak juga, sih, masih gantengan Mas Ari," jawab Ari percaya diri seraya mengusap dagunya berulang kali. "Percaya deh, percaya. Bagiku semua pilot itu ganteng dan keren-keren kayak Ayah! Makanya kalau aku udah gede nanti, pengen cari suami pilot. Pokoknya harus kayak Ayah!" Ujar Aisha antusias dengan bola mata berbin
Read more

AKU BUKAN ANAK KECIL

Di dalam kamar, Aisha asyik membaca buku sambil mendengarkan musik dari ponselnya menggunakan earphone. Mendadak ponselnya berdering pendek. Revan: Hai Mata Aisha membelalak sempurna, dia hampir kejang-kejang mendapatkan pesan singkat dari kakak seniornya yang populer di sekolah. Buru-buru Aisha mengetikkan balasan. Aisha: Halo kak Revan :) Hanya beberapa detik saja, langsung dibalas kembali. Revan: Malam Minggu, nggak jalan Ais? Aisha: Jalan? Hehe, mau jalan sama siapa coba. Revan: Emang nggak punya pacar? Aisha: Available:) Revan: Sama:) Aisha: Ih, masa sih? Nggak mungkin banget. Revan: Serius. Ada waktu nggak, makan berdua yuk. Kemana gitu .... Nyaris, bola mata Aisha rasanya ingin lompat keluar. Di atas kasur, Aisha guling-guling ke sana kemari. Aisha: Boleh, deh. Revan: Kak Revan jemput ya, kirim alamat kamu. Buru-buru Aisha mengirimkan alamatnya kepada Revan. Dia segera berganti pakaian dengan short dress berwarna merah muda dan flat shoes. Saat melenggang s
Read more

TANTE TANTRI SELALU SIAP MEMBANTU

"Sialan tuh, Kak Bima. Masih aja dia berani gangguin lo." Widuri berusaha menahan tawanya, saat Aisha sudah mendaratkan bokong tepat di sebelahnya. "Ih, tau ah. Selera makan gue benar-benar hilang gara-gara Kak Bima." Aisha merampas makanan ringan milik Widuri dan mencomotnya dengan kesal. Widuri menyenggol bahu Aisha menggoda. "Terima aja kenapa sih, Ais. Sejak awal MOS, kan Bima udah tergila-gila sama lo." Aisha mengerutkan hidungnya. "Idih ogah, geli gue! Gini-gini selera cowok gue itu tinggi tahu. Dan kak Bima? Duh, sama sekali bukan level gue." Widuri menutup mulutnya, masih terkikik geli. Kemudian ia memutar kepalanya ke belakang. Menatap rombongan Bima yang masih duduk di kantin. "Kalau sama Kak Widyo, lo mau nggak?" Aisha ikut memutar kepalanya ke arah mata Widuri memandang. Dilihatnya cowok yang duduk di antara rombongan Bima itu. Widyo menggerakkan kepalanya sekilas seolah menikmati lagu yang muncul dari headset-nya. Dan tiba-tiba saja kelopak mata Widyo terangkat ke at
Read more

KENCAN PERTAMA

"Sialan tuh, Kak Bima. Masih aja dia berani gangguin lo." Widuri berusaha menahan tawanya, saat Aisha sudah mendaratkan bokong tepat di sebelahnya. "Ih, tau ah. Selera makan gue benar-benar hilang gara-gara Kak Bima." Aisha merampas makanan ringan milik Widuri dan mencomotnya dengan kesal. Widuri menyenggol bahu Aisha menggoda. "Terima aja kenapa sih, Ais. Sejak awal MOS, kan Bima udah tergila-gila sama lo." Aisha mengerutkan hidungnya. "Idih ogah, geli gue! Gini-gini selera cowok gue itu tinggi tahu. Dan kak Bima? Duh, sama sekali bukan level gue." Widuri menutup mulutnya, masih terkikik geli. Kemudian ia memutar kepalanya ke belakang. Menatap rombongan Bima yang masih duduk di kantin. "Kalau sama Kak Widyo, lo mau nggak?" Aisha ikut memutar kepalanya ke arah mata Widuri memandang. Dilihatnya cowok yang duduk di antara rombongan Bima itu. Widyo menggerakkan kepalanya sekilas seolah menikmati lagu yang muncul dari headset-nya. Dan tiba-tiba saja kelopak mata Widyo terangkat ke at
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status