Home / Pernikahan / SUAMI YANG SEMPURNA / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of SUAMI YANG SEMPURNA : Chapter 51 - Chapter 60

71 Chapters

KEMARAHAN BUNDA

Jarum jam terus berputar tiada henti, hampir berjam-jam Reyna dihantam oleh rasa cemas. Kepala dan dadanya seolah ditusuk perih. Dia kembali melirik jam dinding, kini waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Namun, Aisha masih belum juga memberikan kabar apa pun. Bahkan saat Reyna menjemputnya di sekolah tadi, Aisha sudah menghilang. Teman-temannya juga tidak tahu keberadaan Aisha."Ari, tolong telepon polisi!" Pintanya pada Ari. Sejak tadi laki-laki itu duduk di sofa, bersikap lebih tenang dari Reyna. Ari mendongakkan kepala, merasa ragu. "Tapi Bun, ini belum 24 jam.""Kita nggak perlu nunggu 24 jam sampai Aisha itu ditemukan!" Reyna berteriak frustrasi. Ia berhenti di tempat sudah tidak berjalan mondar-mandir.Dari arah dapur, Aydan berlari terpontang panting mengambil segelas air dan memberikannya kepada Reyna. "Bun, ini minum untuk Bunda. Tenangin diri Bunda dulu. Atau Bunda mau makan? Dari tadi siang Bunda belum makan. Ay suruh Mbok Imah siapin makan malam, ya?""Bunda bene
Read more

KASIH SAYANG AYAH

Seorang Ibu pasti melindungi anaknya dengan sepenuh jiwa. Tapi kadang seorang anak menganggap perlindungan itu sebagai sikap egois dari seorang Ibu. Tanpa tahu jika setiap nada membentak sekecil apa pun itu akan membuat hati seorang Ibu tergores bahkan sakit dan membuatnya menangis. lylianroses ***** Kevin bersandar di kepala ranjang sambil membaca sebuah buku non-fiksi. Sedangkan di sebelahnya, Reyna tidur dengan posisi berlawan arah. Namun sejak tadi kasur terasa melesak dan grasak grusuk. "Kok, belum tidur, Bun?" Kevin membalikkan lembaran bukunya, matanya melirik sekilas ke arah jam dinding di hadapannya yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tidak ada jawaban, hanya keheningan yang berpendar. Namun kasur tetap beringsut. "Kok, nggak dijawab, kamu masih marah ya sama aku?" Masih tidak ada tanggapan. Akhirnya Kevin menghela napas dalam, menutup bukunya dan meletakkannya di atas nakas. "Bun ...," panggil Kevin lagi. Kini tubuhnya berada tepat di belakang Reyna.
Read more

INGIN MEMBUAT BUNDA BAHAGIA

"Kamu ngapain, Ay?" tanya Kevin yang menemukan anak bungsunya sedang memeriksa lemari dapur. Aydan tersentak kaget. Saat ingin menegakkan badan, kepalanya terantuk pintu lemari. "Aduh ...," ujarnya meringis sambil mengusap kepalanya berulang kali. "Ayah ngagetin Ay aja, Ayah sendiri ngapain di dapur? Kan, udah tengah malam?" Kevin menepuk perutnya pelan. "Biasalah, lapar." Kemudian dia duduk di atas kursi bundar yang berada di meja bar dapur. "Kayaknya, mi instan kita habis, Yah. Di kulkas, cuma ada es krim punya Mbak Aisha. Bisa kembung nih, perut Ay kalau makan es krim tengah malam begini." "Emang Mbok Imah nggak masak?" Aydan menggeleng. "Semua makanan udah habis, soalnya tadi teman-teman Mas Ari pada dateng. Jadi mereka semua deh, yang ngabisin." "Kalau gitu, kita makan di Ayam Penyet Purnama aja, yuk!" Ajakan itu langsung diiyakan oleh Aydan. Tak lama, mereka sudah sampai di warung Ayam Penyet Purnama. Setelah pesanan datang, mereka langsung menyantap makanan dengan
Read more

AYAH IS MY HERO

Hal yang paling menyenangkan bagi murid-murid adalah; ketika guru pelajaran yang terkenal killer tidak masuk ke kelas . Seketika saja suasana kelas mendadak jadi riuh. Anak cewek dan cowok segera membuat kubu mereka sendiri. Kubu anak cewek berkumpul di tengah-tengah. Mereka semua membentuk lingkaran. Asyik bergosip ria. Ada saja yang menjadi pembahasan mereka. Yang membuat mereka paling bersemangat adalah; mendengarkan. Aisha bercerita panjang lebar tentang dunia penerbangan dan kehebatan profesi ayahnya. "Terus-terus, di Hong Kong enak nggak? Lo pasti udah pernah datang ke Disneyland, dong?" tanya Pingkan saat itu. Karena tempat duduknya berada di depan Aisha, terpaksa Pingkan harus memutar kursinya ke belakang. Aisha bercerita panjang lebar tentang liburan terakhir keluarganya di Hong Kong. "Paling senang sih, pas keluarga kami ke Disneyland, seru banget." Kemudian Aisha menunjukkan layar ponselnya. Memperlihatkan foto bersama keluarganya di Disneyland Hong Kong. "Eh, Ais. Gue
Read more

KENAPA PAPA NGGAK MENCINTAI KITA?

"Kamu benar-benar udah bikin Bunda malu, Aisha. Apa sih, yang kamu lakukan?" Tanya Reyna saat berjalan menuju parkiran sekolah bersama Aisha. Perkelahian Aisha dan Widuri siang itu akhirnya membuat guru memanggil orangtua mereka dan mereka juga harus diskors selama dua hari. "Widuri yang mulai, Bunda. Bukan salah aku kan, kalau dia itu nggak dapat perhatian dari ayahnya. Tapi, bukan berarti dia bisa seenaknya aja jelek-jelekin Ayah." Aisha berusaha membela diri sampai membawanya menuju mobil Reyna yang terparkir di halaman sekolah. "Ya ampun, Aisha, jaga ucapan kamu. Apa pernah Bunda ngajarin kamu bersikap seperti itu?" "Terus, Bunda rela kalau Ayah dijelek-jelekin? Kenapa Widuri harus bilang kalau aku nggak boleh terlalu percaya sepenuhnya sama Ayah? Dia sudah merendahkan Ayah dengan ngomong kayak gitu. Ayah nggak mungkin ngelakuin hal yang nggak-nggak di luar sana." Reyna mengamati mata Aisha dalam-dalam. Lau, pelan-pelan dia menarik napas, berusaha mengumpulkan kesabarannya. "
Read more

LAKI-LAKI SEJATI

"Perempuan itu Ririn, kan? Kalau nggak salah, dia itu mantan pramugari di maskapai penerbangan yang udah nggak beroperasi lagi. Apa hubunganmu dengannya, Lang? Anak kecil tadi itu, anak siapa?" Kevin mengajak Gilang duduk di kafe bandara untuk minta penjelasan lebih lanjut. Hubungan mereka yang memang akrab sedari dulu, saling mengenal istri masing-masing, membuat Kevin berani langsung bertanya kepada temannya itu. Gilang bergeming. Mulutnya seperti direkat dengan lem dan sulit terbuka. "Sudah sejak kapan?" Nada Kevin tampak lebih tenang, dia menyandarkan punggungnya ke kursi. "Tiga tahun, dimulai sejak setahun setelah kepergian Permana." Singkat dan padat Gilang menjawab seraya menunduk. "Jadi selama itu kamu menyembunyikan semuanya dari Riska?" Kevin menghembuskan napas kuat-kuat. "Apa yang kamu pikirkan, Lang?" tambahnya sambil mendesah kesal. "Udah bertahun-tahun kita berteman akrab. Aku pikir kamu udah berubah dari sifat suka main-main-mu itu. Ternyata, aku salah besar. Aku
Read more

PERTENGKARAN DENGAN BUNDA

"Aisha?" Dahi Reyna berkerut saat melihat anaknya itu masuk dari luar dengan terburu untuk naik ke kamarnya. "Dari mana saja kamu?" tanyanya sambil menyapu bersih pandangannya pada penampilan Aisha. "Kamu habis pergi keluar tanpa izin Bunda, ya?" Seharian ini, dia memang sibuk mengurusi kateringnya sehingga tidak bisa mengawasi Aisha. "Sori, Bun. Tadi, aku cuma pergi sebentar." Aisha menunduk. Dia tidak mungkin berkata jujur kalau tadi sore dia ke rumah Tantri, lalu menghabiskan malam bersama Revan. Bisa-bisa Reyna marah besar dan hukuman Aisha semakin bertambah. "Pergi ke mana? Sama siapa? Bukannya Bunda melarang kamu pergi ke mana-mana selama diskors?" "Tapi, besok aku udah bisa masuk ke sekolah lagi. Jadi nggak ada salahnya kan, kalau aku pergi sebentar? Lagian aku cuma ngerjain tugas kok." "Tugas apa? Memangnya sejak kapan kamu dikasih tugas sedangkan kamu belum masuk sekolah?" Reyna sama sekali tidak percaya dengan alasan Aisha. "Ini tugas selama aku diskors, Bun. Jadi haru
Read more

BUNDA CUMA INGIN BAHAGIA

Day off saat bekerja adalah hari yang selalu dinanti-nantikan oleh Kevin. Khusus hari ini Kevin dan Aydan menghabiskan waktu liburannya untuk pergi memancing bersama. "Kenapa Bunda nggak mau ikut kita mancing ya, Ay? Padahal seru kalau ngabisin waktu liburan sama-sama kayak gini." Kevin membuka percakapan di antara mereka. Duduk di pinggir sebuah kolam pemancingan sembari menunggu ikan memakan umpan pelet mereka. "Mungkin bunda lagi capek, Yah. Akhir-akhir ini kan, bisnis katering Bunda lagi rame-ramenya. "Iya mungkin." Jeda sebentar. "Eh, kamu mau tahu sebuah rahasia nggak ....?" "Rahasia apa, Yah?" Aydan menoleh penasaran. "Dulu, sebelum Bunda ngelahirin kamu, Bunda itu nggak bisa masak. Masakan Bunda itu nggak enak. Pokoknya, setiap kali Bunda maksa Ayah buat makan di rumah, Ayah langsung pura-pura tidur." Kevin tertawa mengingat hal itu. "Ah, yang bener, Yah? Ayah bohong, nih. Jelas-jelas masakan bunda tuh uenak banget. Ay aja sampai rela pulang ke rumah kalau udah jam
Read more

KETULUSAN CINTA ITU OMONG KOSONG

Widuri dan Aisha sama-sama berdiri di depan gedung sekolah. Bukan menunggu jemputan, tapi mencari keberadaan taksi untuk mengantar mereka pulang karena kedua orangtua mereka kebetulan tidak bisa menjemput. Sudah hampir sejam mereka menunggu, murid yang lain satu demi satu meninggalkan sekolah, hanya tinggal mereka berdua di sana. Namun, tak ada satu pun dari mereka yang mau menegur sapa duluan atau membuka pembicaraan. Keduanya hanya diam seolah tak saling mengenal satu sama lain. Sampai akhirnya sebuah taksi datang dan keduanya saling berebut masuk ke taksi yang sama. "Gue duluan yang nyetop ini taksi. Jadi taksi ini milik gue!" Seru Aisha galak saat sudah berada di dalam taksi. Melototi Widuri yang duduk di sebelahnya dengan tajam. "Tapi, taksi ini berhentinya di depan gue," Widuri membalas pelan. Udara sangat panas, dia malas berdebat dengan Aisha sebenarnya, tetapi dia juga sedang tidak ingin mengalah. "Aduh, Dek, jangan pada berantem. Ya, udah biar Bapak antar kalian berdua
Read more

MURKANYA SEORANG AYAH

"Aisha .... Gue mau ngomong sama lo." Widuri mengejar langkah Aisha di sepanjang koridor lorong sekolah. "Ngomong apa lagi, sih?" Aisha berjalan cepat, enggan memedulikan temannya. "Ais, gue serius." Widuri menarik tangan temannya hingga gadis itu berhenti berjalan. Jengah, Aisha menepisnya secara kasar, lalu berbalik badan menghadap Widuri. "Apa sih, sakit tahu!" Menghela napas dalam-dalam. Kali ini Widuri menatap manik mata Aisha dengan lembut. "Gue minta tolong, masalah kemarin jangan diberitahu ke siapa pun, cukup kita berdua saja yang tahu," ujarnya menunduk, menyembunyikan rasa malu yang tiba-tiba menderanya. "Masalah yang mana?" Aisha menyilangkan tangannya di dada. Widuri menarik napas, dia tahu persis Aisha tahu apa yang sedang dibicarakannya. Namun, dia tetap menjawab, "Apa yang udah lo liat kemarin. Di mobil bokap gue ...." "Oh, itu. Sekarang gue ngerti kenapa lo ngejelek-jelekin ayah gue. Karena papa lo itu nggak sehebat ayah gue. Papa lo pengkhianat ...." "Ais ...
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status