Beranda / Pernikahan / SUAMI YANG SEMPURNA / POV KEVIN : AKU DI SINI, SAYANG

Share

POV KEVIN : AKU DI SINI, SAYANG

Penulis: Princess Aldan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dua hari setelahnya, saat keadaan asap di Pekanbaru mulai membaik dan bandara kembali dibuka, aku pulang ke Jakarta. Berusaha mengesampingkan perasaan cemasku dan fokus saat membawa lebih dari 150 penumpang.

Ketika baru memasuki rumah mertuaku, aku langsung disambut pelototan tajam dari Papa.

"Mau apa kamu ke sini? Sudah ingat kamu dengan istrimu?" tanya beliau sarkastis.

Aku meletakkan koperku di lantai, kemudian berjalan mendekat---menyalami tangan Mama dan Papa dengan sopan.

"Kedatangan aku ke sini ingin melihat keadaan Reyna. Aku sudah tahu kalau dia baru saja keguguran," jawabku tidak enak hati.

"Sudahlah, pulang saja kamu. Kami bisa merawat Reyna dengan baik tanpa kehadiran kamu." Papa mengibaskan tangan malas, ingin berbalik. Tapi aku segera menahan tangan Papa.

"Pa, aku mohon. Kasih aku kesempatan untuk bertemu dengan Reyna, bagaimana pun juga dia adalah istriku "

Mata Papa melotot tajam, menepis sentuhanku dengan kasar. "Saya sudah memberikan tanggung jawab Reyna sepen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMI YANG SEMPURNA    KITA AKAN SELALU BERGANDENGAN TANGAN SAMPAI TUA

    Aku duduk termenung di atas ranjang dengan pandangan kosong, memperhatikan layar televisi yang menayangkan acara reality show tanpa minat. Kevin datang menghampiriku sambil membawakan sebuah nampan yang berisi piring makanan dan juga minuman. Dia duduk tepat di sebelahku. "Sayang, kamu makan dulu, yuk. Dari kemarin kamu belum makan, kan?" Aku hanya diam dan terus menatap lurus ke depan. "Sayang...." Kevin menyentuh pipiku lembut, ia menyodorkan satu sendok makanan di hadapanku. Mendadak, aku langsung memandang wajah Kevin dengan air mata berderai. "Aku udah bunuh anak kita, Kevin." Aku mengingat kejadian itu terus-menerus, mendapatkan mimpi buruk yang sama setiap malam. Rasa bersalah terus menghantuiku dan mengikuti kehidupanku dari belakang. Kevin menghela napas, ia meletakkan nampan di atas nakas dan menarikku ke dalam pelukannya. "Kamu nggak membunuh siapapun, Sayang. Kepergian janin kamu sudah takdir Allah." "Kalau saja aku nggak melakukan tindakan bodoh seperti itu, pasti

  • SUAMI YANG SEMPURNA    BETAPA BERUNTUNGNYA AKU MEMILIKIMU

    "Kau mau bawa aku kemana, Kevin?" Hampir dua minggu sudah berlalu. Hari ini Kevin memintaku untuk berpakaian rapi, memakai dress yang tidak terlalu pendek, serta ada jaket kulit kesayangan Kevin yang menutupi tubuhku. Dan sekarang aku telah duduk di kursi depan mobil Kevin, dengan wajah bingung. Sedangkan Kevin sibuk memasang seatbelt ke tubuhku dan ke tubuhnya sendiri. "Kita mau jalan-jalan, Sayang, biar kamu nggak suntuk terus di rumah. Kamu mau nggak aku ajak jalan-jalan?" Aku hanya menganggukkan kepala, tanpa menatap matanya. "Kalau gitu, lepasin aku dulu. Gimana aku mau nyetir kalau kamu nempel terus kayak perangko?" Aku baru sadar kalau sejak tadi, aku terus memeluk lengan Kevin, meskipun ia duduk di kursi kemudi. Sampai-sampai posisi tubuhku bergeser miring. "Nggak mau, nanti kamu ninggalin aku." Kevin terkekeh seketika. "Mana mungkin aku bisa pergi, jelas-jelas badanku juga sudah diikat sama seatbelt." "Oh, iya." Aku langsung melepaskan lengan Kevin dan mengakui keb

  • SUAMI YANG SEMPURNA    CUMA KAMU YANG PANTAS MENJADI IMAMKU

    Kevin menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang. Tangan kanannya memegang remote televisi, mengganti channel berulang kali. Sedangkan tangan kirinya sibuk mengusap punggungku. Kini, aku berada dalam dekapan Kevin, kepalaku bersandar di dadanya, mataku terpejam dengan damai. Entah sudah berapa lama kami berada dalam posisi seperti ini. Suara perut keroncongan Kevin berhasil menghancurkan suasana romantis yang seharusnya terjadi. Kelopak mataku terbuka perlahan, menatapnya dengan jengkel. "Hehe, lapar, yang." Kevin terkekeh geli. "Jangan aneh-aneh, deh. Ini udah tengah malam, di rumah Mama nggak ada mi instan, karena Papa melarang kami semua makan mi," ucapku yang dibalas dengan wajah cemberut oleh Kevin. "Terus aku makan apa, dong? Kita keluar yuk, cari jajanan." Kevin berusaha membujukku. "Aku nggak mau. Udah enakan gini, tidur sambil pelukan sama kamu." Suara televisi menemani keheningan kami. Sampai ucapan Kevin muncul merusak suasana. "Rey, Minggu depan aku udah harus bal

  • SUAMI YANG SEMPURNA    SEMUA BUTUH PROSES

    "Jangan diliatin terus kacanya, nanti pecah."Kevin mencibirku sambil terkekeh geli. Selama perjalanan pulang, yang aku lakukan sejak tadi hanya berkutat pada cermin. Memperhatikan wajah imut-imut seorang Reyna saat memakai jilbab."Ternyata aku cantik juga ya, pake jilbab gini. Pipiku jadi kelihatan tirus, hehehe."Tangan Kevin terulur ke samping, mencubit pipiku. "Alangkah bagusnya lagi kalau kamu pake jilbab itu diniatkan dari hati, bukan semata-mata karena trend. Nanti kalo zaman udah berubah dan trendnya lebih modern, ngikutin gaya Victoria Beckham, yang ada kamu malah milih buka jilbab dan aurat lagi. Coba pikirkan nilai positif memakai jilbab."Misalnya, kamu lebih bisa dihargai sebagai wanita, cowok-cowok jahil jadi males gangguin kamu, terus kepribadian kamu bakalan bisa berubah dengan sendirinya. Mau bicara judes, malah segan, mau bicara yang jelek-jelek pasti jadi segan juga."Jilbab itu untuk melindungi keindahan muslimah, bukan sebagai alat perhiasan. Karena kecantikan ya

  • SUAMI YANG SEMPURNA    MENANGISLAH, SAYANG

    Sakit yang aku alami saat menstruasi semakin bertambah parah. Selama satu sampai tiga hari berturut-turut, aku merasakan nyeri dan kejang-kejang di bagian otot perut dan bagian panggul. Setiap melakukan aktivitas, rasa sakit itu membuatku hampir pingsan.Beberapa bulan yang lalu pasca keguguran, aku pernah melakukan USG. Dan indung telurku dinyatakan bersih.Kali ini, aku kembali mengunjungi rumah sakit. Ingin memastikan bahwa keadaanku baik-baik saja. Setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter dan melakukan prosedur pemeriksaan. Ternyata aku didiagnosa terkena kista endometriosis. Kenyataan tersebut berhasil mengguncang duniaku.Meski penyakit itu tidak mematikan, namun dapat mengganggu kesuburan wanita. Juga dapat menyebabkan tidak berfungsinya beberapa organ reproduksi wanita, dan proses pembuahan mengakibatkan janin akan sulit terbentuk. Menurut beberapa artikel yang aku baca, pengidap endometriosis akan sulit mendapatkan anak.Tapi dokter menjelaskan, "Bagi penderita endometri

  • SUAMI YANG SEMPURNA    PESONA AISHA

    Menit-menit berikutnya, suara tangisan bayi memenuhi ruangan. Terburu-buru, Bunda Aria berlari menghampiri ruangan tersebut. Begitu juga dengan aku dan Kevin yang mengikuti.Bunda Aria mengangkat bayinya dari box dan membawanya ke dalam gendongan. "Cup, cup, anak Bunda nggak boleh nangis, ya."Tangisan bayi itu semakin pecah. Aku memperhatikan wajah di mungil dengan takjub. Menggemaskan sekali. Ada kesedihan yang tersirat di mataku.Paham dengan gestur tubuhku, Kevin langsung merangkulku, mengusap lenganku pelan dan lembut.Aku menarik napas, untuk menenangkan diri. "Jenis kelaminnya apa, Bun? Umur bayinya berapa?" tanyaku sambil melihat bayi mungil tersebut."Jenis kelaminnya perempuan, Rey. Umurnya sudah delapan bulan. Ibu dan ayah kandungnya udah lama meninggal, kerabatnya juga nggak ada."Kontan aku menatap Bunda Aria muram. "Kasihan banget ya, Bun. Anak sekecil ini udah nggak punya siapa-siapa lagi. Namanya siapa, Bun?"Bunda Aria hanya terdiam, menahan napasnya beberapa detik, s

  • SUAMI YANG SEMPURNA    ULANG TAHUN AISHA

    Usia Aisha kini sudah menginjak dua belas bulan. Dan sekitar empat bulan pasca aku menjalani operasi laparaskopi, keadaanku mulai membaik, hampir setiap minggu aku menjalani beberapa pengobatan dan konsultasi dengan dokter. Semenjak kehadiran Aisha, aku tidak merasa kesepian lagi setiap Kevin pergi bertugas. Hari-hari yang aku lalui hanya sibuk memperhatikan perkembangan Aisha. "Assalamu'alaikum...." Aisha melonjak kegirangan di tempat tidur saat melihat kehadiran Kevin. Kebiasaan buruk Kevin kalau sudah tidak dapat membendung kerinduannya lagi pada Aisha adalah dia langsung meletakkan kopernya di lantai begitu saja, melepas topi, jas, sepatu dan membuangnya sembarang tempat. Lalu merebahkan diri di atas tempat tidur sambil menciumi wajah Aisha habis-habisan. Sebagai seorang istri, tugasku adalah merapikan semua pakaian Kevin, membawakannya teh hangat, dan menyiapkan air hangat untuk Kevin mandi. "Air hangatnya sudah siap, kamu mandi, gih." "Nanti aja, Sayang, masih mau main-mai

  • SUAMI YANG SEMPURNA    KEJUTAN BUAT KEVIN

    "Assalamu'alaikum...." Mendadak muncul suara di ambang pintu. "Yaaah!" Aisha melonjak kegirangan, nyaris jatuh dari tempat tidur. Untungnya Kevin berhasil meraih tubuh Aisha dan membawanya terhempas bersama di atas tempat tidur. "Kalau Ayah ucap salam, Aisha harus balas salam Ayah. Gimana, Nak? Wa'alaikum...." "Kum," jawab Aisha nyaris tanpa suara. "Eh, salah, Nak. Ulangi lagi, wa'alaikum...." "Ayaaam." "Pinter anak Ayah. Tos dulu...." Kevin mengangkat telapak tangannya tinggi-tinggi. Aisha tertawa girang setelah berhasil menempelkan telapak tangannya dengan Kevin. "Aisha kangen sama Ayah, ya?" Aisha tidak menjawab, dia asyik memainkan topi pilot Kevin. Menggigit ujungnya. "Aisha baru selesai mandi ya, Nak? Harum banget. Siapa yang mandiin Aisha?" Kevin mengendus leher Aisha yang beraroma bedak bayi. "Nda ...." Aisha mengacungkan jarinya ke arahku, namun matanya masih fokus pada topi pilot Kevin. "Oh, Bunda, ya." Kevin terdiam sejenak saat melihat tatapanku yang kesal. "

Bab terbaru

  • SUAMI YANG SEMPURNA    SETIAP ORANG PUNYA MASALAH

    Aisha dan Widyo langsung merangkul Widuri, dan membawanya ke UKS. "Gue nggak peduli kalau artikel-artikel menyatakan, marah itu bisa bikin kita cepat tua. Sumpah, gue nggak peduli bakalan cepat tua dari umur gue yang seharusnya kalau sikap mereka kayak gini terus. Kita sebagai murid-murid berhak dapat perlindungan dari para pembully di sekolah!" Aisha terus meracau tidak jelas saat mereka sudah berada di UKS. Sementara, Widuri meringis kesakitan saat Widyo mengobati lututnya perlahan dengan obat merah. "Ini pertama kalinya sejak Aisha masuk sekolah, dia kembali melawan teman-temannya. Biasanya dia cuma diam aja kalau dibully sama mereka." Widyo berbicara kepada Widuri. "Lo harus bersyukur punya temen kayak Aisha yang rela mencelakai dirinya sendiri demi melindungi orang lain." Widuri hanya diam. "Wid ...." Aisha menepuk pundak Widuri. "Kalau ada yang nyakitin Lo dan bikin lo menderita lagi, Lo tinggal lapor sama gue. Kita nggak boleh kelihatan lemah di hadapan mereka. Karena

  • SUAMI YANG SEMPURNA    KAMU SELALU ADA UNTUKKU

    Widyo membawa Aisha menuju belakang sekolah. Duduk di sebuah kursi kayu panjang yang berada di bawah rimbunan pohon. Tak ada orang lain di sini kecuali hanya mereka berdua. "Kenapa kakak bawa gue pergi? Kalau Kakak nggak nahan gue, mungkin gue udah bisa nonjok muka cowok sialan itu habis-habisan." Aisha terus meracau sembari menangis sesenggukan. Widyo hanya tertawa tanpa berkomentar hingga menunggu beberapa menit sampai Aisha merasa tenang kembali. "Udah puas nangisnya? Hapus air mata lo. Sama sekali nggak berguna dan hanya bikin lo keliatan jadi lemah." Widyo mengulurkan sapu tangannya. Aisha menerima saputangan itu. Langsung menyemburkan ingusnya kuat-kuat. Widyo tidak merasa jijik. Justru terkekeh geli. "Kakak ngetawain gue?" Aisha menoleh ke arah Widyo. Kesal. Widyo hanya menggeleng. "Terus kenapa Kakak ketawa?" Widyo kembali menggeleng. Melipat mulutnya rapat-rapat. "Ternyata selain bisa ngomong, Kakak juga bisa ketawa. Hebat." Widyo mengerutkan alisnya bingung. "

  • SUAMI YANG SEMPURNA    BAHAGIA ITU KITA YANG CIPTAKAN

    "Sebenarnya aku takut ke sekolah." Begitu penuturan Aisha saat mereka sedang sarapan pagi bersama. Tanpa kehadiran Kevin dan Ari karena keduanya --- lagi-lagi --- pergi melakukan rute penerbangan. Hanya ada Reyna dan Aydan di ruang makan sembari menatap Aisha dengan mata melotot lebar. "Kenapa kamu takut sekolah, Sayang?" Reyna berhenti menyentuh makanannya. "Aku takut kalau tahu tentang kejadian ini dan mereka bakalan meledek aku habis-habisan," desis Aisha lagi dengan suara parau. Pelan-pelan menggigit roti selainya meski tanpa selera. "Mbak, mau denger cerita lucu nggak. Kemarin di sekolahku ada cewek tomboy, terus dia ngelempar sebelah sepatunya ke arah Ay supaya dapat perhatian Ay. Tapi Ay diemin aja dan sengaja nendang sepatunya ke arah tong sampah. Terus dia marah-marah sambil teriak 'awas lu ye. Besok gue lempar sekalian pake kaos kaki biar lo kesemsem. Gua sumpahin lu suka sama gua, terus gua tolak lu mentah-mentah'." Jeda lima detik. "Alasan Ay semangat sekolah hari i

  • SUAMI YANG SEMPURNA    KEMBALILAH KE RUMAH, ANAKKU

    Ada cinta yang berakhir dengan kesedihan. Ada cinta yang rela untuk dilepaskan dan ada cinta yang patut untuk dipertahankan. Tantri harus menerima kenyataan kalau dia harus rela melepaskan Aisha, karena gadis itu bukan ditakdirkan bersamanya. Begitu pula dengan Aisha yang akhirnya paham meskipun telat menyadari; kalau tak ada pelukan yang paling hangat selain keluarga. Dan tak ada tempat yang paling nyaman selain rumah sendiri. Karena keluarga akan tetap menjadi rumah terbaik bagi setiap insan. "Dengarkan Ayah baik-baik, anakku. Sampai kapan pun, meski di dunia ini lahir beribu anak, tetap Aisha kesayangan Ayah sama Bunda, tetap Aisha yang Ayah mau di bumi, dan tetap Aisha yang akan kami jaga hingga dewasa nanti. Semua tetap sama, nggak ada yang berubah. Kalau ada yang bilang Aisha anak haram, nggak jelas asal-usulnya, atau anak pungut. Mereka salah besar, karena Ayah dan Bunda Aisha itu cuma satu, yaitu kami. Aisha punya Bunda yang hebat dan pinter masak, Aisha juga punya Ayah seor

  • SUAMI YANG SEMPURNA    BUNDA, TOLONG AKU!

    Kevin langsung memasuki kamarnya. Ia melihat Reyna tidur di sudut kasur sambil menghadap ke dinding, Kevin langsung naik ke atas ranjang dan memeluk tubuh Reyna dari belakang. "Are you okay, Bun?" Buru-buru Reyna menghapus air matanya. Dia berbalik untuk berhadapan dengan Kevin. "Kamu sudah pulang, Mas?" "Jangan suka mengalihkan pembicaraan. Nih lihat, aku bisa ngerasain bekas air mata kamu." Kevin mengusap wajah Reyna. "Kenapa, Bun? Coba cerita sama aku selagi aku di sini. Ntar kalau aku udah terbang jauh, kamu malah suka rindu." Reyna mencubit perut Kevin dengan gemas. "Ge-er kamu!" Kevin tertawa. "Kamu tahu apa yang Aydan biang waktu denger kamu nangis?" Reyna diam. "Aydan sedih karena dia gagal bikin kamu bahagia. Ketika kamu menangisi satu anak yang sama sekali nggak mikirin kamu, tanpa kamu sadari ada anak lain yang sedang menangis karena kamu." Lalu yang terjadi, Reyna justru kembali terisak. "Aku kangen Aisha, Mas. Aku kangen dia. Kenapa dia nggak pernah angkat telepon

  • SUAMI YANG SEMPURNA    AYAH, AKU RINDU

    Tantri benar-benar malu harus dipanggil ke sekolah akibat kenakalan bukan karena prestasi Aisha. "Kamu itu udah gede, Aisha. Memangnya nggak malu berantem kayak sinetron di sekolah?" ujarnya saat mereka berada di parkiran sekolah Aisha. "Bukan aku yang mulai duluan, tapi cewek sok kecakepan itu." Aisha menjawab dengan kesal. "Kenapa lo belain gue?" tanya sebuah suara dari belakang mereka. Aisha dan Tantri berbalik, lalu mendapati Widuri berdiri dengan mata sembab. "Gue bukan belain lo. Gue cuma nggak suka ada yang ikut campur sama masalah orang lain. Merasa dirinya itu udah paling benar aja," balas Aisha ketus. "Gue pikir lo bakal balas dendam sama gue, untuk apa yang udah gue lakuin ke lo," ujar Widuri lagi sambil kedua tangannya mengepal. Malu rasanya dibela oleh orang yang sudah dia buat rumit hidupnya. Jika saja, Widuri tidak memberitahu teman-teman bahwa Aisha adalah anak pungut, mungkin gadis itu masih tinggal bersama keluarganya. Kau tahu, rasa iri memang sangat berbahaya

  • SUAMI YANG SEMPURNA    KAMI SEMUA SAYANG BUNDA

    Sesampainya di rumah, Reyna langsung duduk di sofa. Hati, perasaan, dan pikirannya sudah teramat lelah. Mbok Imah masuk ke ruang tengah sambil membawa nampan berisi dia gelas air putih. "Sepertinya Ibu capek banget, ya. Mau tak pijitin ndak? Kebetulan kemarin saya habis bawa minyak urut paling yahud dari kampung." Mbok Imah langsung mengambil posisi di hadapan Reyna. Membungkuk sampai berhadapan dengan sepasang kaki Reyna. "Minyak urut ini terkenal mahal lho, Bu. Saya belinya sama Mbah Erot. Konon katanya si Mbah Erot punya kekuatan magic yang super duper ampuh!" "Jangan mau dipijitin pake minyak urutnya Mbok Imah, Bunda." Aydan ikut nimbrung duduk di sofa sebelah Reyna. "Kalau Mbok percaya sama hal-hal magis, itu namanya syirik. Pasti di dalam botol minyak urutnya Mbok Imah banyak setan dan jin yang lagi berenang." ", moso sih, Den? Emang mereka bisa berenang?" Wajah Mbok Imah teramat polos ketika memperhatikan botol minyak urut tersebut. Aydan mengangguk, semakin mengelabui Mbok

  • SUAMI YANG SEMPURNA    KENYATAAN YANG MEMBUAT LUKA

    "Maafin Reyna, ya. Dia bersikap seperti itu karena dia terlalu menyayangi Aisha." Kevin mengambil posisi duduk di sebelah Tantri. "Aku mengerti, Vin. Aku juga ingin melakukan yang terbaik untuk Aisha." Suara Tantri bergetar. "Aku sayang sama Aisha, sudah menganggapnya seperti anakku sendiri." "Kamu tahu, Tan ...." Kevin mulai memberinya nasihat, "butuh waktu bertahun-tahun bagi Reyna untuk bikin Aisha nyaman dengannya. Tapi, sampai saat ini pun, Reyna masih saja merasa gagal. Padahal menurutku, semua ini hanya masalah waktu. Aisha masih belum beranjak dewasa. Maka dari itu mengapa kesabaran orang tua itu begitu penting." "Mungkin, aku memang nggak lantas menjadi seorang ibu, Vin." Tantri mengelap matanya yang terus basah. Ada rasa sakit yang tiba-tiba mengimpit dadanya mengingat kenyataan itu. Sejujurnya Kevin tidak tega melihat hal ini. Ia berusaha menenangkan Tantri, mengangkat tangan kanannya untuk mengusap punggung Tantri. "Nggak ada perempuan yang nggak lantas menjadi seoran

  • SUAMI YANG SEMPURNA    KELALAIAN TANTRI

    Di kelas lain, gosip tentang Aisha ikut jadi pembicaraan dan beredar luas. Bahkan gosipnya sampai heboh ke kelas 12. Lebih tepatnya, dibicarakan oleh rombongan cowok yang mengidolakan Aisha. "Jadi benar, kalau Aisha anak kelas 10 itu anak adopsi, ya?" tanya Arjun pada Bima --- yang selama ini dikenal sebagai fans berat Aisha. "Menurut kabar yang beredar sih, begitu. Katanya Aisha itu cuma anak pungut, bukan anak kandung ayahnya yang pilot itu. Intinya, gue nggak perlu punya Alphard dulu kalau suka sama dia, hahaha." Bima tertawa pelan. "Serius lo?" Ardian meninggalkan buku yang sedang dia baca, lalu menatap temannya lekat-lekat. "Jangan pada gosipin oranglah, dosa. Lagian, mau dia anak adopsi atau bukan, dia tetap cewek manis yang pintar kan, Bim." sambung Yudi lagi, yang langsung dibalas anggukan oleh Bima. Pada saat semua teman-temannya sibuk menceritakan Aisha, di tempat yang sama, Widyo justru melakukan hal yang berbeda. Dia hanya diam. Meskipun memakai earphone, dia masih bi

DMCA.com Protection Status