All Chapters of Perjalanan Waktu Istri yang Dikhianati: Chapter 71 - Chapter 80

102 Chapters

Kisah Cinta Martin Dan Sinta

1991 Kejadian Sebelum Diara Pergi Ke Masa Lalu Martin. Seorang buruh pabrik biasa. Tidak pernah merokok. Atau mengkonsumsi minuman keras. Dia dikenal sangat pendiam. Rekan kerjanya, satu pun tidak ada yang tahu tentang kehidupannya. Pun dengan kehidupan percintaannya. Banyak gadis yang mendekatinya. Tapi, satu pun tidak ada yang menarik perhatiannya. Setidaknya, sampai ia bertemu dengan Sinta. Martin selalu lewat lapangan bola basket—tempat di mana Sinta selalu berlatih basket dengan Tomi. Ia selalu menghentikan laju sepeda onthel-nya, setiap ia melihat Sinta ada di lapangan tersebut. Memandangi Sinta, sampai dia pergi dari lapangan. Seperti saat ini. Bola basket menggelinding ke arah Martin. Ia segera turun dari sepeda. Mengambil bola tersebut, bersamaan dengan Sinta berlari ke arah dirinya. "Oh, terima kasih." Sinta mengulurkan tangan. "Oh, ini." Martin memberikan bolanya. Senyum Sinta membuat jantung Martin berdegup dengan kencang. "Na-Namamu.." Sinta yang tadinya suda
last updateLast Updated : 2024-09-03
Read more

Kriminal Yang Ingin Di Cintai

Sudah 3 hari, sejak Martin di tangkap. Sinta mengurung diri di dalam kamar. Pertama kalinya, ia bolos sekolah. Telepon dari kawan-kawannya, ia abaikan.Bahkan, ia juga tak menghiraukan, Diara yang ada di depan rumahnya saat ini."Sinta.. Ranti sejak tadi menunggumu di depan. Temui dia sebentar," kata Sang Ayah, berdiri di ambang pintu kamar Sinta.Sementara, Sinta menutupi wajahnya dengan bantal."Sinta.. ayolah.""Aku tidak mau! Usir saja dia!" pekik Sinta.Sikap yang tak pernah di tunjukkan Sinta itu, membuat Sang Ayah terkejut. Pun, dengan Diara yang berdiri di pintu depan. Mendengar pekikan Sinta, ia merasa kesal. Berjalan mendekati Ayah Sinta. Menepuk bahunya. Agar Ayah Sinta mundur."Kenapa kau tidak ingin bertemu denganku?"Sinta yang mendengar suara Diara, menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya."Pergi. Aku tidak ingin bicara denganmu.""Kenapa kau tak ingin bicara denganku?""Karena aku telah membuat hidupmu hancur? Membuat kejahatan Martin terungkap?""Pergi. Aku benar-
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Misteri Terbunuhnya Sinta

2024Pukul 20.15. Rendi banyak termenung hari ini, setelah mendengar, jika Diara adalah anak Haris. Desahan panjang terus terdengar darinya. Duduk di tepi ranjang. Sembari, membawa buku harian Ranti.Di detik selanjutnya, ia membuka buku harian. Tepat di halaman, di mana pesan Diara tertulis."Kau baik-baik saja di sana, Diara? Kenapa kau tidak menuliskan pesan lagi? Aku.. benar-benar khawatir padamu."Kembali terdengar desahan panjang darinya."Ren.. kau tidak makan malam?" tanya Darel. Masuk ke dalam kamar."Tidak. Kau makan saja.""Kenapa? Memikirkan Diara?"Rendi diam."Hei.. kau mengenalnya lebih lama dari aku. Seharusnya, kau tahu.. dia adalah gadis yang kuat. Di manapun dia berada, dia pasti bisa bertahan.""Tetap saja, aku khawatir dengannya. Di masa lalu.. dia berhadapan dengan seorang pembunuh berantai."Darel mengangguk samar."Tapi, aku tetap yakin. Dia.. akan baik-baik saja.""Aku harap juga begitu.""Sudah jangan terlalu banyak melamun. Ayo makan bersama dengan yang lai
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Misteri Terbunuhnya Sinta Part 2

Sekitar pukul 14.45. Diara tiba dirumah Sinta. Mengetuk pintu. Sementara itu, Haris gelisah di ruangannya. Menggenggam alat yang di gunakannya untuk membuka pintu waktu. Sesekali mendesah panjang."Apa yang kau lakukan Haris? Cepat selamatkan Diara," gumamnya pada diri sendiri.Lantas, ia menekan tombol pada alat tersebut. Dan, menghilang seperti debu yang tertiup angin.Sedangkan, Diara masih mengetuk pintu. Cukup lama. Mengintip di jendela. Sepi. Tidak ada siapapun. Ia menyipitkan mata. Melihat beberapa barang berserakan di lantai. Ia yang sedikit curiga, akhirnya memutuskan untuk mencoba membuka pintu. Dan, ternyata tidak terkunci.Diara masuk ke dalam. Bersamaan dengan, wanita paruh baya, yang berpapasan dengannya tempo hari, melihatnya masuk ke dalam rumah Sinta.Wanita itu terbelalak. Buru-buru memutar haluan. Berjalan cepat. Menuju rumahnya, yang berada di tepat di sebelah rumah Sinta. Menelepon kantor polisi."Halo.. aku rasa.. mereka akan bertengkar lagi! Kali ini, perasaanku
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Kisah Farel dan Keluarganya

1971Pukul 01.30 seorang bayi laki-laki lahir dengan normal. Di dalam kamar mewah milik orang tuanya.Adalah Sonia dan Kardi. Pasangan sukses, kaya raya di kampungnya. Perkebunan kelapa sawit, yang di wariskan oleh Almarhum Ayah Sonia, berhasil di besarkan oleh keduanya. Ekspor dan Impor juga berhasil di lakukan.Semua orang iri pada Sonia. Mendapat seorang Kardi yang tampan, setia dan sangat menyayangi keluarganya. Setidaknya, itu yang terlihat saat ini.Dulunya, Kardi hanyalah buruh di pabrik tembakau Ayah Sonia, yang sekarang sudah gulung tikar. Karena, keuletan dan kerja kerasnya.. Ayah Sonia menjodohkan Kardi dengan anak semata wayangnya itu. Tidak ada paksaan. Karena, memang mereka juga saling menyukai.Ayah Sonia meninggal 3 tahun yang lalu, karena serangan jantung. Dan, Ibunya baru 1 tahun yang lalu meninggal. Karena, kematian Ayah Sonia yang mendadak, menjadikan dirinya depresi.Sonia memberikan ASI pertamanya, untuk bayi laki-lakinya, setelah di mandikan oleh dukun bayi. Dan
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

Tragedi Cinta Segitiga

Sonia mengabarkan pada seluruh warga kampung, tentang perselingkuhan Kardi dan Ratmi.Warga berbondong-bondong pergi ke rumah Pak Lurah. Memaksa Pak Lurah agar melepas jabatannya. Dan, mengusir Ratmi dari kampung.Beberapa warga pria, menyeret Ratmi dari rumah yang diberikan oleh Kardi. Mendorongnya. Hingga, ia jatuh terjerembab. Di dekat Ayahnya.Ratmi hanya memakai kamisol hitam dan jarit cokelat gelap. Rambutnya pun tak sempat ia gulung."Anakmu sudah membuat malu warga kampung! Tidak sepantasnya, anak perawan bermain api dengan pria yang sudah memiliki istri!" kata salah satu laki-laki, berkulit eksotis. Bertelanjang dada. Memakai celana kain hitam, panjang."Susilo! Kau harus bertanggung jawab! Kau sudah tidak pantas menjadi kepala desa di sini! Kami menuntut mu, agar melepas jabatanmu!"Susilo. Pria paruh baya, berwajah licik. Berkumis tebal."Mereka saling mencintai. Apa tidak sebaiknya, kita biarkan mereka?" kata Susilo.Semakin menyulut emosi para warga."Kau sudah tak waras,
last updateLast Updated : 2024-09-09
Read more

Terciptanya Seorang Psikopat

Hujan rintik-rintik. Para warga berkumpul di pemakaman. Mengelilingi tanah yang berlubang. Ukuran 2,5 × 1,5. Jasad Sonia yang sudah terbujur kaku. Di bungkus kain mori.Kardi berpura-pura sedih. Ikut turun untuk menyerukan adzan. Setiap manusia yang lahir, tidak memakai sehelai pun benang. Seorang Ayah akan menyerukan adzan di telinga kanan. Sementara, iqamah di telinga kiri. Pun, saat jiwa manusia meninggalkan tubuhnya. Tidak ada satu pun harta yang bisa di bawanya. Pakaian kesukaan miliknya pun, di tinggalkan begitu saja. Di mandikan. Sebagaimana, ketika bayi juga di mandikan. Dan, semua yang berasal dari tanah—akan kembali ke tanah.Kardi sudah selesai mengumandangkan adzan untuk Sonia. Satu-satu para Bapak yang membantu meletakkan jasad Sonia ke liang kubur, naik ke atas.Ketika Kardi akan naik ke atas, seseorang yang mengulurkan tangan untuk menolongnya, di tarik oleh Farel."KUBUR DIA BERSAMA IBUKU! DIA TAK PANTAS HIDUP!" teriak Farel."Farel? Dari mana saja kau? Kenapa kau baru
last updateLast Updated : 2024-09-10
Read more

Balas Dendam

"Kenapa Ibu suka mendengarkan lagu?" tanya Farel, yang kala itu masih berusia 6 tahun. Duduk di sebelah Sonia."Lagu.. memiliki melodi yang indah. Juga, lirik yang menyenangkan. Hati Ibu.. merasa tenang, ketika mendengar alunan musik yang tenang. Beban dan masalah Ibu rasanya hilang seketika. Seperti, saat Ibu melihatmu. Kau.. seperti lagu cinta yang indah bagi Ibu."** "KARDI!"Kardi yang baru saja akan memilih tempat duduk, menengok. Dan, terkejut melihat Farel ada di luar restoran. Segera menghampirinya."Farel? Ini benar, kau? Astaga.. aku sudah lama mencarimu. Kemana saja kau selama ini?"Kardi memeluk Farel, yang hanya diam saja. Sementara, Dian yang melenggang santai dengan melipat tangan di dada, menatap kesal pada Farel.Penampilannya sudah tak seperti dulu. Pun, juga tak menggambarkan pribadi Dian. Dia meniru gaya berpakaian Sonia. Senang memakai gaun panjang, di bawah lutut. Mengembang di bawah. Ketat di atas. Bermotif bunga. Rambut di gulung menjadi satu. Dan, memakai ban
last updateLast Updated : 2024-09-11
Read more

Balas Dendam Part 2

Setelah membalas dendam pada beberapa warga kampung, Farel kembali ke rumah Bu Lia. Pagi-pagi. Setelah membersihkan darah dari tubuhnya, dan berganti pakaian. Bukan darahnya tentu saja. Percikan-percikan darah dari Dian, Sarmi, dan beberapa warga desa yang di bantainya."Farel? Dari mana saja kau?" tanya Bu Lia, membuka pintu.Farel diam. Menggandeng tangan Bu Lia. Masuk ke dalam kamarnya."Duduk," pinta Farel."Ada apa, Farel?"Bu Lia duduk di kursi kayu cokelat, yang memiliki sandaran. Sementara, Farel mengambil tas, yang ia letakkan di bawah ranjang. Mengeluarkan bajunya. Dan, satu baju yang di gulungnya rapi. Di bukanya.Bu Lia segera terkesiap."Farel.. perhiasan dan uang milik siapa ini?""Ini semua adalah milik Ibuku. Dan, sekarang akan menjadi milik Bibi.""Apa? Kenapa kau memberikannya padaku?""Pakailah ini untuk kebutuhanmu. Membeli rumah.""Tidak, Farel. Aku tidak membutuhkan ini.""Bibi.. tolong terima. Selama ini, kau memberiku tempat tinggal, makan dan merawat ku. Seka
last updateLast Updated : 2024-09-12
Read more

Trauma

1989Sejak menghilangkan nyawa pelanggan pertamanya tahun lalu, Farel mula mengincar siswi SMU 999, yang gedung sekolahnya, hanya berjarak beberapa meter dari toko kasetnya.PTSD ; POST TRAUMATIC STRESS DISORDER ; Kondisi masalah mental yang terjadi karena seseorang mengalami kejadian traumatis. Adalah yang di alami oleh Farel. Menghidupkan peristiwa traumatis, yang pernah di alaminya. Seakan peristiwa tersebut terjadi lagi. Yaitu, kejadian saat Dian membunuh Sonia.Penderita PTSD tidak bisa di abaikan. Dan, harus segera di tangani. Hanya saja, medis di Indonesia dulu belum semaju sekarang. Dan, Farel juga tak pernah menceritakan itu pada orang lain. Kecuali, Martin. Pertemuan pertamanya dengan Martin, adalah di bulan Desember, tahun kemarin.**Pukul 22.00. Martin baru saja pulang kerja. Mengendarai sepeda onthelnya. Ia mengayuh sepedanya dengan cepat. Seolah-olah, ia takut akan sesuatu."Hei, bodoh! Kenapa cepat sekali?!" pekik, kawan kerjanya, yang membuntuti. Juga, memakai sepeda
last updateLast Updated : 2024-09-13
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status