All Chapters of Perjalanan Waktu Istri yang Dikhianati: Chapter 91 - Chapter 100

102 Chapters

Antara 1992 & 2024

Alasan kenapa Haris memaksa untuk Ranti tinggal di masa depan dengannya adalah untuk menghindari takdir Ranti yang tragis.Ia tidak bisa melihat Ranti terus menerus meregang nyawa di masa itu.Kali pertama, adalah kejadian di rumah Farel. Ketika itu, Haris 1991 ; Haris muda muncul tepat waktu. Saat Ranti, menggeliat tergantung di udara. Ia segera memeluk kaki Ranti. Dan, berjinjit untuk mengangkatnya."Ranti! Ranti! Sadarlah!"Ranti batuk-batuk. Dan, menarik napas panjang."Ranti, kau bisa mendengar ku?""I-iya.""Kau bisa melepaskan tali di lehermu itu?"Ranti diam. Hampir hilang kesadaran lagi."Ranti! Sadarlah! Aku mohon!""Aku.. lemas sekali.""Kau harus bisa, Ranti! Aku tidak tahu, apakah ini benar.. tapi.. ingatlah anakmu, Ranti! Dia menunggu di sana! Kau harus kuat demi anakmu!""Diara.." katanya lemas."Ya! Diara! Dia masih kecil. Dia masih membutuhkan sosok Ibunya! Bertahanlah, Ranti! Aku mohon."Ranti berusaha membuka matanya yang sudah sayup. Mengumpulkan sisa-sisa kekuatan
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Berusaha Merubah Takdir

Hari ke-2Telepon di ruangan Haris berdering. Ia yang saat itu tengah memberi cap di beberapa berkas, lambat untuk mengangkatnya."Halo?""Tahun berapa sekarang?""Kau lagi? Aku sibuk!""Tunggu! Jangan tutup teleponnya!""Dengar.. aku tidak akan percaya pada dengan ka-""Tanda lahir di pinggang kiri!""Hah?""Kau..maksudku, kita.. memiliki tanda lahir di pinggang kiri. Bentuknya seperti genangan air. Dan, berwarna cokelat mentah."Haris 1992 mendengus."Kau.. benar-benar psikopat, eh? Kau sampai mencari tahu, di mana letak tanda lahirku. Katakan.. siapa yang memberi info seperti itu?""Tidak ada yang memberitahuku!""Lalu, bagaimana kau bisa tahu?!""Karena aku adalah kau! Oh, Tuhan.. aku benar-benar lelah dengan diriku yang masih muda."Haris 1992 berdeham."Sebenarnya, apa yang kau inginkan?""Di sana.. masih tahun 1992, kan?""Ya. Dan, hari kemarin.. kau meneleponku.""Wah, alat ini benar-benar akurat," gumamnya."Cepat katakan! Kau ingin apa? Uang? Mobil? Atau, apa?""Aku juga mem
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Berusaha Merubah Takdir Part 2

Hari ke-6"Aku sudah pergi ke sana hari ini. Dan.. mengintai sepanjang hari. Tapi.. Ranti tidak ada di sana. Apa mungkin kau salah?" tanya Haris 1992."Tidak. Kejadiannya memang di sana. Coba kau datang lagi esok hari.""Tidak bisa. Besok aku ada rapat dengan pemegang saham.""Hei, itu tidak penting. Kau harus selamatkan Ranti! Sebelum, semuanya terlambat!""Kalau kau benar diriku.. pasti kau tahu, alasan sebenarnya aku tidak bisa menghindari rapat itu.""Ya. Takut pada Ayah.""Jadi, maaf. Aku.. tidak bisa.""Hei.. ayolah.. ini yang terakhir.""Maaf."Telepon terputus.**D-DayPukul 07.00 pagi. Haris 1992 baru saja mengenakan kemeja putih. Jas abu-abu sebagai pelengkapnya."Ada telepon untukmu," kata Sekar. Masuk ke dalam kamar."Sambungkan ke kamar.""Baiklah."Sekar keluar dari kamar."Kau harus ke sana, malam ini!" ucap Haris 2024, begitu Haris 1992 mengangkat telepon."Sudah aku katakan, aku tidak bisa. Hari ini, ada rapat penting.""Kejadiannya malam hari. Kau datang saja ke san
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Takdir Yang Sulit Di ubah

"Haris.. kita perlu bicara," kata Sekar. Berdiri, agak jauh di belakangnya.Haris meletakkan kembali gagang telepon. Berbalik badan. Menatap Sekar lamat-lamat."Oh.. ada apa?"Sekar mendengus."Ada apa katamu? Dari mana saja kau?""Aku ada urusan.""Sangat penting urusanmu? Sampai, kau membiarkan Ayah dan Ibuku, menunggu di Restoran berjam-jam lamanya?"Haris tercengang. Menahan napas 1 detik."Ah.. maafkan aku. Aku.. lupa.""Lupa katamu? Tadi pagi, aku sudah mengingatkanmu, kan?""Iya. Aku minta maaf. Aku benar-benar lupa. Nanti, biar aku menelepon Ayah dan Ibu, hm?"Sekar mendesah kesal."Kau.. masih berusaha mencari Ranti? Itu alasanmu tak datang tadi?"Haris diam. Menundukkan kepala."Kau tidak bisa menjawab? Yang artinya.. kau memang sengaja tidak datang tadi, karena tengah mencari Ranti. Kau sangat tega sekali, Haris."Haris membasahi bibirnya. Berjalan mendekat pada Sekar."Sungguh.. maafkan aku. Bagaimana, aku bisa menebus kesalahanku?"Sekar mengerutkan dahi."Kau.. benar Har
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Rencana Pertama

Ketika manusia akan bertemu dengan ajalnya, maka.. akan di putarkan kisah hidupnya dari sejak ia di lahirkan, hingga di detik akhir hidupnya.Banyak manusia akan sangat menyesali perbuatannya semasa hidup. Tapi, juga akan banyak yang bersyukur dengan hidup yang ia jalani.Termasuk, manusia yang bergelar Ibu. Perjalanannya menjadi seorang Ibu, akan kembali di putar di hadapannya. Saat, berusaha untuk hamil. Lalu, mendapat kabar jika rahimnya sudah terisi malaikat kecil. Menjaganya sepenuh hati. Sampai, janin membesar dan sehat sempurna. Dan, ketika tiba janin tersebut di lahirkan. Bertaruh nyawa. Setengah mati. Menggendong bayinya pertama kali. Menyusui. Terjaga di setiap malam. Dia nikmati sendiri. Melihat senyuman pertama bayinya. Merasakan genggaman tangan mungil bayinya. Hingga, ia tumbuh besar. Kasih sayangnya, tak akan pernah pupus.Gambaran itu yang juga di lihat Ranti di sisa-sisa nafasnya, saat nyawanya hampir menghilang. Tersenyum dengan kesakitan. Tetesan air matanya untuk
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Rencana Pertama Part 2

Diara berada di markas DMA bersama yang lain. Mengulang kejadian, di saat mereka membahas kasus Rima. "Rima-""Anak kelas 2. IPA. Rambut keriting. Kulit sawo matang. Tinggi 145 senti. Menghilang 7 hari yang lalu. Saat perjalanan pulang sekolah," sahut Diara. Memotong kalimat Tomi."Yap. Betul kata Ranti.""Orang tuanya sudah melapor. Namun, polisi belum menemukan petunjuk. Karena, si pelaku tidak meninggalkan jejak," jelas Diara.Tomi mendengus."Terima kasih, Sayang. Kau menjelaskan dengan sangat sempurna."Diara menggerakkan dua alisnya ke atas."Tidak ada saksi?" Sinta bertanya.Tomi menggeleng. Dan, Diara mendesah singkat."Kali ini, kalimatku akan cukup panjang," gumamnya, dengan nada lelah."Dia menghilang saat pulang sekolah. Itu sekitar pukul 13.00. Di sekitar jam itu kemungkinan jalanan sepi. Tapi, tidak menutup kemungkinan ada pemakai jalan yang lewat," ulas Diara. Lalu, mendesah panjang."Oh, bisakah kita segera pergi ke lokasinya? Tak jauh dari sini, kan? Haris ada 2 moto
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Akankah Berhasil?

Beberapa Jam Sebelum PenangkapanDiara dan yang lain kembali ke markas. Baru saja, selesai mengobati luka Haris dan Sinta."Hei, ada apa dengan Tomi?" tanya Haris pada Sinta. Tomi nampak lesu. Duduk di sudut. Sementara, Diara membereskan kotak obat."Laki-laki yang hampir menabrak ku tadi adalah kekasih Ranti," bisik Sinta."APA?" Haris nyaris berteriak."Pelan kan suaramu!""Tunggu.. jadi.. Ranti selingkuh dari Tomi?""Aku juga tidak tahu. Tapi, dari pengamatanku.. sepertinya, laki-laki tadi adalah kekasih pertama Ranti.""Jadi.. Tomi yang menjadi selingkuhannya?""Hmm, sepertinya tidak juga.""Lalu, bagaimana ceritanya? Kau ini, kalau bicara jangan sepotong demi sepotong. Menjengkelkan sekali."Sinta berdecak kesal. Lalu, berdeham."Ini menurutku.. cinta Tomi bertepuk sebelah tangan. Dan, mereka sebenarnya tidak pernah ada hubungan. Hanya saja, Tomi menganggap Ranti menerima cintanya. Kau tahu, kan? Ranti itu sangat baik hati. Dia.. tidak tega untuk mengatakan pada Tomi, jika ia su
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Tidak Ada Ibu

2024Diara, Haris, dan Ranti saling berhadapan."Semuanya sudah berakhir, Bu. Kami.. berhasil menangkap Farel."Ranti tersenyum. Mendekati Diara. Menggenggam kedua tangannya."Kau sudah bekerja keras. Terima kasih, Diara.""Sekarang, Ibu bisa kembali ke sana dengan tenang. Jalani hidupmu yang sebelumnya hancur, karena laki-laki itu. Dan.. coba perbaiki hubunganmu dengan Nenek. Kau hanya perlu bersikap manis. Sesekali, makan bersama dengannya."Ranti mengangguk."Aku akan melakukan itu."Mata Ranti berkaca-kaca. Memeluk Diara."Maafkan Ibu, Diara. Selama ini, kau hidup dengan sangat tersiksa.""Tidak, Bu. Aku sudah cukup bahagia, bersama Bu Lia dan teman-temanku. Sampai jumpa di masa depan, Bu.""Kita bertemu lagi di masa kecilmu, ya? Ibu.. akan selalu ada di sampingmu sekarang."Setelahnya, Haris mengantarkan Ranti kembali ke masanya.Sekarang.. semuanya, akan baik-baik saja, kan?**"Ibu? Ibu? Di mana kau? Ibu?? Aku berhasil mengubahnya. Ibu?!"Diara berdiri di dapur, dengan terengah
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Sehidup Semati

1992Tomi tengah menggendong Diara, yang tengah menangis karena sakit. Badannya demam sudah 2 hari. Mengayun tubuhnya, agar Diara segera tertidur. Butuh kerja keras selama 20 menit, untuk membuat Diara tidur."Dia sudah tidur?" tanya Ranti. Baru saja selesai mencuci baju."Iya. Baru saja.""Berikan padaku."Diara terbangun, ketika Ranti menyentuh tangannya. Seketika, menangis. Tomi mulai mengayun tubuhnya lagi."Biar aku saja," kata Tomi.Ranti mendesah singkat."Maaf, jadi merepotkan mu.""Hei, dia juga anakku. Kenapa harus mengatakan seperti itu.""Tapi, tetap saja..""Ingat, Ranti. Dia adalah anakku. Bukan anak orang kaya itu. Jadi.. jangan pernah sebutkan nama itu di depan Diara atau di depanku. Kau mengerti?"Ranti mengangguk paham.Keduanya menikah, saat usia kandungan Ranti masih 10 minggu. Tomi bergegas memberitahu orang tuanya, untuk segera meminang Ranti. Namun, Tomi juga menjelaskan kondisi Ranti. Cukup terkejut dengan itu, tapi, Tomi menjelaskan dengan baik. Dengan berat
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Rencana Kedua

"Sudah berapa tahun kita tak bertemu?" tanya Haris. Duduk di sofa tunggal. Sementara, Tomi dan Diara duduk di sofa panjang. Di sebelah kirinya. "Entahlah. Mungkin sudah 30 tahun lebih? Sejak, kau menikah kita sudah tidak pernah bertemu," kata Tomi. Haris mengangguk. "Lalu, bagaimana kau tahu alamat rumahku? Apa.. kau memakai kekuatanmu menjadi Kepala Polisi, untuk melacak keberadaan ku?" Diara terbelalak. "Ayah, menjadi Kepala Polisi sekarang?" bisik Diara. "Oh.. Ayah belum cerita padamu?" "Wah.. keren sekali." Haris berdeham. Membuat Diara dan Tomi menatapnya. "Ah.. Diara yang memberitahu." Haris menatap Diara. "Dia.. anak Ranti?" Diara mendengus. Lalu, terkekeh. "Ayolah. Tidak perlu berpura-pura. Aku tahu.. kau mengingat semuanya." "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," kata Haris. "Kau masih ingin berbohong? Kau ingin aku percaya? Kau, tidak mengingat segalanya? Oh, Ayolah. Pertama kali, kau melihatku dan Ayahku tadi, kau tidak terkejut. Dulu kalian bersah
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status