"Cukup!" Rendi mengangkat satu tangannya. Dari tadi diperhatikan dan didengar, ia jengah juga karena Herni yang tidak pernah mau mengikuti keinginan Kendra.Padahal semua yang dikatakan Kendra benar adanya. Bukan hanya itu, Rendi tak cuma malas melihat tingkah Herni, ia juga kasihan melihat nasib Kendra yang kian hari kian mengenaskan. Meskipun tak memiliki hubungan darah, tetap saja Rendi pernah membesarkan Kendra, dekat layaknya ayah dan anak. Dan tentu saja seorang ayah tidak rela anaknya disakiti seperti sekarang."Ayah akan urus semua keperluan kamu ke Malaysia, Ken. Untuk ibumu, dia bisa menempati toko seperti yang kamu katakan. Tapi, Ayah tidak bisa mengawasi secara penuh karena kami tidak memiliki hubungan apapun." Menepuk pundak Kendra dan memberikan remasan disana. "Gapai segala mimpi yang kamu punya. Meski terlambat, rasanya itu lebih baik daripada tidak sama sekali."Kendra mengangguk. Matanya berkaca-kaca ketika Rendi menyebut dirinya sebagai 'ayah', hal yang sudah lama t
Terakhir Diperbarui : 2024-07-01 Baca selengkapnya