Naya bergegas membalikkan badan begitu mendengar pintu kamar mandi terbuka. Menampakkan Rendi yang tertegun menatap padanya. Bagaimana tidak, Naya yang tadinya mengenakan dress lengan pendek selutut, kini mengenakan gaun tidur yang sangat tipis. Saking tipisnya dari tempatnya berdiri Rendi bisa melihat ada yang menonjol. Mengintip. Di balik gaun merah menyala tersebut.Rambut panjangnya yang tadinya dikuncir kuda, kini dibiarkan tergerai. Bibirnya yang pun kini diolesi lipstik merah menyala. Mata yang dihiasi bulu-bulu lentik itupun mengerjap. Seakan menyeru Rendi untuk bergegas mendekat."Aku lihat di balkon ada banyak makanan. Aku yakin itu semua kamu persiapkan untukku, Mas," tutur Naya seraya mendekat. Melangkah dengan anggun mendekati sang suami yang masih saja betah tertegun disana. Seakan tubuh Rendi terpaku. Sehingga tak sanggup bergerak apalagi lari dari jangkauan Naya."Mas," panggil Naya. Sembari melingkarkan tangannya di tengkuk Rendi. Ia memiringkan kepalanya. Tersenyum,
Kendra tersenyum masam. Mengingat panggilannya kepada Rendi, yang diabaikan begitu saja. Padahal ia benar-benar butuh sosok Rendi tadi malam. Menikah secara mendadak tentu saja tidak ada di dalam pikiran Kendra. Mau meminta pendapat kepada ayah kandung pun tiada guna karena mereka tidak pernah dekat.Hanya sekedar sapa saja. Tidak pernah lebih dari itu karena Kendra dari dulu memang tidak terlalu peduli dengan sosok Randi, yang selama ini diketahui sebagai paman. Sehingga ia melabuhkan pilihan pada Rendi, tapi bukannya pendapat yang didapat tapi suara ….Kendra menggeleng. Ia paham betul itu apa dan mengerti apa yang tengah terjadi. Lagipula Rendi pun sudah memberi tau tujuannya ke kota untuk baby moon. Tidak pun, Rendi dan Naya adalah pasangan suami-istri, dan tentu saja kesana lah mereka akan bermuara.Helaan napas panjang pun keluar dari hidung Kendra. Semalam baru selesai menikah dan pagi ini adalah pagi pertamanya sebagai suami Lisa. Sebagai suami dengan istri yang hamil muda dan
Sedikit mundur ke belakang tubuh Rendi, ketika suaminya itu menggenggam tangannya dan bergerak seakan meminta Naya agar bergeser. Bersembunyi di belakang punggungnya agar Herni tidak bisa menjangkau apalagi menyakitinya. Ketika Kendra membawa Herni turun dari lantai dua toko.Wajah wanita itu tampak kusut. Matanya cekung dan rambut yang acak-acakan. Persis seperti orang yang tidak lagi memiliki akal sehat, meski Kendra mengatakan ibunya hanya stress biasa."Masyy!" pekik Herni, meski suaranya tidak terlalu terdengar, ia menghentak tangan Kendra dan melepaskan diri. Mengejar dan mendekati Rendi yang tidak tidak jauh darinya. Kondisi kaki kanannya yang tak bisa lagi menjalankan tugas seperti biasa, tentu saja membuat Herni berlari tertatih. Bertumpu pada kaki kirinya dan berusaha menjangkau menggunakan tangan kirinya.Namun, sebelum tangan Herni berhasil menjangkaunya, Rendi sudah menghindar. Menggeser posisinya dan Naya secara bersamaan."Masyy, au indu," lirihnya Bersimpuh di depan Re
Kehidupan Naya berubah semenjak ada janin kembar yang ada di dalam kandungannya. Perubahan yang paling signifikan adalah mood Naya yang naik-turun. Dia bisa sedih tanpa sebab, yang membuat Naya sendiri merasa kebingungan.Untunglah Rendi sudah paham itu adalah bawaan ibu hamil. Saat Naya sedih karena hal sepele, dia sudah paham kalau itu masalah ketidakseimbangan hormon yang biasa dialami oleh para ibu hamil.Belum lagi masalah ngidam. Untuk yang satu itu, Rendi harus menuruti keinginan Naya yang aneh-aneh.“Maaf ya, Mas, kalau aku bikin Mas marah,” ucap Naya pada Rendi sambil menangis terisak.Rendi langsung memeluk Naya untuk menenangkan perasaan istrinya. “Tenang, Sayang. Aku nggak marah kok. Aku tahu ini bawaan ibu hamil. Yah, walau permintaanmu ini sedikit nggak wajar sih.” Rendi meringis.Yang membuat Naya sampai menangis itu adalah karena dia merasa permintaannya pada Rendi sedikit keterlaluan. Tapi, karena dia sedang ngidam, mau tidak mau, Rendi harus menuruti keinginan Naya u
Kebahagiaan seperti apa yang dicari orang di dunia ini, sudah ditemukan Naya dan Rendi. Bertemu dan merajut kasih diantara kesakitan Naya, dibuang dan diacuhkan oleh suaminya sendiri.Tidak ada kasih sayang yang si dapat, hanyalah umpatan dan tuduhan dari kesalahan yang tidak dia lakukan sama sekali. Semua derita tersebut didapat Naya dari sosok sang ayah, yang amat sangat disayangi. Namun, sang ayah itu pula yang membuatnya hancur hingga titik terendah.Pernikahannya dengan Kendra memang tetap berlangsung, tapi hanya ada air mata dan kesedihan yang ada disana. Dan semuanya sirna sejak Naya dekat dengan Rendi, mertuanya sendiri. Rendi yang memberikan seluruh kebahagiaan yang dicari Naya selama ini.Rendi pula yang mencintai dengan tulus, hingga bahagia itu datang secara abadi. Kini Naya telah dikaruniai dua bayi kembar yang sangat menggemaskan. Sungguh sempurna bahagia yang dia rasakan saat ini dan tidak pernah menyangka sedikitpun DICINTAI AYAH MERTUA, sehingga menghapus semua duka i
Ratna Marsdian, seorang wanita berusia 30 tahun. Dia sudah menikah dengan Yandi, suaminya yang kini berprofesi sebagai sopir truk.Jarang pulang otomatis Ratna juga jarang mendapatkan kasih sayang dari sang suami. Bukan hanya sering ditinggal pergi saja, mereka yang menikah atas perjodohan tentu saja belum mampu menumbuhkan benih-benih cinta di hati mereka masing-masing. Hutang budi yang terjadi di antara kakek mereka di masa lalu membuat Ratna dan Yandi harus menikah. Sedangkan saat Perjodohan itu dilakukan Yandi memiliki seorang kekasih.Memang tak gadis, melainkan seorang janda dari desa sebelah. namun demi mengikuti keinginan sang kakek agar mendapatkan truk, Yandi rela menikahi Ratna.Sayangnya dua tahun pernikahan mereka belum pernah sekalipun Yandi mencicipi bagaimana tubuh Ratna. Selain karena tidak ada cinta di antara mereka, kekasih Yandi, Risa pun tidak memberikan restu atas pernikahan tersebut.Cinta Yandi yang begitu besar dan buta pula, tentunya mengikuti keinginan Risa.
Ingin rasanya Ratna mengumpat sekuat tenaga mendengar penuturan sang kakek beberapa saat yang lalu. Pria tua yang kini berusia 70 tahun tersebut mengatakan akan membagi warisan dalam waktu dekat, namun sialnya Ratna tidak akan berada di daftar penerima warisan karena hingga detik ini dia tidak kunjung memiliki anak. Itu artinya tidak ada cicit yang akan meneruskan sawah atau ladang yang akan dibagikan nanti.Tentu saja Ratna tidak menerima hal tersebut karena setahunnya sawah dan ladang itu dibeli oleh kedua orang tua kandungnya, sedangkan cucu yang lain hanya nebeng nama saja. Bekerja mengurus ladang selama ini.Kenapa harus dirinya yang harus dipersulit untuk mendapatkan ladang tersebut? Tentunya Ratna geram, tapi tidak mampu berbuat apa-apa. Dia mengakui kalau selama ini tidak terlalu pandai dalam urusan ladang maupun sawah. Meskipun demikian, jika belajar tentu saja nanti akan bisa menguasainya.Sayang sekali pria tua itu tidak mengizinkan Ratna untuk melakukan hal tersebut. Bagin
"Rafki," guman Ratna begitu Ajeng meninggalkan mereka berdua. Wanita itu menyusul Doni untuk menjemput barang-barang pindahan mereka yang ada di depan gang.Gang yang ada di kontrakan mereka tidak bisa dilalui oleh mobil, jadi terpaksa Ajeng membantu sang suami untuk mengangkat seluruh barang yang ada. Beruntung Ratna akhirnya mau juga menjaga Rafki sejenak, karena memang tetangga lain tidak ada di rumah siang-siang seperti saat ini.Mereka semua rata-rata bekerja sebagai seorang pedagang, otomatis pagi-pagi sekali sudah berangkat untuk mencari nafkah. Sedangkan Ratna hari ini tidak berjualan karena moodnya sudah keburu hancur mendengar penuturan sang kakek dari via panggilan beberapa saat yang lalu. Semalam Yandi juga pulang dan mengajaknya beradu argumen sehingga semakin malas saja rasanya Ratna keluar dari rumah. Ada uang Rp300.000 titipan dari Yandi semalam, itu rencananya yang akan Ratna gunakan untuk hidup dua hari kedepan, karena rasanya dia masih malas berbelanja ke pasar menc
Kakeknya Ratna mengangkat satu tangannya, meminta Ratna dan Doni untuk diam. Menyerahkan semuanya kepada dirinya sebagai bentuk bukti bahwasanya dia mampu dan sanggup menerima Doni sebagai suaminya Ratna dan mengakhiri segala penderitaan yang selama ini telah dirasakannya."Kami memiliki rumah yang tak jauh dari sini. Jika berkenan silahkan mampir untuk bersilaturahmi. Dan asal kamu tahu, cucuku ini tinggal di sini bukan karena rumah ini merupakan tempat satu-satunya yang bisa mereka tinggali. Namun Ratna memilih angkat kaki dari rumah karena aku tidak merestui hubungannya dengan Doni yang lumpuh.Karena besarnya cinta yang dimiliki Ratna dia rela membuangku dan meninggalkan rumah mewahnya hanya membawa beberapa barang serta kendaraan saja untuk mengangkut seluruh keluarganya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena Ratna keras dengan keputusannya dan tidak bisa diganggu gugat sama sekali. Seharusnya sebagai orang yang memiliki tahta yang lebih tinggi daripada kalian akulah yang melaran
"Kesempatan kedua, apakah tadi kamu bertemu dengan kakek?" Doni menoleh ke arah Ratna yang kini duduk di sampingnya.Ratna menganggukan kepalanya. "Tepat di depan gang rumah kakek menghadang jalanku dan memohon agar memberitahu di mana kita tinggal. Aku rasa itu hanya bualan kakek semata, aku tidak yakin dia tidak mengetahui di mana kita. Jika kakek sudah sampai di sana itu artinya dia sudah mengetahui kalau di sinilah kita tinggal untuk sementara waktu.""Kenapa kamu tidak mau memberi kesempatan kepada kakek sedangkan dia melakukan ini semua demi kebaikan kamu? Wajar jika kakek ingin memberikan hal yang sempurna padamu dan memintaku menjauh semua semata-mata beliau lakukan pasti karena menyayangi kamu dan tidak ingin kamu susah di masa depan nanti.""Aku tahu itu tapi, rasanya aku belum bisa menerima hal tersebut karena aku tidak pernah menuntut kamu untuk menjaga laki-laki sempurna ketika mendampingiku. Kakek seharusnya mengetahui bahwasanya aku ini sangat mencintaimu jadi sangatlah
"Hai apa kabar saudara kembarku?" sapa Danis mendekati Doni. Dia tidak tahan tidak mencari tahu siapa sosok dua anak kecil yang kini berada di depan saudara kembarnya itu.Doni yang sedang sibuk memperhatikan kedua anaknya menoleh ke arah pintu masuk. bBetapa dia terkejut mendapati keberadaan Danis di sana. Dia tidak menemukan kata untuk membalas sapaan Danis karena benar-benar tidak menyangka Danis bisa menemukan keberadaannya hanya dalam kurun waktu satu malam saja.Danis semakin mendekat dan berkacak pinggang tepat di samping Doni."Aku tidak perlu bertanya siapa mereka karena dari wajah dan semua yang ada pada mereka sangatlah mirip dengan kita berdua. Aku curiga mereka merupakan anakku bukan anakmu karena …""Jangan coba-coba mengacaukan rumah tanggaku dan Ratna. Karena istriku berbeda dengan Ajeng. Dia tidak mudah melakukan hubungan dengan pria manapun, buktinya hingga detik ini, meskipun aku sudah lama menghilang dia masih sendiri . Mencari keberadaanku, tidak ada sedikitpun n
Ratna bersimpuh di hadapan Doni dan menatap kedua anaknya secara bergantian. "Terkadang bukan hanya kesempurnaan yang merupakan sebuah kebahagiaan melainkan kebersamaan. Apapun kekuranganmu asalkan kita selalu berkumpul bersama rasanya itu bukanlah sebuah masalah dan aku yakin keberadaan kami bisa mendorongmu untuk sembuh. Tidak ada penyakit di dunia ini yang tidak bisa disembuhkan aku yakin Tuhan bisa memberikan itu semua untukmu. Asalkan kita mau berusaha dan berdoa lebih kuat lagi," tuturnya menenangkan hati Doni yang sempat ingin mundur.Memiliki istri yang begitu cantik dan sempurna tentu saja menghadirkan rasa rendah diri di hati Doni, terlebih lagi kedua buah hatinya yang begitu cantik dan tampan, sangat menggemaskan.Doni hanya mengangguk pelan menerima semangat dari sang istri dia berharap Tuhan menjabah doa Ratna agar dia bisa bekerja seperti dulu menafkahi istri dan anak-anaknya."Kamu tahu Mas, diantara barang-barang ini masih ada barang-barangmu. Aku tidak pernah mengusik
Risa juga tidak mengenal siapa sosok Ajeng yang dipertanyakan Danis kepadanya. Sebagai orang yang belum pernah bertemu dengan Ajeng tentu saja Danis mempercayai segala perkataan Risa, dia juga tidak mungkin mengatakan bahwasanya Ajeng itu merupakan selingkuhan Yandi yang baru sehingga dia menyerah dan berhenti mencari keberadaan istri dari adiknya tersebut padahal dia sudah sangat merindukan sang buah hati.Meskipun kini Danis sudah menikah dengan asisten rumah tangganya sendiri dan sudah memiliki buah hati yang baru tetap saja dia masih membutuhkan Rafki. Dia masih merindukan sosok anak yang lebih dahulu dia miliki bersama Ajeng, meskipun Rafki terlahir karena hubungan di luar nikah tetap saja Rafki itu merupakan darah dagingnya sendiri."Jadi sekarang kamu ingin menuntut balasan atas semua yang Mama berikan kepadamu? Kamu menuntut kasih sayang begitu?" Ibunya Doni tertawa. "Kalau memang itu yang kamu inginkan tolong kembalikan segala fasilitas yang telah kamu nikmati selama ini, tol
"Kamu yakin dengan ini semua?" Doni menahan pergelangan tangan Ratna, mencegah istrinya itu untuk turun dari mobil. Meskipun Ratna sudah kokoh dengan pendiriannya, tapi tetap saja Doni merasa rendah diri. Takut sang kakek malah berpikir bahwasanya dia berusaha kembali mendekat dan meracuni pikiran Ratna agar bisa menampung hidupnya yang kini tak lagi sempurna.Ratna menarik kedua sudut bibirnya, menganggukan kepala. Hatinya telah mantap untuk melangkah, membawa Doni menuju masa depan yang lebih baik. Dia tidak peduli dengan siapapun nantinya. Entah itu sang kakek atau bahkan semua orang di dunia ini mencegah mereka untuk menjadi pasangan suami istri kembali..Ratna tidak peduli karena di matanya Doni merupakan satu-satunya tumpuan hidup untuk mendampinginya dalam membesarkan kedua buah hati mereka."Aku tidak akan pernah peduli lagi dengan mereka semua. Sama seperti mereka yang tidak peduli dengan perasaan kita. Jadi kamu tidak perlu khawatir, Mas. Semuanya akan baik-baik saja dan per
Egois. Begitulah penilaian Ratna terhadap keluarganya maupun keluarga Doni. Jadi untuk apa lagi mereka memiliki keluarga jika seperti itu kenyataannya. Sumpah demi apapun, Ratna tidak bisa memaafkan sang kakek..Ini kali kedua menorehkan luka di hatinya hanya karena Doni tidak bisa berjalan. Sang kakek mengatakan bahwasanya sampai detik ini belum memiliki informasi apapun tentang keberadaan Doni. Nyatanya sang kakek sudah meminta Doni untuk menjauhinya dan tidak mencoba untuk mencari keberadaannya lagi. Seperti inikah cara manusia berpikir? Sang kakek meminta Doni menjauh karena dia sudah lumpuh. Kedua orang tua Doni memintanya menjauh karena merasa dia hanyalah seorang gadis desa yang tidak memiliki apa-apa, sungguh kenyataan yang begitu miris tapi, begitulah adanya."Sekarang aku ingin bertanya kepadamu, Mas. Apa yang akan kamu lakukan dan apa yang harus aku lakukan untuk rumah tangga kita? Jika meminta berpisah maaf aku tidak bisa," tutur Ratna pada Doni yang tengah memeluk Alya. G
"Tidak, ini tadi Mami kelilipan nyamuk makanya seperti ini.""Ooo." bibir mungil Alya membulat sempurna, dia juga menganggukan kepalanya hingga rambutnya yang sedang berdiri, di kepang dua ikut bergerak.Ratna mengusap pipi Alya. "Kamu benar-benar anak yang manis dan perhatian," ucapnya memaksakan senyuman agar Alya tak khawatir padanya. "Kamu persis seperti ayahmu. Pria yang begitu baik dan lembut. Tuhan bolehkah aku menuntutMu sekarang, mempertemukan kami dengannya?" sambung Ratna dalam hati.Tujuan mereka datang ke lapangan bola tersebut untuk melihat wahana permainan tapi, nyatanya malah membuat kedua buah hatinya merasa iri melihat anak-anak yang lain didampingi kedua orang tuanya. Ingin rasanya Ratna berteriak menuntut keadilan untuk dirinya dan kedua buah hatinya agar mereka juga bisa merasakan kebahagiaan yang begitu sempurna."Mami mau itu!" seru Bima tanpa menunggu Ratna terlebih dahulu, dia langsung berlari menuju ke arah penjual mainan. Bocah laki-laki tersebut sangat tert
“Itu tuduhan!” Bantah Yandi, meskipun benar apa yang istrinya itu katakan tapi, dia tidak ingin mengakui secara jujur bahwasanya tuduhan yang diajukan Risa merupakan sebuah kenyataan.“Percuma kamu mengatakan patahan seperti itu tapi, di mataku kamu itu sudah menghianati pernikahan kita. Sakit, namun karena aku dulu juga menyakiti hati Ratna jadi aku anggap ini semua sebagai karma atas perbuatanku di masa lalu.”Risa melanjutkan langkahnya menuju kamar, jika perdebatan dengan Yandi diteruskan yang ada dia akan bersedih lagi gara-gara merasa bersalah kembali atas dosa yang dia lakukan di masa lalu.Jujur saja saat ini dia menyesal merebut Yandi dari Ratna. Andai saja hari itu dia mendengarkan hati kecilnya untuk berhenti dan tidak melanjutkan hubungan dengan suami orang, Risa yakin ini tidak akan pernha terjadi padanya.Dulu Risa tidak takut hal ini terjadi ,tapi sekarang dia sangat ingin memutar waktu dan tidak mau memulai hubungan apapun dengan Yandi.***Yandi hanya bisa menembus ke