Sedikit mundur ke belakang tubuh Rendi, ketika suaminya itu menggenggam tangannya dan bergerak seakan meminta Naya agar bergeser. Bersembunyi di belakang punggungnya agar Herni tidak bisa menjangkau apalagi menyakitinya. Ketika Kendra membawa Herni turun dari lantai dua toko.Wajah wanita itu tampak kusut. Matanya cekung dan rambut yang acak-acakan. Persis seperti orang yang tidak lagi memiliki akal sehat, meski Kendra mengatakan ibunya hanya stress biasa."Masyy!" pekik Herni, meski suaranya tidak terlalu terdengar, ia menghentak tangan Kendra dan melepaskan diri. Mengejar dan mendekati Rendi yang tidak tidak jauh darinya. Kondisi kaki kanannya yang tak bisa lagi menjalankan tugas seperti biasa, tentu saja membuat Herni berlari tertatih. Bertumpu pada kaki kirinya dan berusaha menjangkau menggunakan tangan kirinya.Namun, sebelum tangan Herni berhasil menjangkaunya, Rendi sudah menghindar. Menggeser posisinya dan Naya secara bersamaan."Masyy, au indu," lirihnya Bersimpuh di depan Re
Kehidupan Naya berubah semenjak ada janin kembar yang ada di dalam kandungannya. Perubahan yang paling signifikan adalah mood Naya yang naik-turun. Dia bisa sedih tanpa sebab, yang membuat Naya sendiri merasa kebingungan.Untunglah Rendi sudah paham itu adalah bawaan ibu hamil. Saat Naya sedih karena hal sepele, dia sudah paham kalau itu masalah ketidakseimbangan hormon yang biasa dialami oleh para ibu hamil.Belum lagi masalah ngidam. Untuk yang satu itu, Rendi harus menuruti keinginan Naya yang aneh-aneh.“Maaf ya, Mas, kalau aku bikin Mas marah,” ucap Naya pada Rendi sambil menangis terisak.Rendi langsung memeluk Naya untuk menenangkan perasaan istrinya. “Tenang, Sayang. Aku nggak marah kok. Aku tahu ini bawaan ibu hamil. Yah, walau permintaanmu ini sedikit nggak wajar sih.” Rendi meringis.Yang membuat Naya sampai menangis itu adalah karena dia merasa permintaannya pada Rendi sedikit keterlaluan. Tapi, karena dia sedang ngidam, mau tidak mau, Rendi harus menuruti keinginan Naya u
Kebahagiaan seperti apa yang dicari orang di dunia ini, sudah ditemukan Naya dan Rendi. Bertemu dan merajut kasih diantara kesakitan Naya, dibuang dan diacuhkan oleh suaminya sendiri.Tidak ada kasih sayang yang si dapat, hanyalah umpatan dan tuduhan dari kesalahan yang tidak dia lakukan sama sekali. Semua derita tersebut didapat Naya dari sosok sang ayah, yang amat sangat disayangi. Namun, sang ayah itu pula yang membuatnya hancur hingga titik terendah.Pernikahannya dengan Kendra memang tetap berlangsung, tapi hanya ada air mata dan kesedihan yang ada disana. Dan semuanya sirna sejak Naya dekat dengan Rendi, mertuanya sendiri. Rendi yang memberikan seluruh kebahagiaan yang dicari Naya selama ini.Rendi pula yang mencintai dengan tulus, hingga bahagia itu datang secara abadi. Kini Naya telah dikaruniai dua bayi kembar yang sangat menggemaskan. Sungguh sempurna bahagia yang dia rasakan saat ini dan tidak pernah menyangka sedikitpun DICINTAI AYAH MERTUA, sehingga menghapus semua duka i
Ratna Marsdian, seorang wanita berusia 30 tahun. Dia sudah menikah dengan Yandi, suaminya yang kini berprofesi sebagai sopir truk.Jarang pulang otomatis Ratna juga jarang mendapatkan kasih sayang dari sang suami. Bukan hanya sering ditinggal pergi saja, mereka yang menikah atas perjodohan tentu saja belum mampu menumbuhkan benih-benih cinta di hati mereka masing-masing. Hutang budi yang terjadi di antara kakek mereka di masa lalu membuat Ratna dan Yandi harus menikah. Sedangkan saat Perjodohan itu dilakukan Yandi memiliki seorang kekasih.Memang tak gadis, melainkan seorang janda dari desa sebelah. namun demi mengikuti keinginan sang kakek agar mendapatkan truk, Yandi rela menikahi Ratna.Sayangnya dua tahun pernikahan mereka belum pernah sekalipun Yandi mencicipi bagaimana tubuh Ratna. Selain karena tidak ada cinta di antara mereka, kekasih Yandi, Risa pun tidak memberikan restu atas pernikahan tersebut.Cinta Yandi yang begitu besar dan buta pula, tentunya mengikuti keinginan Risa.
Ingin rasanya Ratna mengumpat sekuat tenaga mendengar penuturan sang kakek beberapa saat yang lalu. Pria tua yang kini berusia 70 tahun tersebut mengatakan akan membagi warisan dalam waktu dekat, namun sialnya Ratna tidak akan berada di daftar penerima warisan karena hingga detik ini dia tidak kunjung memiliki anak. Itu artinya tidak ada cicit yang akan meneruskan sawah atau ladang yang akan dibagikan nanti.Tentu saja Ratna tidak menerima hal tersebut karena setahunnya sawah dan ladang itu dibeli oleh kedua orang tua kandungnya, sedangkan cucu yang lain hanya nebeng nama saja. Bekerja mengurus ladang selama ini.Kenapa harus dirinya yang harus dipersulit untuk mendapatkan ladang tersebut? Tentunya Ratna geram, tapi tidak mampu berbuat apa-apa. Dia mengakui kalau selama ini tidak terlalu pandai dalam urusan ladang maupun sawah. Meskipun demikian, jika belajar tentu saja nanti akan bisa menguasainya.Sayang sekali pria tua itu tidak mengizinkan Ratna untuk melakukan hal tersebut. Bagin
"Rafki," guman Ratna begitu Ajeng meninggalkan mereka berdua. Wanita itu menyusul Doni untuk menjemput barang-barang pindahan mereka yang ada di depan gang.Gang yang ada di kontrakan mereka tidak bisa dilalui oleh mobil, jadi terpaksa Ajeng membantu sang suami untuk mengangkat seluruh barang yang ada. Beruntung Ratna akhirnya mau juga menjaga Rafki sejenak, karena memang tetangga lain tidak ada di rumah siang-siang seperti saat ini.Mereka semua rata-rata bekerja sebagai seorang pedagang, otomatis pagi-pagi sekali sudah berangkat untuk mencari nafkah. Sedangkan Ratna hari ini tidak berjualan karena moodnya sudah keburu hancur mendengar penuturan sang kakek dari via panggilan beberapa saat yang lalu. Semalam Yandi juga pulang dan mengajaknya beradu argumen sehingga semakin malas saja rasanya Ratna keluar dari rumah. Ada uang Rp300.000 titipan dari Yandi semalam, itu rencananya yang akan Ratna gunakan untuk hidup dua hari kedepan, karena rasanya dia masih malas berbelanja ke pasar menc
Tadi Ratna yang menawarkan Doni untuk makan malam di rumahnya, kini dia yang pusing sendiri karena belum memasak sama sekali. Entah dari mana ide gila itu muncul sampai-sampai dia menawarkan Doni untuk makan di rumahnya. Kini dia kesal setengah mati dan memaki diri sendiri berusaha mencari cara agar bisa menjamu Doni dan Ajeng untuk makan bersama. Alhasil Ratna memeriksa tempat penyimpanan yang biasa digunakan untuk meletakkan barang-barang dagangannya ketika tidak habis terjual.Dia menemukan beberapa butir telur dan cabai, Ratna menggoreng telur tersebut berbentuk mata sapi. Membuat sambal dan merebus sayur bayam. Memang menunya sangat sederhana, tapi Ratna yakin Doni dan Ajeng menyukai makanan yang dia suguhkan. Hanya telur dan sambal tentunya tidak membutuhkan waktu lama bagi Ratna untuk menyelesaikan acara memasaknya, buktinya tidak sampai setengah jam makanan sudah tersedia di meja makan yang ada di dapur, bertepatan dengan suara ketukan pintu diiringi dengan seruan Ajeng."Kata
"Menurut Mas mbak Ratna itu bagaimana?""Bagaimana apanya? Dari kemarin kamu mempertanyakan Ratna secara terus-menerus kepadaku. Aku curiga kamu memiliki sebuah rencana terselubung di belakangku." Sindir Doni begitu dia memasuki kamar. Dia melihat Rafki yang Sudah terlelap kembali dalam tidurnya, usai diberi ASI oleh sang ibu."Nggak ada maksud apa-apa, aku cuma ingin mempertanyakan pendapatmu tentang Mbak Ratna. Tidak lebih dari itu.""Tapi feelingku mengatakan tidak demikian.""Terserah Mas aja kalau menilaiku lebih dari penjelasan yang kuberikan tadi.""Bagaimana aku tidak menilaimu lebih dari penjelasan barusan, karena selama ini kamu memang tidak pernah mau menerimaku secara utuh di dalam hidupmu.""Jangan malah menyalahkanku atas kesalahan yang tidak pernah aku perbuat Mas, karena selama ini aku bukannya tidak menerima keberadaanmu di dalam hidupku, hanya saja aku tidak bisa memaksakan cinta itu agar tertuju padamu. Seperti yang kamu ketahui dari dulu aku tidak bisa melupakan di