Beberapa hari kemudian, Suara muntahan terdengar nyaring dari arah kamar yang saat ini di tempati oleh Kiara, Sarah yang mendengar bergegas menuju kamar wanita itu. Setibanya di sana, Sarah segera masuk ke dalam kamar mandi. Wanita itu membantu Kiara memuntahkan semua gejolak di perutnya. "S-sudah, Sarah," ujar Kiara, ia mengusap dan membersihkan bekas muntahannya yang ada di sekitar bibirnya. "Sepertinya kau sedang sakit, Kiara. Wajahmu pun terlihat sangat pucat, nanti sore sebelum kau berangkat ke airport—kita pergi ke rumah sakit terlebih dahulu," ajak Sarah, Kiara menggelengkan kepalanya. "Tidak mau, aku tidak apa-apa. Sarah," tolak Kiara. "Aku tidak menerima penolakan, Kiara. Kita mampir ke rumah sakit sebentar, baru kau boleh pergi meninggalkan negara ini. Jika kau tidak mau periksa, aku juga tidak akan memperbolehkanmu pergi," ancam Sarah, sebab sudah beberapa hari ini Kiara seperti itu, dan membuatnya merasakan kecurigaan. Kiara menghela nafasnya perlahan, "baiklah, kita
Last Updated : 2024-07-10 Read more