Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / Chapter 421 - Chapter 430

All Chapters of Kebangkitan Naga Perang: Chapter 421 - Chapter 430

455 Chapters

421. Walet Merah

Rendy berdiri di atas tebing kristal yang memancarkan sinar keemasan, memandang Negeri Langit yang terhampar di hadapannya. Pilar-pilar kristal menjulang megah, memantulkan cahaya matahari yang seolah menari di udara. Di kejauhan, sungai-sungai bercahaya mengalir lembut di antara awan-awan yang seperti kain sutra, menghadirkan suasana magis yang tak terlukiskan. Burung-burung langit dengan bulu bercahaya beterbangan, menyanyikan melodi lembut yang menyentuh hati.Namun, di balik keindahan itu, hati Rendy terasa berat. Ia memutar tubuhnya, memandang Naga Merah yang berdiri kokoh di samping Jessy dan Renata. Meski Naga Merah tetap gagah, tatapan matanya menunjukkan kelelahan.“Kalian semua harus kembali ke Khatulistiwa,” ucap Rendy dengan nada tegas yang tak terbantahkan.Jessy mengerutkan kening, sorot matanya penuh kebingungan. “Kenapa, Tuan Muda? Kami bisa membantumu di sini.”Rendy menggeleng perlahan, tapi matanya tetap tajam. “Empat Elemental Naga terluka parah. Mereka butuh waktu
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

422. Misteri Gunung Kabut Merah

Rendy melangkah memasuki wilayah Gunung Kabut Merah, dan seketika udara di sekelilingnya berubah drastis. Hawa dingin menusuk hingga ke tulang, sementara aroma lembap bercampur bau besi yang samar memenuhi udara. Kabut merah yang pekat menggantung seperti tirai raksasa, membatasi penglihatannya hingga hanya beberapa langkah ke depan. Setiap jejak yang ia tinggalkan di tanah terasa berat, seolah-olah bumi enggan melepaskannya.Tiba-tiba, suara gemerisik mengusik kesunyian. Rendy berhenti, jantungnya berdegup cepat. Tangannya erat menggenggam Pedang Kabut Merah, merasakan energi dingin yang merayap dari gagangnya. Dari balik kabut yang bergelombang, sesosok makhluk perlahan muncul. Seekor burung api raksasa, bulu-bulunya berpendar seperti bara yang bernyala, menguarkan hawa panas yang kontras dengan udara dingin di sekitar. Matanya, sepasang titik merah menyala, mengunci pandangan Rendy dengan kilatan ancaman yang tak terbantahkan.Teriakan melengking menggetarkan udara, membuat gendang
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

423. Serangan Walet Merah

Rendy melangkah dengan hati-hati, napasnya mengembus perlahan di udara yang semakin menusuk tulang. Hembusan angin malam menggigit kulitnya, membawa aroma logam dari darah naga kristal yang masih menempel di pedangnya. Jejak kakinya tertinggal samar di tanah berbatu yang tertutup embun beku saat ia akhirnya melewati gerbang giok merah. Namun, tak ada siapa pun di sana. Keheningan yang mencekam menyelimuti puncak Gunung Kabut Merah, hanya diselingi oleh suara dedaunan yang bergetar diterpa angin.Tiba-tiba, angin berubah liar, berputar dengan kekuatan yang tak wajar. Dari dalam kabut yang tebal, sebuah siluet meluncur seperti anak panah yang dilepaskan dari busur. Rendy merasakan firasat bahaya. Dengan refleks, ia mengangkat Pedang Kabut Darah, matanya memburu gerakan itu dengan saksama.Dari balik kabut, seorang wanita muncul dengan anggun namun mematikan. Jubah merah menyala membalut tubuh rampingnya, berdesir mengikuti gerakannya yang ringan seperti bulu angsa. Wajahnya pucat sepert
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

424. Menemui Patriark Zhu Long

Rendy melangkah semakin dalam ke puncak Gunung Kabut Merah. Setiap langkahnya terasa berat bukan karena kelelahan, tetapi karena ketegangan yang mencekik udara di sekelilingnya. Hembusan napasnya membentuk kabut tipis di udara dingin. Suara kerikil yang terinjak di jalan setapak berbatu menggema samar, tertelan dalam keheningan yang menyesakkan. Kabut merah berputar perlahan di sekelilingnya, berbaur dengan aroma tanah basah dan sesuatu yang lebih samar—seperti bau logam yang menyengat. Di tengah kabut yang semakin pekat, sebuah siluet muncul. Di depan altar kuno yang menjulang seperti monumen keabadian, berdiri sesosok pria berjubah hitam dengan sulaman emas berbentuk naga yang tampak seolah hidup di bawah cahaya remang. Patriark Zhu Long. Sorot matanya, tajam seperti kilatan petir di langit malam, menatap Rendy dengan ketenangan seorang dewa yang tak tergoyahkan. Aura yang dipancarkannya begitu menekan, membuat udara seolah bergetar. Rendy menarik napas dalam dan menekan rasa gen
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

425. Kekuatan Naga Merah

Udara di puncak Gunung Kabut Merah bergetar hebat. Tekanan energi Qi yang terpancar dari tubuh Patriark Zhu Long begitu luar biasa hingga menciptakan pusaran angin yang liar, menghempaskan debu dan batuan ke segala arah. Langit yang semula kelabu kini berpendar merah keemasan, seolah menyaksikan bentrokan dua kekuatan yang tak tertandingi.Rendy berdiri dengan kaki tertanam kuat di tanah yang retak. Napasnya tersengal, tapi tatapannya tetap tajam, penuh tekad. Pakaian yang melekat di tubuhnya berkibar liar, beberapa bagian telah terkoyak oleh badai energi yang berkecamuk. Rasa panas menusuk kulitnya, membuat keringat bercampur dengan darah dari luka-luka kecil yang mulai bermunculan di permukaannya.Tidak ada pilihan lain.Dengan rahang mengatup erat, tangannya meraih Giok Naga Merah yang tergantung di pinggangnya. Jari-jarinya menggenggam erat batu giok itu, merasakan denyut aneh yang bergetar dari dalamnya. Ia tahu risiko dari langkah ini, tetapi keraguan adalah kemewahan yang tak b
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

426. Informasi Tentang Zhang Wei

Debu dan pecahan batu beterbangan di udara, menciptakan badai serpihan yang berkilauan di bawah cahaya kemerahan senja. Udara terasa panas, sarat dengan sisa energi dahsyat yang masih menggema di antara tebing-tebing Gunung Kabut Merah. Dua sosok itu terhuyung, tubuh mereka terpental ke belakang akibat benturan kekuatan yang luar biasa.Rendy mengatur napasnya yang memburu, dadanya naik turun dengan berat. Lututnya sedikit goyah saat ia menancapkan Pedang Kabut Darah ke tanah, bilahnya bergetar, memantulkan cahaya merah seperti bara yang masih menyala. Tangannya berlumuran darah—entah dari luka sendiri atau dari pertempuran yang baru saja terjadi.Di seberangnya, Patriark Zhu Long berdiri dengan jubah hitam yang terkoyak di beberapa tempat, ujung kainnya berkibar tertiup angin yang mulai mereda. Matanya menyipit, menatap Rendy dengan pandangan tajam yang sulit ditebak. Sejenak, keheningan melingkupi puncak gunung. Hanya ada suara batu-batu kecil yang menggelinding dari tebing, terdoro
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

427. Dao Jimat Spiritual

Rendy berdiri tegak, matanya membara dengan keyakinan. "Aiden Lee adalah guruku!" suaranya menggema di dalam aula luas tempat mereka berdiri.Patriark Zhu Long, lelaki tua dengan janggut putih panjang yang menjuntai hingga dadanya, terdiam sejenak. Lalu, tiba-tiba ia meledak dalam tawa yang menggema, memenuhi ruangan. Suaranya berat, penuh ejekan. "Jangan mencoba menipuku, anak muda!" katanya sambil mengusap perutnya yang terguncang karena tawa. "Aiden Lee telah lama tiada, bahkan sebelum kau dilahirkan. Mana mungkin ia menjadi gurumu?"Tatapan Rendy tak goyah. Ia menarik napas dalam, lalu berkata dengan nada tegas, "Aku bertemu dengannya di Lembah Kultivator Hantu, tempat di mana Nisan Pedang Spiritual berada." Ia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya meresap ke dalam benak Zhu Long sebelum melanjutkan, "Aku bisa ke sana berkat patung Jade Dragon yang diberikan ayahku!"Mata Zhu Long menyipit. Keraguan masih membayangi wajahnya, tetapi ada kilatan rasa ingin tahu yang tak bisa ia
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

428. Keanehan Jade Dragon

Patriark Zhu Long tiba-tiba menghentikan langkahnya, matanya menatap tajam ke arah Rendy Wang. Wajahnya yang biasanya tenang kini terlihat mengerut, seperti membaca sesuatu yang luar biasa. "Aku merasakan adanya peningkatan energi Qi yang besar di dalam dirimu, Rendy Wang!" suaranya bergema tegas, menciptakan aura yang berat di sekeliling mereka.Di saat yang sama, Giok Naga Merah di tangan Rendy mulai bergetar hebat, seolah ada sesuatu yang mencoba melarikan diri dari dalamnya. Cahaya merah pekat memancar dari giok itu, menerangi ruangan dengan kilatan-kilatan menyilaukan. Tiba-tiba, seekor naga merah muncul dari dalam giok, mengamuk dengan raungan yang menggema hingga membuat lantai bergetar. Aura panas dan tekanan luar biasa melingkupi sekitarnya, membuat udara terasa berat dan mencekik."Apa yang terjadi? Kenapa Naga Merah mengamuk?" ucap Rendy yang juga mulai merasakan adanya energi besar yang menekan dirinya.Rendy merasakan liontin giok yang dikenakannya mulai memanas, bercahay
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

429. Kekacauan di Lembah Roh Kultivator

Ketika Rendy melangkah melewati portal, hawa panas langsung menyambutnya, menusuk kulit seperti bara api yang tersembunyi di udara. Langit di atas Lembah Roh Kultivator membara, bercampur dengan gumpalan awan hitam yang menggulung seperti pusaran amarah. Aroma logam terbakar bercampur dengan bau anyir menyengat, menusuk hidung dan membuat napasnya berat.Di sekelilingnya, pilar-pilar batu raksasa menjulang seperti penjaga kuno yang telah hancur termakan waktu. Beberapa di antaranya sudah runtuh, menyisakan pecahan yang berserakan di tanah retak. Aura Qi yang suram menguar dari setiap retakan, berdenyut perlahan seperti bisikan dari dunia arwah. Di tengah lembah yang kelam, Nisan Pedang Spiritual berdiri dalam kehancuran. Pedang-pedang besar yang tertancap di sekelilingnya banyak yang telah patah, dan di antara retakan yang merayap di tanah, kegelapan merembes keluar seperti kabut beracun.Rendy mengencangkan rahangnya dan melangkah lebih jauh. Matanya tajam, menyapu setiap sudut denga
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

430. Pedang Penakluk Iblis

Rendy melangkah perlahan, setiap jejak kakinya meninggalkan noda darah di tanah yang dingin dan lembap. Hawa di sekitarnya semakin menyesakkan, udara terasa berat seakan dipenuhi oleh ribuan jiwa yang merintih dalam penderitaan. Angin yang berdesir membawa aroma anyir darah dan kehancuran, membuat bulu kuduknya berdiri. Kabut hitam berputar-putar di sekelilingnya, menggeliat seperti makhluk yang baru terbangun dari tidurnya.Di hadapannya, nisan pedang tua menjulang, menandai tempat di mana Pedang Penakluk Iblis tersegel. Ketika ia mendekat, tanah bergetar hebat, dan dari dalam kabut yang semakin pekat, muncul sesosok bayangan yang dipenuhi aura mengerikan. Mata sosok itu bersinar merah menyala, penuh kebencian dan kehancuran.“Berhenti!” suara itu bergema, berat dan menekan, seperti ribuan pisau yang menghujam langsung ke dalam jiwa. “Kau pikir pedang ini bisa digunakan oleh manusia sepertimu, Rendy Wang?”Rendy mengatur napasnya yang tersengal, tangannya mengepal kuat. Darah mengali
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more
PREV
1
...
414243444546
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status