Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Kebangkitan Naga Perang: Chapter 281 - Chapter 290

456 Chapters

281. Kultivasi Ganda

Dalam remang kamar yang masih dibalut aroma bunga mawar lembut, Rendy membuka matanya. Sebuah sensasi aneh menyelubungi tubuhnya—ringan, seperti ada angin sepoi yang mengangkatnya dari dalam. Namun, jauh di bawah kulitnya, sebuah kekuatan membara. Aliran Qi yang begitu deras seakan-akan mendesak setiap nadinya untuk meluap. Ia memijat pelipis, mencoba memahami apa yang tengah terjadi."Apa ini? Energi sebesar ini… dari mana datangnya?" pikirnya, dadanya naik-turun seiring dengan usaha mengontrol napasnya.Sebuah suara menggema di belakangnya, lembut dan sedikit serak. "Tuan Muda? Ada apa? Anda terlihat berbeda…" Clarissa, dengan rambutnya yang masih berantakan dan mata yang memancarkan rasa ingin tahu, menatapnya sambil bersandar pada bantal.Rendy berbalik, matanya menangkap kecantikan Clarissa yang tak teredam meski dalam keadaan tidak rapi. Ada sesuatu yang membingungkan dalam pikirannya. Bagaimana seseorang seperti Clarissa, yang dulu menjadi musuh bebuyutannya, kini berada di sis
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

282. Menembus Ranah Gold Core

Malam pertama di mansion mewah itu membawa keheningan yang sempurna bagi Rendy. Ia memasuki ruangan yang ia pilih, sebuah kamar dengan dinding kaca besar yang menghadap ke taman bambu yang tertata rapi. Cahaya bulan menyusup lembut melalui celah tirai, menciptakan bayangan samar di lantai marmer. Di tengah ruangan, ia meletakkan liontin giok dan patung Jade Dragon di sebuah meja rendah berlapis kayu mahoni. Energi spiritual dari dua benda itu seolah menggetarkan udara di sekitar.Rendy duduk bersila di atas alas meditasinya. Napasnya teratur, mengiringi aliran Qi yang bergerak melalui jalur meridiannya. Di dalam tubuhnya, energi itu seperti sungai yang penuh, mengalir deras tetapi tetap terkendali. Ia memusatkan pikirannya pada inti dantiannya, tempat energi spiritual berkumpul.Qi di dalam tubuhnya mulai menyatu dengan energi liontin giok. Liontin itu memancarkan cahaya lembut kehijauan yang meresap ke kulit Rendy, menghangatkan tubuhnya seperti mentari pagi. Ia membentuk segel tanga
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

283. Bantuan Clarissa

Rendy berjalan mendekat, postur tubuhnya santai namun tatapannya penuh arti. "Aku membutuhkan waktu lebih lama di sini," ucapnya dengan nada mantap. "Namun ada satu syarat—kau harus tetap menemaniku, Clarissa."Clarissa mengangkat alisnya, ragu sejenak. "Mengapa, Tuan Muda? Bukankah lebih baik aku memberikanmu privasi untuk berkultivasi?" tanyanya, meski dalam hatinya ada sedikit antisipasi.Rendy menatapnya lekat, lalu mengembuskan napas perlahan. "Aku sudah menyadari sesuatu, Clarissa. Qi yang melimpah dalam tubuhku... itu berasal dari hubungan kita. Kultivasi Ganda. Aku tidak pernah menduganya, tapi efeknya sangat besar. Dan aku berpikir... kita bisa melakukannya lagi."Wajah Clarissa merona, tetapi senyum kecil muncul di sudut bibirnya. "Tuan Muda tahu caranya membuat permintaan yang sulit ditolak," ujarnya setengah bercanda. Ia melangkah mendekat, aroma lembut melati dari rambutnya menguar. "Aku juga mendapatkan banyak manfaat dari Kultivasi Ganda ini. Jika itu yang Tuan Muda ing
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

284. Teleportasi Kultivasi

Pagi itu, Rendy berdiri di ruangan meditasi Safe House dengan patung Jade Dragon di tangannya. Patung itu berpendar lembut, memancarkan energi spiritual yang berdenyut seperti napas hidup. Clarissa berdiri di belakangnya, memperhatikan dengan rasa khawatir yang samar.“Kau masih yakin ingin melakukannya sekarang, Tuan Muda?” tanya Clarissa lagi untuk memastikan, suaranya mengandung nada ragu. “Teleportasi kultivasi bukan teknik sembarangan. Jika energimu tidak stabil, kau bisa terjebak di dimensi perantara.”Rendy mengangguk mantap, matanya tidak meninggalkan patung di tangannya. “Aku tidak punya waktu untuk perjalanan panjang. Nisan Pedang Spiritual di Lembah Roh Kultivator adalah kunci kekuatanku berikutnya. Dengan energi Qi berlimpah ini, aku yakin bisa mengendalikan teleportasi ini. Lagian, aku sudah pernah melakukannya sekali saat mengaktifkan Nisan Pedang Spiritual Guang Yu."Clarissa menggigit bibirnya, lalu menyerahkan sebuah jimat kecil. “Kalau begitu, bawalah ini. Jika kau m
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

285. Ancaman Pedang Spiritual Lao Jin

Langit di atas Lembah Roh Kultivator mendung kelabu, seolah menekan suasana mencekam yang menyelimuti tempat itu. Suasana yang sama sekali tidak diduga oleh Rendy, karena sebelumnya Lembah Roh Kultivator sangat bersahabat dengannya saat ia mengaktifkan Nisan Pedang Spiritual Guang Yu."Apa yang sedang terjadi pada lembah ini? Kenapa aku merasakan energi kegelapan yang sangat jahat di sini?"Ribuan Nisan Pedang Spiritual hanya terdiam kaku, tampak satu Pedang Spiritual yang bercahaya dan bergetar hebat, membuat Rendy penasaran mendekatinya walaupun terasa olehnya ada penghalang kuat yang menahannya untuk mendekati Pedang Spiritual ini."Aku harus mendekati Nisan Pedang Spiritual ini!" tekadnya dalam hati sehingga ia terus mengerahkan energi Qi untuk melawan kekuatan energi besar yang menghalang dan mendorongnya mundur.Di depan Rendy, Pedang Spiritual Lao Jin bergetar liar, menciptakan suara mendesing seperti jeritan roh yang tak tenang. Aura merah darah mulai merembes keluar, merayap
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

286. Teknik Pembantaian

BOOOM!Cahaya merah itu menghantam tanah di depan Rendy dengan dentuman dahsyat, menciptakan gelombang kejut yang mengguncang seluruh lembah. Debu dan pecahan batu beterbangan, membuat Rendy terhuyung meski dia sudah bersiap. Uhuk!Tak kuasa menahan gelombang energi yang dasyat membuat Rendy luka dalam dan memuntahkan darah segar dari mulutnya.Saat debu mereda, sebuah sosok tinggi muncul dari pusaran aura merah yang membara di sekitar Pedang Spiritual Lao Jin. Sosok yang semula hanya berupa pusaran merah perlahan-lahan berwujud seperti manusia.Pria itu mengenakan jubah panjang berwarna hitam dengan pola merah menyerupai darah yang mengering. Matanya bersinar keemasan, menusuk seperti belati yang menguliti jiwa. Wajahnya keras dan tanpa ekspresi, tapi ada keganasan yang menguar dari setiap gerakannya. Dia adalah Lao Jin, pemilik Pedang Spiritual yang telah lama menjadi legenda."Penguasa Nisan Pedang Spiritual? Aku tidak melihat sesuatu yang istimewa darimu," kata Lao Jin dengan suar
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

287. Perlawanan Rendy

Ketika debu mulai mengendap, cahaya kemerahan dari aura Pedang Spiritual Lao Jin berangsur meredup, meninggalkan retakan di tanah yang berkilau seperti bara api. Sosok Rendy berdiri di tengah puing-puing, tubuhnya penuh luka, tetapi matanya menyala dengan tekad yang tak pernah surut. Energi Qi-nya berdenyut liar, nyaris tak terkendali, namun justru itu yang memberinya kekuatan untuk bertahan. Di hadapannya, Lao Jin tersenyum samar. Bukan senyum kekalahan, tetapi senyum penghormatan yang tipis—hampir seperti pengakuan terhadap keberanian lawannya. "Menarik... Aku pikir kau hanya seorang bocah yang terlalu berani dan sampah kultivasi untuk mendekati pusaka ini. Tapi tampaknya kau memiliki potensi yang lebih besar dari yang kuduga," ujar Lao Jin dengan suara rendah, namun masih penuh tekanan."Cuih! Kamu akan melihat kemampuanku yang lain yang akan mengalahkan kesombonganmu!" kata Rendy sambil memuntahkan darah segar lagi."Hahaha ... aku suka semangatmu! Kalau Kau tidak mati maka aka
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

288. Tantangan Terakhir

Lao Jin bergerak dengan kecepatan yang hampir mustahil diikuti mata. Dalam sekejap, dia sudah berada tepat di depan Rendy, pedangnya terangkat tinggi. Rendy hanya punya waktu sepersekian detik untuk mengangkat pedangnya sebagai pertahanan.CLANG!Benturan itu membuat udara di sekitarnya bergemuruh. Kekuatan Lao Jin seperti gunung yang menghantam, membuat kaki Rendy terperosok ke dalam tanah hingga lutut. Rasa sakit menjalar ke seluruh lengannya, tetapi dia tidak melepaskan pedangnya."Hebat, kau mampu menahan seranganku yang pertama," ejek Lao Jin, matanya bersinar tajam. "Tapi bagaimana dengan ini?"Dia memutar pedangnya dalam gerakan melingkar, menciptakan pusaran angin bercampur aura merah yang tajam seperti pisau. Rendy terlempar ke udara, tubuhnya menghantam batu besar sebelum dia jatuh ke tanah dengan keras.Darah mengalir dari sudut bibirnya, tapi Rendy memaksa dirinya bangkit. Napasnya berat, tubuhnya penuh luka, namun matanya tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Dia mengang
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

289. Penguasa Pedang Spiritual Lao Jin

Belum sempat Rendy mencabut Pedang Spiritual Lao Jin, pedang ini bergetar hebat lagi.Saat seberkas cahaya merah dari Pedang Spiritual Lao Jin memasuki tubuh Rendy, rasa sakit yang luar biasa segera menyerangnya. Energi Qi Pembantaian yang ganas mengalir liar dalam meridian-meridiannya, seolah-olah hendak merobek tubuhnya dari dalam. Setiap napas yang diambilnya terasa seperti menghirup bara api, dan pandangannya mulai kabur oleh kilasan-kilasan Teknik Pembantaian milik Lao Jin—jurus-jurus yang penuh dengan kekejaman dan kehancuran.Rendy jatuh berlutut, menggenggam dadanya dengan erat. Napasnya tersengal-sengal, dan pandangannya berpendar. Dalam pikirannya, kilasan-kilasan jurus yang kejam dan sadis—Teknik Pembantaian—berkelebat seperti mimpi buruk.Dia melihat Lao Jin berdiri di atas gunung mayat, setiap tebasannya membawa kehancuran, setiap serangannya meninggalkan jejak darah. Teriakan-teriakan dari korban Lao Jin menggema di telinganya, membuatnya bergidik ngeri.Namun, di balik s
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

290. Semalam Bersama Clarissa

Clarissa langsung memeluk Rendy begitu pria ini keluar dari portal Jade Dragon, sambil matanya berkaca-kaca menahan air mata yang mulai menetes membasahi wajahnya yang cantik jelita."Syukurlah Tuan Muda baik-baik saja! Aku sempat khawatir saat portal dari Jade Dragon menghilang dan merasakan aura tak sedap di kamar ini."Rendy balas memeluk erat-erat tubuh tinggi semampai Clarissa yang terasa hangat di tubuhnya. Sambil membelai rambut Clarissa, Rendy berkata lembut, "Hei ... aku sudah kembali. Jangan menangis lagi ya."Bibir Rendy langsung menyentuh bibir ranum merah Clarissa dan melumatnya tanpa ampun, tapi gadis ini tidak menolak sama sekali, bahkan membalas dengan lebih agresif sambil memeluk Rendy lebih erat lagi.Tanpa terasa keduanya sudah tampak polos tanpa pakaian sama sekali dengan pakaian yang berserakan di mana-mana sementara kedua insan ini masih sibuk bergelut di atas tempat tidur dan memadu kasih dengan rasa cinta yang mendalam.Wajah Rendy tampak terbenam di belahan bu
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
46
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status